Anda di halaman 1dari 23

PERBDANDINGAN HASIL BELAJAR METODE TCLBC

DENGAN METODE SCLBC TERHADAP HASIL BELAJAR


MATEMATIKA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR PADA
SISWA KELAS XII SMK NEGERI 50 JAKARTA

Nama : Ichsani Nurul Islam


NIM : 5215134343

UNIVERSITAS NEGER JAKARTA


PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor kehidupan yang sangat penting bagi
terbangunnya sebuah peradaban suatu bangsa. Pendidikan di Indonesia banyak
mengalami masalah terutama dalam mutu pendidikan. Dengan demikian cukup
beralasan apabila pendidikan harus mendapatkan perhatian yang cukup serius, lebih-
lebih bagi kalangan pendidik maupun calon pendidik.
Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan paling pokok dalam
keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Keberhasilan pendidikan sangat
ditentukan oleh kinerja dari proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar
merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara manusia yaitu antara orang yang
belajar disebut siswa dan orang yang mengajar disebut guru. Dalam proses belajar
mengajar, guru akan menghadapi siswa yang mempunyai karakteristik yang berbeda-
beda, sehingga guru dalam proses belajar mengajar tidak akan lepas dengan masalah
hasil belajar siswanya, yang merupakan alat untuk mengukur sejauh mana siswa
menguasai materi yang telah diajarkan.Jadi inti dari proses pembelajaran adalah
bagaimana siswa mampu menguasai materi pelajaran secara optimal. Penguasaan
tersebut dapat dilihat dari sejauh mana siswa menerima pelajaran dan seberapa jauh
daya serap serta kemampuan siswa untuk memahami materi pelajaran tersebut.
Karena hasil belajar banyak tergantung pada seberapa besar materi pelajaran diserap
oleh seorang siswa, sehingga siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
tinggi dan berguna untuk mengembangkan kehidupannya dimasa yang akan datang.
pertanyaan yang tidak mudah dijawab, karena masing-masing metode mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Agar pembelajaran Matematika menjadi pelajaran yang
disukai sehingga dapat mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah
direncanakan, maka seorang pendidik perlu mempertimbangkan pemilihan strategi
pembelajaran yang tepat, yang mampu meningkatkan penguasaan konsep materi
sesuai dengan tujuan pembelajaran serta kondisi siswa dan sekolah yang
bersangkutan.
Metode yang dapat dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar bermacam-
macam dan penggunaannya tergantung dari rumusan tujuan. Salah satu yang paling

1
sering digunakan adalah strategi pembelajaran yang berpusat pada guru atau
Teacher Center Learning berbasis Classroom (TCLBC). TCLBL mengharuskan guru
lebih tahu daripada siswa karena dengan metode ini siswa lebih bersifat pasif dan
hanya menerima apa yang di berikan oleh guru. Metode ini merupakan yang paling
sering digunakan sebelum-sebelumnya yang sekarang sudah mulai banyak yang
beralih menjadi Student Center Learning berbasis Classroom (SCLBC) dengan
harapan siswa lebih berpartisipasi dan lebih berperan aktif agar tercapai hasil belajar
yang optimal.
Salah satu faktor yang membantu mempercepat implementasi metode SCL ini
adalah teknologi informasi dan komunikasi dalam bentuk internet yang semakin
berkembang pesat. Internet memungkinkan adanya salling interaksi, berdiskusi dan
berbagi pengetahuan dan ilmu yang dimiliki oleh masing-masing.
Untuk melihat mana yang lebih baik antara metode TCLBC dengan CSLBC, maka
perludilakukan penelitian. Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil judul
tentang “Perbandingan hasil belajar metode TCLBC dengan metode SCLBC terhadap
hasil belajar matematika ditinjau dari minat belajar pada siswa kelas XII SMK Negeri
50 Jakarta”

B. Rumusan Masalah
- Apakah ada perbedaan hasil belajar pada metode SCLBC dengan
TCLBC ?
- Apakah metode SCLBC lebih efektif daripada TCLBC ?
- Apakah minat mempengaruhi hasil belajar siswa?

C. Manfaat Penelitian
- Bagi Peneliti
Mendapatkan pengalaman secara langsung dalam pembelajaran dan
sebagai tambahan dokumen ilmiah agar dapat ditindaklanjuti oleh peneliti
berikutnya.

- Bagi Guru
 Meningkatkan perbaikan dalam berbagai hal.
 Meningkatkan percaya diri di manapun mereka mengajar.

2
- Bagi Siswa
 Siswa merasa termotivasi untuk berprestasi lebih keras di manapun mereka
sekolah.
 Siswa akan meningkatkan minat belajarnya.

- Bagi Sekolah
 Sebagai sumbangan dalam rangka perbaikan kualitas proses dan hasil
pembelajaran, serta peningkatan minat belajar pada siswa.
 Segera melengkapi sarana dan prasarana yang belum ada untuk keefektifan
pembelajaran siswa.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Hasil Belajar
Gagne hasil belajar pada dasarnya terbagi menjadi lima kategori,yaitu
(1) informasi verbal,(2) kemahiran intelektual,(3) strategi kognitif,(4) sikap dari
ranah afektif,(5) keterampilan motorik.
Menurut Oemar Hamalik (2009:14) hasil belajar akan terjadi perubahan
tingkah laku pada orang tersebut.Sudijono Evaluasi hasil belajar dapat tiga
prinsip dasar sebagai berikut:(1) Prinsip keseluruhan,(2) Prinsip
kesinambungan,(3) Prinsip obyektifitas.
Sujana menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa atau mahasiswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya.Dengan demikian hasil belajar menunjukkan pengalaman dari
sebelum pengalaman belajar dengan setelah menerima pengalaman
belajarnya.Hasil belajar menunjukkan perubahan yang berupa
penambahan,peningkatan,dan penyempurnaan perilaku.Perubahan perilaku
pada penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dengan menggunakan
taksonomi Bloom adalah terdiri dari tiga ranah yaitu kognitif,afektif dan
psikomotorik.Menurut Bruner ada tiga proses kognitif dalam belajar yaitu (1)
proses perolehan informasi,(2) proses menginformasikan informasi yang
diterima dan (3) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.Hasil perbuatan
belajar dapat diwujudkan dalam bentuk peningkatan pengetahuan
(knowledge),penguasaan perilaku (kognitif,afektif,psikomotorik) dan perbaikan
keseluruhan kepribadian
Menurut Nana Sudjana, hasil belajar yang diperoleh siswa adalah
sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa,harus semakin
tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar yaitu
pengetahuan eksak yang terorganisir secara sistematis yang membutuhkan
penalaran logika dan berhubungan dengan bilangan.
2. Minat

4
1. Minat Belajar
a. Minat
 Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas,tanpa ada yang menyuruh.Minat tidak dibawa sejak lahir,melainkan
diperoleh kemudian.
 Minat (Kamus lengkap Bahasa Indonesia) adalah keinginan yang
kuat,kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadapa sesuatu.
Kalau seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu tidak dapat
diharapkan bahwa dia akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal
tersebut; sebaliknya, kalau seseorang belajar dengan penuh minat, maka
dapat diharapkan bahwa hasilnya akan lebih baik.
 Adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir yang membedakan dengan orang lain
dibidang akademik dan non akademik.
 Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil
belajar seseorang. Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat memperbesar
kemungkinan berhasilnya usaha tersebut.
 Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu.

b. Pengertian Belajar
Masalah belajar merupakan masalah yang dihadapi setiap manusia
sepanjang hidup. Karena hampir semua kepandaian, kecakapan, ketrampilan,
pengetahuan, kegemaran, kebiasaan, dan sikap semua itu terbuntuk dan
berkembang oleh adanya kegiatan belajar. Oleh sebab itu balajar merupakan
tindakan yang kompleks sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh
siswa (anak didik) itu sendiri.
Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.
Proses belajar terjadi berkat siswa memepelajari sesuatu yang ada
dilingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari siswa berupa keadaan alam,
benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang dijadikan
bahan belajar.
Menurut W.S Winkel :Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis
yang belangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan
nilai serta sikap. Perubahan-perubahan itu bersifat secara relatif, konstan dan

5
berbekas.
Belajar merupakan suatu kegiatan mental dan fisik dalam interaksi
dengan lingkungan sedangkan yang dimaksud dengan aktivitas psikis adalah
sesuatu kegiatan yang terjadi dalam jiwa yang ditampilkan interaksi aktif
dengan lingkungan dalam belajar terjadi saat individu berhubungan secara aktif
dengan lingkungan dalam belajar.
Berikut ini dikemukakan beberapa definisi menurut para ahli antara lain
Howard L. Kingsle mengemukan definisi belajar “Learning is the process by
which behavior (in the broader sense) in originated or changed through practice
or training”. Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas)
ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
Belajar merupakan proses daripada perkembangan hidup manusia.
Dengan belajar, manusia melakukan perubahan kualitatif individu sehingga
tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain
adalah hasil dari belajar. Kita pun hidup menurut dan bekerja menurut apa yang
telah kita pelajari. Belajar itu bukan sekedar pengalaman tetapi belajar adalah
suatu proses, dan bukan suatu hasil. Oleh karena itu belajar berlangsung
secara aktif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai
suatu tujuan.

c. Pengertian Hasil Belajar


Gagne hasil belajar pada dasarnya terbagi menjadi lima kategori,yaitu
(1) informasi verbal,(2) kemahiran intelektual,(3) strategi kognitif,(4) sikap dari
ranah afektif,(5) keterampilan motorik.
Menurut Oemar Hamalik hasil belajar akan terjadi perubahan tingkah
laku pada orang tersebut.Sudijono Evaluasi hasil belajar dapat tiga prinsip
dasar sebagai berikut:(1) Prinsip keseluruhan,(2) Prinsip kesinambungan,(3)
Prinsip obyektifitas.
Sujana menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa atau mahasiswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya.Dengan demikian hasil belajar menunjukkan pengalaman dari
sebelum pengalaman belajar dengan setelah menerima pengalaman
belajarnya.Hasil belajar menunjukkan perubahan yang berupa
penambahan,peningkatan,dan penyempurnaan perilaku.Perubahan perilaku

6
pada penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dengan menggunakan
taksonomi Bloom adalah terdiri dari tiga ranah yaitu kognitif,afektif dan
psikomotorik.Menurut Bruner ada tiga proses kognitif dalam belajar yaitu (1)
proses perolehan informasi,(2) proses menginformasikan informasi yang
diterima dan (3) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.Hasil perbuatan
belajar dapat diwujudkan dalam bentuk peningkatan pengetahuan
(knowledge),penguasaan perilaku (kognitif,afektif,psikomotorik) dan perbaikan
keseluruhan kepribadian
Menurut Nana Sudjana, hasil belajar yang diperoleh siswa adalah
sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa,harus semakin
tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar yaitu
pengetahuan eksak yang terorganisir secara sistematis yang membutuhkan
penalaran logika dan berhubungan dengan bilangan.
3. Pengertian Teacher Center
Pada sistem pembelajaran model Teacher Centered Learning, guru lebih
banyak melakukan kegiatan belajar-mengajar dengan bentuk ceramah
(lecturing). Pada saat mengikuti pembelajaran atau mendengarkan ceramah,
mahasiswa sebatas memahami sambil membuat catatan, bagi yang merasa
memerlukannya. guru menjadi pusat peran dalam pencapaian hasil
pembelajaran dan seakan-akan menjadi satu-satunya sumber ilmu. Model ini
berarti memberikan informasi satu arah karena yang ingin dicapai adalah
bagaimana dosen bisa mengajar dengan baik sehingga yang ada hanyalah
transfer pengetahuan.
Pendekatan teacher center dimana proses pembelajaran lebih berpusat
pada guru hanya akan membuat guru semakin cerdas tetapi siswa hanya
memiliki pengalaman mendengar paparan saja. Out put yang dihasilkan oleh
pendekatan belajar seperti ini tidak lebih hanya menghasilkan siswa yang
kurang mampu mengapresiasi ilmu pengetahuan, takut berpendapat, tidak
berani mencoba yang akhirnya cenderung menjadi pelajara yang pasif dan
miskin kreativitas.
Sejauh ini model-model pembelajaran yang bersifat teacher centered
terlihat pada model pembelajaran, model komando atau banking learning
concept. Pola pembelajaran model komando atau gaya bank ini banyak
diterapkan sekitar tahun 1960-an yang mengembangkan perinsip distribusi
keputusan harus dilakukan secara hierarkis dari atas ke bawah atau dari guru
ke siswa.
Jadi dari paparan di atas dapat kami simpulkan bahwa pengertian
teacher center adalah proses pembelajaran yang berpuasat pada guru artinya

7
guru sangat menentukan proses pembelajaran karena guru menjadi satu-
satunya sumber ilmu. Jadi model pembelajran ini membuat siswa menjadi pasif
dalam proses pembelajaran.

Kelebihan :
1. Informasi dapat diberikan kepada sejumlah siswa dalam waktu yang singkat.
2. Pengajar mengendalikan organisasi, materi, dan waktu sepenuhnya.
3. Menyediakan forum bagi pakar untuk menguatarakan pengalamannya.
4. Apabila pembelajaran diberikan dengan baik maka dapat menimbulkan
inspirasi dan stimulasi bagi para siswa.
5. Pada umumnya memungkinkan untuk menggunakan metode assessment
secara cepat dan mudah.

Kekurangan :
1. Pengajar mengendalikan pengetahuan sepenuhnya.
2. Terjadi komunikasi satu arah.
3. Tidak kondusif untuk terjadinya critical thinking.
4. Mendorong terjadinya pembelajaran secara pasif.
5. Untuk sebagian besar siswa bukan merupakan cara pembelajaran yang
optimal.

4. Pengertian Student Center

Pengertian student centered Learning (SCL) adalah proses


pembelajaran yang berpusat pada siswa (learner centered) diharapkan dapat
mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan,
sikap dan perilaku. Melalui proses pembelajaran yang keterlibatan siswa
secara aktif, berarti guru tidak lagi mengambil hak seorang peserta didik untuk
belajar. Aktifitas siswa menjadi penting ditekankan karena belajar itu pada
hakikatnya adalah proses yang aktif dimana siswa menggunakan pikirannya
untuk membangun pemahaman (construcivism approach).
Proses pembelajaran yang berpusat pada siswa atau peserta didik,
maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk dapat membangun
sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman
yang mendalam yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa.
Melalui penerapan pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka siswa
diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif, selalu ditantang untuk memiliki
daya kritis, mampu menganalisa dan dapat memecahkan masalahnya sendiri

8
Kelebihan :
1. Menyertakan siswa di dalam proses pembelajaran
2. Mendorong siswa untuk memiliki pengetahuan yang lebih banyak/ luas/
dalam.
3. Menjalin siswa dengan kehidupan nyata.
4. Mendorong terjadinya pembelajaran secara aktif.
5. Mendorong terjadinya critical thinking.
6. Mengarahkan siswa untuk mengenali dan menggunakan berbagai macam
gaya belajar.
7. Memperhatikan kebutuhan dan latar belakang siswa.
8. Memberi kesempatan untuk pengembangan berbagai strategi assessment.

Kekurangan :
1. Untuk siswa dalam jumlah besar sulit untuk diimplementasikan.
2. Ada kemungkinan untuk menggunakan waktu yang lebih banyak.
3. Belum tentu efektif untuk seluruh kurikulum.
4. Belum tentu sesuai untuk mahasiswa yang tak terbiasa aktif, mandiri, dan
demokratis.

5. Classroom
Classroom disini berarti ruang kelas. Ruang tersebut berisi media – media yang
membantu proses pembelajaran, biasanya pembelajaran berbasis classroom
lebih mengedepankan pembelajaran secara teori daripada praktik. Dalam
penelitian ini TCLBC ataupun SCLBC yang ditelitipun lebih mengedepankan
pembelajaran secara teori.

B. Kerangka Berfikir
Kegiatan belajar mengajar merupakan keseluruhan proses pendidikan di
sekolah. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan
pembaharuan dalam segala komponen-komponen pendidikan. Perubahan dan
pembaharuan tersebut misalnya kurikulum, sarana danprasarana, serta
metode pengajaran yang digunakan. Segala komponen itulah yang akan
mendukung keberhasilan tujuan pendidikan.
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang

9
telah ditetapkan. Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan
belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan
ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan
tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan
metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri didalam
suatu tujuan.
Dalam kegiatan belajar mengajar metode dipergunakan oleh guru dan
penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah
pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya
bila ia tidak menguasai satupun metode mengajar yang telah dirumuskan dan
dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan
menggunakan satu metode saja, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode
yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik
perhatian anak didik. Metode pembelajaran SCLBC merupakan salah satu
metode pengajaran yang dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Dengan
keaktifan siswa diharapkan proses belajar mengajar dapat tercipta situasi
kondusif dan menyenangkan.
TCLBC adalah metode pembelajaran berbasis kelas yang berpusat
kepada guru, hal ini sangat bergantung kepada bagaimana keterampilan guru
dalam mengajar dan kenyataanya masih banyak yang menggunakan metode
berpusat pada guru ini.
SCLBC merupakan metode pembelajaran yang berbasis kelas yang
berpusat kepada siswa, metode ini diharapka dapat membuat siswa menjadi
lebih aktif didalam kelas, melatih siswa untuk berfikir kritis, bekerja sama dan
lain sebagainya.
Dalam penelitian ini dibuat mekanisme pembelajaran dua metode
pembelajaran yaitu dengan membandingkan penerapan proses belajar mengajar
metode TCLBC dan metode SCLBC dimana kedua hasil pembelajaran tersebut
dibandingkan.

10
Adapun mekanisme pembelajaran ini digambarkan sebagai berikut:
Penerapan

Metode Pembelajaran

Metode TCLBC Metode


SCLBC

Evaluasi Evaluasi

C. Hipotesis Penelitian
- Ada perbedaan hasil belajar antara metode TCLBC dengan metode
SCLBC.
- Metode SCL lebih efektif daripada metode TCLBC.

11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

1. Tempat dan waktu penelitian


a. Tempat penelitian :
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 50 Jakarta. Peneliti meimilih
sekolah ini dikarenakan : Letak sekolah sangat mudah di jangkau sehingga
memudahkan dalam penelitian
b. Waktu penelitian
Untuk waktu detail penelitiannya adalah sebagai berikut :
BULAN
No KEGIATAN Juli’15 Agu’15 Sep’15 Okt’15 Nov’15
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan judul x x

2. Penyusunan X XXx X X
proposal dan
perijinan
3. Membuat x x
instrument
4. Memperbanyak X
instrument
5. Mengadakan uji X x
coba dan
memperbaiki
instrument
6. Menetapkan x x X
subyek penelitian
dan pengisian
instrument
7. Menganalisis data, x x x x
membuktikan
hipotesis serta

12
menarik
kesimpulan
8. Penyelesaian x X
penyusunan hasil
penelitian Bab I
sampai Bab V

2. Tujuan
Menentukan metode pembelajan yang efektif dalam pembelajaran matematika
sehingga diperoleh hasil belajar yang lebih baik.

3. Metode
Dalam penelitian yang akan dilakukan, peneliti menggunakan metode
eksperimen analisis faktorial 2 karena peneliti bermaksud untuk membandingkan
hasil belajar metode TCLBC dengan metode SCLBC terhadap hasil belajar
matematika pada siswa kelas XII SMK Negeri 50 Jakarta.
Menurut Sudjana menyatakan bahwa eksperimen faktorial adalah eksperimen
yang semua (hampir semua) taraf sebuah faktor tertentu dikombinasikan atau
disilangkan dengan semua (hampir semua) taraf tiap faktor lainnya yang ada dalam
eksperimen itu.
4. Desain penelitian
Metode(A) TCLBC (A1) SCLBC (A2) ∑

Minat(B)
Rendah(B1) A1 B1 A2 B1
Tinggi (B2) A1 B2 A2 B2

5. Rancangan Penelitian
a. Variabel Bebas (X)

13
”Variabel bebas (independent variable) adalah sebab yang dipandang
sebagai sebab kemunculan variabel terikat ...” (kerlinger)
Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel bebas yaitu
1). variabel bebas 1 (X1) = metode TCLBC
2). varriabel bebas 2 (X2) = metode SCLBC

b. Variabel Terikat (Y)


”... variabel terikat dipandang (atau diduga) sebagai akibatnya” (Kerlinger).
Dalam penelitian ini, variabel terikat adalah hasil belajar.

6. Populasi dan Sampel


a. Populasi

Menurut Sutrisno Hadi (1993 : 70) populasi adalah seluruh penduduk atau
individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMK Negeri 50 Jakarta. Berdasarkan data
yang diperoleh, jumlah populasi sebanyak 240 orang.

b. Sampel

Mengacu pada tabel Morgan maka diperoleh jumlah sampel sebesar 148
orang.

c. Teknik Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang dipakai pada penelitian ini adalah


menggunakan teknik proporsional random sampling. Menurut Sutrisno Hadi alasan
penulis menggunakan random sampling ini adalah memberikan peluang yang sama
bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Selain hal tersebut,
Sutrisno Hadi mengatakan suatu cara disebut random apabila peneliti tidak memilih-milih
individu yang akan ditugaskan untuk menjadi sampel penelitian. Teknik random sampling
yang dipergunakan adalah dengan cara undian. Langkah pertama adalah dengan memberi
nomor urut pada masing-masing sampel, setelah membuat nomor yang dimasukkan kedalam
gelas yang berlubang kemudian diambil sebanyak 148 kali. Nomor yang keluar dipergunakan
sebagai sampel penelitian. Sedangkan yang dimaksud dengan proporsional adalah dimana
tiap-tiap sub populasi mendapat bagian atau kesempatan yang sama untuk menjadi sampel
dalam penelitian.

14
Menurut M. Nasir, untuk prosedur pengambilan sampel dengan metode
proporsional random sampling dipergunakan rumus sebagai berikut :

Ni
ni = n
N
Keterangan : ni : Jumlah sampel per sub populasi

Ni : Total sub populasi

N : Total populasi

n : Besarnya sample

Berdasarkan kriteria sampel di atas maka diperoleh distribusi sampling sebagai


berikut :

Tabel 1 .Distribusi sampling


Kelas A1 A2 A3 S1 S2 S3 Jumlah
Populasi 40 42 40 38 42 38 240
Sampel 25 26 25 23 26 23 148
Keterangan:

A1 = Kelas XII Ipa 1

A2 = Kelas XII Ipa 2

A3 = Kelas XII Ipa 3

S1 = Kelas XII Ips 1

S2 = Kelas XII Ips 2

S3 = Kelas XII Ips 3

d. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan yaitu berbentuk soal-soal tes matematika yang
sesuai dengan materi yang telah dibahas sebelumnya.

e. Teknik Pengumpulan Data


1. Angket
Menurut Suharsimi Arikunto, “kuesioner adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

15
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.
Responden merupakan orang yang mampu dan bersedia
memberikan informasi sehingga data yang diperoleh dapat
dipercaya sebagai data yang obyektif. Angket sebagai alat
pengumpul data berisi daftar pertanyaan secara tertulis yang ditujukan
kepada subyek atau responden penelitian.
Untuk mengukur motivasi berprestasi siswa kelas IV SD se
Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen tahun 2011/2012, digunakan
angket yang akan dibagikan pada siswa untuk diisi. Siswa disini
hanya mengisi dengan memilih jawaban yang ada.

2. Tes
Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Kerlingger menyatakan bahwa tes (uji) adalah prosedur sistematis
ketika individu yang diuji dihadapkan pada sehimpunan rangsang
(stimulus) buatan untuk ditanggapinya, dan tanggapan tanggapan itu
memungkinkan penguji memberikan angka atau sehimpunan angka
bagi pihak yang diuji, dan angka atau angka-angka itu dapat menjadi
sumber inferensi tentang pemilikan pihak yang diuji terhadap sifat
apapun yang diukur dengan tes itu. Dalam hal ini tes di gunakan
untuk mengeahui hasil belajar siswa.
Tes disini digunakan untuk mengukur penguasaan materi
matematika. Tes ini diberikan setelah peneliti melakukan
pembelajaran pada sample. Peneliti mengambil materi kemudian
membuat RPP dan setelah itu peneliti membuat instrumen untuk di
uji cobakan. Selanjutnya hasil belajar ini yang akan dianalisis.
7. Analisis Data
a. Analisis Instrumen
Anilisis instrument adalah analisis untuk menguji apakah instrument tersebut
layak atau tidak sebagai alat ukur penelitian.

16
a. Analisis Tingkat Kesukaran
“Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik disamping
memenuhi validitas dan reabilitas, adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan
soal tersebut”.Sudjana
B
I=
N
I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang
dimaksudkan
Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit
soal tersebut. Sebaliknya semakin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soal
tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut :
0 - 0,30 = Soal kategori rendah
0,31 - 0,70 = Soal kategori sedang
0,71 - 1,00 = Soal kategori tinggi

b. Analisis Daya Pembeda


Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk
mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu
(tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah prestasinya.
Analisis daya pembeda yang dimaksudkan adalah instrument mampu
membedakan antara siswa yang mempunyai prestasi tinggi hasilnya akan tinggi
sedangkan siswa yang prestasinya lemah hasilnya akan rendah.

SR − ST

SR = siswa yang menjawab salah dari kelompok rendah


ST = siswa yang menjawab salah dari kelompok tinggi

c. Analisis Validitas
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek
penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.

17
Analisis penelitian ini menggunakan korelasi momen produk (product moment)
atau metode pearson.

rxy =  XY
( X )( Y )

Selanjutnya untuk mengetahui koofisien korelasinya berarti atau tidak


menggunakan uji t pada taraf nyata tertentu dengan dengan derajat bebas n – 2
Rumusnya adalah:

r √n − 2
𝑡=
1−r

Sebelum instrumen digunakan untuk mengumpulkan data, instrumen tersebut


harus benar-benar sudah teruji kehandalannya.
1) Validitas Butir Soal
Banyak butir soal yang diuji validitasnya adalah sejumlah 50 butir soal Bahasa
Inggris dengan jumlah responden hasil random sebanyak 100 siswa. Lebih lanjut bisa
dilihat pada tabel Uji Validitas Instrumen Soal.
2) Validitas Angket

Banyak angket yang diuji validitasnya adalah sejumlah 30 angket dengan


jumlah responden hasil random sebanyak 100 siswa. Lebih lanjut bisa dilihat pada
tabel Uji Validitas Instrumen angket.

d. Analisis Reliabilitas
Cara analisisnya yaitu dengan mencari koefisien korelasi moment produk, hasil
test yang pertama (X1) dikorelasikan dengan hasil tes yang kedua (X2)
Sehingga rumusnya menjadi :

18
 X 1 X 2
 X 1X 2 
N

  
  
2 2

  X 1  X 2

 
X 1  N   X 2  N 
r= 2

   

b. Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini mencakup uji prasyarat dan uji analisis data
(uji hipotesis).
a. Uji Prasayarat Analisis Data
Sebelum masuk kedalam analisis data ada beberapa syarat apakah layak atau
tidak data tersebut di analisis uji prasyarat dalam penelitian ini ada dua yaitu :
1) Uji Normalitas Data
Untuk mengetahui distribusi data penelitian ini normal atau tidak digunakan
tehnik Chi kuadrat, berikut rumus dan tahapan analisisnya:
a) merangkum semua data seluruh variable
b) Menentukan jumlah kelas interval
c) Menentukan panjang kelas interval
d) Menyusun data kedalam table penolong untuk menghitung harga Chi kuadrat.
e) Menghitung frekuensi yang diharapkan ( f h
) dengan cara mengalikan

presentase luas tiap bidang kurve normal degan jumlah anggota sample.
f) Memasukan harga-harga f h
kedalalam kolom tabel f h
sekaligus menghitung

 dan  f o  f h
2

harga-harga f  f lalu menjumlahkanya.


o h
f H

Harga
 f o  f h adalah merupakan harga Chi kuadrat (
2
2
) hitung
Xh
f H

19
g) Membandingkan harga Chi Kuadrat Hitung dengan Chi Kuadrat Tabel. Bila
harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan harga Chi Kuadrat table
maka distribusi data dinyatakan normal, dan bila lebih besar ( > ) dinyataka
tidak normal.

2) Uji Homogenitas
Tulus winarsunu menyatakan bahwa “dalam setiap penghitungan statistik yang
menggunakan Anava harus disertai landasan bahwa harga-harga varian dalam
kelompok bersifat homogen atau relatief sejenis”.
Rumus yang digunakan untuk menguji homogenitas varian adalah :
Var.Tertinggi
F MAX
=
Var.Terendah

X
2

 X  2

Varian ( SD ) =
2 N
N  1

b. Uji Analisis Data (uji hipotesis)


Dalam penelitian ini uji analisis data atau uji hipotesis menggunakan anava dua
jalur penghitungan yang di lakukan yaitu :
1) Menghitung jumlah kuadrat (sum of squares) total (J ), antar A (Jk a) antar B (Jk b)
interaksi A x B (Jk ab) dan dalam kelompok (Jk d)
2) Menghitung derajat kebebasan total (db t), antar A (dbA ) antar B (dbB ) interaksi A x
B (dbAB )
a) db t = N – 1
b) dbA = K – 1
c) dbB = K – 1
d) dbAB = dbA x dbB
e) dbd = db t - (dbA + dbB + dbAB)
Dimana N = Jumlah subjek, K = Jumlah Kelompok
1) Menghitung rata-rata kuadrat antar A (RkA) antar B (RkB), interaksi A x B (RkAB) dan
Dalam Kelompok (RkD)
a) RkA = Jk A : dbA
b) RkB = Jk B : dbB
c) RkAB = Jk AB : dbAB

20
d) RkD = Jk D : dbD
2) Menghitung Rasio FA, FB dan FAB
a) FA = Rk A : Rkd
b) FB = Rk B : RkB
c) FAB = Rk AB : Rkd
3) Melakukan interpretasi dan uji signifikansi pada semua rasio F yang di peroleh (F
hitung ) dengan F teoritik yang terdapat dalam tabel nilai-nilai F ( F tabel )
Jika F hitung lebih besar dari pada F tabel maka dapat di interpretasikan bahwa
terdapat perbedaan significant pada Hasil belajar Matematika siswa setelah dilakukan
pengajaran.

Hipotesis Statistik
Metode (K) TCLBC (K1) SCLBC (K2) ∑

Minat (b)
Rendah(b1) µ1K1 µ2K2 µ1
Tinggi (b2) µ1K2 µ1K2 µ2
∑ µ1 µ2

21
Daftar Pustaka

- Sudjana, Nana.1989, Penilaian hasil belajar mengajar, Bandung : Sinar


Baru.
- Winataputra, 2008, Teori Belajar dan Pembelajaran, UT
- Slameto, 2003, Belajar dan faktor – faktor yang mempengaruhinya,
Jakarta :Rineka Cipta
- Nasir, M. 1988, cetakan ketiga, Ghalia Indonesia

22

Anda mungkin juga menyukai