Anda di halaman 1dari 4

1.

Literasi Akademik

Literasi akademik siswa disekolah bertujuan untuk membantu siswa


dalam proses akademik. Literasi akademik ini memiliki tujuan untuk membantu siswa
dalam memahami dan mendalami setiap substansi materi beragam mata-pelajaran yang
diterimanya di sekolah secara lintas bidang studi, sehingga pemahaman siswa lebih
komprehensif dan tidak terbatas. Ada beragam cara dan strategi yang dapat ditempuh
pada pengembangan literasi akademik siswa di sekolah. Pada pengembangan literasi
akademik siswa di sekolah ini strategi yang ditempuh diantaranya adalah menerapkan
kelas literasi yang terstruktur didampingi oleh tim terlatih, aktivitas story book
reading dan yang paling utama yaitu pembelajaran membaca-menulis secara lintas
kurikulum.
Secara umum perangkat dalam pembelajaran di sekolah terdiri dari silabus, RPP,
evaluasi dan asesmen. Setelah itu, didukung dengan komponen-komponen pendukung
lainnya, Pada pengembangan literasi akademik siswa di sekolah ini, perangkat yang
diperlukan diantaranya adalah menulis,wacana lisan-wacana tulis, dan asesmen.
Karena perangkat diperlukan dalam pengembangan literasi akademik siswa di sekolah.
Sebagai sarana yang dapat memfasilitasi siswa dalam belajar di lingkungan akademik
sekolah. Literasi akademik tidak hanya sekedar mengenali kebutuhan informasi tetapi
harus mampu menggunakan inforamsi tersebut dan menulisnya dengan baik dan benar.
Literasi akademik adalah jenis literasi yang ada di dalam akademik dan bukan sekedar
bisa menulis sebuah karya ilmiah.
Pendidikan dan kemampuan literasi sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu
negara. Orang yang berpendidikan diharapkan melaukan tugasnya dengan baik serta
kita harus membudayakan literasi supaya kemampuan membaca, menulis, berpikir
kritis bisa lebih baik. Karena teknologi sudah canggih dan banyak dampak negatif
maupun positif nya, banyak sekali hoax yang terjadi karena kurangnya kemampuan
seseorang dalam ber-literasi.
Dalam hal akadenik, literasi sulit dilepaskan karena keduanya saling
berhubungan satu sama lain seperti halnya membuat karya tulis ilmiah, makalah dll.
Hal ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam literasi. Meningkatkan
kemampuan literasi memang bukan hal yang mudah, oleh karena itu guru berperan
penting dalam membimbing siswa dalam lite
Menurut UNESCO, pemahaman orang tentang makna literasi sangat dipengaruhi
oleh penelitian akademik, institusi, konteks nasional, nilai-nilai budaya, dan juga
pengalaman. Pemahaman yang paling umum dari literasi adalah seperangkat
keterampilan nyata – khususnya keterampilan kognitif membaca dan menulis – yang
terlepas dari konteks di mana keterampilan itu diperoleh dan dari siapa
memperolehnya.UNESCO menjelaskan bahwa kemampuan literasi merupakan hak
setiap orang dan merupakan dasar untuk belajar sepanjang hayat. Kemampuan literasi
dapat memberdayakan dan meningkatkan kualitas individu, keluarga, masyarakat.
Karena sifatnya yang “multiple Effect” atau dapat memberikan efek untuk ranah yang
sangat luas, kemampuan literasi membantu memberantas kemiskinan, mengurangi
angka kematian anak, pertumbuhan penduduk, dan menjamin pembangunan
berkelanjutan, dan terwujudnya perdamaian. Buta huruf, bagaimanapun, adalah
hambatan untuk kualitas hidup yang lebih baik.Literasi memang tidak bisa dilepaskan
dari bahasa. Seseorang dikatakan memiliki kemampuan literasi apabila ia telah
memperoleh kemampuan dasar berbahasa yaitu membaca dan menulis. Jadi, makna
dasar literasi sebagai kemampuan baca-tulis merupakan pintu utama bagi
pengembangan makna literasi secara lebih luas. Dan cara yang digunakan untuk
memperoleh literasi adalah melalui Pendidikan.
Budaya literasi telah banyak diterapkan di tiap sekolah, Untuk menerapkan
budaya literasi di sekolah diperlukan beberapa prinsip. Prinsip-prinsip yang ditekankan
adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan literasi berjalan sesuai tahap perkembangan yang bisa
diprediksi
2. Program literasi yang baik bersifat berimbang
3. Program literasi berlangsung di semua area kurikulum
4. Tidak ada istilah terlalu banyak untuk membaca dan menulis yang bermakna
5. Diskusi dan strategi bahasa lisan sangat penting
6. Membudayakan literasi dengan program 6M
7. Membudayakan literasi dengan model BATU-BASAH
8. Membudayakan literasi dengan pendekatan proses

2. Literasi Keagamaan
Literasi keagamaan sangat penting di tengah-tengah munculnya berita hoax dan
uajaran kebencian. Berita hoax ini muncul dikarenakan kurangnya literasi masyrakat
terhadap berita apa yang dibaca, terkadang masyarakat banyak yang terpengaruh
terhadap judul berita sehingga dengan mudahnya menghakimi seseorang dan mem-
fitnah seseorang. Fitnah dan berita hoax pun dilarang oleh agama dan ini sangat
bertentangan di dalam agama. Oleh karena itu masyarakat diharapkan bisa memilih
berita-berita yang baik dan tidak menimbulkan hoax.
Menurut Dr. Abdul Ghafar Karimdosen, Literasi agama yang diperlukan adalah
tiga aspek yaitu pertama, memiliki pemahaan terhadap agama yang di peluk. Kedua,
memiliki pemahaman konteks relasional antara satu agama yang dipeluk dan agama-
agama yang lain. Ketiga, memiliki pengetahuan tentang konteks evolusi setiap
agama. Ketiga aspek ini menjadi semacam modalitas sosial untuk menempatkan
agama kita ditengah banyaknya agama lain. Baik agama yang turun dari langit
maupun agama bumi yang dihasilkan dari proses interelasi budaya kehidupan
maupun agama bumi yang dihasilkan dari proses interelasi budaya kehidupan
masyarakat. Ketika seseorang telah menyatakan diri Muslim tentu pada dirinya
melekat berbagai informasi dan pengetahuan tentang apa itu Islam. Bagaimana
menjalankan ajarannya. Bagaimana menjalankan segala perintah dan menjauhi
larangannya. Akan tetapi, ini tidak cukup untuk menumbuhkan iklim keberagamaan
yang mencerdaskan. Kita masih membutuhkan pengetahuan lain yang bisa
memberikan pemahaman lebih komprehensif bahwa ajaran dan peribadatan yang
dijalankan sebenarnya bermula dari keyakinan agama lain. Salah satu contoh adalah
kewajiban berpuasa yang sejak dahulu sudah diwajibkan kepada umat sebelumnya
dan diadopsi oleh agama Islam. Selain itu, kita pun perlu mengetahui bagaimana
keberadaan agama kita di antara agama-agama lain yang sudah hadir sebelumnya.
Jika kita memahami sebuah riwayat Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan
bahwa ajaran Islam yang dibawa beliau hanyalah semacam batu bata terakhir yang
dipasang dalam sebuah bangunan, maka keberadaan Islam tidaklah menjadi alat
untuk menihilkan ajaran agama lain. Kehadiran agama islam sekedar melengkapi
sebuah bangunan kepercayaan yang diekspresikan dan dijalankan oleh masing-
masing pemeluknya.

Anda mungkin juga menyukai