Anda di halaman 1dari 2

Teknologi Pelayaran Masa PraSejarah di Nusantara

Oleh : Tiyo Eka Mayshurah 16040284071

Pendidikan Sejarah

Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum

Universitas Negeri Surabaya

Dalam perkembangan teknologi pelayaran masa PraSejarah di Nusantara, tidak diketahui


kapan tepatnya kemunculan alat transportasi air pertama kali. Namun menurut arkeolog Ingrid H.E.
Pojoh dalam forum Pertemuan Ilmiah Arkeologi tahun 2017, perahu terutama digunakan untuk sarana
transportasi dari satu tempat ke tempat lain. Perahu sederhana dibuat dari bahan dasar kayu dan
menggunakan alat bantu gerak berupa dayung dan layar.

Di Indonesia sendiri, ditemukan jejak-jejak peninggalan bahwa pada masa PraSejarah manusia
telah menciptakan alat transportasi air berupa perahu dilihat dari bukti berupa gambar cadas di Pulau

Gambar 2: Lukisan perahu di dinding goa Gambar 1: Lukisan perahu dengan layar di dinding
Metanduno, Pulau Muna, Sulawesi Tenggara goa Metanduno, Pulau Muna, Sulawesi Tenggara

Muna, Sulawesi Tenggara. Di Pulau Muna ini terdapat beberapa gua purba yang didalamnya
ditemukan gambar perahu, seperti gua Metanduno, Kabori, Pominsa, Lakalombu, dan Maarewu.
Menurut Ingrid terdapat 2 tipe perahu yakni perahu tanpa layar dan perahu yang menggunakan layar,
yang mana kedua bentuk perahu tersebut masih dapat dilacak dalam tradisi yang berkembang di Pulau
Muna.

1
Selain di Sulawesi Tenggara, terdapat pula penemuan gambar yang diyakini sebagai gambar
perahu purba pada dinding gua purba di kawasan karst Pegunungan Meratus dan gua Mardua,
Kalimantan. Berbeda dengan gambar perahu di Pulau Muna yang hanya memiliki 2 tipe perahu, di gua
Mardua terdapat gambar perahu berjumlah 13 buah, terdiri atas 3 buah gambar perahu tradisional, 9
buah perahu layar, dan 1 buah perahu dengan mesin uap. Dari gambar-gambar yang terdapat pada
dinding gua Mardua tersebut dapat dipastikan bahwa manusia purba kala itu telah mengenal
teknologi pembuatan perahu atau kapal yang terbilang cukup maju. Namun tidak mengurangi
kemungkinan bahwa pada masa dimana manusia purba di salah satu gua yang ada di daerah
Kalimantan ini masih berada pada masa belum mengenal tulisan (prasejarah/praaksara) sedangkan di
daerah luar telah berada pada era perdagangan terutama perdagangan Eropa-Cina-India-Malaka
karena adanya gambar yang menyerupai perahu/kapal uap era modern.

Penemuan gambar perahu di dinding gua-gua purba tidak hanya ada di wilayah Sulawesi dan
Kalimantan saja, dapat ditemukan pula di Timor Leste dan Papua. Menurut Arkeolog, Adhi Agus
Oktaviana, terdapat sekitaran 67 gambar perahu yang tersebar di Kalimantan, Sulawesi, Pulau Muna,
Timor Leste, dan Papua. Dapat diasumsikan bahwa adanya lukisan/gambar perahu memiliki
keterkaitan dengan migrasi manusia (homo sapiens) di Indonesia. The First Mariners Projects (1998-
2008) menggambarkan bagaimana Homo Erectus bisa sampai di kepulauan Flores, Indonesia 800.000
tahun yang lalu. Digambarkan pula migrasi manusia purba dari Timor ke Australia (suku aborigin).

Gambar 4: Peta migrasi manusia purba teori Out of Africa Gambar 3: Penggambaran migrasi dari Flores ke Timor
dengan Hominid Raft

Dengan mengaitkan tori Out of Africa dan penemuan beberapa lukisan gua purba mulai dari
Kalimantan sampai Papua, teknologi dalam membuat transportasi air telah berkembang. Mendukung
bahwa proses migrasi yang terjadi dilakukan dengan menggunakan perahu. Pemanfaatan perahu
sebagai alat transportasi air untuk mencari daerah dengan sumber daya yang bersahabat dengan
kehidupan manusia pada masa itu masih sangat sederhana dan belum cukup memiliki wawasan
navigasi yang baik. Adapun penggunaan perahu jenis cadik dan layar sederhana sudah dikenal dengan
tujuan untuk mencari sumber makanan terutama bagi kelompok manusia prasejarah yang hidup di
pesisir maupun penggunaan perahu kecil atau rakit untuk penjelajahan di rawa dan daerah-daerah
sekitar hutan bakau guna memperoleh makanan. Dengan perjalanan waktu yang lama, perkembangan
perahu terus mengikuti kebutuhan manusia, yang awalnya hanya perahu kecil tanpa layar dan hanya
mengandalkan dayung, kemudian diciptakan tiang layar untuk membantu memberi daya dorong
terhadap perahu dengan memanfaatkan tenaga angin.

Anda mungkin juga menyukai