Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan adalah merupakan suatu proses merantai yang berkesinambungan
dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi
dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan
tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010). Macam macam
posisi kehamilan yaitu Posisi anterior, Posisi anterior pada adalah posisi paling ideal.
Kepala bayi berada di bawah dan menghadap ke punggung ibu, alias membelakangi
perut. Posisi ini mendukung untuk melakukan persalinan secara normal. Posisi ideal
ini seharusnya sih sudah terjadi sejak usia janin 32 dan 36 minggu. Jika posisi bayi
sudah anterior pada minggu tersebut, maka pada saatnya melahirkan, posisi bayi tidak
akan berubah. Posisi posterior, Posisi yang berlawanan dari anterior disebut dengan
posisi posterior. Kalau idealnya bayi menghadap punggung, pada posisi ini, bayi akan
menghadap ke perut. Sebenarnya, bayi pada posisi ini bisa kok berputar ke posisi
anterior secara spontan di dekat waktu persalinan. Tapi kalau bayi tidak berputar,
maka ibu akan merasa sangat kesakitan pada punggung dan juga waktu persalinannya
akan lama. Posisi melintang, sumbu memanjang janin menyilang sumbu memanjang
ibu secara tegak lurus mendekati 900.letak lintang obliq biasanya hanya terjadi
sementara karena kemudian akan berubah menjadi posisi longtudinal. Posisi sungsang
, Satu posisi yang paling sering dialami ibu adalah posisi bayi yang sungsang. Yang di
bagian bawah perut bukan kepala bayimelainkan kaki bayi. Ada tiga jenis sungsang
yaitu sungsang lengkap, sungsang murni, dan sungsang sebagian. Sungsang lengkap
terjadi jika kaki bayi membentuk seperti bersila. Kalau sungsang murni kaki naik ke
atas ke arah kepala. Sedangkan sungsang sebagian salah satu kaki bayinya menghadap
ke jalan lahir.
Kehamilan letak lintang merupakan sumbu memanjang janin menyilang
sumbu memanjang ibu secara tegak lurus mendekati 90 derajat, letak lintang oblik
biasanya hanya terjadi sementara karena kemudian akan berubah menjadi posisi
longitudinal atau letak lintang saat persalinan, letak lintang merupakan sumbu
memanjang janin menyilang sumbu memanjang ibu secara tegak lurus mendekati 90
derajat, jika sudut yang dibentuk ke dua sumbu ini tajam disebut oblique lie yang
1
terdiri dari deviated head presentasion (letak kepala mengolak) dan deviated breech
presentasion (letak bokong mengolak) karena biasanya yang paling rendah adalah
bahu, maka dalam hal ini disebut juga shoulder presentasion (Rustam Moctar,S
2012).
Malpresentasi merupakan terendah janin yang berada di segmen bawah rahim,
bukan belakang kepala, malposisi adalah penunjuk (presenting part) tidak berada di
anterior secara epidimologis pada kehamilan tunggal didapatkan presentase kepala
sebesar 96,8%, bokong 2,7%, letak lintak 0,3%, majemuk 0,1%, muka 0,05% dan
dahi 0,01% persalinan normal dapat terjadi manakala terpenuhi keadaan-keadaan
tertentu dari factor - faktor persalinan, jalan lahir (passage), janin (passager),
kekuatan (power),Psoikis, penolong. Pada waktu persalinan hubungan antara janin
dan jalan lahir sangatlah penting untuk diperhatikan oleh karena menentukan
mekanisme dan pronologis persalinannya (Sarwono, 2017).
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari derajat
kesehatan masyarakat.Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama
mortalitas (Saefudin, 2002).AKI ini menggambarkan jumlah kematian perempuan
hamil atau kematian dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan tanpa
mempertimbangkan umur dan jenis kehamilan.Bisa juga karena kehamilan,
komplikasi persalinan atau nifas, penyakit bawaan sejak hamil dan manajemen
kehamilan yang salah tetapi bukan kecelakaan (Kadour, 2008).
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat
menggambarkan kesejahteraan masyarakat disuatu Negara. Menurut data World
Health Organization (WHO), angka kematian ibu di dunia pada tahun 2015 adalah
216 per 100.000 kelahiran hidup atau diperkiraan jumlah kematian ibu seluruh dunia
adalah 303.000 kematian dengan jumlah tertinggi berada di Negara berkembang yaitu
sebesar 302.000 kematian. Angka kematian ibu di Negara berkembang 20 kali lebih
tinggi dibandingkan angka kematian ibu di Negara maju yaitu 239 Per 100.000
kelahiran hidup sedangkan di Negara maju hanya 12 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2015 (WHO, 2015).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia termasuk tinggi diantara Negara-
negara ASEAN. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup. Data ini merupakan acuan untuk mencapai target AKI sesuai
Sustainable Development Goals yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2
2030 (Kemenkes, 2015). Kematian ibu di Indonesia tahun 2013 masih didominasi
oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan sebesar 30,13%, hipertensi
dalam kehamilan sebesar 27,1% dan infeksi sebesar 7,3%. Partus lama juga
merupakan dalah satu penyebab kematian ibu di Indonesia yang angka kejadiannya
terus meningkat yaitu 1% pada tahun 2010, 1,1% pada tahun 2011 dan 1,8% pada
tahun 2012 (Kemenkes RI, 2016).
Angka kematian ibu (AKI) Angka kematian ibu merupakan salah satu
indikator dalam pelaksanaan pembangunan bidang kesehatan, selain itu juga sebagai
indikator kesejahteraan dan derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian ibu
menurut angka survey demogragi dan kependudukan Indonesia (SDKI). Jumlah
kematian ibu dari data rutin yang kami peroleh yakni sebanyak 72 orang, tetap tidak
ada data yang menunjukan seberapa jumlah kematian ibu hamil. Jumlah kematian ibu
dari data rutin yang kami peroleh yakni sebanyak 72 orang tetapi tidak ada data yang
menunjukkan seberapa jumlah kematian ibu hamil.Ibu bersalin dan ibu nifas.Hasil ini
belum bisa di jadikan acuan perhitungan angka kematian ibu (AKI) karna masih
terdapat sebanyak 13 kabupaten yang tidak melaporkan jumlah kematian ibu.
Beberapa penyebab kematian ibu yang umum di ketahui di antaranya adalah kematian
ibu hamil penyebabnya adalah perdarahan, infeksi, eklamsi, dan lain lain. Kematian
ibu melahirkan penyebabnya adalah perdarahan dan lain-lainnya, kematian ibu nifas
penyebabnya adalah infeksi (Dinas Kesehatan provinsi papua, 2016)
AKI Kota Jayapura, kasus kematian secara umum yang tercatat oleh
puskesmas tahun 2016 jumlah mencapai 79 kasus hal ini terjadi penurunan sebanyak
37 kasus kematian dibanding 2015 yang terdiri dari 116 kasus (Dinas kesehatan
provinsi papua, 2016).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Dian Harapan (RSDH)
pada bulan Januari-april 2019 dari orang yang memeriksakan kehamilan didapatkan
1.711 ibu hamil dengan angka kejadian letak lintang 66 orang dan letak sungsang 48
orang (Register Polik Kandungan RSDH, 2019).
Penyebab terjadinya kehamilan letak lintang dari berbagai faktor yaitu putaran
kepala tidak ada karna panggul sempit, hidrosefalus, anesefalus, plasenta previa dan
tumor-tumor pelvis, janin sudah bergerak pada hidramnion, multiparitas, anak kecil
atau sudah multi, gamely, kelainan uterus seperti arkuatus (Rustam Mochtar, 2017).
Dampak bagi bayi dapat terjadi prolaps tali pusat atau tangan keluar saat ketuban
pecah, trauma partus, hipoksia karna kontraksi uterus terus menerus, ketuban pecah
3
dini, dampak untuk ibu rupture uteri iminens. Kematian ibu dapat terjadi akibat
perdarahan dan ireversibel syok, kematian akiat infeksi berat atau sepsis (Manuba,
2007)
Berdasarkan permasalahan diatas peran petugas kesehatan dalam upaya
mendukung kesehatan dalam upaya mendukung kesehatan di ibu hamil adalah
meningkatkan keterampilan dalam memberikan asuhan selama antenatal dan
melakukan kunjungan 4 minggu sampai kehamilan berumur 36 minggu, setiap
minggu setelah umur kehamilan diatas 36 minggu sampai proses persalinan di mulai
(Manuba, 2007)
Bidan juga mengajari pasien untuk merubah letak lintang menjadi letak kepala
yaitu seperti gerakan bersujud (knee chest) selama 10 menit secara rutin setiap hari
sebanyak 2 kali sehari,biasanya bayi akan berputar dan posisinya kembali normal
yaitu kepala berada di sebelah bwah rahim (Sarwono, 2017).
Melihat adanya kasus letak lintang tersebut merupakan salah satu masalah
yang cukup penting mengingat resikonya pada saat persalinan cukup besar pada ibu
dapat mengakibatkan rupture uteri, infeksi dan pada bayi dapat mengakibatkan
prolapsus funukali, asfiksia, tekukan leher yang sangat kuat, sehubungn dengan hal
tersebut maka penulis tertarik untuk mengetahui dan membahas secara spesifik
mengenai kehamilan dengan letak lintang dengan menggunakan metode pendekatan 7
langkah varney yang berjudul “Asuhan kebidanan pada Ny “Z” G1P0A0 umur 32
tahun hamil 39 minggu dengan letak lintang di Rumah Sakit Dian harapan”

B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam studi kasus ini adalah “Bagaimana Asuhan
kebidanan pada Ny “Z” G1P0A0 umur 32 tahun hamil 39 minggu 2 hari dengan letak
lintang di Rumah Sakit Dian harapan?

C. Tujuan Studi Kasus


1. Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny “Z” G1P0A0 umur 32 tahun hamil 39
minggu 2 hari dengan letak lintang di Rumah Sakit Dian harapan menggunakan
metode pendekatan 7 langkah Varney.

4
2. Khusus
a) Mahasiswa mampu
1. Melakukan pengkajian data dasar ibu hamil pada Ny “Z” G1P0A0 umur
32 tahun hamil 39 minggu 2 hari dengan letak lintang di Rumah Sakit
Dian harapan.
2. Menginterpretasikan data dasar yang meliputi diagnose kebidanan,
masalah dan kebutuhan ibu hamil pada Ny “Z” G1P0A0 umur 32 tahun
hamil 39 minggu 2 hari dengan letak lintang di Rumah Sakit Dian
harapan.
3. Mengidentifikasi diagnose/masalah potensial ibu hamil pada Ny “Z”
G1P0A0 umur 32 tahun hamil 39 minggu 2 hari dengan letak lintang di
Rumah Sakit Dian harapan.
4. Mengantisipasi tindakan segera ibu hamil pada Ny “Z” G1P0A0 umur 32
tahun hamil 39 minggu 2 hari dengan letak lintang di Rumah Sakit Dian
harapan.
5. Menyusun rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny “Z” G1P0A0
umur 32 tahun hamil 39 minggu 2 hari dengan letak lintang di Rumah
Sakit Dian harapan.
6. Mengimplementasikan tindakan asuhan kebidanan pada Ny “Z” G1P0A0
umur 32 tahun hamil 39 minggu 2 hari dengan letak lintang di Rumah
Sakit Dian harapan.
7. Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ny “Z”
G1P0A0 umur 32 tahun hamil 39 minggu 2 hari dengan letak lintang di
Rumah Sakit Dian harapan.
b) Penulis mampu menganalisis kesenjangan antara teori dan kasus nyata di
lapangan ibu hamil pada Ny “Z” G1P0A0 umur 32 tahun hamil 39 minggu 2
hari dengan letak lintang di Rumah Sakit Dian harapan.
c) Penulis mampu memberi alternative pemecahan masalah ibu hamil pada Ny
“Z” G1P0A0 umur 32 tahun hamil 39 minggu 2 hari dengan letak lintang di
Rumah Sakit Dian harapan.

5
D. Manfaat Studi Kasus
1. Manfaat Bagi Diri Sendiri
Dapat menerapkan teori yang didapat dibangku kuliah dalam praktek di lahan,
serta memperoleh pengalaman secara langsung dalam memberikan asuhan
kebidanan ibu hamil dengan letak lintang.
2. Manfaat Bagi Profesi
Sebagai masukan bagi profesi kebidanan dalam memberikan asuhan
kebidanan ibu hamil dengan letak lintang.
3. Manfaat Bagi Instansi dan Institusi
a. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan dalam upaya
peningkatan kualitas pelayanan kebidanan pada ibu hamil dengan letak
lintang.
b. Bagi Pendidikan
Sebagai referensi dan sumber bacaan tentang asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan letak lintang.

6
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka Tentang Kehamilan


1. Pengertian
Kehamilan adalah merupakan suatu proses merantai yang
berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi
spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada
uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
(Manuaba, 2010).
Kehamilan merupakan penyatuan dari sel mani dan sel telur didalam ampula
tuba kemudian terjadi nidasi/penempelan pada dinding rahim, terus hingga
mengalami perkembangan dan pertumbuhan janin dalam waktu 40 minggu
(Saifuddin, 2009).
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan merupakan
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum lalu terjadi nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung 40 minggu atau 10 bulan menurut kalender
internasional (Prawirohardjo, 2012).
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai pemulaan persalinan. Selain itu, kehamilan
juga merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus agar dapat
berlangsung dengan baik demi tercapainya persalinan yang aman dan melahirkan
bayi yang sehat (Manuaba, 2010).
Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis,
tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi. Menyadari hal tersebut dalam
melakukan asuhan tidak perlu melakukan intervensi-intervensi yang tidak perlu
kecuali ada indikasi (Sulistyawati, 2009).
Kehamilan adalah proses alamiah yang dialami oleh setiap wanita dalam
siklus reproduksi. Kehamilan dimulai dari konsepsi dan berakhir dengan
permulaan persalinan. Selama kehamilan ini terjadi perubahan-perubahan, baik
perut, fisik maupun fsikologi ibu (Varney, 2007).

7
2. Tanda-tanda kehamilan
Menurut Manuaba (2010), untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan
dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan, yaitu
sebagai berikut :
1) Tanda Dugaan Kehamilan
a. Menorea
Pada wanita hamil terjadi konsepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak
terjadi pembentukan Folikel de graff dan ovulasi . Hal ini menyebabkan
terjadinya amenorea pada seorang wanita yang sedang hamil.Dengan
mengetahui hari pertama haid terakhir (HPHT) dengan perhitungan
Neagle dapat ditentukan hari perkiraan lahir (HPL) yaitu dengan
menambah tujuh pada hari, mengurangi tiga pada bulan, dan menambah
satu pada tahun.
b. Mual dan Muntah
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam
lambung yang berlebihan.Mual dan Muntah pada pagi hari disebut
morning sickness.Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi.
Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang.
c. Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang
demikian disebut ngidam.
d. Sinkope atau pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan
iskema susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan.
Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.
e. Payudara Tegang
Pengaruh hormon estrogen, progesteron, dan somatomamotrofin
menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara.Payudara
membesar dan tegang.Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit
terutama pada hamil pertama.
f. Sering Miksi (Sering BAK)
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa
penuh dan sering miksi.Pada triwulan kedua, gejala ini sudah menghilang.

8
g. Konstipasi atau Obstipasi
Pengaruh hormon progesterone dapat menghambat peristaltik usus,
menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
h. Pigmentasi Kulit
Terdapat pigmentasi kulit disekitar pipi (cloasma gravidarum). Pada
dinding perut terdapat striae albican, striae livide dan linea nigra semakin
menghitam. Pada sekitar payudara terdapat hiperpigmintasi pada bagian
areola mammae, puting susu makin menonjol.
i. Epulis
Hipertrofi gusi yang disebut epuils, dapat terjadi saat kehamilan.
j. Varices
Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi
penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang
mempunyai bakat.Penampakan pembuluh darah terjadi pada sekitar
genetalia, kaki, betis, dan payudara.Penampakan pembuluh darah ini
menghilang setelah persalinan.

2) Tanda Tidak Pasti Kehamilan


a. Perut Membesar
b. Pada pemeriksaan dalam di temui :
1. Tanda Hegar yaitu perubahan pada rahim menjadi lebih panjang dan
lunak sehingga seolah-olah kedua jari dapat saling bersentuhan.
2. Tanda Chadwicks yaitu vagina dan vulva mengalami peningkatan
pembuluh darah sehingga makin tampak dan kebiru-biruan karena
pengaruh estrogen.
3. Tanda Piskacek yaitu adanya pelunakan dan pembesaran pada
unilateral pada tempat implantasi (rahim).
4. Tanda Braxton Hicks yaitu adanya kontraksi pada rahim yang
disebabkan karena adanya rangsangan pada uterus.

9
c. Pemeriksaan test kehamilan positif.
3) Tanda Pasti Kehamilan
a. Gerakan janin dalam rahim
b. Terlihat dan teraba gerakan janin, teraba bagian-bagian janin.
c. Denyut jantung janin
Didengar dengan stetoskop Laenec, alat Kardiotografi, dan
Doppler.Dilihat dengan ultrasonografi.
3. Pemeriksaan Diagnostik Kebidanan
a. Tes urine kehamilan (Tes HCG)
1. Dilaksanakan seawal mungkin begitu diketahui ada amenore (satu
minggu setelah koitus).
2. Upayakan urine yang digunakan adalah urine pagi hari.
b. Palpasi abdomen
Menggunakan cara Leopod dengan langkah sebagai berikut :
1. Leopod I
a. Bertujuan untuk mengetahui TFU dan Bagian janin yang ada di
fundus.
b. Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1) Pemeriksaan menghadap pasien
2) Kedua tangan meraba fundus dan mengukur berapa tinggi fundus
uteri.
3) Meraba bagian apa yang ada di fundus, jika teraba benda bulat,
melenting, mudah digerakkan, maka itu adalah kepala. Namaun
jika teraba benda bulat, besar, lunak, tidak melenting, dan susah
digerakkkan, maka itu adalah bokong janin.
2. Leopod II
a. Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada disebelah
kanan dan kiri perut ibu.
b. Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1) Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan dan kiri perut
ibu
2) Ketika memriksa sebelah kanan, maka tangan menahan perut
sebelah kiri ke arah kanan.

10
3) Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri, dan
rasakan bagian apa yang ada disebelah kanan (jika teraba benda
yang rata tidak teraba bagian kecil, terasa ada tahanan, maka itu
adalah punggung bayi, namun jika teraba bagian-bagian yang
terkecil dan menonjol maka itu adalah bagian kecil janin).
3. Leopod III
a. Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah
uterus.
b. Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1) Tangan kiri menahan fundus uteri.
2) Tangan kananmeraba bagian yang ada di bagian bawah
uterus. Jika teraba yang bulat, melenting, keras, dan dapat
digoyangkan, maka itu adalah kepala. Namun jika teraba
bagian yang bulat, besar, lunak, dan sulit digerakkan, maka ini
adalah bokong. Jika di bagian bawah tidak ditemukkan kedua
bagian seperti diatas, maka pertimbangkan apakah janin
dalam letak melintang.
3) Pada letak sungsang (melintang) dapat dirasakan ketika
tangan kanan menggoyangkan bagian bawah tangan kiri akan
merasakan ballottement (pantulan dari kepala janin, terutama
ini ditemukan pada usia kehamilan 5-7 bulan).
4) Tangan kanan meraba bagian bawah (jika teraba kepala,
goyangkan, jika masih mudah digoyangkan, berarti kepala
belum masuk panggul, namun jika tidak dapat digoyangkan,
berarti kepala sudah masuk panggul), lalu lanjutkan pada
pemeriksaan Leopold IV untuk mengetahui seberapa jauh
kepala sudah masuk panggul.
4. Leopold IV
a. Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada dibawah dan
untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau
belum.
b. Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut.
1) Pemeriksa menghadap kaki pasien.
2) Kedua tangan meraba bagian janin yang ada di bawah
11
3) Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di dua belah pihak
yang berlawanandi bagian bawah.
4) Jika kedua tangan konvergen (dapat saling bertemu) berarti
kepala belum masuk panggul.
5) Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti
kepala sudah masuk panggul.

4. Perubahan Anatomi dan Fisiologi


1. Uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan
melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Pada
perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 g dan kapasitas 10 ml
atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ
yang mampu menampung janin, plasenta dan cairan amnion yang volume
totalnya mencapai 5 l bahkan dapat mencapai 20l atau lebih dengan berat
rata-rata 1100 g.
Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot
sementara produksi meosit yang baru sangat terbatas.Bersamaan dengan hal
itu terjadi akumulasi jaringan ikat dan elastik, terutama pada lapisan otot
luar. Kerja sama tersebut akan meningkatkan kekuatan dinding uterus.
Daerah korpus pada bulan-bulan pertama akan menebal, tetapi seiring dengan
bertambahanya usia kehamilan akan menipis pada akhir kehamilan
ketebalanya hanya sekitar 1,5 cm bahkan kurang.
Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh hormon
esterogen dan sedikit oleh progesterone.Akan tetapi, setelah kehamilan 12
minggu lebih penambahan ukuran uterus didominasi oleh desakan dari hasil
konsepsi. Pada awal kehamilan tuba fallopi, ovarium, dan ligamentum
rotundum rada sedikit dibawah apeks fundus, sementara pada akhir
kehamilan akan berada sedikit di atas pertengahan uterus. Posisi plasenta
juga mempengaruhi penebalan sel-sel otot uterus, dimana bagian uterus yang
mengelilingi implantasi plasenta akan bertambah besar lebih cepat
dibandingkan bagian lainnya. Sehingga akan menyebabkan uterus tidak rata.
Fenomena ini dikenal dengan tanda piskacek

12
Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih seperti buah
alpukat kehamilannya, perkembangan kehamilannya, daerah fundus dan
korpus akan membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan
12 minggu.
Isthmus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi seperti korpus
uteri yang mengakibatkan isthmus menjadi lebih panjang dan lunak yang
dikenal dengan tanda Hegar.
Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan menyentuh dinding
abdominal mendorong usus seiring perkembangannya, uterus akan
menyentuh dinding abdominal mendorong usus kesamping, dan keatas, terus
tumbuh hingga hampir menyentuh hati. Sejak trimester pertama kehamilan
uterus akan mengalami kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak
disertai nyeri. Pada trimester kedua kontraksi ini dapat dideteksi dengan
pemeriksaan bimanual. Fenomena ini disebut Braxton Hicks. Pada bulan
terakhir kehamilan biasanya kontraksi ini sangat jarang dan meningkat pada
satu atau dua minggu sebelum persalinan (Prawirohardjo, 2010).
2. Serviks
Perubahan yang penting pada serviks dalam kehamilan adalah menjadi
lunak.Sebab pelunakan ini adalah pembuluh darah dalam serviks bertambah
dan karena timbulnya oedema dari serviks dan hyperplasia serviks.Pada akhir
kehamilan serviks menjadi sangat lunak dan portio menjadi pendek (lebih
dari setengahnya mendatar) dan dapat dimasuki dengan mudah oleh satu jari
(Prawirihardjo, 2010).
3. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel
baru juga ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di
ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal
kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil progeteron dlam
jumlah yang relatif minimal (Prawirohardjo, 2010).
4. Vagina dan Vulva
Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan
untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatnya
ketebalan mukosa, mengendorornya jaringan ikat dan hipertrofi sel otot
polos.Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi, dimana sektresi akan
13
berwarna keputihan, menebal dan PH antara 3,5-6 yang merupakan hasil dari
peningkatan produksi asam laktat glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina
sebagai aksi dari lactobacillus acidophilus (Prawirohardjo, 2010).
5. Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi
lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-
vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Putih payudara akan lebih besar,
kehitaman dan tegak. Setelah bulan pertama cairan kuning bernama kolostrum
akan keluar. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai
bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat diprosuksi
karena hormon prolaktin ditekan oleh prolaktin inhibiting hormone. Setelah
persalinan kadar progesteron dan estrogen menurun sehingga pengaruh
inhibisi progesterone terhadap α-laktalbumin akan hilang. Peningkatan
prolaktin akan merangsang sintesis lactose dan pada akhirnya akan
meningkatkan produksi air susu (Prawirohardjo, 2010).
6. Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi darah ibu pada kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke
placenta uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang
membesar pula, mamae dan alat lain yang memang berfungsi berlebihan dalam
kehamilan. Tekanan darah akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan
akibat terjadi penurunan dalam perifer vaskuler resistensi yang disebabkan
oleh pengaruh pergangan otot halus oleh progesteron. Selama kehamilan
normal cardiac output meningkat sekitar 30-50 % dan mencapai level
maksimumnya selama trimester pertama atau kedua tetap tinggi selama
persalinan.
Pada usia kehamilan 16 minggu mulai jelas terjadi hemodilusi. Setelah 24
minggu tekanan darah sedikit demi sedikit naik kembali pada tekanan darah
sebelum aterm. Hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25% dengan
puncak pada usia kehamilan 32 minggu, sedangkan hematokrit mencapai level
terendah pada minggu 30-32 minggu (Kusmiyati, 2008).

14
5. Asuhan Antenatal
1. Pengertian
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan
obstetric untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian
kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.
Menurut Sarwono Prawirohardjo (2008) ada 6 alasan penting untuk
mendapatkan asuhan antenatal, yaitu :
1) Membangun rasa percaya antara klien dan petugas kesehatan.
2) Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang
dikandungnya.
3) Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya.
4) Mengientifikasi dan menata laksana kehamilan resiko tinggi.
5) Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga
kualitas kehamilan dan menjaga bayi.
6) Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan
membahayakan keselamatan ibu dan bayinya yang di kandungnya.
2. Tujuan asuhan antenatal
Menurut buku Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal (2006) tujuan
asuhan antenatal adalah :
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu
dan bayi.
3) Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat.
5) Ibu dengan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.Mempersiapkan
ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal ( Prawirorahardjo, 2008).

15
3. Pelayanan / asuhan kehamilan
Jumlah standar kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan kehamilan menurut Syafrudin (2009) adalah
1) Minimal satu kali kunjungan pada Trimester I
2) Minimal satu kali kunjungan pada Trimester II
3) Minimal dua kali kunjungan pada Trimester III
Sesuai dengan kebijakan Departemen Kesehatan, terdapat standar minimal
pelayanan pada ibu hamil, yaitu 10 T:
Penambahan berat badan pada ibu hamil
1. timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Pemeriksaan Tekanan Darah.
3. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri
4. Pemberian Tetanus Toxoid.
5. Pemberian Tablet Zat Besi.
6. Tetapkan status gizi.
7. Tes laboratorium
8. Tentukan DJJ
9. Tatalaksana kasus
10. Temu Wicara.
Kunjungan Antenatal care
1) Kunjungan pertama (K1)
Kunjungan pertama (K1) merupakan kunjungan pertama yang di
lakukan ibu hamil ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan
antenatal pada umur kehamilan 0-12 minggu (Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat, 2011).
2) Kunjungan ulang (K4)
Kunjungan ulang (K4) adalah akses/kontak ibu hamil dengan tenaga
kesehatan dengan syarat minimal 1 kali pada trimester pertama, 1 kali
pada trimester kedua dan dua kali kontak pada trimester ketiga (Asrinah,
2010).

16
6. Kebutuhan dasar ibu hamil
a. Konseling Persiapan laktasi
b. Persiapan persalinan dan kelahiran bayi.
1. Biaya persalinan.
2. Penentuan tempat & penolong persalinan.
3. Anggota keluarga yang dijadikan sebagai pengambilan keputusan.
4. Baju ibu& bayi, serta perlengkapannya.
5. Surat-surat fasilitas kesehatan.
6. Pembagian peran jika ibu berada di RS.
7. Transport.
8. Nutrisi.
7. Memantau kesejahteraan janin
Ibu pantau dan rasakan gerakan janin minimal 10 kali dalam 12 jam, atau
ibu bisa lakukan USG dan datang kebidan untuk pemeriksaan DJJ.
8. Konseling ketidaknyamanan dan cara mengatasi masalah pada TM III:
1) Seperti ibu mengeluh sering BAK itu wajar terjadi karena kandung kemih ibu
tertekan oleh bayi yang akan lahir. Kosongkan saat ada dorongan untuk
kencing, perbanyak minum saat siang hari, batasi minum kopi, teh dan soda
karena dapat lebih sering BAK, Berbaring miring ke kiri & kaki ditinggikan
untuk mencegah diuresis.
2) Rasa pegal dipunggung itu wajar terjadi karena berat janin yang dikandung
semakin lama semakin bertambah dan menekan pada saraf-saraf yang berada
disekitar pinggang, posisi tulang belakang juga tertarik kedepan. Hal tersebut
dapat diatasi dengan mengurangi aktifitas berat, dan mengajarkan mengenai
body mekanik.

9. Tanda bahaya dalam kehamilan


1) Perdarahan pervaginam
Perdarahan pervaginam dalam kehamilan ada yang bersifat fisiologis
maupun patologis. Perdarahan yang bersifat fisiologis terjadipada awal
kehamilan yang terjadi oleh proses implantasi. Sedangkan perdarahan
pervaginum yangbersifat patologis ada dua yaitu yang terjadi pada awal
kehamilan dan pada masa kehamilan lanjut.

17
Pada awal kehamilan, pada usia kurang dari 22 minggu, biasanya keluar
darah merah, perdarahan banyak disertai nyeri, dapat dicurigai terjadi abortus,
kehamilan ektopik atau kehamilan mola.
Perdarahan pada kehamilan usia lanjut, terjadi setelah 22 minggu
sampaisebeliumpersalinan,tanda-tandanya yaitu keluar darah merah segar atau
kehitaman dengan bekuan, perdarahan banyak dan terus menerus disertai
nyeri, biasanya dikarnakan plasenta previa, solusio plasenta, dan ruptur uteri,
atau ada pembekuan darah.
2) Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang hebat dapat terjadi selama kehamilan dan sering kali
merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.
3) Penglihatan/ pandangan kabur
Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa
adalah perubahan visual mendadak, misalnya penglihatan kabur atau
berbayang, melihat bintik-bintik (spot) dan berkunang-kunang.
4) Bengkak pada Muka dan Tangan
Hampir separuh ibu hamil akan mengalami bengkak yang normalpada kaki.
Bengkak dapat menunjukan adanya masalah serius apabila bengkak yang
muncul pada muka dan tangan tidak hilang setelah istirahat, disertai sakit
kepala hebat, pandangan mata kabur, hal ini merupakan tanda anemia, gagal
jantung, atau preeklamsi.
5) Nyeri Perut yang Hebat
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukan masalah yang mengancam
keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah
beristirahat.
6) Gerakan Bayi yang Berkurang
Gerakan janin terjadi pada usia kehamilan 20-24 minggu. Bayi harus
bergerak paling sedikit 3kali dalam priode 3 jam. Gerakan janin akan lebih
mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat serta jika ibu makan dan
minum dengan baik. Ibu hamil perlu melaporkan jika terjadi
penurunan/gerakan yang berhenti (Vivian Nanny,2010).

18
10. Konseling tentang aktifitas seksual
Hubungan seksual selama hamil tidak dilarang tetapi hubungan seksual dilarang
jika ada riwayat seperti :
1) Riwayat abortus & kelahiran prematur.
2) Perdarahan per vaginam.
3) Koitus harus dilakukan secara hati-hati terutama pada minggu pertama
kehamilan.
4) Ketuban sudah pecah koitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi
janin.

B. Tinjauan pustaka tentang letak lintang


1. Pengertian
Kehamilan letak lintang merupakan sumbu memanjang janin menyilang
sumbu memanjang ibu secara tegak lurus mendekati 90 derajat, letak lintang
oblik biasanya hanya terjadi sementara karena kemudian akan berubah menjadi
posisi longitudinal atau letak lintang saat persalinan, letak lintang merupakan
sumbu memanjang janin menyilang sumbu memanjang ibu secara tegak lurus
mendekati 90 derajat, jika sudut yang dibentuk ke dua sumbu ini tajam disebut
oblique lie yang terdiri dari deviated head presentasion (letak kepala mengolak)
dan deviated breech presentasion (letak bokong mengolak) karena biasanya yang
paling rendah adalah bahu, maka dalam hal ini disebut juga shoulder presentasion
(Rustam Moctar, 2012).

Letak lintang sering terjadi karena kombinasi dari berbagai factor.Faktor-


faktor tersebut antara lain :
a. Fiksasi kepala tidak ada, karena panggul sempit, hidrosefalus, anensefalus,
plasenta previa, dan tumor-tumor pelvis
b. Janin sudah bergerak pada hidramnion, multiparitas, anak kecil atau sudah
mati.
c. Gemelli (kehamilan ganda)
d. Kelainan uterus, seperti arkuatus, bikornus atau septum.
e. Lumbar scoliosis

19
2. Penyebab
Penyebab terjadinya kehamilan letak lintang dari berbagai factor yaitu fiksasi
kepala tidak ada karena panggul sempit, hidrosefalus, anesefalus dan plasenta
previa. Janin sudah bergerak pada hidramnion, multiparitas, gamelli, kelainan
uterus seperti arkuatus (Rustam Mochtar, 2007).
Dampak bagi bayi dapat terjadi prolapses tali pusat atau tangan keluar saat
ketuban pecah, trauma partus, hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus,
ketuban pecah dini. Dampak untuk ibu rupture uteru iminen. Kematian ibu dapat
terjadi akibat perdarahan dan ireversibel syok, kematian akibat infeksi berat atau
sepsis (Manuaba, 2007).

3. Diagnosis
Letak lintang mudah didiagnosis dalam kehamilan dari bentuk uterus, terlihat
melebar, lebih menonjol ke salah satu bagian abdomen, dengan TFU rendah.
Palpasi akan teraba kepala janin pada salah satu sisi dan bokong pada sisi yang
lain, tetapi tidak ada bagian presentasi yang berada di pelvis. Pada palpasi kepala
janin atau bokong ditemukan di salah satu bagian fossa iliaca.USG dapat
digunakan untuk memastikan diagnosis untuk mendeteksi kemungkinan
penyebab (Marmi, 2015).

Pemeriksaan Fisik
1. Pada inspeksi, TFU tidak sesuai dengan umur kehamilannya.
2. Pada palpasi fundus uteri kosong, kepala janin berada disamping dan diatas
simfisis juga kosong, kecuali bila bahu sudah turun ke dalam.
3. Denyut jantung janin ditemukan disekitar umbilikus
4. Pemeriksaan dalam
Pada tahap awal persalinan, bagian dada bayi, jika dapat diraba dapat
dikenali dengan adanya “rasa bergerigi” dari tulang rusuk. Bila dilatasi
bertambah, scapula dan klavikula pada sisi toraks yang lain akan dapat
dibedakan. Bila punggungnya terletak di anterior, suatu dataran yang keras
membentang dibagian depan perut ibu. Bila punggungnya dibagian posterior,
teraba nodulasi ireguler yang menggambarkan bagian-bagian kecil janin yang
dapat ditemukan pada tempat yang sama. Kadang-kadang dapat pula diraba
tali pusat yang menumbung (Marmi, 2015).
20
4. Manajemen atau penatalaksanaan
Dokter dapat mengusahakan untuk membenarkan posisi dengan cara versi
external menjadi letak membujur dan presentasi kepala. Kecenderungan
pengembalian posisi letak lintang menjadi posisi letak memanjang sulit dan
seringnya beberapa dokter tidak menganjurkan versi chepalik eksternal sebelum
kelahiran direncanakan, atau waktu datangnya persalinan.Risiko versi chepalik
eksternal adalah terjadinya KPD dan tali pusat menumbung, atau persalinan
premature.Pada setiap kunjungan antenatal dokter seharusnya memeriksa letak,
presentasi dan mendengarkan DJJ.Jika pemeriksaan USG tidak mendeteksi
plasenta previa, pemeriksaan vagina dapat dilakukan untuk mendeteksi
abnormalitas pelvik seperti, pengerutan pelvis.Pemeriksaan USG dapat
mendeteksi abnormalitas fetus dan uterus (Marmi, 2015).

Bidan juga mengajari pasien untuk merubah letak lintang menjadi letak kepala
yaitu seperti gerakan bersujud (knee chest) selama 10 menit secara rutin setiap
hari sebanyak 2 kali sehari, biasanya bayi akan berputar dan posisinya kembali
normal yaitu kepala berada di sebelah bawah rahim (Sarwono, 2017).

5. Penanganan
Pada primigravida umur kehamilan kurang dari 28 minggu dianjurkan posisi
lutut dada, jika lebih dari 28 minggu dilakukan versi luar kalau gagal dianjurkan
posisi lutut dada sampai persalinan. Pada multigravida umur kehamilan kurang
dari 32 minggu posisi lutut dada, jika lebih dari 32 minggu dilakukan versi luar
kalau gagal posisi lutut dada sampai persalinan. Pada trimester 2 dan trimester 3
ibu hamil dengan letak lintang sudah dianjurkan untuk melakukan posisi sujud
namun tingkat keberhasilannya kemungkinannya kembali ke posisi normal,
berkisar sekitar 92%.Dan posisi bersujud ini tidak berbahaya karena secara
alamiah memberi ruangan pada bayi untuk berputar kembali ke posisi normal
(Susanti, 2015).

21
C. Tinjauan pustaka tentang manajemen asuhan kebidanan
Merupakan metode pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak yang khusus,
dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat. Dalam proses pelaksanaan asuhan kebidanan
menurut varney ada 7 langkah, meliputi ;
1. LANGKAH I : PENGUMPULAN DATA DASAR
Pada langkah pertama ini di kumpulkan semua informasi yang akurat dari
semua yang berkaitan dengan kondisi, klien untuk memperoleh data dapat
dilakukan dengan cara anamnesa pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan
dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan
penunjang. Langkah ini merupakan langkah awal yang akan menentukan
langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang
dihadapi akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam
tahap selanjutnya. Sehingga dalam pendekatan ini harus yang komprehensif
meliputi data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat
menggambarkan kondisi/masalah klien yang sebenarnya.
2. LANGKAH II : INTERPRESTASI DATA DASAR
Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat
merumuskan diagnose dan masalah tidak dapat didefisinisikan seperti
diagnose tetapi tetap membutuhkan penanganan masalah sering berkaitan
dengan hasil pengkajian.
3. LANGKAH III : MENGIDENTIFIKASI DATA DASAR
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnose yang sudah di indentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan
pencegahan sambil mengawasi klien, bidan bersiap-siap bila masalah
potensial benar-benar terjadi.
Diagnose potensial ketuban pecah dini.
4. LANGKAH IV : TINDAKAN SEGERA
Mengantisipasi perlunya tindakan segera oleh bidan dan dokter untuk
konsultasi atau ditemani bersama dengan anggota tim kesehatan lain.
Kolaborasi dengan dokter obgyn untuk tindakan selanjutnya.

22
5. LANGKAH V : PERENCANAAN ASUHAN YANG MENYELURUH
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
terindentifikasi dari kondisi atau masalah klien, tapi juga dari kerangka
pedoman antisipasi terhadap klien tersebut, apakah kebutuhan perlu
konseling, penyuluhan dan apakah klien perlu dirujuk karena ada masalah-
masalah yang berkaitan dengan masalah kesehatan lain. Pada langkah ini
tugas bidan merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan
rencana bersama klien dan keluarga, kemudian membuat kesepakatan
bersama sebelum melaksankannya.
Beritahu ibu hasil pemeriksaan, Beritahu ibu tentang tanda-tanda
bahaya kehamilan, Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan
beristrihat yang cukup, Anjurkan ibu untuk melakukan posisi nungging ,
Ajarkan ibu teknik relaksasi untuk menghilangkan nyeri, Ajarkan ibu cara
mengurangi rasa sesak, Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan genetalia,
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat, Anjurkan ibu untuk
persiapan persalinan dan Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 3 minggu lagi
atau jika ada keluhan.

6. LANGKAH VI : MELAKUKAN ASUHAN


Pada langkah ini rencana asuhan yang kooperatif yang telah dibuat dapat
dilakukan dengan efisien sebelumnya oleh bidan atau dokter atau tim
kesehatan lain.Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan, keadaan ibu dan janin
keadaan baik tetapi posisi janin melintang, TD : 110/85 mmHg,
N: 84 x/m, R: 22 x/m, S : 36,6 ̊C
Leopold I : TFU 3 jari dibawah PX, fundus ibu teraba keras
seperti papan ( punggung)
Leopold II : Bagian kanan ibu teraba bulat, keras, melenting
(kepala)Bagian kiri ibu teraba bulat, lunak, tidak
melenting (bokong)
Leopold III : Teraba bagian – bagian kecil (ekstremitas )
Leopold IV : tidak dilakukan
Memberitahukan ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, yaitu :
perdarahan yang banyak dari jalan lahir, sakit kepala yang hebat, bengkak
diwajah, kaki atau seluruh tubuh, ketuban pecah sebelum waktunya dan
23
penglihatan kabur. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi
seperti sayur-sayuran hijau, tahu, tempe, daging, telur, susu dan istirahat
yang cukup seperti : tidur siang 1-2 jam/hari dan tidur malam 7-8
jam/hari.Menganjurkan ibu untuk posisi nungging seperti sujud, telapak
tangan menempel ditempat tidur, dada menempel pada tempat tidur
dilakukan selama 10-15 menit secara rutin setiap hari sebanyak 2 kali sehari,
biasanya bayi akan berputar dan posisinya kembali normal yaitu kepala
berada di sebelah bawah rahim.Mengajarkan ibu teknik relaksasi untuk
mengatasi nyeri yaitu tarik nafas dalam-dalam melalui hidung dan buang
melalui mulut lakukan setiap rasa nyeri muncul.Mengajarkan ibu cara
mengurangi rasa sesak yaitu dengan posisi setangah duduk dan taruh bantal
di belakang punggung ibu untuk bersandar dan menggunakan teknik
relaksasi untuk mengurangi rasa sesak. Menganjurkan ibu untuk menjaga
kebersihan genetalia, yaitu setiap BAB ataupun BAK dilap mengunakan
tissue atau handuk diarahkan dari atas menuju anus sekali usap dan ganti
celana dalam bila basah atau lembab.Berkolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat Elkana tablet 1x1 dan Prenamia 1x1.Menganjurkan ibu untuk
mempersiapkan persalinan yaitu pakaian ibu (baju, celana dalam, pembalut),
pakaian bayi (baju, loyor, sarung tangan dan kaki, dan kain bedong), rencana
tempat bersalin, biaya persalinan dan kendaraan.Menganjurkan ibu untuk
kunjungan ulang pada tanggal 25-04-2019 atau jika ada keluhan.

7. LANGKAH VII : EVALUASI


Melakukan evaluasi hasil dari asuhan yang telah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi
sesuai dengan diagnose/masalah.
Ibu sudah mengerti tentang hasil pemeriksaan. Ibu sudah mengerti tentang
tanda-tanda bahaya kehamilan.Ibu bersedia untuk mengkonsumsi makan
bergizi dan istirahat yang cukup. Ibu sudah mengerti dan bersedia untuk
melakukan cara relaksasi. Ibu sudah mengerti dan bersedia untuk
melakukan posisi setangah duduk.Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan
genetalia.Ibu sudah mengerti pemberian obat.Ibu bersedia untuk
mempersiapkan persalinan. Ibu bersedia kunjungan ulang pada tanggal
25-04-2019 atau jika ada keluhan.
24
BAB III
TINJAUAN KASUS

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.”Z” G1P0A0


UMUR 32 TAHUNUSIA KEHAMILAN 39 MINGGU
2 HARI DENGAN LETAK LINTANG
DI RUMAH SAKIT DIAN HARAPAN

Tanggal Pengkajian : 18-04-2019


Jam : 15.30 WIT
Tempat Pengkajian : Poli kandungan
Nama Mahasiswa : Kelompok III

LANGKAH I. PENGKAJIAN DATA

A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas

Nama Ibu : Ny. Z Nama Suami : Tn. F

Umur : 32 Tahun Umur : 34 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta

Alamat : Basecamp Sarmi kota

2. Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya karena ibu merasa sesak
sejak 2 hari yang lalu.
3. Keluhan utama
Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah sebelah kanan

25
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
1. Jantung : Tidak ada
2. Asma : Tidak ada
3. Tubercolusi : Tidak ada
4. Ginjal : Tidak ada
5. Diabetes Militus : Tidak ada
6. Malaria : Tidak ada
7. HIV/AIDS : Tidak ada
8. Kista Ovarium : Tidak ada
b. Riwayat kesehatan sekarang
1. Jantung : Tidak ada
2. Hipertensi : Tidak ada
3. Tubercolusi : Tidak ada
4. Ginjal : Tidak ada
5. Diabetes Militus : Tidak ada
6. Malaria : Tidak ada
7. HIV/AIDS : Tidak ada
c. Riwayat kesehatan keluarga
1. Jantung : Tidak ada
2. Asma : Tidak ada
3. Hipertensi : Tidak ada
4. Tubercolusi : Tidak ada
5. Ginjal : Tidak ada
6. Diabetes Militus : Ya (orang tua )
7. Malaria : Tidak ada
8. HIV/AIDS : Tidak ada
9. Kembar : Tidak ada
5. Riwayat perkawinan
Menikah ke : 1x
Umur istri : 28 tahun
Umur suami : 30 tahun
Lama menikah : 5 tahun

26
6. Riwayat obstetric
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : Teratur 5 hari
Lama : 4-5 hari
Volume : 3x ganti pembalut dalam sehari
Bau : Amis
Konsistensi : Encer
Keluhan : Tidak ada
Flour albous : Tidak ada
Haid terakhir : 25-07-2018
b. Riwayat kehamilan, persalnan, dan nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan Nifas


Tahun
No Jenis
partus Uk Penyulit Tempat Penolong Penyulit Laktasi Penyulit
persalinan
1 H A M I L I N I

c. Riwayat kehamilan
1. Ibu mengatakan ini hamil anak pertamanya
2. Hari perkiraan lahiran : 01-05-2019
3. Kunjungan ANC :
a. Trimester I
Frekuensi :4x
Tempat : Rs Dian harapan
Terapi : Tablet Fe 60 tablet
Keluhan : Mual, muntah

b. Trimester II
Frekuensi :3x
Tempat : Rs Dian harapan
Terapi : Tablet Fe dan kalk 1x1
Keluhan : Mudah lelah
c. Trimester III

27
Frekuensi :2x
Tempat : Rs Dian harapan
Terapi : Elkana, prenamia, Kalk 95
Keluhan : sesak
4. Imunisasi TT :
TT1 : 20-02-2019 UK 24 minggu
TT2 : 05-03-2019 UK 25 minggu

5. Gerakan janin pertama : 16 minggu


6. Kebiasaan ibu/keluarga yang berpengaruh negative terhadap
kehamilannya
Ibu mengatakan tidak ada kebiasaan negative
7. Rencana persalinan : di RS Dian Harapan

7. Riwayat KB

Jenis Pasang Lepas Lama


Kontrasepsi Tanggal Oleh Tempat Tanggal Oleh Tempat Alasan Pengunaan
T I D A K A D A

8. Pola kehidupan sehari-hari

No Kegiatan Sebelum hamil Saat hamil


1 Pola nutrisi
Frekuensi makan 2-3x / hari 3-4x/hari
Jenis makanan nasi, sayur, lauk nasi, sayur, lauk
Porsi Sedang Sedang
Keluhan tidak ada tidak ada
Frekuensi minum 1,5 liter / hari 1,5 liter / hari
Jenis minuman air putih air putih, susu
Porsi 1 gelas 1 gelas
Keluhan tidak ada tidak ada
2 Pola Eliminasi
BAB

28
Frekuensi 2x/hari 2x/hari
Konsistensi Lembek Lembek
Warna kuning kecoklatan kuning kecoklatan
Keluhan tidak ada tidak ada
BAK
Frekuensi 3-4x/hari 3-4x/hari
Konsistensi Cair Cair
Warna kuning jernih kuning jernih
Keluhan tidak ada tidak ada
3 Pola aktivitas memasak, menonton memasak, menonton tv,
pekerjaan tv, mencuci yoga
4 Pola istirahat
Tidur siang 1-2 jam/hari 1-2 jam/hari
Tidur malam 7-8 jam/hari 6-7 jam/hari
Keluhan tidak ada tidak ada
5 Personal Hygiene
Ganti pakaian 2x/hari 2x/hari
Mandi 2x/hari 2x/hari
Keramas 3x/minggu 3x/minggu
Sikat gigi 2x/hari 2x/hari
6 Pola seksual
Frekuensi 3x/minggu 1x/minggu
Keluhan tidak ada tidak ada

9. Psikososial Spritual
a. Tanggapan dan dukungan keluarga terhadap kehamilannya
Ibu mengatakan keluarganya mendukung atas kehamilannya
b. Pengambilan keputusan dalam keluarga
Ibu mengatakan pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami
c. Ketaatan beribadah
Ibu mengatakan setiap hari sholat 5 waktu
d. Lingkungan yang berpengaruh
Ibu mengatakan hubungan dengar lingkungan sekitar baik
29
Ibu mengatakan hubungan keluarga dan saudara baik
Ibu mengatakan hubungan dengan orang tua dan mertua baik

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital : TD : 110/85 mmHg
N : 84 x/menit
R : 22 x/menit
S : 36,6 ̊C
d. BB sebelum hamil : 85 kg
e. BB sekarang : 98 kg
f. TB : 160 cm
g. Lila : 28 cm
h. IMT : BB : (TB)2 = 85 : (1,6 x 1,6 )
85 : 2.56 = 33kg
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Warna rambut hitam, tidak ada nyeri tekan, bersih
b. Muka : Tidak pucat, tidak ada oedema, tidak ada cloasma
gravidarum
c. Mata : Simestris, konjungtiva merah muda, sclera tidak
ikterik
d. Hidung : Tidak ada polip, tidak ada secret, tidak ada nyeri
tekan,bersih
e. Telinga : Simestris, tidak ada pengeluaran cairan, bersih
f. Mulut dan gigi : Tidak ada stomatitis, mukosa mulut lembab, tidak ada
caries,gusi tidak berdarah, bersih
g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, dan tidak ada pembesaran
vena jugolaris
h. Dada : Bentuk datar, irama pernafasan teratur
i. Payudara :Simetris, areolla hiperpigmentasi, putting susu
menonjol, Belum ada Pengeluaran kolostrum, tidak ada benjolan, tidak
30
ada nyeri tekan
j. Ketiak : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
k. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi
Leopold I : TFU tiga jari diatas PX, fundus teraba keras seperti
papan (punggung)
Leopold II :Bagian kanan ibu teraba bulat, keras, melenting
(kepala)
Bagian kiri ibu teraba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong)
Leopold III : Teraba bagian –bagian kecil (ekstremitas)
Leopold IV : tidak dilakukan
DJJ : 142 x/menit

l. Genetalia : Tidak ada kelainan, tidak ada oedema, tidak ada


Pengeluaran cairan
m. Ekstremitas atas : Simetris, tidak ada oedema
n. Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada oedema, reflek patella positif
o. Reflek patella : +/+ kanan dan kiri
p. Anus : Tidak ada hemoroid
Pemeriksaan penunjang
USG : Berat badan janin sesuai dengan usia kehamilan 38
minggu, jenis kelamin ♂. Tidak ada lilitan tali pusat,
ketuban (+), TBJ 3.300 gram dengan posisi letak
melintang.
Laboratorium
HB : 11% gram
Protein urine : Negatif
HBsAG : Negatif
VCT : Non-Reaktif
Reduksi Glucos : Negatif
Billirubin : Negatif

31
LANGKAH II. INTERPRETASI DATA

Diagnose kebidanan
Ny. Z G1P0A0 umur 32 tahun, usia kehamilan 39 minggu 2 hari, janin intra uteri
tunggal hidup dengan letak lintang

Data Dasar :
DS :
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya
Ibu mengatakan hari terakhir haid 25-07-2018
Ibu mengatakan gerakan janin aktif dibagian perut atas
Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah sebelah kiri dan terasa sesak sejak 2 hari
yang lalu
DO :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital : TD : 110/85 mmHg
N : 84 x/menit
R : 22 x/menit
S : 36,6 ̊C

4. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi


Leopold I : TFU 3 jari diatas PX, fundus ibu teraba keras seperti papan
(punggung)
Leopold II : Bagian kanan ibu teraba bulat, keras, melenting (kepala)
Bagian kiri ibu teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
Leopold III : Teraba bagian-bagian kecil (ekstremitas)
Leopold IV : tidak dilakukan
DJJ : 142 x/menit
5. USG : Berat badan janin sesuai dengan usia kehamilan
38 Minggu, jenis kelamin ♂. Tidak ada lilitan tali pusat,
ketuban (+), TBJ 3.300 gram dengan posisi letak melintang.

32
LANGKAH III. DIAGNOSA POTENSIAL
Rupture uteri
LANGKAH IV. ANTISIPASI
Kolaborasi dengan dokter obgyn untuk tindakan selanjutnya

LANGKAH V. PLANING
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
Rasional : Agar ibu mengetahui kondisi ibu saat ini
2. Beritahu ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan
Rasional : Agar ibu mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan
3. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan beristrihat yang cukup
Rasional : Agar nutrisi ibu tercukupi
4. Ajarkan ibu teknik relaksasi untuk menghilangkan nyeri
Rasional : Agar rasa nyeri pada ibu berkurang
5. Ajarkan ibu cara mengurangi rasa sesak
Rasional : Agar oksigen ke ibu dan ke janin tercukupi
6. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan genetalia
Rasional : Agar terhindar dari masalah keputihan dan infeksi pada daerah kewanitaan
7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat
Rasional : Agar ibu terhindar dari penyakit lainnya
8. Anjurkan ibu untuk persiapan persalinan
Rasional : Agar semua kebutuhan ibu untuk persalinan sudah terpenuhi
9. Beritahu ibu tanda bahaya pada persalinan
Rasional : Agar ibu mengetahui tanda bahaya persalinan
10. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi atau jika ada keluhan
Rasional : Agar dapat mendeteksi lebih dini apabila ada komplikasi

33
LANGKAH VI. TINDAKAN
Tanggal : 18-04-2019 Jam : 15.45 WIT
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan, keadaan ibu dan janin keadaan baik tetapi
posisi janin melintang
TD : 110/85 mmHg
N : 84 x/m
R : 22 x/m
S : 36,6 ̊C
Leopold I : TFU 3 jari diatas PX, fundus ibu teraba keras seperti papan
(punggung)
Leopold II : Bagian kanan ibu teraba bulat, keras, melenting (kepala)
Bagian kiri ibu teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
Leopold III : Teraba kosong
Leopold IV : tidak dilakukan
2. Memberitahukan ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, yaitu : perdarahan yang
banyak dari jalan lahir, sakit kepala yang hebat, bengkak diwajah, kaki atau seluruh
tubuh, ketuban pecah sebelum waktunya dan penglihatan kabur.
3. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi seperti sayur-sayuran hijau,
tahu, tempe, daging, telur, susu dan istirahat yang cukup seperti : tidur siang 1-2
jam/hari dan tidur malam 7-8 jam/hari.
4. Mengajarkan ibu teknik relaksasi untuk mengatasi nyeri yaitu tarik nafas dalam-dalam
melalui hidung dan buang melalui mulut lakukan setiap rasa nyeri muncul.
5. Mengajarkan ibu cara mengurangi rasa sesak yaitu dengan posisi setengah duduk dan
taruh bantal di belakang punggung ibu untuk bersandar dan menggunakan teknik
relaksasi untuk mengurangi rasa sesak
6. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan genetalia, yaitu setiap BAB ataupun
BAK dilap mengunakan tissue atau handuk diarahkan dari atas menuju anus sekali
usap dan ganti celana dalam bila basah atau lembab.
7. Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
1. Elkana tablet 1x1 (vitamin)
2. Prenamia 1x1 (suplemen)
3. Kalk 95 1x1 (kalsium)

34
8. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan persalinan yaitu pakaian ibu (baju, celana
dalam, pembalut), pakaian bayi (baju, loyor, sarung tangan dan kaki, dan kain
bedong), rencana tempat bersalin, biaya persalinan dan kendaraan
9. Memberitahu ibu tanda bahaya pada persalinan yaitu karena dapat berbahaya dan
memiliki resiko tinggi bagi ibu dan janin karena dapat menyebabkan persalinan macet
10. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 25-04-2019 atau jika ada
keluhan

LANGKAH VII. EVALUASI


Tanggal : 18-04-2019 Jam : 16.00 WIT
1. Ibu sudah mengerti tentang hasil pemeriksaan
2. Ibu sudah mengerti tentang tanda-tanda bahaya kehamilan
3. Ibu bersedia untuk mengkonsumsi makan bergizi dan istirahat yang cukup
4. Ibu sudah mengerti dan bersedia untuk melakukan cara relaksasi
5. Ibu sudah mengerti dan bersedia untuk melakukan posisi setangah duduk
6. Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan genetalia
7. Ibu sudah mengerti pemberian obat
8. Ibu bersedia untuk mempersiapkan persalinan
9. Ibu sudah mengerti tentang tanda bahaya persalinan
10. Ibu bersedia kunjungan ulang pada tanggal 25-04-2019 atau jika ada keluhan

35
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini, akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan hasil tinjauan kasus pada
pelaksanaan Asuhan Kebidanan kehamilan Pada Ny.”Z” di Rumah Sakit Dian Harapan pada
tanggal 18 April 2019. Untuk memudahkan pembahasan,maka penulis akan membahas
berdasarkan pendekatan manajemen asuhan kebidanan dengan 7 langkah Varney dengan
uraian sebagai berikut:
I. Identifikasi Data Dasar
Identifikasi data dasar merupakan proses manajemen kebidanan yang ditujukan
untuk mengumpulkan informasi baik fisik, psikososial dan spiritual. Pengumpulan
data dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi serta pemeriksaan penunjang yaitulaboratorium dan
pemeriksaan diagnostik. Pada tahap ini disebabkan karenarespon ibu dalam
memberikan informasi begitu pula dengan keluarga dan bidan yang merawat sehingga
penulis dengan mudah memperoleh data yangdiinginkan.Data diperoleh secara
terfokus pada masalahklien sehinggaintervensinya juga lebih terfokus sesuai keadaan
klien pada masalah yaitu kehamilan letak lintang merupakan sumbu memanjang janin
menyilang sumbu memanjang ibu secara tegak lurus mendekati 90 derajat,jika sudut
yang dibentuk ke dua sumbu ini tajam disebut oblique lie yang terdiri dari deviated
head presentasion (letak kepala mengolak) dan deviated breech presentasion (letak
bokong mengolak) karena biasanya yang paling rendah adalah bahu, maka dalam hal
ini disebut juga shoulder presentasion (Rustam Moctar, 2012).

Berdasarkan data subjektif studi kasus pada Ny ”Z” dikumpulkan dari hasil dapat data
subjektif memeriksakan kehamilannya, ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
sebelah kanan dan merasa sesak sejak 2 hari yang lalu. Data objektifKeadaan umum
:Baik, KesadaranComposmentis, Tanda-tanda vital TD : 110/85 mmHgN : 84
x/menit, R : 22 x/menit, S : 36,6 ̊C. Pemeriksaan fisik abdomen Leopold I: TFU tiga
jari diatas PX, fundus ibu teraba panjang seperti papan (punggung) , Leopold II:
Bagian kanan ibu teraba bulat, keras, melenting(kepala), Bagian kiri ibu teraba bulat,
lunak, tidak melenting (bokong). Leopold III : Teraba kosong, Leopold IV : tidak
dilakukan

36
. Hal ini diketahui ketika ibu diberikan pertanyaan dan respon ibu yang
terbuka untuk memberikan informasi yang diperlukan yang berhubungan dengan
keadaan Ny. “Z” saat ini.Apa yang dijelaskan ditinjauan pustaka dengan studin kasus
tampaknya tidak ada kesenjagan antara teori dan studi kasus.

II. Identifikasi Diagnosa / Masalah aktual


Masalah aktual merupakan identifikasi diagnosa kebidanan dan masalah
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.Dalam
langkah ini data yang diinterpretasikan menjadi diagnose kebidanan dan
masalah.Keduanya digunakan karena beberapa masalah tidakdapat diselesaikan
seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan yangdituangkan dalam rencana
asuhan terhadap klien.
Pada tinjauan pustaka didapatkan data sebagai berikut :
Diagnosa kebidanan
Ny “Z” G1P0A0 umur 32 tahun hamil 39 minggu 2 hari, janin intra uteri
tunggal hidup dengan letak lintang

Data Dasar :
DS :
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya
Ibu mengatakan hari terakhir haid 25-07-2018
Ibu mengatakan gerakan janin aktif dibagian perut atas
Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah sebelah kiri dan terasa sesak sejak 2 hari
yang lalu
DO :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital : TD : 110/85 mmHg
N : 84 x/menit
R : 22 x/menit
S : 36,6 ̊C

37
4. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi
Leopold I : TFU 3 jari diatas PX, fundus ibu teraba keras seperti papan
(punggung)
Leopold II : Bagian kanan ibu teraba bulat, keras, melenting (kepala)
Bagian kiri ibu teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
Leopold III : Teraba bagian-bagian kecil (ekstremitas)
Leopold IV : tidak dilakukan
DJJ : 142 x/menit
5. USG : Berat badan janin sesuai dengan usia kehamilan 38
Minggu, jenis kelamin ♂. Tidak ada lilitan tali pusat,
ketuban (+), TBJ 3.300 gram dengan posisi letak melintang.

Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka dan studi kasus pada Ny.“Z”
secara garis besar tampak ada persamaan dalam diagnosa aktual yaitu
pemeriksaan fisik palpasi terdapat kepala janin berada di sebelah kanan ibu dan
bokong berada di sebelah kiri ibu, sehingga apa yang dijelaskan ditinjauan pustaka
dengan studi kasus tampaknya tidak ada kesenjangan antara teori dan studi kasus.

III. Identifikasi Diagnosa / Masalah potensial


Berdasarkan tinjauan pustaka manajemen kebidanan adalah mengidentifikasi
adanya masalah potensial yaitu mengantisipasi segala sesuatuyang mungkin
terjadi.Sesuai dengan tinjauan pustaka bahwa apabila data subjektif dan data objektif
yang kita dapatkan tidak ada masalah maka tidak akan terjadi adanya masalah
potensial.
Menurut Manuaba (2007) pengaruh kehamilan letak lintang yaitu dampak bagi
bayi dapat terjadi prolapses tali pusat atau tangan keluar saat ketuban pecah, trauma
partus, hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus, ketuban pecah dini. Dampak
untuk ibu rupture uteru iminen.
Berdasarkan data yang ada pada studi kasus Ny.“Z” dilahan praktek dapat
didentifikasi akan terjadi masalah potensial yaitu kemungkinan terjadi Dengan
demikian penerapan tinjauan dan manajemenasuhan kebidanan pada studi kasus bayi
“F”. Nampak ada persamaan dan tidak ditemukan adanya kesenjangan.

38
IV. Tindakan Segera / Kolaborasi
Apabila ada beberapa data yang memberikan indikasi adanya tindakan segera
dimana harus menyelamatkan jiwa klien, berupa kolaborasi dengan kesehatanyang
lebih professional sesuai dengan keadaan yang dialami oleh klien ataupun konsultasi
dengan dokter.
Berdasarkan tinjauan pustaka Menurut Manuaba (2007),pengaruh kehamilan
letak lintang terhadap hasil konsepsi adalah Kematian ibu dapat terjadi akibat
perdarahan dan ireversibel syok, kematian akibat infeksi berat atau sepsis oleh karena
itu pada Ny. “Z” akan dilakukan tindakan segera yaitu berkolaborasi dengan Dokter
SpOg untuk tindakan selanjutnya, karena terdapat data kemungkinan terjadinya
infeksi yang memberikan indikasi adanya tindakan segera dimana harus
menyelamatkan jiwa klien.
Berdasarkan data yang ada pada studi kasus Ny. “Z” dilahan praktek dapat
didentifikasi ada Tindakan Segera. Dengan demikian penerapan tinjauan dan
manajemen asuhan kebidanan pada studi kasus Ny. “Z”. Nampak ada persamaan
dantidak ditemukan adanya kesenjangan.

V. Rencana Tindakan Asuhan


Pada manajemen asuhan kebidanan suatu rencana tindakan yang komprehensif
dilakukan termasuk atas indikasi apa yang timbul berdasarkan kondisi klien, rencana
tindakan harus disetujui klien dan semua tindakan yang diambil harus berdasarkan
rasional yang relevan dan diakui kebenarannya. Pada studi kasus Ny. “Z”, penulis
merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa/ masalah yaitu observasi
tanda- tanda vital, anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan istirahat
yang cukup, beritahu ibu tanda-tanda bahaya kehamilan, anjurkan ibu posisi
nungging, anjurkan ibu menjaga kebersihan genetalia, kolaborasi dokter untuk
pemberian terapi obat, anjurkan ibu persiapan persalinan dan anjurkan ibu kunjungan
ulang
Dari rencana asuhan kebidanan yang telah diberikan, pada kasus iniada
kesesuian antara teori dengan kasus yang ada pada Ny. “Z”.

39
VI. Implementasi Tindakan Asuhan Kebidanan
Berdasarkan tinjauan manajemen asuhan kebidanan bahwa melaksanaan
rencana tindakan harus efesien dan menjamin rasa aman pada klien. Implementasi
dapat dilaksanakan seluruhnya oleh bidan ataupun sebagian dilaksanakan ibu serta
kerjasama dengan tim kesehatan lainnya sesuai dengan tindakan yang telah
direncanakan.
Pada studi kasus kehamilan Ny. “Z”, semua tindakan yang telah direncanakan
dapat dilaksanakan seluruhnya dengan baik tanpa hambatan karena adanyakerjasama
dan penerimaan yang baik dari klien serta adanya dukungan dari keluarga dan petugas
kesehatan.

VII. Evaluasi Asuhan Kebidanan


Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen asuhan kebidanan
dalam mengevaluasi pencapaian tujuan, membandingkan data yang dikumpulkan
dengan kriteria yang diidentifikasikan, memutuskan apakah tujuan telah dicapai atau
tidak dengan tindakan yang sudah diimplementasikan. Evaluasi yang berhasil
dilakukan sebelum dan sesudah meliputi : ibu sudah tahu hasil pemeriksaan, ibu
bersedia mengkonsumsi makanan bergizi dan istirahat yang cukup, ibu sudah
mengerti tanda-tanda bahaya kehamilan, ibu bersedia untuk melakukan posisi
menungging, ibu bersedia menjaga kebersihan genetalia, ibu sudah mengerti
pemberian obat, ibu bersedia mempersiapkan persalinan dan ibu bersedia untuk
kunjungan 25-04-2019 atau jika ada keluhan.

40
BAB V
PENUTUP

Setelah penulis mempelajari teori dan pengalaman langsung di lahan praktek melalui
studi kasus tentang manajemen asuhan kebidanan kehamilan pada Ny.“Z” di RS Dian
Harapan, maka pada BAB ini penulis menarik kesimpulan dan saran sebagai berikut.

A. KESIMPULAN
1. Telah dilaksanakan asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny “Z” G1P0A0 umur 32
tahun hamil 39 minggu 2 hari dengan letak lintang di Rumah Sakit Dian harapan
menggunakan metode pendekatan tujuh langkah varney.
2. Tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan studi kasus Ny “Z” G1P0A0 umur
32 tahun hamil 39 minggu 2 hari dengan letak lintang di Rumah Sakit Dian
harapan.
3. Berkolaborasi dengan dokter Spong dalam melakukan penatalaksanaan yakni
akan dilakukan persalinan secara SC.

B. SARAN
1. Saran bagi diri sendri
Diharapkan mahasiswa dapat menerapkan teori yang telah didapatkan semasa
dibangku kuliah, dalam praktek di lahan, serta memperoleh pengalaman secara
langsung dalam memberikan asuhan kebidanan ibu hamil dengan letak lintang.
2. Manfaat Bagi Profesi
Diharapkan adanya laporan ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi profesi
kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan ibu hamil dengan letak lintang.
3. Manfaat Bagi institusi
a. Bagi rumah sakit
Diharapkan dengan adanya laporan ini dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan untuk membuat kebijakkan dalam upaya peningkatan kualitas
pelayanan kebidanan pada ibu hamil dengan letak lintang.
b. Bagi pendidikan
Diharapkan dengan adanya laporan ini dapat dijadikan sebagai refrensi
dan sumber bacaan tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan letak
lintang.

41
DAFTAR PUSTAKA

1. Asrina, shinta siswono putri, dkk. 2010 Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Graha
ilmu.
2. Dinas Kesehatan Provinsi Papua 2016.
3. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2011.
4. Fadlun & Feryanto, 2011. Asuhan Kebidanan Patologis Jakarta : salemba medika
5. Jakarta: yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
6. Kadour C. Soussi R, Haddad Z, zaghdoudi, Magoun M, saussi M, et al. 2008.
7. Kusmiyati yuni. 2008. Perawatan ibu hamil, perawatan ibu hamil. Yogyakarta:
Fitramaya.
8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2011. kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2016.
9. Marmi, dkk.2015. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta:pustaka pelajar
10. Manuaba, dkk. 2007. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
11. Prawirohardjo, Sarwono, 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka.
12. Rustam, Mocthar. 2012. Sipnosis obstetri: obstetri fisiologi, obstetri patologi.
Jakarta : EGC
13. Register poli kandungan RSDH, 2019.
14. Rustam, Mochtar. 2012. Sinopsis obstetri : Obsteri Fisiologi, Obstetri Patologi.
Jakarta : EGC.
15. Susanti.2015.Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. “S” G3p2002 Trimester
III dengan letak lintang di RSI Nashrul Ummah Lamongan.Jurnal khusnul Vol.7
No.2Desember2015.
16. Saifuddin, Abdul Bahri. 2009. Buku Acuan Nasional Maternal dan Neonatal.
17. Sulistyawati, dkk. 2019. Hubungan Antara Tingkat Stres dengan kejadian
Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I di BPS Ny Sahidah
Kendal.
18. Varney, Heun. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Vaume 2. Jakarta :
EGC.
19. Vivian Nanny Lia.2010. Asuhan Kebidanan 1 (kehamilan). Yogyakarta : Nuha
Medika.
20. Word Healt Organization (WHO), 2015.
42

Anda mungkin juga menyukai