Rahasia Percaya Diri PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 12

EBOOK EDISI KHUSUS

Edisi Khusus Bagi


tukang Kritik

RAHASIA
PERCAYA DIRI
8 Tips Rahasia dari Pakar Parenting
TIMOTHY 
Ebook ini di buat dalam rangka memperlengkapi pengetahuan
siapa saja yang berminat akan pendidikan karakter. Dan materi
ini merupakan sebagian kecil materi yang dipraktekan dan
diajarkan dikelas Building Professional Counselor (BPC) yang
diadakan oleh pendidikankarakter.com.

Bagi yang ingin merasakan langsung:


1. Belajar Tehnik yang Membentuk Anda menjadi Konselor
Profesional & Hebat.
2. Belajar Menangani Masalah Psikologi Anak hingga Dewasa.
3. Mengetahui Akar Masalah LUKA BATIN Anak, remaja dalam
Keluarga
4. Real Studi Kasus terkini (pelecehan, kekerasan, Bully, dll)
5. Penyebab dan Cara atasi Depresi Anak dan Dewasa
6. Pelajaran tentang Psikosomatik dan masih banyak lagi

Program pelatihan ini akan membuat anda menjadi Konselor


Profesional & Hebat, yang mampu menangani masalah
psikologis dari anak hingga orang dewasa.
Lebih dari 30 jam, kita akan belajar serta mengurai masalah yang
terjadi saat-saat ini, konfilk anak,orangtua dan guru.
Kelas ini eksklusif hanya untuk 42 peserta
Contact Person & Info: 082301008877

Untuk mendapatkan info tentang BPC anda bi cek di website


pendidikankarakter.com dimenu BPC.
Melalui pelatihan BPC, kami memberi kesempatan bagi anda
untuk menjadi konselor di komunitas kami
pendidikankarakter.com, yang jumlahnya sudah lebih
dari 720.000 anggota. Kunjungi website pendidikankarakter.com
Pasti yang namanya kritikan akan menghabisi rasa percaya diri
yang sedang tumbuh-tumbuhnya dalam diri seorang anak, atau
orang dewasa. Tapi kali ini kita akan belajar cara yang ampuh,
walaupun dikritik tetapi rasa percaya diri tetap tumbuh drastis
Mengkritik adalah kemampuan yang tidak perlu dipelajari secara
khusus bahkan mendalam, karena lingkungan sudah
mengajarkan itu dengan sangat baik dan massive. Dari banyak
sumber kita bisa belajar tentang hal ini, dari tv, koran, internet
apa lagi…

Dan tentu saja, Anda tidak mungkin memuji anak sepanjang


waktu, karena ada kejadian-kejadian tak terelakkan di mana
perilaku mereka perlu mendapat kritik. Tentu bukan asal
melempar kritik yang dapat membuatnya tak percaya diri, seperti
“tulisan tanganmuumengerikan sekali,” atau”mau jadi apa kamu
kalau bangun pagi saja tidak bisa; apa jadi orang gagal?” atau “
Kamu itu mengesalkan sekali.”

Ingatlah untuk tidak pernah berbicara negatif kepada anak anda


tanpa memikirkannya terlebih dahulu. Dan bila Anda harus
melakukannya, seperti yang selama ini sudah Anda lakukan,
jangan mengritik dirinya sebagai pribadi. Kritiklah perilaku atau
kecakapannya.

• “Tulisan tanganmu sepertinya perlu di buat lebih rapi;


bagaiman menurut dirimu sendiri?”
• “Kamu nyaris terlambat sekolah pagi ini.”
• “Teriakan nyaringmu itu mengganggu pendengaran ibu.”
Apabila Anda melekatkan cap atau stempel negatif itu kepada
anak Anda sebagai pribadi, maka besar kemungkinan ia malah
akan mencoba menghidupkannya .”ngapain aku ambil pusing?
Kalau aku memang pemalas, buat apa aku berusaha?” Atau,
“Tentu saja aku berteriak kencang. Aku memang orang yang
suka ribut.” Seperti Anda bisa lihat, kritikan terhadap pribadinya
telah menghancurkan rasa percaya dirinya dan membuat dirinya
merasa buruk, tak sanggup menerima dirinya sendiri, yang tentu
berlawanan dengan apa yang diinginkannya dan yang juga Anda
inginkan pada awalnya,
Apabila Anda hendak mengeritik, lakukan dengan sebagai
berikut:

Spesifik: Biarkan anak-anak tahu pasti perilaku seperti apa yang


Anda inginkan. Bukan, “Kamu itu egois.” Tetapi “ Tak mau
berbagi mainan dengan saudara itu egois. Bunda mau kamu
membolehkan adikmu bermain sebentar dengan mainanmu.”

Konstruktif: Biarlah anak Anda mengetahui bagaimana hal itu


dapat diubah menjadi lebih positif atau lebih baik. Alih-alih
mengatakan “tulisanmu jelek,” lebih baik Anda mengatakan “
Tahu tidak, dengan sedikit latihan, tulisanmu bisa menjadi lebih
rapi.”

Dapat diatasi: Jangan mengeritik sesuatu yang tidak dapat


diubah oleh anak Anda, seperti bakat-bakatnya atau hal-hal
yang bersifat bawaan dan genetik. Bukankah Anda sendiri juga
tidak dapat mengubah dirinya maupun diri Anda sendiri? Maka,
jangan pernah mengatakan hal-hal seperti: “Kamu memang
nggak punya bakat jadi juara badminton.”

Tolong Khusus halaman ini di baca 2 kali


BUAT ANAK TAHU KEKUATAN-KEKUATANNYA
Agar anak Anda benar-benar percaya diri dan sekaliguus
membumi , ia perlu tahu ia cakap dalam hal apa saja. Kita tidak
bicara soal menjadi sombong. Kesombongan biasanya berasal
dari rasa tidak aman, bukan dari rasa percaya diri yang
berlebihan. Lagi pula, arogansi dengan gampang dilakukan oleh
kenyataan hidup. Memuji anak Anda bahwa ia hebat dalam
olahraga tidak akan membuatnya sombong. Ia baru akan
sombong jika Anda mengatakan itu dengan menyiratkan bahwa
menjadi hebat dalam olahraga berarti ia lebih baik dibandingkan
orang-orang lain yang kurang mampu berolahraga.

Saya yakin, Anda tahu betul apa saja kekuatan atau kelebihan
anak Anda, dan Anda akan membantu anak mengembangkan
rasa percaya diri yang sehat dengan mengatakan seperti:
• “ Kamu benar-benar seperti diplomat. Kalau ada dirimu, orang-
orang tak banyak berdebat.”
• “Tahu tidak, Bapak berharap punya separuh saja kemampuan
matematikamu sewaktu sekolah dulu.”
• “Maukah kamu membantu Papa mengatur gelas-gelas dan
piring ini? Kamu begitu bagus dalam mengatur barang.”
Akan tetapi, serupa dengan bentuk pujian lainnya, ada beberapa
hal yang perlu Anda cermati dalam mengenalkan kekuatan-
kekuatan anak ini.

Jangan sampai orang tua hanya mengenalkan kelebihan dalam


satu bidang saja, misalnya intelektual. Biarlah anak memahami
bahwa ia mempunyai banyak kekuatan dan kelebihan dalam
berbagai bentuk dan ukuran: mulai dari sifat-sifat positif seperti
ramah dan lembut; kecakapan akademik, seni, musik, dan
olahraga; serta sifat-sifat lain seperti kerapian, selera humor, rasa
ingin tahu, kemampuan mengatur, dsb. Jangan fokus hanya pada
satu jenis kekuatan dan menyingkirkan lainnya.
Cobalah untuk tidak mengabaikan satu pun kekuatan anak, atau
menyadarinya tetapi lupa memberitahu anak Anda. Kalau
mereka merasa dirinya mempunyai kelebihan tertentu yang tidak
Anda bahas, maka itu akan membuatnya juga mengabaikannya
sehingga kekuatannya itu tidak akan bertransformasi menjadi
prestasi yang optimal. Biasanya, pengabaian ini berasal dari
sikap orangtua yang jauh lebih mudah menemukan kekurangan
daripada kelebihan. Sikap orangtua yang seperti itu berasal dari
pendidikan dan pembiasaan yang dijalani di dalam keluarga
asalnya maupun dari masyarakat. Maka, sebagai orangtua, Anda
perlu pelan-pelan belajar untuk lebih mempedulikan kekuatan
dan kelebihan siapa pun di sekitar Anda. Biasakan mata Anda
melihat hal yang positif. Biasakan pikiran Anda memikirkan yang
positif. Anda dapat berlatih dengan membuat daftar setiap hari.

Dari sejak bangun pagi sampai makan siang, sudah berapa hal-
hal baik yang di lakukan oleh anak Anda? Bila Anda sanggup
menemukan hal-hal kecil yang negatif, tentu Anda juga mampu
mengidentifikasi hal-hal kecil yang positif. Mengapa sepertinya
sulit menemukan kebaikan pasangan dan anak?

Karena sebagai orang terdekat, kita cenderung melihat secara


umum dan kurang peduli pada yang kecil. Dan kita cenderung
menempelkan “stempel” tertentu pada ciri-ciri umum itu. Padahal,
sesungguhnya, anak maupun pasangan selalu berubah. Mereka
mengalami perubahan-perubahan kecil, setiap hari. Misalnya,
Anda terlanjur menganggap anak Anda sebagai anak yang
mengerikan dalam soal ketepatan waktu, padahal beberapa
bulan belakangan ini ia sedikit berubah. Bayangkan, perlu waktu
berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun bagi kita untuk menyadari
perubahan orang-orang di dekat kita. Mengapa?
Sesungguhnya mata dan indra lainnya melihat dan mengenali
perubahan itu. Tetapi tidak dianggap penting oleh pikiran dan
perasaan kita akibat “stempel” atau “cap” yang kita buat sendiri
tadi. Stempel yang sangat membentuk pikiran dan perasaan kita.
Karena perubahan kecil itu tak kita anggap penting, maka kita
juga tidak memujinya kepada anak (atau pasangan – dalam
kasus hubungan dengan pasangan). Karena kita tidak memuji
atau mengakuinya, maka anak-anak dan pasangan juga tidak
menganggapnya penting sehingga mereka tidak memperoleh
motivasi tambahan untuk mengubah perilakunya.

Apalagi jika cara kita mengakui suatu sifat atau ciri positif
berbeda dari cara kita memuji keunggulan lainnya. Hal ini sangat
berpengaruh bukan hanya kepada satu anak, tetapi juga jika
anak Anda lebih dari satu. Misalnya, Anda lebih sering mengakui
kecermatan anak perempuan Anda dan kurang mengakui disiplin
diri anak lelaki Anda, maka baik anak perempuan maupun anak
lelaki Anda akan sama-sama menganggap bahwa disiplin diri itu
tak terlalu penting.
Tentukan Tantangan-Tantangan Yang Anda Tahu Bahwa
Mereka Dapat Mencapainya (Dan Mereka Tidak)

Salah satu cara terbaik membangkitkan rasa percaya diri dan


keyakinan anak adalah terus meningkatkan kemampuan
mereka, dalam bidang apapun yang Anda tahu bahwa itulah
kekuatannya. Mintalah mereka mencapai sesuatu yang Anda
tahu akan mengejutkannya.

Misalnya, mintalah anak Anda yang berumur 10 tahun untuk


memasak makan malam bagi keluarga (tenang saja, jika hanya
pasta dengan saus sederhana). Kalau ia tidak pernah
melakukan ini sebelumnya, ia akan merasa sangat bangga, dan
mendadak ia percaya bahwa ia memiliki kemampuan untuk
menjadi seorang koki andal.

Anda tentu dapat menetapkan tantangan-tantangan ini di


bidang-bidang kompetitif seperti olahraga dan akademik. Tetapi
pastikan bahwa ia dapat mencapainya. Dan jangan menetapkan
tantangan berupa langsung bersaing dengan seseorang atau
sekelompok orang.

Daripada menyarankannya untuk menjadi peringkat pertama


dalam pelajaran baha Inggris di kelas, lebih baik Anda
mendorongnya untuk mendapatkan nilai-nilai yang lebih baik
pada beberapa mata – ajaran termasuk bahasa Inggris pada
akhir semester.
8 Tips Tambahan Agar Anak Percaya Diri

1. Tak peduli menang atau kalah, hargai usaha yang telah


dikerahkan
Saat tumbuh dewasa, proses jauh lebih penting daripada hasil.
Jadi, tak peduli dia keluar sebagai pemenang atau tak
mendapat gelar juara sama sekali, Anda harus memuji
usahanya.

Carl Pickhardt, seorang psikolog yang telah menulis 15 buku


parenting mengatakan, “Anak-anak seharusnya tidak perlu
merasa malu karena telah berusaha.”

“Dalam jangka panjang, berusaha keras terus menerus akan


membangun lebih banyak kepercayaan diri dibandingkan
hanya bekerja dengan baik sesekali,” tambahnya.

2. Mendukung latihan
Agar anak lebih percaya diri, Anda sebagai orangtua harus
lebih sering mendorongnya untuk latihan, apapun
ketertarikannya.

Tapi ingat, lakukan hal tersebut tanpa terlalu menekan agar


anak tidak merasakan paksaan selama latihan.

“Latihan adalah proses menanam usaha dengan harapan dan


kepercayaan diri, kemajuan dan perbaikan akan mengikuti
secara alami,” kata Pickhardt.
3. Biarkan anak menyelesaikan masalah dengan usahanya
sendiri
Jika orangtua selalu mengambil alih pekerjaan sulit yang
dihadapi anak, anak tidak akan bisa mengembangkan
kemampuan dan kepercayaan dirinya dalam menyelesaikan
masalah.

Bantuan dari orangtua bisa mencegah timbulnya kepercayaan


diri, yang berasal dari kemampuan anak memecahkan masalah
dengan usahanya sendiri.

4. Biarkan anak bersikap sesuai usianya


Jangan pernah memaksa anak bersikap seperti orang dewasa.
Karena hal itu terlalu berat bagi anak.

Berjuang memenuhi espektasi orangtua yang tidak sesuai


dengan usia anak, bisa mengurangi tingkat kepercayaan diri
yang dimiliki anak.

5. Mendorong keingintahuan
Seringkali anak bertanya tanpa henti, hingga membuat
orangtuanya lelah. Tapi, aktivitas tersebut tidak boleh
dihentikan.

Paul Harris dari Universitas Harvard mengatakan, “Bertanya


membantu anak berlatih dalam proses tumbuh kembangnya.
Karena dengan begitu, anak akan sadar bahwa ada hal-hal
yang tidak mereka ketahui. Dan di luar sana ada dunia dan ilmu
pengetahuan yang belum mereka temui.”

Saat memasuki sekolah, mereka lebih berani bertanya pada


guru. Dampaknya, mereka akan tahu bagaimana cara belajar
lebih cepat dan mendapatkan hasil yang lebih baik.
6. Berikan anak tantangan baru
Tunjukkan pada anak bahwa mereka bisa mencapai hal-hal
kecil untuk meraih keberhasilan yang lebih besar.

Contohnya, jika anak bisa mengendarai sepeda dengan tiga


roda, suatu saat ia akan bisa menaiki sepeda roda dua.

Pickhardt juga mengatakan bahwa orangtua bisa


menanamkan kepercayaan diri pada anak, dengan cara
meningkatkan tanggung jawab yang bisa dipikul oleh anak.

7. Hindari memberi perlakuan istimewa


Perlakuan istimewa bisa membuat kepercayaan diri anak
berkurang.

Hindari memberi dia pengeculian saat ia sedang bersama


orang lain.

8. Jangan pernah mengkritisi penampilannya


Mengkritisi penampilan anak adalah cara tercepat untuk
mematikan rasa percaya dirinya.

Karena itu, berikanlah feedback yang positif, dan berikan


saran yang membangun atas penampilannya.

Tapi jangan pernah mengatakan bahwa apa yang dia lakukan


jelek atau buruk. Bila anak takut untuk gagal karena kuatir
akan mengecawakan orangtua, maka ia tidak akan pernah
berani mencoba hal baru.

Anda mungkin juga menyukai