PENDAHUL
UAN
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
apat dij adik an sebagai pedoman ole h pih ak !anajemen dalam
meningkatkan pelayanan sterilisasi yang bermutu dalam upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi.
1.2.2 Tujuan Khusus
". apat menjadi pedoman dalam memberikan pelayanan pusat sterilisasi #.
apat menurunkan angka kejadian infeksi atau infeksi nosokomial
4 apat meningkatkan mutu pelayanan sterilisasi alat dan bahan
1
$ apat meningkatkan pengetahuan dan wawasan kepada petugas atau para medis
tentang prosedur pelaksanaan sterilisasi.
$ apat meningkatkan pengetahuan bagi pihak manajemen %S
&'()'*dalam pengambilan keputusan dan kebijakan tentang prosedursterilsasi.
1.3. Man aat
Untuk dapat menjadi sebagai pedoman penatalaksanaan pusat sterilisasi dalam
meningkatk an mutu pela yanan yang bertujuan untuk mencegah resiko
terjadinyainfeksi
1. !. Pengert"an
1. Aerasi adalah pemaparan kemasan yang baru disterilkan gas +tilen oksida
pada sirkulasi udara untuk menghilangkan sisa gas etilen oksida.
2. AAM adalah singkatan dari Associaton for the advancement of Medical
Instrumentation
3. AHAadalah singkatan dari merican *ospital ssociation
4. Ant"se#t"k adalah disinfektan yang digunakan pada permukaan kulit dan
membran mukosa untuk menurunkan jumlah mikroorganisme
5. Aut$%la adalah suatu alat/mesin yang digunakan untuk sterilisasi dengan
menggunakan uap bertekanan
6. Ba%"llus stear$therm$#h&lus adalah mikroorganisme yang dapat
membentuk spora serta resisten terhadap panas dan digunakan untuk uji efektifitas
sterilisasi
7. Ba%"llus su't"l"s adalah mikroorgisme yang dapat membentuk spora dan
digunakanuntukujiefektifitassterilisasietilenoksida
8. B"$'ur(en adalah jumlah mikroorganisme pada benda terkontaminasi
9. B$)"e*D"%k test adalah uji efektifitas pompa akum pada mesin sterilisasi uap
berpompa akum, penemu metodenya adalah j.h Bowie dan . ick
10. Dek$ntam"nas" adalah proses untuk mengurangi jumlah pencemarmikroorganismeatau
substansi lain yang berbahaya sehingga aman untuk
penanganan lebih lanjut
11. D"s"n eks" adalah proses inakti asi mikroorganisme melalui sistem termal
0panas1 atau kimia
12.+$ggle adalah alat proteksi mata
2
13. nkubator adalah alat yang digunakan untuk dapat menghasilkan syhu tertentu
secarakontinyuuntukmenumbuhkankulturbakteri
14. nkubator biologi adalah sedian berisi sejumlah tertentu mikroorganisme spesifik
dalam bentuk spesifik dalam bentuk spora yang paling resisten terhadap suatu proses
sterilisasi tertentu dan digunakan untuk menunjukkan
bahwa sterilisasi telah tercapai.
15. ndikator kimia adalah suatu alat berbentuk strip atau tape yang menandai terjadinya
pemaparan sterilan pada obyek yang disterilkan, ditandai dengan adanya perubahan
warna
16. ndikator mekanik adalah penunjuk suhu, tekanan, waktu dll pada mesin
sterilisasi yang menunjukkan mesin berjalan normal
17. nfeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh di %umah Sakit dimana
pada saat masuk rumah sakit tidak ada tanda/gejala atau tidak dalam masa inkubasi.
18. 2umen adalah lubang kecil dan panjang seperti pada kateter, jarum suntik
maupun pembuluh darah
19. oint of use3 menunjukkan tempat pemakaian alat
20. Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora
21. Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora
melalui cara fisika atau kimia
22. Sterilan adalah 4at yang mempunyai karakteristik dapat mensterilkan.
23. )ermokopel adalah sepasang kabel termo-elektrik untuk mengukur
perbedaan suhu dan digunakan untuk mengkalibrasi suhu pada mesin sterilisasi.
3
BABII
,A-ANA I,IK DAN PE-ALATAN
4
Peralatan Me("k
!esin sterilisasi uap
!esin sterilisasi gas
!esin sterilisasi basah
!esin sterilisasi ruangan
2emari penyimpanan barang steril
!esin cuci tangan otomatis
Bahan0 at k"m"a
etergen
esinfektan
6apas, kasa
2.3. Peng$#eras"an alat ster"l"sas"
Proses penyeterilan alat/bahan di menggunakan metode sterilisasi uap, sterilisasi panas-
kering dan gas +'. Untuk metode steril +' jarang di gunakan, sterilisasi ini hanya untuk
peralatan laparoscopy.
,ter"l"sas" Ua# Autoclave delta 4ara
Kerja 5
". !andle "#itsdi naikkan ke angka #
#. )ekan tombol main 0lampu merah akan menyala1
7. Pilih salah satu temperature "#"8 atau "7#8, kemudian tekan tombol start 0lampu
hijau akan menyala1
9. tur "terili$er %imer yang dikehendaki 0#: nenit untuk instrument, 7: menit untuk
alat tenun1 ;. 5unakan skala yang paling luar 0huruf putih1 dengan jarum
penunjuk warna hijau. pabila sudah selesai waktu
sterili$ernya, jarum penunjuk berwarna hijau akan kembali ke :, tetapi
jarum penunjuk warna merah tetap diam tidak akan berubah. emikian
juga jarum penunjuk warna hijau pada &r' %imer.
$. tur &r' %imer yang dikehendaki, kita pakai 7: menit, gunakan skala yang
paling luar 0huruf putih1 dengan jarum penunjuk warna hijau 0disebelah
dalam1
<. 2ampu tanda pengisian air dan pemanasan/#ater/(aetin) akan menyala
5
=. Setelah air mendidih lampu-lampu darivacum sterili$er 0lampu hijau dan
oran)e akan menyala bergantian1
>. arie*haust/dr' 0lampu kuning/putih1 menyala bergantian
?. Setelah lampu komplit menyala @ $ menit kemudian alarm berbunyi,
menandakan bahwa proses sterili$er sudah selesai.
":. arum jacket sedikit demi sedikit turun ke angka : dan diturunkan, jarum
chan+ersedikit demi sedikit akan turun dari "-:
"".Setelah jarumchan+er menunjuk angka :autoclave baru boleh di buka dan alat di
dalamnya bisa di keluarkan
"#. !andle "#itsdi turunkan lagi ke angka :
,ter"l"sas" Panas*Ker"ng Memmert 4ara
kerja5
1. !asukkan ke dalam boAmemmert alat-alat/barang yang akan di
sterilkan
2. )utup pintu o en /memmert
3. Putar tombol suhu sampai angka "$:8 c
4. Putar power ke angka satu
5. 2ampu hijau, merah dan kuning akn menyala
6. ,reshair di tutup 0tombol turunkan sampai angka 9 $1
7. Bila sudah mencapai waktu " jam, lampu merah 0alarm1 akan mati
8. ,reshair buka 0 tombol naikkan sampai :1
9. Pintumemmert di buka
10. Bila yang disterilkan tromol, lubang-lubang tromol di tutup d ahulu, baru di
keluarkan
,ter"l"sas" E6 +as 4ara
kerja 5
1. lat yang akan disterilkan disikat, dicuci bersih dengandeter)ent,
dibilas dengan air sampai bersih dan dikeringkan
2. lat yang bias dilepaskan bagian-bagiannya, baterai dilepaskan dari alatyang
akandisterilkandandisterilkansecaraterpisah
3. Bila alat yang disterilkan tidak dapat dicuci dengan air, masukkan
humiditichip mendapat kelembaban yang diinginkan
4. ac(alat yang akan disterilkan dengan sealC -eal, tempelkan
e*-osureindikator
6
5. !asukkan dalam kantong ste rilisasi, masukkan osimeter,
!umiditichi- dan +' gas yang sudah di cabut pengamannya 0tapi tombol
pengaktifan jangan di tekan dulu1
6. 6antong sterilisasi di tutup/seal dengan menggunakan plastiksealer0udara dalam
kantung plastik di kempeskan/dibuang sebelum di seal dengan seal plastik1
7. )ekan tombol '( pada sterili$er
8. Untuk memulai mensterilkan alat/masukkan alat kedalam sterili$er tekan
tombolload
9. Untuk memasukkan data berapa kantong yang akan di sterilkan tekan tanda
panah naik/turun kemudian tekan tombol enter untuk konfirmasi. "terili$ator
akan masuk dalam /arm u- c'cle dan pintu sterili$er akan terbuka pada suhu 9>8
&
10. Sebelum pintu sterili$er dapat di buka sterili$er memasuki tahap
-ur)in) c'cleselama $ menit.
11. Pada saat ini entilasi berfungsi untuk membuang sisa gas +' dalam
cabinet, pin tu sterili$er akan terbuka setelah timer menghitumg
mundur sp ::.::
12. Pada saat pintu sterili$er tidak terkunci, ini memungkinkan untukmamasukkankantung
yang akan disterilkan. Bunyi D ee-E tiap "$ detik mengingatkan
operator bahwa sterili$er siap untuk di masuki tambahan kantung yang akan
disterilkan
13. Pintu dapat di buka dan di tutup beberapa kali sesuai kebutuhan sp timer
menghitung ::.::. setelah memasukkan kantung yang akan di sterilkan tutup
pintu sterili$ator dan akan mengunci dengan sendirinya
bila timer sudah menunjukkan ::.::. Bila pintu sterili$ator masih terbuka pada
saattimer menunjukkan ::.:: alarm akan berbunyi untukmengingatkanoperator.
14. Untuk mengeluarkan kantung yang sudah selesai prosesnya, tekan
tombol D A&
7
2. !. Penguj"an Alat ,ter"l"sas"
Sebelum mesin sterilisasi dapat digunakan secara rutin maka harus dilakukan
pengujian telebih dahulu sesuai dengan prosedur pada masing-masing autoclave atau
sesuai dengan mesin sterilisasi yang digunakan. 6erja mesin sterilisasi tidak hanya
tergantung pada disain mesinnya saja tetapi juga tergantung pada elemen pendukung
lainnya seperti generator uap dan distribusi uap, sistem kelistrikan dan sistem mekanik
lainnya.
6ompatibilitas mesin sterilisasi dengan sistem penunjanglainnya
2.7. Kal"'ras" alat
6alibrasi secara periodik harus dilakukan sesuai dengan instruksi manual dari
produsen mesin. Beberapa contoh item yang harus dikalibrasi adalah 3 pengukursuhudan
tekanan, timer dan elemen pencatat lainnya. 6alibrasi ulang harus dilakukan apabila
komponen-komponen ini mengalami perbaikan. 6alibrasi alat harus dilakukan oleh
orang terlatih khususnya terhadap jenis mesin sterilisasi yang akan dikalibrasi. 6alibrasi
terhadap mesin sterilisasi sangat penting untukmenjaminbahwa mesin sterilisasi bekerja dengan
baik dan efektif serta dapat diandalkan.
8
BAB III
PEN+EL6LA
AN
3.1. Pengert"an
Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora
melalui cara fisika atau kimia yang bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi/infeksi
nosokomial
3.2. Pr"ns"# Dasar 6#eras"$nal
!emberikan pelayanan sterilisasi dengan sebaik-baiknya dengan
bekerjasama dengan unit lainnya yang ada di dalam memenuhi kebutuhan alat/bahan
yangsteril.
!emberikan pelayanan bahan/alat medik steril untuk kebutuhan unit-unit diselama
#9 jam.
3.3. Tujuan Pusat ,ter"l"sas"
!embantu unit lain di puskesmas yang membutuhkan kondisi steril, untuk
mencegahterjadinyainfeksi
!enurunkan angka kejadian infeksi dan membantu mencegah serta
menanggulangi infeksi nosokomial
+fisiensi tenaga medis/paramedis untuk kegiatan yang berorientasi pada
pelayanan terhadap pasien
!enyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang
ihasilkan
9
!empertahankan stokinventor' yang memadai untuk keperluan perawatan
pasien
!empertahankan standar yang telah ditetapkan
!endokumentasikan setiap akti itas pembersihan, desinfeksi maupun sterilisasi
sebagai bagian dari program upaya pengendalian mutu
!elakukan penelitian terhadap hasil sterilisasi dalam rangka pencegahan dan
pengendalian infeksi bersama dengan panitia pengendalian infeksi nosokomial
!emberikan penyuluhan tentang hal-hal yang brkaitan dengan masalah
sterilisasi
!enyelenggarakan pendidikan dan pengembangan staf instalasi pusat sterilisasibaik
yangbersifatinternmaupunekstern
!enge aluasi hasil sterilisasi
3.7. Penatalaksanaan Pela&anan Pen&e("aan Barang ,ter"l5
Pener"maan Alat0Bahan
!enerima alat/bahan yang akan disterilkan dari unit-unit lain yang ada di
puskesmas yang telah di cuci dengan desinfectan dan dikemas serta diberi label/tanda
dari ruangan masing-masing, kemudian dicatat di buku sterilisasi alat untuk
disterilisasikan
Pen%u%"an
lat-alat/instrument bekas pakai operasi dicuci bersih dengan desinfectan "avlon,
kemudian direndam dengan larutan desinfektan dalam waktu yang cukup lama
untuk terjadinya penetrasi ke dalam sel mikroba dan men- dea(tivasi sel-sel
patogen. !encuci bersih adalah proses yangmenghilangkan semua partikel
yang kelihatan dan hampir semua
partikel yang tidak kelihatan, dan menyiapkan permukaan dari semua alat- alatagar
amanuntukprosesdesinfeksidansterilisasi.
10
dan efekti itas perawatan pasien yang merupakan tanggung jawab utama
&SS . Setelah alat/instrument dikemas diberi label/tanda 0nama ruangan, tanggal
steril, alat yang disterilkan1.
Pr"ns"#*#r"ns"# Pengemasan
da tiga prinsip dasar pengemasan3
- Sterilan harus dapat menyerap dengan baik ke seluruh permukaan
kemasandanisinya
- *arus dapat menjaga sterilitas isinya hingga kemasan dibuka
- *arus mudah dibuka dan isinya mudah diambil tanpa menyebabkan
kontaminasi
Pers&aratan Bahan Pengemas3
,esua" (engan Met$(e ,ter"l"sas" &ang ("#aka"
Bahanyangdipakaiuntukpengemasansterilisasiharussesuaidenganproses sterilisasiyang
dipilih
- *arus tahan terhadap kondisi fisik, seperti suhu tinggi, kelembaban, tekanan
dan/atauhisapanpadaprosessterilisasi.
- Udara pada kemasan dan isinya harus bisa keluar
- Sterilan pada proses uap, +', atau panas-kering harus dapat menyerap dengan
baik pada seluruh permukaan dan serat semua isi dan kemasan.
- Sterilan harus dapat dilepaskan pada akhir siklus sterilisasi
,ter"l"sas" Ua#.
Bahan kemasan harus memudahkan proses pelepasan udara dan penyerapan uap
yang baik pada kemasan dan isinya. Pada beberapa sterilisasi uap, terjadi juga proses
penghisapan. 6arenanya, bahan kemasan harus memudahkan pelepasan
udara secara total tanpa mengganggu bentukkemasan dan segelnya, Bahan kemasan
juga harus mudah kering dan memudahkan pengeringan isinya.
,ter"l"sas" E6.
Bahan kemasan harus memudahkan penyerapan gas dan uap sterilan yang
baik, dan juga siap melepaskan gas dan uap tersebut dari kemasan dan isinya selama waktu
aerasi
,ter"l"sas" Panas*Ker"ng .
11
Bahan kemasan dan isinya harus tahan terhadap suhu selama waktu yang
diperlukan untuk siklus panas-kering tanpa meleleh, terbakar, atau rusak.
Da#at Menahan M"kr$$rgan"sma (an Bakter"
Bahan yang dipakai untuk mengemas harus dapat menjaga sterilitas dan
melindungi isinya yang sudah steril, dari sumber-sumber kontaminasi mikroba
mulai dari saat kemasan dikeluarkan dari mesin sterilisasi, sampai kemasan dibuka
untuk dipakai. 6arenanya, bahan yang dipakai sebaiknya tidak berbulu, juga dapat
menahan masuknya debu dan terserapnya uap 0airataucairan lainnya1.
Kuat (an Tahan Lama
Bahan kemasan harus cukup kuat untuk menampung isinya selama proses sterilisasi
dan penanganannya. *arus tahan sobekan dan tusukan, tidak
boleh terpengaruh tingkat atmosfir dan kelembaban udara. Selama
penyimpanan sebelum dan sesudah sterilisasi, bahan kemasan tidak boleh
berkerut, berlubang jika dilipat, kusut, atau melekat satu sama lain jika ditumpuk, dan segel
tidak tidak boleh terlepas.
Mu(ah ("gunakan
Bahan harus mudah digunakan untuk membungkus, dan harus sesuai dengan
ukuran dan bentuk alat yang akan dikemas, dan harus membungkus alat rapat-
rapat.
T"(ak mengan(ung -a%un .
Bahan kemasan tidak boleh mengandung bahan beracun dan warna yang
bisa menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan terhadap pekerja, atau yang luntur jika
terkena sterilan. Sebaliknya, bahan-bahan pakai ulang yang sudah dilaundry atau kotak
kontainerpakaiulangharusbebasdaridetergenbahan
pemutih, atau bahan kimia lainnya yang dapat bereaksi dengan uap sehingga
menyebabkan perubahan warna pada instrumen atau menimbulkan
perubahan kimia pada alat di dalam kemasan.
,egel &ang 'a"k
Segel sangat penting untuk melindungi isi kemasan dan menjaga sterilitas.
Pembungkus datar dapat disegel dengan indikator tape atau diikat dengan tali kain.
6antong terbuat dari plastik, kombinasi plastik dan kertas, atau kertas saja harus disegel
dengan segel panas atau tape. 6antong bersegel
12
harus disegel sesuai instruksi produsen. 6otak kontainer sterilisasi biasanya disegel dengan
pengunci tahan hancur. Saat membuka kemasan, semua metode segel harus
rusak dan tidak dapat dipakai lagi untuk menghindari kesalahan.
13
- 6ertas berlaminasi3 terdiri dari tiga lapisan, lapisan kedua mencegah
penyerapan uap terapi berpori untuk udara, sehingga harus dilipat sedemikian rupa agar
proses sterilisasi berlangsung dengan baik.
- 6ertas mentega yang non-gla4e 0=,# kg/rim1 bisa dipakai untuk sterilisasi uap tetapi
mudah robek.
- 6ertas krep 3 menggantung dengan baik dan tidak mudah robek. Bisa
dipakai untuk membungkus sekaligus sebagai area steril 0duk1.
)ape indikator kimia harus dilekatkan pada setiap kemasan. )ape ini
berubah warna untuk identifikasi kemasan yang sudah melalui proses sterilisasi.
"lm Plast"k
;ilm plastik tidak dapat menyerap air baik berupa cairan atau uap,
karenanya film plastik tidak dapat dipakai sebagai kemasan untuk sterilisasi uap.
6antong biasanya didisain dengan kertas di salah satu sisinya untuk
penetrasi uap. ol'eth'lene 0P+1 dapat menyerap +' dan dapat dipakai sebagai tas
plastik dengan disain khusus, tetapi biasanya kantong plastikuntuk +' juga
dikombinasikan dengan kertas. ol'vin'l hloride 0PF&1 tidak boleh dipakai karena
tidak dapat menyerap +' dengan baik dan menyimpan gas untuk waktu yang
cukup lama. 'lon atau -ol'amide juga tidak direkomendasikan untuk uap dan +'.
6etebalan film plastik biasanya "-7 milimikron untuk porositas terhadap +'. ;ilm
plastik sering dipakai setelah proses sterilisasi untuk menjaga kelembaban dan
pelindung terhadap debu.
Ka"n l"nen
2inen adalah bahan tradisional untu k membungkus nampan-nampan
operasi. 6elebihannya adalah bisa dipakai ulang, murah, kuat, pelindung yang
cukup yang baik, mudah digunakan, dan sangat baik untuk duk. 6elemahannya3
- Bukan penghalang bakteri yang baik dan mudah menyerap air.
- Suhu panas menyebabkan mudah robek. Sebaiknya memakai kain yang
baru dilaundr'
- Perlu diperiksa jika ada lubang, sobekan, dan kerusakan lainnya
- Pembungkus kain harus bahan muslin berkualitas tinggi dengan spesifikasi "9:
thread count, dan harus dipakai # lembar.
14
- !uslin yang tidak di+leach lebih baik karena ": G lebih kuat dari muslin yang di
+leach.
- 6ain yang tebal seperti kan as tidak boleh dipakai karena sulit menyerap uap.
- 6ain dapat dipakai untuk sterilisasi uap dan +'
Ka"n %am#uran
15
&uran katun dan plastik memperbaiki kemampuan menghalangi bakteri
dan air. )etapi karena sering dicuci, menjadi kurang baik. Bahan ini sesuai untuk
sterilisasi uap dan +'.
Pr$se(ur (an Langkah*langkah #engemasan
Prosedur pengemasan harus mencakup3
- (ama alat-alat yang akan dikemas
- 2angkah-langkah yang tepat untuk persiapan dan inspeksi alat-alat, sesuai instruksi
produsen dan spesifikasinya.
- Sesuaikan dengan metode sterilisasi yang dipakai
- )ipe dan ukuran alat-alat yang akan dikemas
- Penempatan alat-alat yang tepat dalam kemasan
- )ipe dan penempatan yang tepat indikator kimia eAternal dan internal, sesuai
dengan kebijakan pengendalian mutu proses sterilisasi
- !etoda atau teknik mengemas. 02ihat 2ampiran $1
- !etoda pemberian segel pada setiap kemasan
- !etoda dan penempatan label untuk identifikasi isi kemasan
- plikasi informasi untuk pengendalian mutu, seperti nomor lot, tanggal, dan
identifikasi pekerja yang menyiapkan
- Petunjuk untuk penempatan kemasan di dalam mesin sterilisasi
- Peringatan mengenai waktu pengeringan, waktu pendinginan, dan
penanganan setelah proses sterilisasi.
- nformasi mengenai aplikasi pelindung setelah proses sterilisasi terhadap debu,
uap, ermin, dsb.
- Petunjuk untuk penempatan pada penyimpanan, atau untuk distribusi
ketempat pemakaian.
- nformasi untuk pemakai untuk mencegah kemungkinan kontaminasi,
misalnya prosedur yang tepat untuk penyimpanan dan penanganan
kemasan sterilH inspeksi segel, dan metode yang tepat untuk membuka alat-alat
steril.
Pr$ses ,ter"l"sas"
Setelah alat dicuci dan dikemas kemudian dimasukkan kedalam
mesin sterilisasi yaitu mesin autoclave delta dengan menggunakan suhu "7#8 &
sampai mesin sterilisasi autoclave delta berbunyi menandakan
proses sterilisasi telah selesai, kira-kira memakan waktu selama satu setengah jam.
Pen&"m#anan (an D"str"'us"
lat/bahan yang sudah disterilkan oleh petugas kamar operasi kemudian disimpan
di lemari penyimpanan alat steril dan di distribusikan ke unit-unit yang
membutuhkan alat/bahan dalam kondisi yang steril.
Pen%atatan (an Pela#$ran
lat/bahan yang disterilkan di catat jumlah set nya, berat alat, tanggal dan
petugas/perawat yang mensterilkan di dalam buku pencatatan dan pelaporan sterilisasi.
Pem'uangan L"m'ah
2imbah atau buangan hasil proses sterilisasi dibuang ke P 2
BAB I8
KETENA+A
AN
7.1. M$n"t$r"ng
Jang dimaksud dengan monitoring adalah upaya untuk mengamati pelayanan
proses sterilisasi dan cakupan program pelayanan proses sterilisasi seawal mungkin, untuk dapat
menemukan dan selanjutnya memperbaiki masalah dalam
pelaksanaan program.
Tujuan m$n"t$r"ng a(alah5
". Untuk mengadakan perbaikan, perubahan orientasi atau disain dari sistem
pelayanan sterilisasi 0bila perlu1.
#. Untuk menyesuaikan strategi atau pedoman pelayanan sterilisasi yang
dilaksanakan di lapangan, sesuai dengan temuan-temuan dilapangan.
7. *asil analisis dari monitoring digunakan untuk perbaikan dalam pemberian
pelayanan sterilisasi di puskesmas. !onitoring sebaiknya dilakukan sesuai keperluan
dan dipergunakan segera untuk perbaikan program.
Hal*hal &ang harus ("#erhat"kan untuk k$ntr$l kual"tas a(alah 3
1. Pem'er"an n$m$r l$t #a(a set"a# kemasan .
Setiap item/kemasan yang akan disterilkan harus mencantumkan identitas
berupa nomor lot yang mencakup nomor mesin sterilisasi, tanggal proses sterilisasi,
dan keterangan siklus keberapa dari mesin sterilisasi.
Pengid entifikasian ini akan memudahkan pada saat diperlukannya
melakukan recall ata u penarikan kembali kemasan yang sudah
terdistribusikan.
2. Data mes"n ster"l"sas" .
Untuk setiap siklus sterilisasi yang dilakukan informasi berikut harus didokumentasikan 3
- (omor lot
- nformasi umum kemasan 0misal 3 kemasan linen, atau kemasan
instrument1
- Kaktu pemaparan dan suhu 0kalau belum tercatat oleh mesin sterilisasi1
- (ama operator
- atahasilpengujianbiologis
- ata respons terhadap indikator kimia
- ata hasil dari uji Bowie- ick
okumentasi ini akan bermanfaat dala m monitoring proses dan
memastikan bahwa parameter pada setiap siklus proses sterilisasi telah tercapai
sehingga akuntabilitas proses terjamin. engan melakukan dokumentasi ini
maka apabila ada barang yang harus ditarik ulang akan menjadi lebih mudah.
3. 9aktu Ka(aluarsa.
Setiap kemasan steril yang akan digunakan harus diberi label yang
mengindikasikan waktu kadaluarsa untuk memudahkan melakukan rotasi stok,
walaupun kadaluarsa tidak tergantung pada waktu melainkan pada kejadian yang
dialami oleh kemasan tersebut.
7.2. E:aluas"
Setiap kegiatan harus selalu di e aluasi pada tahap proses akhir seperti pada tahap
pengemasan, sterilisasi dan sebagainya, juga e aluasi secara keseluruhan dalam rangka
kinerja dari pengelolaan sterilisasi di Puskesmas
Tujuan (ar" e:aluas" terse'ut antara la"n 3
". !eningkatkan kinerja pengelolaan sterilisasi Puskesmas
#. Sebagai acuan/masukan dalam perencanaan sterilisasi, bahwa barang-barang yang
disterilkan di jamin kesterilannya.
7. Sebagai acuan dalam perencanaan system pemeliharaan mesin-mesin
sterilisasi
9. Sebagai acuan perencanaan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan
sumber daya manusia.