PENDAHULUAN
sekarang menjadi salah satu kondisi kebidanan berisiko tinggi yang paling umum
(wolff, legarth, Vangsgaard, tuobro, & Astrup, 2008).sekarang ini, obesitas pada
ibu telah menjadi sangat umum di seluruh dunia dan berdampak buruk terhadap
hasil kehamilan ibu dan janin (Vinter, Jensen, Ovesen, Beck-nielsen, & Jorgesen,
2011). Caulfield et al. (1998) menyatakan wanita berat badan normal (indeks
11,4 -15,9 kg selama kehamilan. Pada wanita kelebihan berat badan (IMT: 25,0-
29,9) dianjurkan menaikkan berat badan antara 6,8-11,4 kg selama kehamilan dan
antara 5,0-9,0 kg selama kehamilan. Wanita dengan IMT > 30 mempunyai berat
dengan wanita obesitas dengan kenaikan berat badan yang terkendali, sehingga
Adegboye, 2011)
melebihi 12-16 kg berat badan normal dan akan mengalami masalah ketika
persalinan dan pasca persalinan (Wahyuni, azhari, & Syukur, 2019).Setengah dari
wanita yang meninggal selama kehamilan, persalinan, atau masa nifas di Inggris
adalah disbeabkan oleh obesitas atau kelebihan berat badan. (Thangaratinam, et
al.). Menurut data SDKI, Angka Kematian Ibu sudah mengalami penurunan pada
periode tahun 1994- 2012 yaitu pada tahun 1994 sebesar 390 per 100.000
kelahiran hidup, tahun 1997 sebesar 334 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2002
sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2007 sebesar 228 per 100.000
kelahiran hidup namun pada tahun 2012 , Angka Kematian Ibu meningkat
kembali menjadi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup, selanjutnya menjadi
pelahiran per vaginam operatif, pelahiran caesar dan infeksi postpartum. Ada juga
untuk usia kehamilan, kematian janin terlambat dan kematian neonatal dini
(Claesson , et al., 2007). Strategi manajemen berat badan khususnya pada masa
badan dalam mengatasi prevalensi obesitas yang meningkat pesat dalam populasi.
Masa kehamilan menjadi saat ketika perilaku ibu ditantang dengan tujuan tidak
Dietary Intervention
Strategi saat ini di UK, mengikuti The National Institute for Health and
Clinical Excellence (NICE) pedoman tentang makan sehat dan aktif secara fisik.
Panduan ini mencakup informasi yang berkaitan dengan pendekatan makan sehat
yang konsisten dengan rekomendasi diet standar untuk populasi umum dan lebih
tersebut fokus pada pencapaian, dan pemeliharaan, berat badan yang sehat selama
kehamilan dengan mempromosikan makanan kaya tepung dan / atau serat dan
mengkonsumsi setidaknya lima porsi sehari dari berbagai buah dan sayuran.
Dianjurkan untuk membatasi makanan dan minuman yang digoreng, kaya gula
dan / atau lemak tinggi. (Angela, Kathryn, suzanne, lucilla, louise, & ....., 2016).
asupan makanan, antara lain dengan menyarankan pilihan yang lebih sehat untuk
untuk makan makanan sehat (wolff, legarth, Vangsgaard, tuobro, & Astrup,
status gizi (Thornton, Smarkala, Kapacz, & Ishoof, 2009) dan melakukan
konsultasi face-to-face serta bimbingan melalui panggilan telepon (Opie, Neff, &
Tierney, 2016). Penyampaian intervensi ketiga penelitian dilakukan oleh ahli gizi
professional. Partisipan dari ketiga studi ini adalah ibu hamil yang obesitas
dengan kriteria umur 28±4 tahun, BMI sebelum hamil 35±4kg/m2 (wolff, legarth,
Vangsgaard, tuobro, & Astrup, 2008), usia kehamilan 12-28 minggu dan BMI
minggu dan umur ≥18 tahun (Opie, Neff, & Tierney, 2016)
masing minggu oleh three 7-day weighed food records dan sampel darah (wolff,
legarth, Vangsgaard, tuobro, & Astrup, 2008), melalui buku harian yang ditulis
oleh partisipan berisi semua makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap hari.
(Thornton, Smarkala, Kapacz, & Ishoof, 2009) dan mengukur dan mencatat berat
badan pada awal dan pada setiap kunjungan klinik sesudahnya (termasuk berat
akhir sesaat sebelum persalinan). Tinggi badan juga diukur oleh bidan pada
kontak awal untuk menghitung BMI dan menentukan kelayakan studi. Untuk
kelompok intervensi diet saja, riwayat berat badan dan data berat badan sebelum
hamil dikumpulkan dengan laporan sendiri pada kontak awal dengan ahli gizi.
(Opie, Neff, & Tierney, 2016). Selain itu, ketiga penelitian melaporkan
pengurangan yang signifikan dari lemak, energi dan karbohidrat dan peningkatan
wanita hamil obesitas dapat ditempatkan pada program gizi yang sehat, seimbang,
merugikan. Dan Opie et al. (2016) melaporkan sebanyak 92 dan 125 wanita hamil
perbedaan yang signifikan dalam kenaikan berat badan masa kehamilan (GWG)
antar kelompok.
pembatasan kommsumsi lemak jenuh dan meningkatkan konsumi sayur dan buah-
buahan
sehat pada wanita dari semua rentang berat. Pedoman aktivitas fisik Australia saat
ini menyarankan orang dewasa, termasuk wanita hamil, untuk aktif dengan
olahraga intensitas sedang selama 30 menit setiap hari. (Sui & Dodd, 2013).
Latihan fisik selama kehamilan telah menjadi bagian dari rekomendasi American
Latihan ini diakui sebagai praktik yang aman, diindikasikan untuk wanita hamil
yang sehat, selama intensitas, durasi, dan frekuensi latihan disesuaikan dengan
direkomendasikan untuk semua wanita, bahkan mereka yang memiliki gaya hidup
yang tidak aktif yang ingin terlibat dalam beberapa jenis aktivitas fisik selama
masa kehamilan (Nascimento, Surita, parpinelli, Siani, & Pinto e silva, 2011).
Banyak penelitian telah meneliti efek dari olahraga selama kehamilan dan hasil
kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Study physical-only menggunakan berbagai
penguatan otot mingguan (40 menit per sesi) (Nascimento, Surita, parpinelli,
Siani, & Pinto e silva, 2011), dan berolahraga 3 kali per minggu (setidaknya 30
menit melalui program bersepeda (Wang, et al., 2017), partisipan dari ketiga
penelitian ini adalah ibu hamil obesitas dengan kriteria masing-masing umur >20
tahun, usia kehamilan <20 minggu dan BMI 26-31 (Santos, et al., 2005), umur
kehamilan 14-24 minggu, BMI ≥26 dan usia ≥18tahun (Nascimento, Surita,
parpinelli, Siani, & Pinto e silva, 2011), dan tidak merokok, usia ≥18 tahun,
menurunkan berat badan kehamilan lebih rendah pada wanita yang kelebihan
berat badan. Latihan tidak berhubungan dengan hasil perinatal yang merugikan
dan tidak mempengaruhi variasi tekanan darah arteri atau persepsi kualitas hidup,
sedangkan Wang et al. (2017) melaporkan Olahraga bersepeda dimulai pada awal
pada wanita hamil kelebihan berat badan / obesitas. Dan efek ini sangat relevan
dengan latihan yang pada awal kehamilan untuk menurunkan kenaikan berat
badan kehamilan sebelum pertengahan trimester kedua. Selain itu, tidak ada bukti
bahwa latihan yang ditentukan dalam penelitian ini meningkatkan risiko kelahiran
energi pada orang dewasa sedentary, dan proporsi ini khususnya lebih tinggi di
antara individu yang aktif. (Sui & Dodd, 2013). Sebagai bagian penting dari
intervensi gaya hidup, olahraga telah mendapat perhatian yang meningkat dari
para penyelidik di seluruh dunia. Penelitian lain dilakukan terhadap subjek yang
tidak sedang hamil, hasil dari olahraga teratur untuk mengurangi risiko diabetes
efektif dalam mengurangi risiko GDM dan hasil kehamilan yang merugikan
lainnya belum jelas karena beberapa randomized control trial (RCT) yang
Lifestyle Intervention
Lima studi terkait perubahan asupan makanan dan aktivitas fisik, Serupa
empat studi mengikuti pedoman khusus negara dan satu studi bertujuan untuk
rekomendasi resmi Denmark, aerobik, latihan dengan beban ringan, karet gelang
rekomendasi Denmark terkait diet sehat dan sesi jalan kaki, Guenlinckx et al.
(2010) memberikan brosur mengenai rekomendasi gizi dan aktivitas fisik untuk
membatasi kenaikan berat badan, selanjutnya pendidikan gaya hidup aktif oleh
ahli gizi dalam 3 sesi kelompok 1 jam. Dodd et al. (2014) memberikan konseling
diet sesuai standar Australia dan konseling terkait peningkatan aktifitas fisik.
aktivitas fisik.
pada berbagai titik waktu sepanjang kehamilan, pengulangan 24 jam berulang dan
kuesioner Denmark. Petrella et al. (2014), Guenlinckx et al. (2010) dan Dodd et
al. (2014) melaporkan bahwa hasil yang positif dari seluruh pola makan partisipan
salah satunya adanya peningkatan signifikan terkait pola konsumsi sayur dan
pola makan sehat atau pola makan tradisional dari awal hingga 35 minggu,
dengan pedometer dengan atau tanpa tindak lanjut diet mengurangi kenaikan berat
badan pada masa kehamilan dibandingkan dengan kelompok kontrol pada wanita
serta meningkatkan kesadaran tentang pola hidup sehat. Selain itu, ibu hamil
mudah dijangkau dalam hal intervensi karena mereka sering melakukan kontak
difokuskan pada diet dan latihan fisik selama kehamilan telah terbukti dalam
mencegah kenaikan berat badan kehamilan yang berlebihan dan pada hasil ibu-
janin lainnya, seperti insidensi diabetes gestasional, berat badan lahir rendah dan