Anda di halaman 1dari 6

DASAR TEORI

Insekta atau serangga merupakan spesies hewan yang jumlahnya paling dominan di antara spesies
hewan lainnya dalam Filum Arthropoda (Rahadian dkk., 2009). Serangga terdiri atas ratusan ribu
jenis, bentuknya sangat bervariasi, ukurannya bermacam-macam mulai dari yang mikroskopis sampai
yang mikroskopis. Saat ini sudah berhasil diidentifikasi dan diberi nama sekitar satu juta serangga
(Hidayat dkk, 2004).
Secara morfologi tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama, sementara
bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas mirip cacing. Ketiga bagian
tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen). Caput merupakan
sebuah konstruksi yang padat dan keras dan terdapat beberapa suture yang menurut teori evolusi
caput tersebut terdiri dari empat ruas yang mengalami penyatuan. Torak terdiri dari tiga ruas yang
jelas terlihat, sedangkan abdomen terdiri dari 9 ruas. Caput merupakan kepala serangga yang
berfungsi sebagai tempat melekatnya antena, mata majemuk, mata oseli, dan alat mulut. Berdasarkan
posisinya kepala serangga dibagi menjadi tiga bagian yaitu hypognathous, prognathous, dan
ephistognathous. Hypognathous apabila alat mulutnya menghadap ke bawah, contoh serangganya
adalah belalang Acrididae prognathous apabila alat mulutnya menghadap ke depan, contoh
serangganya adalah kumbang Carabidae dan ephistognathous apabila alat mulutnya menghadap ke
belakang, contoh serangga adalah semua serangga ordo Hemiptera (Koneri et al. 2010; Listiani 2008;
Mason et al. 1993; Syarifah et al. 2012).
Sesungguhnya tubuh serangga terdiri tidak kurang 20 ruas. Enam ruas terkonsolidasi membentuk
kepala, tiga ruas membentuk toraks dan 11 ruas membentuk abdomen. Tidak seperti halnya
vertebrata, serangga tidak memiliki kerangka dalam, oleh karena itu tubuh serangga ditopang oleh
pengerasan dinding tubuh yang berfungsi sebagai kerangka luar (eksoskleton). Proses pengerasan
dinding tubuh tersebut dinamakan sklerotisasi. Dinding tubuh atau kulit serangga disebut integument.
Integument terdiri atas satu lapis epidermis (yang dapat menghasilkan lapisan luar yang keras), selput
(membran) dasar dan kutikula (Lawrance et al. 1994; Mastrigt 2005). Serangga mampu menggigit
dan mengunyah makanannya. Tipe mulut penghisap memiliki bagian-bagian dengan bentuk seperti
probosis yang memanjang atau paruh dan melalui alat itu makanan cair dihisap. Tipe mulut penggigit
dilengkapi dengan rahang atas dan bahwa yang sangat kuat, contohnya mulut belalang dan jangkrik.
Tipe mulut penusuk-penghisap mempunyai rahang yang panjang dan runcing . Contohnya nyamuk.
Tipe mulut penghisap dilengkapi dengan alat seperti belalai panjang yang dapat digulung, contohnya
mulut kupu kupu. Tipe mulut penjilat dilengkapi dengan alat untuk menjilat. Contohnya mulut lebah
madu dan lalat (Jumar, 2000).
Salah satu contoh dari Filum Arthropoda yaitu capung yang masih termasuk dalam ordo Ordonata.
Secara umumnya capung memiliki mata yang mampu melihat dengan segala arah yang dilengkapi
dengan mata majemuk, tiga oseli dan memiliki bulu pendek yang hampir menyerupai antena serta
memililki mulut mandibulata ( Gullan & Cranston, 2000 ). Selain itu, memiliki torak berukuran kecil
dan kompak ( protoraks dan dua ruas torak lainnya berukuran kecil ) dan memiliki permukaan dorsal
yang berbeda. Capung juga memiliki tungkai yang sangat pendek yang merupakan salah satu bentuk
adaptasi untuk menghinggap, menangkap dan juga menahan mangsanya. Tungkai tersebut terdiri dari
trokanter dan femur yang kuat, tibia yang ramping tanpa memiliki taji da tiga ruas tarsi. Sedangkan
ukuran sayap capung dewasa berkisar 2 -15 cm bahkan juga sampai mencapai 17 cm, abdomen
berbentuk silindri, terdiri dari beberapa ruas, meruncing dan juga bersifat fleksibel.
HASIL PENGAMATAN

No GAMBAR LITERATUR GAMBAR HASIL PRAKTIKUM


1. Orthetrum sabina Bagian Kepala

Vertex

Frons

Clypeus

Antena

Mata
Majemuk
Bagian Kaki

Femur

Trochanter

Coxa

Tibia

Bagian Sayap

Pterostigma

Costa

Triangle
Bagian Thorax

Protoraks

Mesotoraks

Metatoraks

Bagian Abdomen

Abdomen
10 segmen

Cercus

Cerci
KESIMPULAN
1. Capung merupakan contoh dari Filum Arthropoda yaitu masih termasuk dalam ordo Ordonata.
Capung pada spesies Orthetrum sabina memiliki ciri-ciri berupa bagian kepalanya terdapat
sepasang mata majemuk, dan antenna yang bertipe setaceus serta dengan tipe mulut penggigit
pengunyah. Bagian thorax terdiri dari 3 segmen yaitu prptoraks, mesotoraks, dan metatoraks,
sedangkan bagian abdomen terdiri dari 10 segmen dan diujungnya terdapat serkus. Memiliki
sepasang sayap dan 3 pasang kaki yang bertipe raptorial.

DAFTAR PUSTAKA

Gullan PJ, Cranston PS. 2000. The Insects an Outline of Entomology, 2nd edition. Australia : CSIRO
Entomology Blackwell Science. hlm 231.
Hidayat, O., Sutarno, N., Suhara., Sanjaya, Y. 2004. Dasar-Dasar Entomologi. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonsia
Jumar, 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta: Rineka Cipta.
Koneri, R., Solihin, D.D., Buchori, D., dan Tarumingkeng, R. 2010. Keanekaragaman Kumbang
Lucanid (Coleoptera: Lucanidae) pada Berbagai Ketinggian Tempat di Hutan Konsensi
Unocal Gunung Salak, Jawa Barat. Jurnal Matematika dan Sains . Vol. 15, No. 2.
Lawrence, J.F., and Britton, E.B. 1994. Australian Beetles. Australia : Melbourne University Press.
Rahadian dkk., 2009. Keanekaragaman Arthropoda Di Gudang Beras. Jurnal HPT Vol. 03 No.02.

Anda mungkin juga menyukai