Anda di halaman 1dari 10

EKSTRAKSI SENYAWA KURKUMINOID DARI KUNYIT

(CURCUMA LONGA LINN) SEBAGAI ZAT PEWARNA


KUNING PADA PROSES PEMBUATAN CAT
A.R. Fachry*, Busni Ferila, M. Farhan
*Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
Jl. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang, 30139
e-mail : bferila@gmail.com

Abstrak

Kunyit atau kunir, (Curcuma longa Linn), adalah termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari
wilayah Asia. Khasiat atau manfaat dari tanaman kunyit selain sebagai pelengkap bumbu juga dapat
dimanfaatkan sebagai zat pewarna. Di dalam kunyit mengandung zat warna kurkuminoid yang berperan
untuk memberikan warna kuning. Pada penelitian ini zat warna kuning digunakan sebagai pewarna pada
proses pembuatan cat dengan cara di ekstraksi menggunakan pelarut etanol 96% yang diencerkan menjadi
40%, 60% dan 80% setelah itu di destilasi untuk mendapatkan larutan kunyit pekat. Sebagai perekatnya
digunakan tepung tapioka dan kapur tohor yang konsentrasinya divariasikan dengan basis total 75 gram
(1:3, 1:1, 3:1) yang dilarutkan menggunakan air dengan penambahan lem pvac dan semen putih masing-
masing sebanyak 20 gram. Proses pembuatan cat ialah dengan cara mencampurkan seluruh bahan dari
pigmen,perekat,pelarut dan bahan tambahan lainnya sampai homogen kemudian dilakukan analisa
kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komposisi formulasi cat yang paling
baik terdapat pada konsentrasi perekat 1:3 dengan konsentrasi etanol 80%.

Kata kunci : Cat, Ekstraksi, Kunyit, Pewarna

Abstract

Saffron or turmeric , ( Curcuma longa Linn ) , is one of spices and medicinal plants native from region of
Asian. The Efficacy or benefit of plants beside as a complement to the spice turmeric can also be used as
a coloring agent . In the turmeric contain curcuminoids which contribute to give the color yellow . In this
research, yellow dye used as a dye in paint -making process in a way in solvent extraction using 96%
ethanol diluted to 40 % , 60 % and 80 % then distilled to obtain it in turmeric solution concentrated . As
the adhesive used tapioca starch and calcium oxide concentration is varied on the basis that a total of 75
grams ( 1:3 , 1:1 , 3:1 ) were dissolved using water with the addition of white cement glue and PVAC ,
each one as much as 20 grams . The process of making the paint is by mixing all the ingredients of
pigments , adhesives , solvents and other additives until homogeneous then analyzed qualitatively and
quantitatively . The results of this study indicate that the composition of the paint formulation is the best
contained in the adhesive concentration 1:3 with 80 % ethanol concentration .

Keywords : Paint, Extraction, Turmeric, Dyes.

1. PENDAHULUAN Kurkumin (diferuloylmethane) (3–4%)


merupakan komponen aktif dari kunyit yang
Kunyit atau kunir, (Curcuma longa berperan untuk warna kuning, dan terdiri dari
Linn. syn. Curcuma domestica Val.), adalah kurkumin I (94%), kurkumin II (6%) and
termasuk salah satu tanaman rempah dan obat kurkumin III (0,3%) (Fitrikaniawati, 2012).
asli dari wilayah Asia. Khasiat atau manfaat dari Komponen utama dalam sebuah cat
tanaman kunyit baik sebagai pelengkap bumbu adalah perekat (binder), pigmen, pelarut
masakan, jamu/obat-obatan atau untuk menjaga (solvent) dan bahan tambahan (additive). Pada
kesehatan dan kecantikan. Tetapi dapat juga penelitian sebelumnya digunakan pemanfaatan
dimanfaatkan sebagai zat pewarna, seperti zat tanaman gambir sebagai zat pewarna (pigmen)
pewarna dalam makanan maupun dalam dalam proses pembuatan cat berbahan alami.
pewarna kerajinan kain tenun. Zat warna

Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 19, Agustus 2013 Page | 10


Dalam kehidupan sehari-hari, cat telah dilakukan dengan berbagai cara. Ekstraksi
menjadi kebutuhan sebagian besar masyarakat menggunakan pelarut didasarkan pada kelarutan
untuk keperluan sebagai pelindung, dekorasi komponen terhadap komponen lain dalam
atau fungsi khusus yang dibutuhkan secara campuran (Suyitno, 1989).
teknis.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Etanol (C2H5OH)
dilakukan penelitian untuk mengolah senyawa Etanol digunakan untuk bahan baku
kurkumin pada kunyit yang akan dijadikan zat industri atau pelarut (kadang-kadang disebut
warna untuk pembuatan cat sehingga menambah sebagai etanol sintetis) yang terbuat dari
nilai jual pada kunyit dan menjadi bahan yang petrokimia saham pakan, terutama oleh asam -
lebih berguna. katalis hidrasi etilena.

Tepung Tapioka 2. METODOLOGI PENELITIAN


Tepung ini sering digunakan untuk
membuat makanan dan bahan perekat. Banyak Waktu dan Tempat Penelitian
makanan tradisional yang menggunakan tapioka Penelitian ini dilakukan dari bulan
sebagai bahan bakunya, seperti pembuatan September sampai dengan bulan Desember
bakso, bahan pengental kuah dan campuran 2013 di Laboratorium Operasi Teknik Kimia,
pembuatan makanan dan minuman. Laboratorium Kimia Hasil Pertanian Teknik
Pertanian, Fakultas Teknik Pertanian,
Semen Putih Laboratorium Mipa Kimia Fakultas FKIP Kimia
Semen putih (gray cement) adalah Universitas Sriwijaya kampus Indralaya. Waktu
semen yang lebih murni dari semen abu dan penelitian dilakukan dari pukul 08.00-15.00
digunakan untuk pekerjaan penyelesaian WIB.
(finishing), sebagai filler atau pengisi. Semen
jenis ini dibuat dari bahan utama kalsit (calcite) Prosedur Kerja
limestone murni. Dalam proses pembuatan cat -Ekstraksi Kurkumin pada Kunyit
semen ini berfungsi sebagai pelapis antara cat -Proses Pembuatan Perekat
dengan media tembok yang akan di cat. -Proses Pencampuran Bahan Tambahan
-Proses Pembuatan Cat
Kapur Tohor (CaO)
Batu kapur/gamping ialah sebuah Analisis Produk Cat
batuan sedimen yang terdiri dari mineral calcite - Densitas (ASTM D.1475)
(kalsium karbonat) yang berasal dari - Kekentalan atau Viskositas (AOAC, 1995)
pengendapan cangkang/rumah kerang. - Waktu Mengering (SNI 3564-2009)
CaO + H2O Ca (OH)2 - Nilai pH (SNI 3564-2009)
- Daya Rekat (ASTM, 1991)
Kegunaan dari Ca(OH)2 adalah untuk
- Daya Tutup (Anisa, 2011)
pemurnian gula pasir, penetralan keasaman
- Nilai L*, a*, b* (Metode Hunter)
tanah dan pengolahan air limbah industri serta
- Efek Kapur (Chalking)
campuran untuk cat dan vernis (ferry, 2002).
- Settling/Endapan (Anisa, 2011)
Lem Putih PVAC 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Polivinil asetat (bahasa inggris:
Polyvinyl acetate, PVA atau PVAc) adalah
Pengaruh kualitas cat terhadap densitas
suatu polimer karet sintetis. Polivinil Densitas suatu cat ditentukan oleh
asetat juga sering dijadikan kopolimer bersama komponen-komponen penyusun yang ada di
akrilat (yang lebih mahal), digunakan pada dalam cat. Antara lain, Bahan pengikat,
kertas dan cat. pewarna, dan pengering serta bahan pengisi
merupakan komponen yang dapat meningkatkan
Proses Ekstraksi densitas suatu cat. Pelarut dan pengencer selain
Ekstraksi adalah suatu proses berfungsi mengatur kekentalan juga memiliki
pemisahan dari bahan padat maupun bahan cair fungsi untuk menurunkan bobot jenis.
dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan
harus dapat mengekstrak substansi yang
diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.
Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu
bahan dari campurannya, ekstraksi dapat

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 20, Januari 2014 Page | 11


Adalah densitas pada konsentrasi perekat yang
etanolnya 80% dengan 25 gr sampel kunyit
karena telah memenuhi standar mutu cat.

Viscositas Cat
Cat dapat diaplikasikan dengan mudah
jika memiliki kekentalan yang cukup baik.
Kekentalan merupakan salah satu parameter
mutu cat yang dapat ditentukan secara visual.
Gambar 1. Hubungan antara
perbandingan bobot kapur tohor dengan tepung
tapioka terhadap densitas cat pada 15 gram
kunyit dengan berbagai tingkat konsentrasi
larutan etanol.

Berdasarkan gambar di atas dapat


dilihat bahwa semakin banyak kapur tohornya
akan menghasilkan densitas cat yang lebih
tinggi karena kapur tohor memiliki kerapatan
molekul yang lebih tinggi dibandingkan dengan
Gambar 3. Hubungan antara
tepung tapioka. Namun apabila dilihat dari
perbandingan bobot kapur tohor dengan tepung
konsentrasi etanolnya ialah bahwa semakin
tapioka terhadap viscositas cat pada 15 gram
tinggi konsentrasi etanol maka akan
kunyit dengan berbagai tingkat konsentrasi
menghasilkan densitas yang semakin tinggi, hal
larutan etanol
ini terjadi karena semakin tinggi larutan etanol
maka akan menghasilkan larutan kunyit yang Pada gambar di atas dapat dianalisa
lebih murni (semakin murni larutan kunyit maka bahwa semakin tinggi kadar tepung tapioka
akan menghasilkan densitas yang lebih tinggi maka akan menghasilkan nilai viscositas yang
karena densitas larutan kunyit lebih tinggi semakin tinggi. Hal ini dapat terjadi karena sifat
dibandingkan densitas air). Konsentrasi etanol dari tepung tapioka yaitu dapat larut di dalam
yang paling baik ialah etanolnya 80% adalah air yang mengembang membentuk pasta dan
densitas cat yang paling baik dengan meningkatkan nilai kekentalan. Apabila dilihat
konsentrasi perekat 1:1 dan 3:1 yang memiliki dari konsentrasi etanol maka semakin tinggi
densitas diatas 1,2 gr/ml (standar mutu cat). konsentrasi etanol maka akan menghasilkan
viscositas yang tinggi karena viscositas senyawa
kurkumin lebih tinggi dibandingkan viscositas
air Viscositas yang dihasilkan adalah sebesar
61-92 krebs unit.

Gambar 2.. Hubungan antara


perbandingan bobot kapur tohor dan tepung
tapioka terhadap densitas cat pada 25 gram
kunyit dengan berbagai tingkat konsentrasi
larutan etanol.
Gambar 4. Hubungan antara
Berdasarkan dari gambar di atas dapat perbandingan bobot kapur tohor dengan tepung
dilihat bahwa densitas cat pada 25 gram sampel tapioka terhadap viscositas cat pada 25 gram
kunyit lebih tinggi daripada densitas cat pada 15 kunyit dengan berbagai tingkat konsentrasi
gram sampel kunyit, dan dapat dianalisa bahwa larutan etanol
kandungan gram kunyit mempengaruhi mutu
Pada gambar di atas memiliki prinsip
densitas cat. Dengan demikian dapat
yang sama dengan gambar yang sebelumnya
disimpulkan bahwa densitas yang terbaik adalah
namun nilai viscositasnya lebih tinggi yaitu dari

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 20, Januari 2014 Page | 12


rentang 73-93 krebs unit hal ini terjadi karena Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa
dipengaruhi oleh kadar kurkumin yang lebih nilai pH pada 25 gram kunyit lebih tinggi
tinggi. Hal ini dapat membuktikkan bahwa dibandingkan dengan 15 gram kunyit hal ini
kadar kurkumin sangat berpengaruh terhadap sama halnya seperti yang telah dijelaskan
kekentalan yang apabila diinginkan kekentalan sebelumnya bahwa semakin banyak kunyit yang
yang masuk standar maka dapat dilakukan digunakan maka akan menghasilkan pH yang
penambahan kadar kurkumin. tinggi.

Nilai pH cat Waktu Mengering


Pada industri cat modern saat ini untuk Waktu mengering ialah parameter uji
mendapatkan nilai pH cat yang sesuai dengan mutu yang dilakukan untuk mengetahui
standar yaitu berkisar 7 – 9,5 maka ditambahkan kecepatan pengeringan suatu lapisan cat di
bahan lain (pH buffer). udara. Waktu kering terdiri dari waktu kering
sentuh dan waktu kering keras.

Gambar 5. Hubungan antara


perbandingan bobot kapur tohor dengan tepung Gambar 7. Hubungan antara
tapioka terhadap pH cat pada 15 gram kunyit perbandingan bobot kapur tohor dengan tepung
dengan berbagai tingkat konsentrasi larutan tapioka terhadap waktu kering sentuh cat pada
etanol. 15 gram kunyit dengan berbagai tingkat
konsentrasi larutan etanol.
Pada gambar di atas dapat dianalisa
bahwa semakin tinggi kandungan kapur tohor
pada campuran perekat cat maka akan
menghasilkan nilai pH yang semakin basa, hal
ini dikarenakan bahwa kapur tohor mengandung
basa kuat sehingga mempengaruhi dari nilai pH
yang terbentuk. Jika dilihat dari konsentrasi
etanolnya dapat dilihat bahwa semakin tinggi
konsentasi etanol maka akan menghasilkan pH
yang lebih tinggi, hal ini terjadi karena seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Gambar 8. Hubungan antara
semakin tinggi konsentrasi etanol maka akan perbandingan bobot kapur tohor dengan tepung
menghasilkan kunyit yang lebih murni. tapioka terhadap waktu kering sentuh cat pada
25 gram kunyit dengan berbagai tingkat
konsentrasi larutan etanol

Pada grafik di atas dapat dianalisa


hubungan antara konsentrasi perekat terhadap
waktu kering sentuh bahwa semakin banyak
kandungan tepung tapioka dalam konsentrasi
suatu perekat tersebut maka membutuhkan
waktu kering sentuh yang cenderung semakin
cepat. Hal ini dikarenakan tepung tapioka yang
memiliki nilai amilosa yang tinggi dan dapat
Gambar 6. Hubungan antara menyerap air dengan baik, begitu juga dengan
perbandingan bobot kapur tohor dengan tepung konsentrasi etanol yang memiliki pengaruh yang
tapioka terhadap pH cat pada 25 gram kunyit sangat besar terhadap kering sentuhnya suatu
dengan berbagai tingkat konsentrasi larutan cat. Semakin murni senyawa kurkumin yang
etanol. diekstraksi oleh pelarut etanol maka akan
semakin cepat waktu kering. Dapat dianalisa

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 20, Januari 2014 Page | 13


bahwa perekat yang paling baik ialah dengan Pada gambar di atas dapat diamati
konsentrasi 1:3 hubungan daya rekat cat terhadap kapur tohor
dengan tepung tapioka, pada pembuatan cat
alami ini daya rekat yang paling dominan ialah
pada konsentrasi 1:3 yaitu yang paling banyak
mengandung tepung tapiokanya. Hal ini
dikarenakan tepung tapioka mengandung
senyawa amilopektin yang mempunyai sifat
yang lengket. Dengan semakin banyaknya
kandungan tepung tapioka maka akan semakin
rekat daya cat tersebut di tembok. Komposisi
Gambar 9. Hubungan antara larutan etanol dan kandungan gram kunyit
perbandingan bobot kapur tohor dengan tepung tersebut tidak mempengaruhi dari daya rekat
tapioka terhadap waktu kering keras cat pada 15 yang dibentuk.
gram kunyit dengan berbagai tingkat
konsentrasi larutan etanol

Gambar 12. Hubungan antara


Gambar 10. Hubungan antara perbandingan bobot kapur tohor dengan tepung
perbandingan bobot kapur tohor dengan tepung tapioka terhadap daya rekat cat pada 25 gram
tapioka terhadap waktu kering keras cat pada 25 kunyit dengan berbagai tingkat konsentrasi
gram kunyit dengan berbagai tingkat larutan etanol
konsentrasi larutan etanol
Pada gambar diatas dapat dianalisa Pada gambar di atas mengenai
bahwa pada waktu kering keras ini yang paling perbedaan kandungan kunyit daya rekat yang
baik adalah pada ketiga konsentrasi perekat dihasilkan tidak mengalami perubahan yang
dengan kunyit 80% etanol karena ketiganya signifikan, daya rekat yang memiliki kandungan
masuk kedalam standar SNI namun pada rekat yang paling baik yaitu konsentrasi 1:3
konsentrasi lain waktu kering kerasnya lebih perekat antara kapur tohor dan tepung tapioka,
dari 60 menit (melewati standar SNI) ini dapat dengan berbagai konsentrasi larutan etanol.
diakibatkan karena kandungan air yang terdapat
didalam kunyit 60% dan 40% memiliki Daya Tutup
kandungan yang besar. Pengujian daya tutup ini dilakukan
untuk mengetahui luas wilayah yang dapat
Daya Rekat dicatkan dengan menggunakan satu liter cat.
Daya rekat ialah kemampuan suatu cat
tersebut dalam merekatkan pada suatu substrat/
bidang yang dilapisi cat

Gambar 13. Hubungan antara


Gambar 11. Hubungan antara
perbandingan bobot kapur tohor dengan tepung
perbandingan bobot kapur tohor dengan tepung
tapioka terhadap nilai daya tutup cat pada 15
tapioka terhadap daya rekat cat pada 15 gram
gram kunyit dengan berbagai tingkat
kunyit dengan berbagai tingkat konsentrasi
konsentrasi larutan etanol
larutan etanol

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 20, Januari 2014 Page | 14


Berdasarkan gambar diatas nilai daya
tutup dipengaruhi dari kemurnian larutan etanol
dalam melakukan ekstraksi dimana semakin
murni suatu pigmen kunyit tersebut maka akan
semakin tinggi nilai daya tutup cat tersebut
dalam melapisi suatu permukaan yang akan di
cat, hal ini dikarenakan akan semakin tua warna
yang terbentuk, tetapi berbanding terbalik
dengan konsentrasi kapur tohor dimana semakin
tinggi konsentrasi kapur tohor yang Gambar 15. Hubungan antara
dicampurkan dalam pembuatan cat tersebut perbandingan bobot kapur tohor dengan tepung
maka akan menghasilkan warna yang semakin tapioka terhadap uji warna L* pada 15 gram
muda yang membuat semakin menurun nilai kunyit dengan berbagai tingkat konsentrasi
daya tutup suatu cat tersebut. larutan etanol

Pada gambar di atas dapat dianalisa


bahwa semakin murni senyawa kurkumin maka
akan mengakibatkan menurunnya nilai
kecerahan (L*) yang terbentuk, hal ini
dikarenakan semakin murni senyawa kurkumin
maka akan menghasilkan warna yang semakin
gelap. Namun jika dilihat dari konsentrasi
perekatnya nilai kecerahannya berbanding
terbalik dengan kemurnian senyawa kurkumin,
yaitu semakin tinggi kadar kapur tohor maka
akanmeningkatnya nilai kecerahan yang
Gambar 14. Hubungan antara terbentuk. Dapat dilihat dari gambar di atas
perbandingan bobot kapur tohor dengan tepung pada konsentrasi larutan etanol 40% semakin
tapioka terhadap nilai daya tutup cat pada 25 banyak kadar kapur tohor maka tingkat
gram kunyit dengan berbagai tingkat kecerahan yang terbentuk semakin cepat, hal ini
konsentrasi larutan etanol. berbeda dengan konsentrasi etanol 60% dan
80% dimana perubahan warna tingkat kecerahan
Berdasarkan gambar di atas memiliki yang terbentuk tidak begitu signifikan
prinsip yang sama dengan gambar sebelumnya, dikarenakan warna yang terbentuk dari kedua
tetapi rentang nilai daya tutupnya lebih tinggi konsentrasi tersebut lebih tua dibandingkan
dari pada dengan menggunakan sampel kunyit senyawa kurkumin pada ekstraksi 40% etanol.
15 gram, hal ini dikarenakan kandungan pigmen
dan kadar viskositas yang lebih dominan/banyak
daripada sampel 15 gram kunyit. Rentang hasil
pengukuran daya tutup ini ialah sebesar 3,59-10
m2/l.

Nilai L*a*b
(Nilai L*)
Pengukuran warna cat dengan
menggunakan Colormeter Color-Tech PCM
yang menggunakan sistem notasi warna Hunter Gambar 16. Hubungan antara
L*, a* dan b*. Nilai L menyatakan parameter perbandingan bobot kapur tohor dengan tepung
kecerahan yang memiliki nilai 0 (hitam) sampai tapioka terhadap uji warna L* pada 25 gram
100 (putih). Nilai a menyatakan campuran kunyit dengan berbagai tingkat konsentrasi
warna merah sampai hijau dengan +a (0 sampai larutan etanol
100) untuk warna merah dan nilai –a (0 sampai -
80) untuk warna hijau. Nilai b menyatakan Pada gambar diatas dengan
campuran warna biru sampai kuning. Nilai +b menggunakan sampel 25 gram kunyit dapat
(0 sampai 70) untuk warna kuning dan b- (0 dilihat prinsip tingkat kecerahan yang terbentuk
sampai -70) untuk warna biru. sama. Apabila dibandingkan dengan sampel 15
Berikut ini adalah grafik uji warna L gram dan 25 gram kunyit maka pada 25 gram
yang terbentuk : kunyit tingkat kecerahannya lebih kecil daripada

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 20, Januari 2014 Page | 15


15 gram kunyit. Hal ini terjadi karena jumlah perekat cat tersebut maka nilai a* yang
kandungan kunyit sangat berpengaruh terhadap terbentuk akan semakin menurun, berbanding
pigmen yang terbentuk sama halnya dengan terbalik dengan kemurnian senyawa kurkumin
kemurnian etanol. tersebut dimana semakin tinggi larutan etanol
yang digunakan untuk proses ekstraksi maka
Nilai a* akan menghasilkan nilai a* yang cenderung
Berdasarkan nilai a* dan b* dapat semakin meningkat.
diketahui kombinasi warna yang membentuk
warna pada hasil pengecatan cat alami Nilai b*
(Agriawati, 2003). Nilai b* ini menunjukkan dari
kandungan warna kuning dari pigmen cat
tersebut jika bernilai positif, dan mengandung
warna biru jika bernilai negative.

Gambar 17. Hubungan antara


perbandingan bobot kapur tohor dengan tepung
tapioka terhadap uji warna a* pada 15 gram
kunyit dengan berbagai tingkat konsentrasi Gambar 19. Hubungan antara
larutan etanol perbandingan bobot kapur tohor dengan tepung
tapioka terhadap uji warna b* pada 15 gram
Dari gambar di atas dapat dianalisa kunyit dengan berbagai tingkat konsentrasi
bahwa nilai a* ini berbanding terbalik dengan larutan etanol
nilai L*, semakin tinggi konsentrasi etanol Pada gambar di atas dapat dianalisa
(semakin murni kurkumin) maka nilai a* yang bahwa semakin tinggi kadar kapur tohor maka
terbentuk semakin tinggi. Namun apabila dilihat akan menghasilkan nilai b* yang semakin
dari kadar kapur tohor maka semakin tinggi menurun, hasil uji warna nilai b* ini berbanding
kadar kapur tohor akan menghasilkan nilai a* terbalik dari nilai uji warna L karena semakin
yang semakin menurun, hal ini dapat terjadi tinggi kadar kapur tohor maka tingkat kecerahan
karena semakin tinggi kapur tohor maka warna semakin tinggi (warna kuning semakin
yang dihasilkan semakin menurun tingkat berkurang/pudar), namun apabila bila dilihat
kecerahannya (semakin memudar) yang berarti dari perbandingan konsentrasi etanol semakin
merahnya semakin menghilang. tinggi konsentrasi etanol maka akan
menghasilkan nilai uji warna b* semakin tinggi
karena semakin tinggi konsentrasi etanol akan
menghasilkan warna yang semakin gelap (
warna semakin kuning ).

Gambar 18. Hubungan antara


perbandingan bobot kapur tohor dengan tepung
tapioka dengan uji warna a* pada 25 gram
kunyit dengan berbagai tingkat konsentrasi
larutan etanol Gambar 20. Hubungan antara
perbandingan bobot kapur tohor dengan tepung
Pada gambar di atas, prinsip dari tapioka terhadap uji warna b* pada 25 gram
grafik pada sampel 25 gram kunyit hampir sama kunyit dengan berbagai tingkat konsentrasi
dengan 15 gram sampel kunyit yaitu semakin larutan etanol
banyak kandungan kapur tohor pada bahan

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 20, Januari 2014 Page | 16


Pada gambar di atas yang mengandung efek kapur dan tidak ada
menggunakan sampel 25 gram kunyit yang mengendap.
prinsipnya sama seperti dengan menggunakan 3) Formulasi cat yang paling baik sesuai
15 gram kunyit, namun perbedaannya terletak dengan standar SNI 3564-2009 ialah pada
pada kadar uji nilai b*, pada 15 gram kunyit konsentrasi perekat 1:3 ialah tepung
rentang uji warna nilai b*nya adalah 12,1-16,4 tapioka dan kapur tohor dengan tingkat
sedangkan pada 25 gram kunyit nilai uji warna konsentrasi 80% etanol.
nilai b adalah 19,6 -20,9, yang berarti semakin
tinggi konsentrasi etanol maka nilai b* semakin DAFTAR PUSTAKA
tinggi. Hal ini dikarenakan kandungan warna
kuning pada 25 gram kunyit lebih banyak dari Adi. 2013. “Manfaat dan Khasiat Kunyit Untuk
pada 15 gram kunyit seperti yang telah Kesehatan”. Teknik Informatika
dijelaskan sebelumnya. Universitas Lampung. Lampung.
Annisa, Muthi.2011. “Studi Pemanfaatan
Uji Kualitatif Tanaman Gambir dalam Pembuatan
Efek Kapur Cat”. Jurusan Teknik Pertanian Institut
Berdasarkan hasil pengujian, semua Pertanian Bogor. Bogor.
produk cat menghasilkan efek kapur karena Anonim. 2005. Minyak Kedelai.
memakai bahan perekat kapur tohor tetapi http://hiossite.com/tag/kedelai/. Heal
tingkat kadar tinggi atau rendahnya efek kapur Indonesia Online School. Diakses 15
yang dihasilkan tergantung dengan pemakaian Februari 2014.
kapur tohor dalam campuran pembuatan cat Anonim. 2009. “Cat Tembok”.
berbahan alami ini. http://tgcoatings.blogspot.com//. Diakses
22 Februari 2014.
Settling (Endapan) Anonim. 2012. “Kuning Kunyit”.
Berdasarkan hasil pengamatan seafast.ipb.ac.id/tpc-project/wp-
didapatkan bahwa sampel cat yang telah content/uploads//08-kuning-kunyit.pdf.
disimpan selama 24 jam tidak terjadi endapan. Diakses 27 September 2013.
Karena cat yang dihasilkan yang terdiri dari Anonim.2012.”Pewarna.Alami”.(www.scribd.c
komponen perekat, pewarna dan pelarut om/doc/86305954/kelompok-3-pewarna
menyatu dengan baik dan penggunaan alami), Diakses 19 maret 2013
komposisi zat aditif yang sesuai. Anonim. 2013. “Proses Pembuatan Cat dan
Bahaya”.
4. KESIMPULAN http://www.erfolgkimia.com/2013/06/pro
ses-pembuatan-cat-dan-bahaya.html.
Adapun kesimpulan yang dapat diambil Diakses 31 desember 2013.
dari hasil penelitian ini ialah sebagai berikut : AOAC. 1995. “ Official Method of Analysis”.
1) Cat dari bahan dasar alami dapat dibuat Diakses 22 November 2013.
dengan proses ektrakasi tanaman kunyit ASTM D 1475. “Standard Test Method For
dengan konsentrasi etanol 40%,60% dan Density of Liquid Coatings, Inks, and
80% dengan variasi perbandingan perekat Related Products”. Diakses 24 November
kapur tohor dan tepung tapioka (1:3),(1:1) 2013.
dan (3:1). ASTM. 1991. Annual Book of ASTM Standars.
2) Pada pengujian kuantitatif nilai viskositas, Paints, Related Coatigs, and Aromatics.
waktu kering yaitu meliputi waktu kering Volume 06.01. Paint- Test for
sentuh dan waktu kering keras, daya formulated Products and Applied
rekat,daya tutup dan uji warna L*a*b* Coatings, American Society For Testing
yaitu kandungan warna a* dan b* yang Materials. Philadelphia.
memiliki hasil yang paling optimum Badan Standarisasi Nasional. 2009. SNI 3564-
terdapat pada kandungan konsentrasi 2009. “Cat Emulsi”. Jakarta : Badan
perekat 1:3 dengan tingkat variasi etanol Standarisasi Nasional. Diakses 22
80% sedangkan untuk nilai densitas dan uji September 2013.
warna L* yang memiliki hasil yang paling Bintang, I.A.k dan A.G Nataamijaya. 2005.
optimum terdapat pada kandungan “Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit
konsentrasi perekat 3:1 dengan tingkat (Curcuma Domestica val) Dalam
variasi etanol 80%. Untuk pengujian Ransum Broiler”.
kualitatif yaitu efek kapur dan endapan http://balitnak.litbang.deptan.go.id/index
yang terbentuk. Semua hasil cat ini

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 20, Januari 2014 Page | 17


2.php?option=com_content&do_pdf=1& Mandala, Danial. 2013. “Teori Pengecatan
id=129 . Diakses 23 Januari 2014. Kendaraan”. Universitas Makassar.
Chemistry. 2011. “Zat Warna Alami dan Makassar
Sintesis”.http://chemistry35.blogspot.co Mia. 2010. “Industri Pembuatan Semen”.
m/2011/08/zat-warna-alami-dan- http://mheea-
sintesis.html Diakses 4 Desember 2013. nck.blogspot.com/2011/06/industri-
Darmadi, Susanto.2010. “Bagaimana Cara pembuatan-semen.html. Diakses 24
Membuat Cat Tembok”. Desember 2013.
http://bagaimanacaramembuat.com/2010/ Miftahurrahmah.2011.”Isolasi Kurkumin dan
12/29/bagaimana-cara-membuat-cat- Derivatnya Dari Kunyit”.Laporan Kimia
tembok/pake. Diakses 31 Desember Organik Lanjut Jurusan Kimia Fakultas
2013. Mipa Universitas Islam Negeri Maulana
Efraim, Stenly. 2013. “Menengok Asal Mula Ibrahim. Malang.
Batu Kapur”. Mikratunnisa.2010. “Pvac Zat Pembuat lem
http://stenlyagan.blogspot.com/2013/06/ Sederhana”. Jurusan Mipa Matematika
menengok-asal-mula-batu-kapur- Universitas Mataram. Mataram
limestone.html. Diakses 02 Februari Meta. 2010. “Tepung Tapioka Manfaat dan
2014. Cara Penggunaannya”. Institut Pertanian
Fadhli, Haiyul. 2011. “Pengaruh Temperatur Bogor. Bogor.
dan Kelarutan pada Proses Ekstraksi”, Nainggolan, Yuni. 2012. “Etanol dan
http://haiyulfadhli.blogspot.com/2011/06 Pemanfaatannya”.http://yuninainggolan.
/pengaruh-temperatur-dan-kelarutan- wordpress.com/2012/07/18/etanol/.
pada..html. Di akses tanggal 12 Mei Diakses 04 Desember 2013).
2013). Nelson GL, Gray KN, Buckley SE. 1985.
Fitrikaniawati. 2012. “Makalah Ekstraksi ”Modern Paint and Coatings”.
Kurkumin”. Hattiesburg : University of Southern
http://fitrikaniawati16.blogspot.com/201 Mississippi.
2/05/makalah-ekstraksi-curcumin.html. Payne LF. 1961. “Organic Coating Technology
Bandung. Diakses 22 November 2013. Volume 2”. New York : John Wiley and
Hall C. 1981. “Polymer Materials, An Sons
Intoduction for Technologist and Prasetya, Andika. 2012 “Ekstraksi Padat Cair”.
Scientist”. London : MacMillan Pub. http://akademik.che.itb.ac.id/labtek/wp-
Ltd. Diakses 03 Januari 2014 content/uploads/2012/05/epc-ekstraksi-
Hermiyati. 2009. “Petunjuk Praktikum Analisa padat-cair.pdf Diakses 04 Desember
Bahan Kulit”. Akademi Teknologi Kulit. 2013.
Yogyakarta. Ratna. 2008. “Pemungutan Kurkumin dari
Hidayat, N., & Saati, E, A,, 2006, “Membuat Kunyit (Curcuma Domestica Val.) dan
Pewarna Alami”, Penerbit Trubus Pemakaiannya Sebagai Indikator
Agrisarana, Surabaya. Analisis Volumetri”. Diakses 15 Januari
Jongko.2010. “Pembuatan Cat Besi”. 2014
http://www.scribd.com/doc/11527837/eb Rusty. 2007. “BioAlchohol Fuel Foundation”.
ook-pembuatan-cat-besi. Duraposita. www.thefreedictionary.com/Etanol
Diakses 05 maret 2014. Diakses 04 Maret 2013.
Khamdinal. 2009. “Teknik Laboratorium Suci. 2012. “Kunyit, Kencur, Jahe Lengkoas”.
Kimia”. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. http://rohmahsuci.blogspot.com/.
Koleske VJ. 1972. “Paint and Coating Testing Diakses 20 September 2013
Manual”. Philadelphia : Race Street Suhatin, Dhana. 2013. Jenis Batuan.
Kusuma, Afandi. 2012. “Tepung Tapioka dan http://suhambreng.blogspot.com/.
Tepung Maizena”. Diakses 22 Desember 2013.
http://mengerjakantugas.blogspot.com/20 Susyanto, Heri. 2009. “Apakah Cat”.
09/07/tepung-tapioka-dan-tepung- http://www.geocities.com. Diakses 30
maizena.html. Diakses 24 Desember Desember 2013.
2013. Sayudi. 2002. “Manfaat dan Penggunaan
Kusuma, Dwi. 2013. “Kapur Sebagai Bahan Kalsium Hidroksida”. Kartika Chandra.
Bangunan”. Jurusan Teknil Sipil Jember.
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Silvyana. 2008. “Ekstraksi Kurkumin Dari
Kunyit Dengan Menggunakan Etanol”.

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 20, Januari 2014 Page | 18


Jurusan Teknik Kimia Universitas
Sriwijaya. Palembang.
Septiani, Indri. 2011. “Maserasi”,
http://catatankimia.com/catatan/maserasi.
html Diakses 12 Mei 2013.
Setyowati, Suparni. 2009. “Proses Ekstraksi
Padat-Cair”, http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia-
industri/teknologi-proses/ekstraksi-
padat-cair/ (di akses pada tanggal 25 Juli
2013).
Suyitno. 1989. “Ekstraksi dan
Pemanfaatannya”.
farmasi.unand.ac.id/RPKPS/Metoda_eks
traksi.pdf (diakses tanggal 4 Maret
2013).
Talbert R. 2008. “Paint Technology Handbook”.
New York : CRC Press.
Tanaka, Y., Sasaki, N., Ohmiya, A. 2008.
“Biosynthesis of Plant Pigments :
Anthocyanins, Betalains and
Carotenoids”. The Plant Journal. Diakses
28 Januari 2014.
Tony. 2012. “Minyak
Kedelai”.Academia.Edu.Kupang
Tri Radiyati dan Agusto, W.M. “Tepung
Tapioka (perbaikan)”. Subang : BPTTG
Puslitbang Fisika Terapan – LIPI, 1990
Hal. 10-13.
Wahyuni, dkk. 2004. “Ekstraksi Kurkumin dari
Kunyit”. Prosiding Seminar Nasional
Rekayasa Kimia dan Proses 2004 ISSN :
1411-4216
Widowati, Endang. 2006. “Pengaruh lama
Perendaman Dengan Larutan Kapur
Tohor Ca (OH)2 Pada Kulit Buah
Manggis Terhadap Kualitas Kembang
Gula Jelly”. Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga Konsentrasi Tata Boga, Jurusan
Teknologi Jasa Dan Produksi.
Universitas Negeri Semarang.
Wikipedia. 2014. “Polyvinyl Acetate”.
http://en.wikipedia.org/wiki/Polyvinyl_a
cetate. Diakses 2 Februari 2014.
Yongki. 2009. Cabai Merah, Bawang Putih,
Kunyit, Lengkuas dan Jahe.
http://yongkikastanyaluthana.wordpress.
com/2009/01/31/ cabai - merah bawang-
putih-kunyit-lengkuas-dan-jahe/. Diakses
3 maret 2011

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 20, Januari 2014 Page | 19

Anda mungkin juga menyukai