Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

PENDIDIKAN AGAMA
KELOMPOK 1
Pengertian Iman dan Taqwa

Iman yang berarti ‘membenarkan’ adalah suatu prinsip dasar segala isi hati, ucapan,
dan perbuatan dalam suatu keyakinan. Maka orang-orang beriman dapat diartikan sebagai
mereka yang segala tindakannya memiliki suatu prinsip yang sudah tertera di dalam suatu
keyakinan mereka. Sedangkan taqwa yang berarti ‘menjaga’ adalah menjadikan jiwa berada
dalam perlindungan dari sesuatu yang ditakuti, serta mengikuti perintahNya. Apabila
melanggar dari apa yang diperintahNya, maka akan dijatuhi perbuatan dosa. Maka taqwa
adalah menjaga, berlindung diri, berhati-hati dari perbuatan dosa. (Aditya Yusuf Bachtiar)
Kata iman berasal dari bahasa Arab, yaitu amana-yu'minu yang artinya percaya atau
menerima. Menurut istilah, iman adalah membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan
lisan, dan memperbuat dengan anggota badan (beramal). Al-Quran menyebutkan, takwa itu
adalah beriman kepada hal gaib (Yang Mahagaib: Allah SWT), Hari Akhir, mendirikan shalat,
mengeluarkan zakat, beriman pada kitab-kitab Allah, dengan menjadikan Al-Quran sebagai
pedoman dalam menjalankan hidupnya (QS. Al-Baqarah:2-7). (Adzra Sybil Alvina)
Iman secara etimologi, iman berasal dari kata amana, yu’minu, dan imanan yang
artinya percaya. Secara terminologi iman adalah aqidun, bilqalbi, waiqraarun billisaani,
wa’amalun bilarkaan, yang artinya diyakini dengan hati, diucapkan dengan lisan dan
diwujudkan dengan amal perbuatan. Iman merupakan kesatuan atau keselarasan antara hati,
ucapan, dan laku perbuatan serta dapat juga dikatakan sebagai pandangan dan sikap hidup atau
gaya hidup. Secara etomologi, taqwa berasal dari kata waqa-yiqi-wiqayah yang artinya
menjaga diri, menghindari dan menjauhi. Taqwa adalah menjadikan jiwa berada dalam
perlindungan dari sesuatu yang ditakuti kemudian rasa takut juga dinamakan taqwa.
(Afifah Nur Fitriani)
Iman yang berarti “percaya” atau ”membenarkan” didefinisikan sebagai pengakuan
dengan lisan, membenarkan pengakuan itu dengan hati dan mengerjakan dengan anggota
(mengamalkannya). Sehingga orang beriman memiliki keyakinan yang dijadikan sebuah
prinsip hidup. Sedangkan taqwa adalah istilah dalam islam yang berarti “memelihara” atau
“menjaga” didefinisikan sebagai memelihara keimanan yang diterapkan dengan pengamalan
ajaran agama islam secara istiqomah sebagai bentuk dari rasa takut kepada Allah sehingga
merujuk kepada orang yang mematuhi segala perintahNya dan menjauhkan diri dari segala
laranganNya. (Aldika Satria Wicaksana)
Iman adalah meyakini dengan hati, diucapkan dengan lisan dan diwujudkan dengan
amal perbuatan {al imaanu aqdun bil qalbi waiqraarun billisaani wa’amalun bil arkaan}. Iman
juga bisa diartikan dengan kesatuan dan keselarasan antara hati,ucapan dan laku perbuatan.
Orang yang beriman disebut mukmin. Sedangkan takwa adalah perilaku takut kepada Allah
SWT berdasarkan kesadaran dengan mengerjakan segala perintahNya dan tidak melanggar
laranganNya. Orang yang bertakwa biasa disebut dengan muttaqin. Iman dan takwa memiliki
hubungan yang erat,karena iman adalah landasan untuk bertakwa. Maka kita bisa mempertebal
iman kita dengan memperbanyak ibadah,membaca al qur’an dan mentadabburi atau juga bisa
dengan belajar agama lebih dalam. (Aliya Muzna)
Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah,
pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan
dengan tindakan (perbuatan).Dengan demikian, iman merupakan kesatuan atau keselarasan
antara hati, ucapan, dan laku perbuatan, serta dapat juga dikatakan sebagai pandangan dan
sikap hidup atau gaya hidup. Sedangkan taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang
berarti takut, menjaga, memelihara dan melindungi. Sedangkan menurut istilah, pengertian
taqwa adalah memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam
secara utuh dan konsisten ( istiqomah ). (Amalia Syafianita Hidayah)
Iman adalah sebuah keyakinan dalam hati, merupakan kesatuan antara hati dan
ucapan,melakukan ketaatan beribadah dan dapat juga di katakan sebagai sikap hidup atau gaya
hidup. Definisi iman menurut perkataan merupakan isi hati yang diucapkan dan dilakukan
merupakan kesatuan.Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati.Mereka yang dalam hati dan
perbuatanya dan segala tindakannya sama. Maka orang beriman dapat disebut orang yang jujur
dan memiliki prinsip hidup. Taqwa/Takwa adalah istilah dalam Islam yang menunjukan
kepada kepercayaan adanya Allah dan takut akan Allah,menjalankan segala perintahNya dan
menjauhi segala larangannya. (Andrea Paula Binyi H)
Kata iman juga berasal dari kata kerja amina-yu'manu-amanan yang berarti percaya.
Dengan demikian, rukun iman adalah dasar, inti atau pokok - pokok kepercayaan yang harus
diyakini oleh setiap pemeluk agama islam. Sedangkan Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi ,
wiqayah, yang berarti takut, menjaga, memelihara dan melindungi. Taqwa dapat diartikan
sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama islam secara
utuh dan konsisten. (Angga Dwi Fadlillah)
Iman, yaitu sikap batin yang penuh kepercayaan kepada Allah. Jadi tidak cukup hanya
percaya adanya Allah, melainkan harus meningkatkan menjadi sikap memercayai kepada
adanya Tuhan dan menaruh kepercayaan kepada-Nya. Taqwa, yaitu sikap yang sadar penuh
bahwa Allah selalu mengawasi kita, kemudian kita berusaha berbuat hanya sesuatu yang
diridhai Allah dengan menjauhi atau menjaga diri dari sesuatu yang tidak diridhai-Nya (Abdul
dan Dian Andayani, 2012: 93). Selain itu, taqwa merupakan kondisi batin yang terpelihara dan
berada dalam penjagaan dan pemeliharaan diri karena ketaatan dan kesalehan seorang kepada
Tuhan-Nya, pemeliharaan diri dari nilai negatif (Tamami Hag, 2011:200). (Anisa Yuni Astuti)
Perkataan iman yang berarti ‘membenarkan‘ itu disebutkan dalam al-Quran, di
antaranya dalam Surah At-Taubah ayat 62 yang bermaksud: “Dia (Muhammad) itu
membenarkan (mempercayai) kepada Allah dan membenarkan kepada para orang yang
beriman.” Iman itu ditujukan kepada Allah, kitab kitab dan Rasul. Iman itu ada dua jenis: Iman
Hak dan Iman Batil. Takwa / Taqwa : adalah istilah dalam Islam yang merujuk kepada
kepercayaan akan adanya Allah, membenarkannya, dan takut akan Allah. Istilah ini sering
ditemukan dalam Al-Quran. Taqwa / takwa menurut bahasa umum saya adalah, Umat Islam
yang beriman yang selalu menjauhi SEGALA larangan Allah, dan melakukan SEGALA
PERINTAH Allah. (Ardiansyah Hanif Al Abroor)
Iman berarti “membenarkan”. Ucapan kita selaras dengan perbuatan kita. Menurut saya
orang orang yang beriman itu ialah orang orang yang sikap dan perbuatannya sama, orang
orang yang jujur dan juga orang orang yang memiliki prinsip. Sedangkan Takwa ialah umat
beriman yang menjauhi segala larangan Allah dan melakukan segala perintah Allah. (Aulia
Nadhila Cahyaningrum)
KELOMPOK 2
Argumentasi Tentang Cara Manusia Meyakini Dan Mengimani Tuhan

Nama : INDRA SYLVA M


Kelas : DIV-B Fisioterapi
No. Absen : 24

Pada awal manusia lahir pertama kali ke dunia ini dia otomatis mengikuti agama dari
kedua orangtua-nya sehingga dia pun mempelajari dasar-dasarnya secara tidak langsung dari
kehidupan sehari-hari orangtuanya. Ketika dia memasuki dunia persekolahan dia pun
mendapat pelajaran agama yang telah dianutnya dari lahir sehingga rasa yakin dengan agama
yang dianutnya itu adalah semakin bertambah dan keimanan terhadap Allah Swt semakin besar.
Supaya dia semakin yakin dan agar sesuai dengan ajaran yang dianutnya tersebut ia harus
beribadah dan melakukan kegiatan sehari-hari berdasarkan pedoman yang ada di kitabnya
tersebut.
Nama : Isti Wening Andayani
Kelas : DIV-B Fisioterapi
No. Absen : 25

Iman kepada Allah SWT merupakan pokok dari seluruh iman yang tergabung dalam
rukun iman. Karena iman kepada Allah SWT merupakan pokok dari keimanan yang lain, maka
keimanan kepada Allah SWT harus tertanam dengan benar kepada diri seseorang. Sebab jika
iman kepada Allah SWT tidak tertanam dengan benar maka, ketidak-benaran ini akan berlanjut
kepada keimanan yang lain, seperti iman kepada malaikat-malaikatNya, kitab- kitabNya, rasul-
rasulNya, hari kiamat, serta qadha dan qadarNya, Dan pada akhirnya akan merusak ibadah
seseorang secara keseluruhan. Di masyarakat kita jarang menjumpai cara-cara beribadah
seorang yang tidak sesuai dengan ajaran islam, padahal orang tersebut mengakunya adalah
islam.
Nama : Lica Utari

Kelas : DIV-B Fisioterapi

No. Absen : 27

Menurut saya, setiap makhluk hidup yang berada di duinia ini sudah pasti ada yang
menciptakan. Sebeb semua yang awalnya tidak ada menjadi ada, semua yang awalnya tidak
mungkin menjadi mungkin, semua itu karna kuasa Allah SWT. Dan setiap manusia telah
dikasih fitrah untuk beriman kepada Allah SWT. Kemudian, cara kita sebagai makhluk Allah
SWT. untuk meyakini dan mengimani-Nya, yaitu dengan cara selalu yakin tentang adanya
Allah SWT., melakukan segala perintah serta menjauhi larangannya dan menjalani hidup
dengan sebaik-baiknya
Nama : Lydia Maharani Wibisono
Kelas : DIV-B Fisioterapi
No. Absen : 28

Keyakinan dapat dimaknai sebagai pembenaran terhadap konsep tentang Tuhan,


Adapun keimanan dapat dilihat dari sikap dan perilaku manusia kepada Tuhan yang dibuktikan
dengan amal saleh, Nabi mengisyaratkan bahwa indikator keimanan minimal ada 73, dari yang
paling sederhana seperti menyingkirkan duri di jalan umum sampai indikator yang abstrak
seperti lebih mencintai Tuhan dan rasul-Nya daripada yang lain. Keimanan seseorang
bertingkat-tingkat dan mengalami pasang surut seperti sinyal handphone. Ada kalanya
seseorang dapat mencapai tingkat keimanan yang tinggi seperti sinyal handphone yang baru
dicharge, namun ada kalanya seseorang memiliki keimanan yang rendah seperti baterai
handphone yang ngedrop. Selama seseorang memiliki indikator keimanan walaupun ibarat
sinyal HP hanya tinggal segaris saja, ia tetap dikatakan beriman. Meskipun dikatakan masih
beriman, ia memiliki juga indikator-indikator kekufuran sedangkan keyakinan tidak bisa
dilihat. Orang yang beriman kepada Tuhan yaitu dengan meyakini bahwa Tuhan itu ada dan
mengikuti segala perintahnya dan menjauhi larangannya.

Nama : M. Dzaky Maulana Nur Yudha

Kelas : DIV-B Fisioterapi

No. Absen : 29

Sebagai manusia yang berakal pastinya kadang kita mempertanyakan siapa kita,
darimana asal kita, apa tujuan kita, dan apakah Tuhan itu ada. Mayoritas penduduk dunia
menganut agama dan keyakinan yang berbeda dan pastinya berbeda pula Tuhan yang mereka
maksudkan. Tetapi untuk meyakini dan mengimani adanya Tuhan cara yang dilakukan oleh 1
agama dengan agama yang lain tidak jauh berbeda, yaitu dengan cara :
1. Mencari jawaban dari pertanyaan dasar dan terus bertanya hingga akhir dan yakin akan
keberadaan Tuhan
Contoh : bagaimana manusia bisa tercipta, jawaban yang paling umum adalah dari
kedua orang tua yang menikah. Akan tetapi jawaban itu kurang meyakinkan dan masih
meragukan, karena itu muncul jawaban secara saintik atau ilmiah. Yaitu karena
terjadinya proses pembuahan yang dilakukan sel sperma dan sel telur. Kemudian
muncul kembali pertanyaan bagaimana bisa di dalam tubuh manusia terdapat sel
sperma dan telur yang kemudian ketika dibuahi dan menjadi janin, dan dari janin dapat
menjadi manusia. Darimana proses yang luar biasa itu dapat terjadi sedangkan di era
sekarang untuk membuat manusia tiruan atau robot secara sempurna saja tidak
mungkin, tidak lain semua itu ada eksistensi yang menciptakan kita sedemikian
sempurna, dan pastinya bukan manusia. Sehingga kita dapat meyakini bahwa eksistensi
itu adalah manusia.
2. Mengetahui dari adanya bukti-bukti baik secara sains ataupun adanya cerita secaara
turun temurun, atau kitab yang menceritakannya
Contoh : Dari agama islam ada cerita mengenai nabi ibrahim yang mencari Tuhannya.
Dari cerita ini pun nabi Ibrahim menggunakan cara berpikir mencari jawaban dengan
pertanyaan dasar dan tentunya terus bertanya-tanya hingga akhirnya ia meyakini
adanya Tuhan. Contoh lain juga terdapat pada bukti-bukti secara sains seperti adanya
sel darah merah di dalam tubuh kita yang bahkan untuk melihatnya saja memerlukan
alat bantu, darimana bisa tercipta sel darah merah tersebut jika bukan Tuhan yang
menciptakaannya, sedangkan untuk manusia melihatnya saja perlu menggunakan alat
bantu
Itualah bagaimana cara manusia meyakini dan mengimani adanya Tuhan, masih
banyak contoh-contoh sederhana disekitar kita jika kita mau menggunakan akal kita.
Karena pada kenyataannya di zaman sekarang masyarakat belum menyadari
pentingnya menggunakan akal, sehingga mereka cukup puas dengan sebatas ajaran
yang diberikan dan menerima mentah-mentah tanpa mengolah kembali kebenarannya,
apakah memang baik dan benar ataukah ternyata ajaran yang diberikan salah tanpa
mau memikirkannya kembali.

Nama : Maurint Rosita Dewi


Kelas : DIV-B Fisioterapi
No. Absen : 30

Iman kepada Tuhan merupakan salah satu hal yang pokok dari suatu keimanan. Sebab
jika iman kepada Tuhan tidak tertanam dengan benar , maka ketidak benaran ini akan berlanjut
ke keimanan dalam agama nya masing-masing. Dan pada akhirnya akan merusak ibadah
seseorang secara keseluruhan. Di masyarakat tidak jarang kita menjumpai cara beribadah orang
yang tidak sesuai dengan cara ibadah mereka menurut agamanya masing-masing. Maka dari
itu diperlukan pembelajaran mengenai iman kepada Tuhan.

Nama : Nadya Ayu Putri Kalmira


Kelas : DIV-B Fisioterapi
No Absen : 31

Cara iman dan yakin manusia terhadap Tuhan dengan cara beribadah dengan rutin
menurut kepercayaan masing-masing. Karena kepercayaan dan keimanan setiap umat berbeda
maka cara mereka untuk mengimani Tuhan juga berbeda. Tetapi, kita harus selalu percaya
bahwa Tuhan itu ada dan menjalankan segala perintah yang sudah dituliskan dalam kitab-kitab
yang sudah diturunkan dan menjauhi larangan-larangan yang ada juga. Karena itu merupakan
bentuk iman dan percaya kita terhadap Tuhan YME.
Nama : Ni Luh Putu Sanya Candra Maharjayanti

Prodi : D4-B Fisioterapi

No. Absen : 33

Bagaimana cara manusia meyakini dan mengimani Tuhan?. Di Indonesia terdapat 6


macam agama yang tersebar, yaitu Agama Islam,Kristen Protestan,Katolik,Buddha,Hindu dan
Kong Hu Cu. Setiap warga Negara berhak untuk menganut agmanya masing- masing.
Menganut agama bukanlah hal yang mudah bagi setiap individu,tentunya mereka punya
karakteristik dan keyakinan tersendiri terhadap agama yang akan mereka anut. Individu
tersebut pada awalnya susah untuk meyakini keberadaan Tuhan karena tidak bisa melihat
wujud-Nya. Namun perlahan ia akan menyadari kekusaan Tuhan melalui ciptaan dan suasana-
suasana yang tidak bisa diciptakan oleh tangan manusia. Siapa yang menciptakan alam
semesta beserta isinya ini? Berdasarkan pertanyaan inilah saya meyakini adanya Tuhan yang
maha sempurna yang menciptakan keindahan dialam semesta ini. Karena kehendak-Nya lah
semua proses kehidupan ini berjalan sesuai aturan-Nya. Mungkin Tuhan memang tidak bisa
terlihat namun dapat dirasakan keberadaanya karena Tuhan memiliki sifat maha ada. Hakikat
beriman adalah mempunyai kepercayaan dan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa .
Seorang yang beriman akan berusaha mematuhi perintahnya dan menjauhi larangannya karena
mereka meyakini bahwa Tuhan lah yang mengkhendaki kehidupan mereka. Menghormati dan
menjaga segala ciptaan-Nya.

Nama : Nisa Melba Meilani

Keals : DIV-B Fisioterapi

No. Absen : 34

Menurut saya, cara manusia meyakini dan mengimani Tuhan umumnya setiap manusia
berbeda, karena manusia yang sudah mempelajari tentang suatu agama dan kepercayaan juga
memiliki pilihan untuk beribadah sesuai agama dan kepercayaannya bisa meyakini adanya
Tuhan lewat penginderaan mereka setiap melihat, mendangar, dan merasakan ciptaan-
Nya,kejadian atau fenomena yang terjadi disekitarnya.Namun fenomena tersebut sangat
kompleks bahkan tidak dapat diciptakan persis oleh manusia contohnya sistem kerja yang ada
di dalam tubuh kita atau fenomena alam.Itu bisa dikatakan merupakan suatu sinyal yang
menandakan bahwa adanya Tuhan yang menghendaki ciptaan tersebut yang diberikan oleh
Tuhan kepada manusia.Jika manusia itu dapat memahami sinyal tersebut dia akan berpikir dan
mencari tahu siapa yang telah menghendaki ciptaan atau fenomena tersebut karena mungkin
menurutnya itu bisa saja adalah sesuatu diluar kemampuan manusia.Dari situlah manusia akan
meyakini bahwa itu merupakan tanda-tanda keberadaan Tuhan walaupun Tuhan bersifat Ghaib.
Namun keyakinan dan keimanan manusia berbeda karena tidak semua orang juga dapat
menangkap sinyal tersebut.Seseorang dikatakan orang yang beriman jika dia percaya atau
meyakini adanya Tuhan kemudian menanamkan di dalam hatinya bahwa ia merupakan hamba
Tuhan dan tidak bisa hidup jika Tuhan tidak menghendaki, maka orang tersebut akan
melakukan semua perintah dan anjuran yang diajarkan didalam agama dan kepercayaannya
serta menjauhi segala larangan dalam ajaran agamanya sebagai tanda bahwa ia adalah hamba
Tuhan yang ingin beramal shaleh dan berperilaku sesuai anjuran dan perintah Tuhannya dan
menunjukkan identitasnya sebagai manusia yang bertaqwa.

Nama : Opie Elma Tediana


Kelas : DIV-B Fisioterapi
No. Absen : 35

Keimanan kepada keesaan Allah itu merupakan hubungan yang semulia-mulianya


antara manusia dengan penciptanya. Oleh karena itu, mendapatkan petunjuk sehingga menjadi
orang yang beriman, adalah kenikmatan terbesar yang dimiliki oleh seseorang.Keimanan itu
bukanlah semata-mata ucapan yang keluar dari bibir dan lidah saja atau semacam keyakinan
dalam hati saja. Tetapi keimanan yang sebenar-benarnya adalah merupakan suatu akidah atau
kepercayaan yang memenuhi seluruh isi hati nurani, dari situ timbul bekas-bekas atau kesan-
kesannya, seperti cahaya yang disorotkan oleh matahari.Iman bukan sekedar ucapan lisan
seseorang bahwa dirinya adalah orang mukmin. Sebab orang-orang munafik pun dengan
lisannya menyatakan hal yang sama, namun hatiya mengingkari apa yang dinyatakan itu. Iman
juga bukan sekedar amal perbuatan ansih yang secara lahiriyah merupakan ciri khas perbuatan
orang-orang beriman. Sebab orang-orang munafik pun tak sedikit yang secara lahiriyah
mengerjakan amal ibadah dan berbuat baik, sementara hati mereka bertolak belakang dengan
perbuatan lahirnya, apa yang dikerjakan bukan didasari keikhlasan mencari ridha Allah
Cara mewujudkan iman kepada Allah

1. meyakini bahwa hanya Allah subhanahu wataala satu-satu-nya pencipta alam


mayapada ini, menguasai, mengatur, mengurus segala sesuatu di dalamnya, memberi
rizki, kuasa, menjadikan, mematikan, menghidupkan dan yang mendatangkan manfaat
serta madharat.
2. meyakini bahwa hanya Allah subhanahu wataala satu-satunya yang memiliki nama-
nama yang paling agung dan sifat-sifat yang paling sempurna, yang sebagiannya telah
Allah jelaskan, baik dalam al-qur’an maupun sunah rasulullah shallAllah u alaihi
wasallam.
3. keyakinan hamba bahwa Allah subhanahu wataala adalah tuhan yang haq, dialah satu-
satunya yang berhak untuk menerima semua ibadah yang lahir dan batin, tidak ada
sekutu bagi-nya.
Nama : Putri Saharani Sugma.
Kelas : DIV-B Fisioterapi
No. Absen : 36

Mengimani dan meyakini tuhan, sangat penting dilakukannya. Sebagai bentuk rasa
syukur kita kepada Tuhan YME, kita hendaknya harus selalu mengimani keberadaan - Nya.
Agama yang diakui di Indonesia berjumlah enam, yakni Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
Budha dan Kong Hu Cu. Cara setiap umat beragama dalam mengimani dan meyakini tuhannya
berbeda beda. Islam dengan sholat lima waktunya kepada Allah SWT. Kristen dan Katolik
kebaktiannya beribadah kepada Tuhan Yesus. Hindu, pemujaan dan pengagungannya terhadap
dewa dan arwah yang dihormati. Dan Kong Hu Cu dengan bersembahyang di klenteng yang
diyakini sebagai salah satu cara mereka berkomunikasi dengan leluhur dan Tuhan mereka.
Dengan cara meyakini dan mengimani dengan cara yang berbeda, Indonesia diharapkan tidak
terpecah belah. Jurstru dengan keberagaman yang ada, Indonesia menjadi negara yang kaya
akan kebudayaan bangsa. Dan menjadi kebanggaan tersendiri untuk terus dikembangkan
dengan berlandaskan semboyan bangsa, Bhineka Tunggal Ika.
KELOMPOK 3
Hubungan antara Iman dan Taqwa

Nama : Bima Fajar Pratista


Kelas : D-IV B Fisioterapi

Iman berarti percaya atau diyakini dalam hati, diucapkan secara lisan dan diamalkan
melalui perbuatan. Sedangkan Taqwa berarti patuh akan segala perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya. Jadi pendapat saya tentang hubungan Iman dan Taqwa yaitu jika kita
memiliki keimanan terhadap Allah swt percaya bahwa Allah swt itu ada dan kita adalah hamba-
Nya Allah swt maka kita harus bertaqwa kepada-Nya menjalankan apa yang diperintahkannya
dan menjauhi segala laranganya sesuai dengan Al-qur’an dan As Sunah. Di dunia ini banyak
hal yang tidak kita ketahui dibandingkan dengan yang kita ketahui, untuk yang tidak kita
ketahui lalu kita bisa tau maka capailah dengan ilmu sedangkan untuk yang tidak kita ketahui
maka capailah dengan iman dan dengan ketaqwaan kita mencari ridho dari Allah swt sehingga
kita dapat mendapatkan derajat yang tinggi disisi-Nya.

Nama : Bimo Anggoro Putro


Kelas : D-IV B Fisioterapi

Iman dan takwa merupakan hal yang telah menyatu atau bisa dikatakan sesuatu yang
saling berkaitan.Iman adalah pandangan hidup kita percaya kepada perintah Allah swt. baik
sikap,pemikiran dan yang lainnya.Sedangkan takwa adalah dimana kita bisa menjalani semua
perintah Allah swt. dan menjauhi larangannya dengan benar sesuai ajaran Allah swt. Jadi dapat
disimpulkan bahwa baik buruknya kualitas iman seseorang itu tergantung ketakwaan kita
kepada Allah swt. sehingga baik iman dan takwa merupakan dua hal yang saling berkaitan atau
tidak bisa dipisahkan.

Nama : Dian Andini Puspitaningrum


Kelas : D4 B Fisioterapi

Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Orang yang
bertakwa adalah orang beriman yang berpandangan dan bersikap hidup dengan ajaran Allah
menurut Sunnah Rasul yakni orang yang melaksanakan shalat, sebagai upaya pembinaan iman
dan menafkahkan rizkinya untuk mendukung tegaknya ajaran Allah.Orang yang bertakwa
adalah orang yang benar imannya dan orang yang benar-benar beriman adalah orang yang
memiliki sifat dan akhlak yang mulia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang yang
berakhlak mulia merupakan ciri-ciri dari orang yang bertakwa.Iman yang benar kepada Allah
dan Rasulnya akan memberikan daya rangsang atau stimulus yang kuat untuk melakukan
kebaikan kepada sesama sehingga sifat-sifat luhur dan akhlak mulia itu pada akhirnya akan
menghantarkan seseorang kepada derajat takwa.
Nama : Fadhilah Rahmah
Kelas : D-IV B Fisioterapi

Iman dan taqwa adalah dua hal yg tidak dapat di pisahkan. Kata iman berasal dari
bahasa Arab yang artinya percaya. Menurut istilah, iman adalah membenarkan dengan hati,
diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Sedangkan Taqwa adalah
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Allah mengingatkan kepada orang-
orang yang beriman untuk bertakwa, karena ketakwaan adalah alat control terhadap perilaku
seseorang didalam hidupnya untuk memperbanyak amal kebaikan dan selalu berupaya
menghindari semua bentuk perbuatan yang akan mengundang dosa. Tidak ada dalam rumus
kehidupan seorang beriman yang melakukan perbuatan yang melanggar aturan Allah
melainkan ketakwaan itu sudah dicabut didalam dirinya.

Nama : Faris Naufal


Kelas : D-IV B Fisioterapi
Iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan
perbuatan. Seperti iman kepada Allah dan malaikat, jika sudah sempurna imannya maka akan
mulia akhlaknya. Lalu taqwa adalah percaya akan adanya Allah SWT, mengerjakan perintah-
Nya dan menjauihi larangan-Nya, serta takut akan siksa-Nya. Orang yang bertaqwa adalah
orang yang benar imannya dan memiliki akhlak mulia. Maka, hubungan antara Iman dan
Taqwa ialah iman yang sempurna/benar akan membuahkan ketaqwaan disertai dengan akhlak
yang mulia.

Nama : Endah Tri Wulandari


Kelas : D-IV Fisioterapi

Iman yang benar kepada Allah, RasulNya, kitabNya, MalaikatNya, Takdir, dan hari akhir
akan memberikan daya rangsang yang kuat untuk melakukan kebaikan kepada sesama
sehingga sifat-sifat luhur dan akhlak mulia itu pada akhirnya akan menghantarkan seseorang
kepada derajat taqwa. Orang yang bertaqwa adalah orang yang benar imannya dan orang yang
benar-benar beriman adalah orang yang memiliki sifat dan akhlak yang mulia. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa hubungan iman dengan ketaqwaan adalah bahwa ketaqwaan
merupakan buah daripada iman yang benar yang ditandai oleh mulianya akhlak seseorang.
Nama : Fathur Dwi Cahyo Oktario
Kelas : D-IV B Fisioterapi

Definisi dari Iman adalah percaya atau yakin terhadap sang pencipta(Allah SWT.),
sedangkan Taqwa adalah taat akan segala perintah dan larangan yang mahakuasa (Allah
SWT.). Jadihubungannyaialah, jika kita yakin akan adanya Allah dengan sungguh-sungguh,
maka kita harus mentaati segala perintah-Nya seperti shalat 5 waktu, membaca al-qur’an dan
menjauhi larangan-Nya seperti berbuat maksiat, mabuk, dan lainnya.

Nama : Fitria Kesumaningrum


Kelas : D-IV B Fisioterapi

Keimanan dan ketaqwaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.Taqwa ialah
melaksanakan perintah Al lah dan menjauhi larangannya. Sedangkan Iman ialah mempercayai
dengan hat i, lisan, ataupun perbuatan. Jadi bisa dikatakan bahwa orang yang ber taqwa pasti
lah orang yang ber iman, karena seseorang yang ber taqwa dapat melaksanakan perintah dan
menj auhi larangan Allah pasti di kar enakan ia mengimani / mempercayai akan kuasa Allah
SWT.

Nama : Galih miranda Pratiwi


Kelas : D-IV B Fisioterapi

Perpaduan antara iman dan taqwa ini adalah kemuliaan sebagaimana yang telah
dijelaskan dalam Al-Qur'an. Oleh karena itu, Al-Qur'an dengan tegas menyebutkan bahwa
manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah orang-orang yang paling taqwa. Prediket
kemuliaan ini sangat ditentukan oleh kualitas taqwa, semakin tinggi tingkat ketaqwaan
seseorang maka semakin mulia pula kedudukannya pada pandangan Allah. Perpaduan antara
iman dan taqwa ini tidak akan terjadi secara otomatis karena iman memiliki persyaratan untuk
menuju nilai kesempurnaannya. Persyaratan ini dapat dilihat melalui aturan-aturan yang
diberlakukan kepada iman yaitu memadukan keyakinan dengan perbuatan. Tanpa melakukan
perpaduan ini maka iman akan selalu bersifat statis karena berada pada tataran ikrar tidak pada
tataran aplikasi. Oleh karena itu, maka kata 'iman' selalu digandeng dalam Al-Qur'an dengan
amal shaleh (amanu wa 'amilu alshalihat) supaya keberadaan iman terkesan lebih energik.
Nama : Hanan Naifah Hakim
Kelas : D-IV Fisioterapi

Iman dan taqwa merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Hubungan tentang iman
dan taqwa adalah sebagai alat control terhadap perilaku seseorang didalam hidupnya untuk
senantiasa memperbanyak amal kebaikan dan selalu berupaya menghindari semua bentuk
perbuatan yang akan mengundang dosa karena ia memiliki iman atau keyakinan yang kuat pada
dirinya, sehingga seharusnya tidak ada dalam rumus kehidupan seseorang yang beriman
melakukan perbuatan yang melanggar ajaran Allah melainkan ketaqwaan itu sudah tidak ada
didalam dirinya. Karena orang yang beriman belum tentu bertaqwa, tapi orang yang bertaqwa
berarti tingkat keimanannya cukup tinggi. Jadi, ketaqwaan merupakan buah daripada iman
yang kuat ditandai oleh mulianya akhlak dan perilaku seseorang.

Nama : Hikmatul Laili


Kelas : D-IV Fisioterapi

Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Takwa adalah
melaksanakan perintah Allah dan menjauhkan larangannya. Iman adalah percaya pada
pandangan dan sikap hidup dengan ajaran Allah, yaitu al-Qur’an menurut Sunnah Rasul, atau
dengan selain ajaran Allah, yang terwujud ke dalam ucapan dan perbuatan. Orang yang
bertakwa adalah orang yang beriman yaitu yang berpandangan dan bersikap hidup dengan
ajaran Allah menurut Sunnah Rasul yakni orang yang melaksanakan shalat, sebagai upaya
pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya untuk mendukung tegaknya ajaran Allah.
KELOMPOK 4
Esensi dan Urgensi Visi Ilahi untuk Membangun Dunia yang Damai

● Nadini Dian Setya Pramesti – D4 B

Manusia adalah makhluk yang menyimpan kontradiksi di dalam dirinya. Di satu sisi,
manusia adalah makhluk spiritual yang cenderung kepada kebajikan dan
kebenaran. Namun di sisi lain, keberadaan unsur materi dan ragawi dalam dirinya memaksan
ya untuk tunduk pada tuntutan kesenangan jasmaniah. Maka dari itu, manusia dapat
membangun kehidupan yang damai, aman, penuh kasih, dan sejahtera. Apabila manusia telah
mampu mengasah spiritualitasnya.Sehingga ia dapat merasakan kehadiran Tuhan, maka ia
akan dapat melihat segala sesuatu dengan visi Tuhan (Ilahi). Visi Ilahi inilah yang saat ini
dibutuhkan oleh umat manusia sehingga setiap tindak tanduk dan sikap perilaku manusia
didasari dengan semangat kecintaan kepada Tuhan.

● Nisrina Ghina - D4 B
Manusia adalah makhluk yang menyimpan kontradiksi di dalam dirinya. Di satu sisi,
mausia dapat berbuat baik sesuai tuntunan Tuhan. Namun, di sisi lain keberadaan unsur materi
dan ragawi dalam dirinya menuntunnya pada kesenangan jasmaniah sehingga terkadang
mereka lupa akan tuntunan Tuhan. Agar manusia tetap konsisten dalam kebaikan dan
kebenaran Tuhan maka manusia harus menjalin relasi baik dengan Tuhannya. Dalam hal ini
sisi spiritualitas harus memerankan peran utama dalam kehidupan manusia agar ia dapat
merasakan kehadiran Tuhan sehingga mereka dapat melihat segala sesuatu dengan visi Tuhan
(Ilahi).
● Oniek Wafiq Azizah – D4 B

Agar manusia dapat tetap konsisten dalam kebaikan dan kebenaran Tuhan, maka
manusia dituntut untuk membangun relasi yang baik dengan Tuhan. Manusia tidak akan
mampu membangun relasi yang baik dengan Tuhan apabila hidupnya lebih didominasi oleh
kepentingan duniawi. Oleh karena itu, sisi spiritualitas harus memainkan peran utama dalam
kehidupan manusia supaya ia dapat merasakan kehadiran Tuhan dalam setiap gerak dan
sikapnya. Apabila manusia sudah mampu mengasah spiritualitasnya sehingga ia dapat
merasakan keberadaan Tuhan, maka ia akan mampu melihat segala sesuatu dengan visi Tuhan
(Ilahi). Visi Ilahi inilah yang saat ini dibutuhkan oleh umat manusia agar setiap tindak tanduk
dan sikap perilaku manusia didasari dengan semangat kecintaan kepada Tuhan, sebagai
manifestasi kebenaran universal serta pengabdian serta pelayanan kepada sesama ciptaan
Tuhan. Dengan begitu akan terciptanya kehidupan yang damai dan harmonis antar sesama umat
manusia.
● Rahajeng Mellytria – D4 B

Visi artinya pandangan tujuan kedepan. Ilahi artinya Tuhan. Visi ilahi berarti menjadi
tujuan pandangan kedepan dari Tuhan. Jika digabungkan pandangan tujuan kedepan dari
Tuhan untuk membangun dunia yang damai.Menurut islam manusia diciptakan sebagai
kholifah. Kholifah adalah wakil Allah di bumi. Islam juga mengajarkan tentang amar ma'ruf
nahi munkar. Dalam artinya perintah untuk mengajak dalam perbuatan yang baik dan
mencegah dari perbuatan yang buruk. Disini kita mengetahui, bahwa manusia diciptakan oleh
Tuhan untuk tetap konsisten dalam kebaikan. Salah satu bentuk kebaikan dapat didefenisikan
dengan kedamaian. Manusia dapat membangun hubungan harmonis dengan Tuhan juga
manusia lainnya. Agar dapat berdamai dengan tuhan ditumbukan rasa spiritualitas. Artinya
kedekatan jiwa dengan penciptanya dalam religius. Mengapa perlu menumbuhkan rasa ini?
Agar manusia dapat merasakan Tuhan nya dalam setiap tingkah lakunya. Dengan begitu
manusia dapat merasakan kehadiran Tuhan setiap gerak dan sikapnya. Lalu, bagaimana
berdamai dengan manusia lainnya? Di dalam Islam, Allah dapat menciptakan manusia dalam
keadaan Islam semua. Tetapi, Allah tidak melakukan itu. Terdapat ayat al-Qur'an yang
menjelaskan tentang perbedaan. "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."(Al Hujurat:13). Manusia diciptakan bersuku suku
agar saling mengenal bukan untuk berbaku hantam.

● Rahma Fauzi – D4 B

Agama adalah suatu ajaran yang mengatur tatakehidupan dan cara beribadah kepada
Tuhan. Setiap manusia wajib menganut satu ajaran atau kepercayaan untuk dijadikan sebagai
pegangan hidup. Terlebih lagi, kita sebagai warga negara Indonesia yang memilki Pancasila
sebagai landasan hukum yang didalamnya terkandung nilai “Ketuhanan yang Maha Esa” yang
artinya bahwa setiap warga Indonesia wajib menganut salah satu kepercayaan yang telah
diberikan Sang pencipta. Dengan menganut agama, kita dapat mengatahui apa tujuan hidup
kita di dunia, memilki panutan hidup, serta tidak dapat seenaknya melakukan apa-apa yang kita
inginkan karena pasti setiap agama memilki aturan-aturan yang telah Tuhan mereka
perintahkan dan pada dasarnya setiap agama mengajarkan umatnya kepada kebaikan. Pada
faktanya, manusia tidak akan pernah bisa hidup tanpa adanya pedoman sebagai acuannya.
Manusia yang tidak memiliki agama, cenderung menjadikan segala sesuatu sebagai pedoman
hidupnya, meski pedoman itu memberi kesesatan dan kemaslahatan. Dengan demikian, penting
adanya agama sebagai pegangan dan acuan dalam menjalankan kehidupan baik itu manusia
dengan manusia, manusia dengan Tuhannya, maupun manusia dengan penciptaan Tuhan agar
kehidupan tidak dijalankan dengan sia-sia dan menghadirkan kehidupan yang damai dan
tentram.
● Reza Pradipta – D4 B

Manusia tidak akan mampu membangun relasi yang harmoni dengan tuhan apabila
hidupnya lebih didominasi oleh kepentingan ragawi dan bendawi. Oleh karena itu, sisi
spritualis harus memainkan peran utama dalam kehidupan manusia sehingga mampu
merasakan kehadiran tuhan dalam setiap gerak dan sikapnya. Apabila kita mampu mengasah
sprtualitasnya sehingga ia dapat merasakan kehadiran tuhan maka ia akan dapat melihat segala
sesuatu dengan visituhan ( ilahi). Visi ilahi inilah yang sangat dibutuhkan oleh ummat manusia
sehingga setiaptindak tanduk dan sikap perilaku manusia didasari dengsn demngat kecintaan
kepada tuhan sebagai manifestasi kebenaran universal dan pengabdian serta pelayanan kepada
sesame ciptaan tuhan dengan begitu akan terciptanya dunia yang damai.

● Tati Thoibah -D4 B

Pada dasarnya, manusia dilahirkan dengan hati yang bersih dan mengarah pada
kebenaran, namun kita juga memiliki hawa nafsu yang lebih sering condong ke arah
kenikmatan dan kemewahan dunia. Untuk itu, kita harus mendekatkan diri dengan Tuhan. Agar
dalam setiap tindakan, kita bisa merasakan keberadaan Tuhan, dengan begitu, apa yang kita
lakukan akan sesuai dengan ajaran-Nya. Kita senantiasa akan berbuat kebaikan dan
berkontribusi untuk membangun dunia yang damai. Salah satunya juga dengan menuntut ilmu,
karena semakin luas ilmu kita, kita tidak akan mudah menyalahkan orang lain dan menciptakan
keributan. Dengan ilmu jugalah kita bisa mengerti bagaimana cara mendekatkan diri pada
Tuhan, dan mengetahui bagaimana kita harus berperilaku sesuai tuntutan agama.

● Vaudiah Dwi – D4 B

Manusia adalah makhluk spiritual yang cenderung kepada kebajikan dan


kebenaran. Namun di sisi lain, keberadaan unsur materi dan ragawi dalam dirinya memaksanya
untuk tunduk pada tuntutan kesenangan jasmaniah. Agar manusia dapat tetap konsisten dalam
kebaikan dan kebenaran Tuhan, maka manusia dituntut untuk membangun relasi yang baik
dengan Tuhan. Sehingga, sisi spiritualitas harus memainkan peran utama dalam kehidupan
manusia. Dan akhirnya ia mampu merasakan kehadiran Tuhan dalam setiap gerak dan
sikapnya, serta ia akan dapat melihat segala sesuatu dengan visi Tuhan (Ilahi). Dengan keadaan
tersebut timbullah rasa tenang dan damai dalam hati, yang sangat berpengaruh positif dalam
menjalani kehidupan.
● Ulfatun Naim – D4 B

Manusia adalah makhluk spiritual yang cenderung kepada kebijakan dan kebenaran.
Namun di sisilain, keberadaan unsure materi dan ragawi dalam dirinya memaksanya untuk
tunduk pada tuntutan kesenangan jasmaniah. Agar manusia tetap konsisten dalam kebaikan
dan kebenaran Tuhan, maka manusia dituntut untuk membangun relasi yang baik dengan
Tuhan.Oleh karena itu, sisi spiritualis harus memainkan peran utama dalam kehidupan manusia
sehingga ia mampu merasakan kehadiran Tuhan dalam setiap gerak dan sikapnya. Apabila
manusia telah mampu mengasah spiritualnya sehingga ia dapat merasakan kehadiran Tuhan,
maka ia akan dapat melihat segala sesuatu dengan visi Tuhan.

● Yafi’ Rasyidah - D4 B

Esensi adalah apanya sesuatu yang terlepas dari persoalan apakah sesuatu itu ada atau
tidak, yaitu hakikatnya. Urgensi adalah adalah sesuatu yang mendorong kita atau memaksa
kita untuk segera diselesaikan atau ditindaklanjuti.Visi Illahi adalah saat manusia telah mampu
mengasah spiritualitasnya sehingga iadapat merasakan kehadiran Tuhan. Visi Ilahi dalam
hidup kita bisa diungkapkan kepada kita melalui berbagai cara yang sangat kreatif, bisa melalui
mimpi, penglihatan, peristiwa, kitab suci, pengajaran dan sebagainya. Oleh karena itu, visi
Illahi di dalam kehidupan ini sangat dibutuhkan ummat manusia sehingga setiap tindak tanduk
dan sikap perilaku manusia didasari dengan semangat kecintaan kepada Tuhan sebagai
manifestasi kebenaran universal dan pengabdian serta pelayanan kepada sesama ciptaan
Tuhan, dengan begitu akan terciptanya dunia yangn damai. Karena dengan kita melibatkan
Tuhan di setiap urusan kita maka Tuhan akan memudahkan kembali setiap urusan kita.

● Yesaya Bayu P – D4 B

Esensi Visi Ilahi adalah pandangan dari Tuhan yang hakikat untuk kita sebagai manusia
dalam melihat masa depan. Sedangkan urgensi Visi Ilahi merupakan pandangan dari Tuhan
yang merupakan keharusan untuk kita sebagai manusia. Tuhan memiliki rencana yang terbaik
untuk manusia dalam membangun dunia yang damai. Dalam agama kristen terdapat hukum
yang utama dan yang paling utama, yaitu untuk mengasihi Tuhan Allahmu dan mengasihi
sesama. Artinya mengasihi sesama merupakan kewajiban yang perlu dilakukan oleh manusia.
Di alkitab dalam Galatia 3:28, Tuhan melihat kita sebagai manusia tanpa memandang
perbedaan. Sehingga kita merupakan satu kesatuan dengan sikap saling menolong tanpa
memandang perbedaan. Jadi, karena manusia pada dasarnya merupakan mahluk sosial yang
membutuhkan orang lain untuk hidup. Maka, Tuhan sudah memiliki rencana untuk manusia
untuk hidup bersama dalam perbedaan untuk mewujudkan dunia yang damai.

Anda mungkin juga menyukai