Literasi Akademi
Literasi Akademi
Literasi Akademik
2. Literasi Keagamaan
Literasi keagamaan sangat penting di tengah-tengah munculnya berita hoax dan
uajaran kebencian. Berita hoax ini muncul dikarenakan kurangnya literasi masyrakat
terhadap berita apa yang dibaca, terkadang masyarakat banyak yang terpengaruh
terhadap judul berita sehingga dengan mudahnya menghakimi seseorang dan mem-
fitnah seseorang. Fitnah dan berita hoax pun dilarang oleh agama dan ini sangat
bertentangan di dalam agama. Oleh karena itu masyarakat diharapkan bisa memilih
berita-berita yang baik dan tidak menimbulkan hoax.
Menurut Dr. Abdul Ghafar Karimdosen, Literasi agama yang diperlukan adalah
tiga aspek yaitu pertama, memiliki pemahaan terhadap agama yang di peluk. Kedua,
memiliki pemahaman konteks relasional antara satu agama yang dipeluk dan agama-
agama yang lain. Ketiga, memiliki pengetahuan tentang konteks evolusi setiap
agama. Ketiga aspek ini menjadi semacam modalitas sosial untuk menempatkan
agama kita ditengah banyaknya agama lain. Baik agama yang turun dari langit
maupun agama bumi yang dihasilkan dari proses interelasi budaya kehidupan
maupun agama bumi yang dihasilkan dari proses interelasi budaya kehidupan
masyarakat. Ketika seseorang telah menyatakan diri Muslim tentu pada dirinya
melekat berbagai informasi dan pengetahuan tentang apa itu Islam. Bagaimana
menjalankan ajarannya. Bagaimana menjalankan segala perintah dan menjauhi
larangannya. Akan tetapi, ini tidak cukup untuk menumbuhkan iklim keberagamaan
yang mencerdaskan. Kita masih membutuhkan pengetahuan lain yang bisa
memberikan pemahaman lebih komprehensif bahwa ajaran dan peribadatan yang
dijalankan sebenarnya bermula dari keyakinan agama lain. Salah satu contoh adalah
kewajiban berpuasa yang sejak dahulu sudah diwajibkan kepada umat sebelumnya
dan diadopsi oleh agama Islam. Selain itu, kita pun perlu mengetahui bagaimana
keberadaan agama kita di antara agama-agama lain yang sudah hadir sebelumnya.
Jika kita memahami sebuah riwayat Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan
bahwa ajaran Islam yang dibawa beliau hanyalah semacam batu bata terakhir yang
dipasang dalam sebuah bangunan, maka keberadaan Islam tidaklah menjadi alat
untuk menihilkan ajaran agama lain. Kehadiran agama islam sekedar melengkapi
sebuah bangunan kepercayaan yang diekspresikan dan dijalankan oleh masing-
masing pemeluknya.