Abstract— Creative thinking is the ability in creating various, new, and extraordinary ideas and ways.
This ability is one of the skills that is needed to encounter the rapid changing era. In fact, mathematics
learning in grade VIII of SMPN 4 Bukittinggi, had not been set creative thinking as the goal. This
research aimed to describe students’ creative thinking skills in solving open-ended questions for grade
VIII of SMPN 4 Bukittinggi. The research used qualitative method with descriptive research type. The
data was collected by observation, questionnaires, mathematical creative thinking skills’ test, and the
interview. Based on the results of data analysis, it is found that students' creative thinking abilities are in
enough category, with the criteria of each indicator, namely: fluency and flexibility in the enough
category, originality and elaboration indicators in good categories.
Keywords—Analysis, creative thinking ability, open- ended problem.
110
Vol.8 No. 1 Maret 2019 Jurnal Edukasi dan Penelitian Matematika | Hal 110-116
yang sesuai dengan kondisi peserta didik dan dapat menyelesaikan dengan bermacam-macam solusi.
memaksimalkan tujuan pembelajaran. Keluwesan diartikan peserta didik dapat menyelesaikan
Komponen berpikir kreatif ada empat yaitu: [6] suatu masalah dengan satu cara, lalu ketika diminta
1) Kelancaran dengan cara lain juga dapat menyelesaikannya dengan
Berpikir lancar adalah kemampuan yang benar. Keaslian merupakan kemampuan melahirkan
menghasilkan banyak gagasan/ jawaban yang relevan, gagasan yang baru hasil pemikirannya sendiri atau
memiliki banyak cara atau saran dalam melakukan jawaban tidak bisa dilakukan oleh peserta didik lainnya
bermacam-macam hal. Ciri-ciri peserta didik yang pada tingkat pengetahuannya. Kelancaran, keluwesan,
memiliki kelancaran yaitu : aktif dalam bertanya, satu keaslian dapat digambarkan dengan soal open-ended
masalah ditanggapi dengan banyak gagasan, lancar dalam dengan tipe terbuka pada prosesnya, soal yang memiliki
menggunakan gagasannya, bekerja lebih cepat dan banyak cara penyelesaiannya dan kaya dengan konsep-
mengerjakan sesuatu lebih banyak dari pada peserta didik konsep matematika sehingga mendorong peserta didik
lain, mampu menemukan kesalahan dan kelemahan dari untuk berpikir dari berbagai sudut pandang. Elaborasi
objek/ situasi dengan cepat. merupakan kemampuan dalam mengembangkan,
2) Keluwesan menambah, ataupun memerinci secara detail suatu objek,
Berpikir luwes adalah kemampuan yang gagasan, atau situasi. Elaborasi dapat digambarkan
menghasilkan gagasan yang bervariasi, dan mampu dengan soal open-ended, karena soal open-ended
mengubah pendekatan penyelesaian soal, serta memiliki menyajikan masalah melalui situasi masalah yang nyata
arah pemikiran yang berbeda dari lainnya. Ciri-ciri sehingga peserta didik dapat mengamati konsep
peserta didik yang berpikir luwes yaitu : memberikan matematika dan mengembangkan, menambah, atau
penyelesaian atau gagasan yang tak lazim pada suatu merinci secara detail.
objek, suatu masalah ditafsirkan dengan bermacam-
macam penafsiran, satu konsep diterapkan dengan cara METODE
yang berbeda-beda, memiliki pertimbangan atau pendapat Berdasarkan permasalahan yang diteliti, penelitian
yang berbeda saat diskusi dengan kelompok mayoritas, ini mengunakan pendekatan kualitatif, dan jenis
dan arah berpikirnya dapat diubah secara spontan. deskriptif. Penelitian deskriptif diperlukan untuk
3) Keaslian mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang
Keaslian adalah kemampuan dalam memunculkan terdapat pada saat penelitian dilaksanakan. Bertujuan
jawaban atau solusi yang tidak lazim, jarang diberikan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif
kebanyakan orang, mampu memunculkan pendapat yang peserta didik dalam menyelesaikan soal open-ended.
baru dengan caranya sendiri dan unik. Ciri-ciri peserta Subjek penelitian adalah peserta didik kelas VIII A
didik yang berpikir asli yaitu : hal-hal yang aneh atau SMPN 4 Bukittingi. Pemilihan subjek penelitian
masalah yang tidak terpikirkan orang lain menjadi salah berdasarkan kecukupan informasi atau data yang
satu yang ia pikirkan, sering bertanya mengenai cara diperlukan dan diskusi dengan guru.
lama, dan berusaha memikirkan atau menemukan cara Prosedur penelitian yang dilaksanakan terdiri dari
baru, serta memilih cara berpikirnya sendiri. tiga tahap, yaitu pertama persiapan, mempersiapkan
4) Elaborasi segala sesuatu yang dibutuhkan untuk penelitian. Kedua
Elaborasi atau keterampilan merinci adalah pelaksanaan penelitian, dilakukan observasi selama
kemampuan dalam mengembangkan, menambah, pembelajaran matematika, diberikan tes kemampuan
memperkaya gagasan, merincinya secara detail, dan berpikir kreatif kepada peserta didik, kemudian dilakukan
memperluasnya. Ciri-ciri peserta didik yang elaborasi, wawancara, dan angket. Pada tahap akhir, mengumpulkan
yaitu : melakukan langkah yang terperinci untuk mencari data hasil penelitian dan mengolah data tersebut, sehingga
arti lebih mendalam pada suatu penyelesaian jawaban, diperoleh kesimpulan kemampuan berpikir kreatif
melakukan pengujian secara detail untuk menemukan matematika peserta didik.
arah penyelesaian yang akan dilakukan, memiliki rasa Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
keindahan yang tinggi, dan tidak puas dengan penampilan adalah lembar observasi, soal tes kemampuan berpikir
yang sederhana dan kosong, suka menambah garis, kreatif,pedoman wawancara, dan angket. Observasi
warna-warni, serta detail-detail pada gambarnya sendiri dilakukan selama pembelajaran matematika pada materi
ataupun gambar orang lain. lingkaran dan bangun ruang sisi datar. Tes diberikan
Soal open-ended atau soal terbuka yang merupakan soal open-ended dalam bentuk uraian.
diformulasikan memiliki multijawaban benar. Soalopen- Instrumen pedoman wawancara merupakangaris besar
ended tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan hasil pertanyaanuntuk mengklarifikasi hasil jawaban subjek
jawaban, tetapi lebih menekankan pada cara / proses penelitian pada tes kemampuan berpikir kreatif. Jenis
mendapatkan jawaban tersebut. Soal open-ended dapat wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak
menggambarkan kemampuan berpikir kreatif matematika terstruktur. Instrumen lainnya adalah angket kemampuan
setiap peserta didik. Pada kemampuan berpikir kreatif berpikir kreatif peserta didik pada setiap indikatornya.
terdapat empat indikator yaitu kelancaran, keluwesan, Teknis analisis data yang dilakukan adalah teknik analisis
keaslian dan elaborasi. Kelancaran diartikan peserta didik data kualitatif model Miles dan Huberman, yaitu pertama
111
Vol.8 No. 1 Maret 2019 Jurnal Edukasi dan Penelitian Matematika | Hal 110-116
reduksi data, kedua penyajian data, dan ketiga penarikan yang tidak terpikirkan orang lain menjadi salah satu yang
kesimpulan. ia pikirkan, dan pada indikator elaborasi yaitu melakukan
pengujian secara detail untuk menemukan arah
HASIL DAN PEMBAHASAN penyelesaian yang akan dilakukan.
Berdasarkan hasil observasi di kelas VIII A SMPN Tes kemampuan berpikir kreatif matematika
4 Bukittinggi, terlihat bahwa guru menggunakan model diberikan kepada peserta didik kelas VIII A SMPN 4
pembelajaran langsung, metode ceramah dan pemberian Bukittinggi. Penilaian berpedoman pada rubrik
tugas. Pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru kemampuan berpikir kreatif yang telah ditetapkan. Data
menjelaskan materi, peserta didik mencatat, kemudian hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematika peserta
memberikan latihan dan sesekali melakukan diskusi. didik disajikan dalam rata-rata skor setiap indikator. Rata-
Setiap pertemuan guru memberikan tugas yang rata skor setiap indikator dideskripsikan untuk melihat
ada di buku. Pada umumnya peserta didik berdiskusi pada indikator mana peserta didik menjawab dengan baik.
menyelesaikan tugas tersebut dengan temannya. Mereka Rata-rata skor setiap indikator dapat dilihat pada Tabel I.
mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang diberikan TABEL I
guru. Tugas yang diberikan guru masih sama dengan RATA–RATA SKOR KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF UNTUK
contoh soal sebelumnya. Hal ini membuat mereka SETIAP INDIKATOR
kesulitan mengerjakan tugas yang berbeda dengan contoh
Indikator Rata-rata skor Kategori
soal. Soal ujian yang diberikan guru juga hampir sama
dengan soal-soal latihan. Jadi peserta didik terbiasa Kelancaran 1,17 Cukup
dengan soal-soal rutin saja. Keluwesan 0,61 Cukup
Jadi berdasarkan hasil observasi, usaha guru yang Keaslian 1,08 Baik
terlihat untuk mengembangkan kemampuan berpikir
kreatif peserta didik adalah memberikan contoh-contoh Elaborasi 2,33 Baik
penerapan suatu konsep dalam kehidupan sehari-hari yang Secara keseluruhan kemampuan berpikir kreatif
dekat dengan peserta didik, memberikan kesempatan peserta didik berada pada kategori cukup.Tabel I
tanya jawab, memberikan batasan waktu dalam menunjukkan bahwa rata-rata tertinggi yang dicapai
mengerjakan tugas, memberikan kebebasan kepada peserta didik yaitu indikator elaborasi 2,33, hal ini berarti
peserta didik menyelesaikan soal dengan cara masing- indikator elaborasi lebih dikuasai oleh mereka daripada
masing atau menerapkan konsep dengan cara yang indikator yang lain. Rata-rata terendah pada indikator
berbeda. Pada umumnya peserta didik sudah keluwesan 0,61, sedikit dari mereka yang mampu
menunjukkan beberapa ciri-ciri berpikir kreatif. Ciri-ciri menyelesaikan soal dengan dua cara beragam dan benar.
indikator kelancaran yang terlihat yaitu aktif dalam Indikator kelancaran pada kategori cukup, banyak peserta
bertanya, satu masalah ditanggapi dengan banyak didik hanya mampu menyelesaikan soal dengan satu cara.
gagasan, lancar dalam menggunakan gagasannya, bekerja Hal ini dikarenakan peserta didik masih terfokus dengan
lebih cepat dan mengerjakan sesuatu lebih banyak dari cara yang diajarkan guru, belum terbiasa menyelesaikan
pada peserta didik lain, mampu melihat kesalahan dan dengan beberapa cara. Pada indikator keaslian, peserta
kelemahan dari objek atau situasi dengan cepat. didik menyelesaikan soal dengan cara uji coba
Ciri-ciri indikator keluwesan yang terlihat yaitu menyesuaikan jumlah volume buku dan komik dengan
satu konsep diterapkan peserta didik dengan cara yang volume kadus.
berbeda-beda, memiliki pertimbangan atau pendapat yang Data hasil tes kemampuan berpikir kreatif
berbeda saat diskusi dengan kelompok mayoritas, dan matematika peserta didik secara lebih rinci, disajikan
arah berpikirnya dapat diubah secara spontan. Ciri-ciri dalam bentuk tabel persentase distribusi berdasarkan skor
indikator keaslian yang terlihat yaitu menyelesaikan yang diperoleh peserta didik untuk setiap indikator yang
masalah dengan cara yang berbeda dari contoh guru. Ciri- digunakan, seperti pada Tabel II.
ciri indikator elaborasi yang terlihat yaitu melakukan
langkah-lngkah terperinci untuk mencari arti yang lebih TABEL II
PERSENTASE DISTRIBUSI SKOR KEMAMPUAN BERPIKIR
mendalam pada suatu jawaban, memiliki rasa keindahan KREATIF MATEMATIKA PESERTA DIDIK SESUAI INDIKATOR
yang kuat, dan tidak puas dengan penampilan yang
kosong dan sederhana, suka menambah garis, warna- Persentase Peserta didik pada Skor Setiap
warni, serta detail-detail pada gambarnya sendiri ataupun Indikator Indikator (%)
gambar orang lain. 0 1 2 3 4
Beberapa indikator berpikir kreatif yang belum Kelancaran 13,89 61,11 19,44 5,56
terlihat selama observasi terdapat pada indikator
keluwesan, keaslian, dan elaborasi. Pada indikator Keluwesan 47,22 47,22 5,56
keluwesan yaitu memberikan penyelesaian atau gagasan
yang tak lazim pada suatu objek, memiliki penafsiran Keaslian 36,11 19.44 44.44
yang bermacam-macam terhadap suatu masalah. Pada
indikator keaslian yaitu hal-hal yang aneh atau masalah
112
Vol.8 No. 1 Maret 2019 Jurnal Edukasi dan Penelitian Matematika | Hal 110-116
113
Vol.8 No. 1 Maret 2019 Jurnal Edukasi dan Penelitian Matematika | Hal 110-116
Keluwesan menyelesaikan suatu masalah dengan peserta didik kelompok rendah menunjukkan hasil yang
satu cara, kemudian diselesaikan lagi dengan cara lain, cukup.
dan mampu memberikan penjelasan tentang berbagai 3. Keaslian
metode penyelesaian yang diberikan. Berikut jawaban Keaslian adalah kemampuan untuk melahirkan
peserta didik yang memperoleh skor maksimal. gagasan-gagasan asli sebagai hasil pemikiran sendiri.
Berikut jawaban salah seorang peserta didik yang
memperoleh skor maksimal.
114
Vol.8 No. 1 Maret 2019 Jurnal Edukasi dan Penelitian Matematika | Hal 110-116
masih terfokus dengan cara guru. Berdasarkan hasil menuliskan langkah penyelesaian masalah. Hal ini
angket, peserta didik kelompok sedang menunjukkan disebabkan anggapan mereka bahwa soal cerita
hasil yang cukup. merupakan soal yang sulit. Berdasarkan hasil angket,
Peserta didik kelompok rendah belum mampu peserta didik kelompok sedang menunjukkan hasil baik.
menyelesaikan indikator keaslian. Pada umumnya peserta Peserta didik kelompok rendah belum mampu
didik tidak ada usaha untuk menjawab soal, memeriksa menyelesaikan soal open-ended untuk indikator elaborasi
kebenaran dari pernyataan yang diberikan. Peserta didik dengan baik dan benar. Mereka tidak menuliskan
hanya menuliskan soal kembali. Namun ada peserta didik informasi yang terdapat pada soal dengan rinci dan jelas,
yang mencoba menjawab, sudah dengan langkah yang dan langkah penyelesaiannya. Namun ada juga yang
terarah, tetapi keliru dalam penyesuaian perhitungan sudah mencoba menjawab meskipun jawabannya salah.
ukuran buku dan komik dangan ukuran kardus. Hal ini disebabkan mereka tidak merinci terlebih dahulu
Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa, peserta semua informasi dan tidak memahami maksud soal
didik kelompok rendah meiliki kekurangan dalam dengan baik. Dalam proses wawancara peserta didik juga
pemahaman konsepnya. Peserta didik tidak dapat tidak mampu menjelaskan langkah penyelesaiannya.
menentukan rumus-rumus volume bangun ruang sisi Mereka merasa soal tersebut sulit. Karena terlalu banyak
datar. Berdasarkan hasil angket, peserta didik kelompok informasi jadi bingung untuk menjawabnya. Jadi
rendah menunjukkan hasil yang cukup. penyebab utamanya adalah peserta didik tidak memahai
4. Elaborasi konsep dengan baik. Berdasarkan hasil angket peserta
Elaborasi adalah kemampuan untuk didik kelompok rendah menunjukkan hasil yang cukup.
mengembangkan, menambah, atau memerinci secara detil Secara umum faktor penyebab rendahnya
suatu objek, gagasan, atau situasi. Berikut jawaban salah kemampuan berpikir kreatif peserta didik adalah
seorang peserta didik yang memperoleh skor maksimal. penggunaan soal rutin, sehingga mereka kesulitan dalam
menerjemahkan soal ke dalam kalimat matematika dan
kesulitan menyelesaikan soal berpikir kreatif [7].
Berdasarkan hasil observasi, tes, wawancara, dan angket
diketahui bahwa faktor lain yang menjadi kesulitan
peserta didik dalam menyelesaikan soal open-ended
adalah kebiasaan peserta didik yang menghafal rumus dan
langkah penyelesaian yang dicontohkan guru, guru masih
menjadi tokoh utama dalam proses pembelajaran.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh
kesimpulan bahwa kemampuan berpikir kreatif peserta
didik di kelas VIIIA SMPN 4 Bukittinggi dalam
menyelesaikan soal open-ended berada pada kategori
cukup, dengan kriteria masing-masing indikator yaitu:
Gambar 4. Jawaban peserta didik D untuk indikator elaborasi
indikator kelancaran berada pada kategori cukup,
Gambar 4 menunjukkan peserta didik D indikator keluwesan berada pada kategori cukup,
memahami informasi yang ada pada soal dengan rinci dan indikator keaslian berada pada kategori baik, indikator
benar,menuliskan semua yang diketahui dengan rinci, elaborasi berada pada kategori baik.
langkah penyelesaian terurut dan memberikan alasan
yang jelas. UCAPAN TERIMA KASIH
Peserta didik kelompok tinggi sudah mampu Penelitian ini dengan judul “Analisis Kemampuan
menyelesaikan soal open-ended untuk indikator elaborasi. Berpikir Kreatif Matematika Peserta Didik dalam
Mereka mampu memahami informasi masalah dan Menyelesaikan Soal Open-Ended di Kelas VIII SMPN 4
menguraikan penyelesaian masalah dengan benar serta Bukittinggi” dapat diselesaikan berkat bantuan dan
merincinya secara detail sehingga dapat membuat dukungan dari keluarga, teman-teman prodi Pendidikan
kesimpulan yang tepat. Berdasarkan hasil angket, peserta Matematika angkatan 2013 FMIPA UNP, dan Kepala
didik kelompok tinggi menunjukkan hasil yang baik Sekolah, Guru Matematika, dan Siswa kelas VIII SMPN
sekali. 4 Bukittinggi.
Dalam menyelesaikan soal open-ended untuk
indikator elaborasi, peserta didik kelompok sedang REFERENSI
mampu memahami informasi masalah tetapi tidak [1] Kemendikbud. 2014. Permendikbud No.58 tentang Kurikulum
dituliskan secara rinci, menguraikan penyelesaian 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
masalah dengan benar dan merincinya secara detail [2] Munandar. Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak
sehingga dapat membuat kesimpulan dengan tepat, namun Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.
ada juga yang hanya merinci informasi soal dan tidak
115
Vol.8 No. 1 Maret 2019 Jurnal Edukasi dan Penelitian Matematika | Hal 110-116
[3] Supardi U. S. 2012. Peran Berpikir Kreatif dalam Proses didik MTs Annajah Jakarta”. Skripsi. Universitas Islam Negeri
Pembelajaran Matematika. Jurnal Formatif, 2(3): 248-262 Jakarta. Tersedia online di: http://repository.uinjkt.ac.id. Diakses
[4] Evans, James R. 1994. Berpikir Kreatif dalam Pengambilan tanggal 15 April 2017
Keputusan dan Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara [7] Putra, Tomi Tridaya., Irwan., Dodi Vionanda. 2012.
[5] Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dengan
Kontemporer. Bandung: Fak MIPA UPI. Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan Matematika.
[6] Rochmanto, Priyogo Wahyu. 2014. “Pengaruh Pendekatan Open Vol.1 No. 1.
Ended terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Peserta
116