Anda di halaman 1dari 8

ANALISA NERACA AIR DAERAH IRIGASI PANCA ARGA DI KABUPATEN

ASAHAN
Yenni Syahreni Siagian1 dan A. P. Mulia Tarigan2
1
Mahasiswa Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email: yennisyahreni@gmail.com
2
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email: a.perwira@usu.ac.id

Abstrak: Optimasi penggunaan air lebih dapat digunakan secara efektif dan efisien, ini menunjukkan
atas meningkatnya penggunaan air untuk kebutuhan tanaman dan kebutuhan lainya. Daerah Irigasi
Panca Arga yang terletak di Kabupaten Asahan mempunyai luas lahan 1670 ha yang berpotensi
meningkatkan produksi pertanian di kota Asahan. Untuk mendapatkan gambaran keseimbangan air
di daerah irigasi terhadap optimasi irigasi, diperlukan beberapa data sekunder dari instansi terkait,
seperti data curah hujan, data iklim, dan gambar-gambar teknik yang menunjang dalam penulisan.
Melakukan studi pustaka yang berhubungan dengan hidrologi dan efisiensi irigasi. Berdasarkan hasil
analisa dengan menggunakan 24 alternatif pola tanam didapat nilai NFR yang terkecil yaitu sebesar
5,18 mm/hari, dimana alternatif yang digunakan adalah alternatif ke-14. Dengan awal penyiapan
lahan pada periode Juli II. Nilai debit andalan maksimum didapat pada bulan Agustus I 13,10 m3/det
dan minimumnya 4,83 m3/det pada bulan Maret I. Dari hasil perhitungan neraca air maka debit
inflow masih sangat mencukupi untuk kebutuhan air Daerah Irigasi Panca Arga.
Key Word: Produksi Pertanian, Optimasi Irigasi, Keseimbangan Air

Abstract: Optimization of the use of water can be used more effectively and efficiently, this shows the
increasing use of water for crop needs and the needs of others . Panca Arga Irrigation Area which is
located in the district of shavings has 1670 ha of land that could potentially increase agricultural
production in the city shavings. To get an idea of the balance of water in irrigated areas of the
irrigation optimization , needed some secondary data from relevant agencies , such as rainfall data ,
climate data , and engineering drawings that support in writing . To study literature related to
hydrology and irrigation efficiency . Based on the analysis results by using 24 alternative cropping
patterns obtained NFR is the smallest value that is equal to 5.18 mm / day , which is an alternative
alternative use 14th . With initial land preparation in the period July II . The maximum discharge
value mainstay in August I got 13.10 m3/sec and 4.83 m3/sec minimum in March I. From the
calculation of the water balance is still very inadequate inflow discharge for irrigation area water
needs Panca Arga.

Key Word : Agricultural Production , Optimization of Irrigation , Water Balance

1. PENDAHULUAN
Pengelolaan dan pengembangan sumber daya air pada dasarnya menyangkut modifikasi
siklus air untuk mengatur penyediaan sumber daya air yang ada dialam hingga dperoleh
kesetimbangan antra ketersediaan dan kebutuhan air. Dimana penggunaan air digunakan secara
efektif dan efisien sebagai jawaban atas semakin meningkatnya permintaan akan air untuk kebutuhan
tanaman maupun air bagi peruntukan lainnya.
Permasalahan yang sering dihadapi dalam operasional jaringan irigasi yang dapat dijadikan
indikasi atas rendahnya kinerja jaringan diantaranya efesiensi distribusi air masih rendah terutama di
tingkat jaringan tersier, manajemen operasioanl irigasi kurang tepat penerapannya sehingga dapat
menimbulkan konflik, biaya operasi dan pemeliharaan tidak mencukupi sehingga fungsi jaringan
cepat menurun.
Sungai Bunut merupakan sumber air yang berfungsi sebagai penyedia air untuk kebutuhan
irigasi, salah satunya daerah irigasi Panca Arga. Panca Arga terletak di Kabupaten Asahan Sumatera
Utara. Daerah ini memiliki luas lahan budi daya padi yang sangat potensi untuk mendukung program
swasembada pangan pemerintah.

Daerah Irigasi Panca Arga merupakan daerah kedua terluas untuk daerah tata guna lahan
potensial setelah daerah irigasi Serbangan. Namun daerah tersebut belum mendapatkan suatu
perhatian maksimal dalam pengembangan pengoperasiannya terutama untuk kebutuhan irigasi.
Ditambah terjadi pertukaran fungsi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit oleh masyarakat sekitar.
Jumlah areal potensi irigasi yang ada di daerah irigasi Panca Arga adalah seluas 1670 Ha.

Adapun Rumus yang dipakai dalam analisis ini adalah:

Re = 0,7 x (setengah bulan)5 …………………………………………. ………..........................(1)

di mana Reff = Curah hujan efektif dan (R setengah bulan) 5 = curah hujan minimum tengah bulanan
dengan periode ulanh 5 tahun/mm.

NFR = Etc + P + WLR – Re ………………………………………………………………………...(2)

DR = (NFR x A)/e …………………………………………………………......................................(3)

dimana, NFR = Kebutuhan air irgasi di sawah (lt/dt/ha), Etc = penggunaan konsumtif (mm/hari), P =
Perkolasi (mm/hari), WLR = Penggantian lapisan air (mm/hari), Re = Curah hujan Efektif, A = Luas
areal irigasi (ha), E = Efesiensi irigasi

S = Qs ± Qd ……………………………………………………………………………………….(4)

di mana S = Neraca air, Qs = Debit tersedia (liter/detik), Qd = Debit yng dibutuhkan untuk
irigasi (liter/detik).
LP = M. ek / (ek – 1) ………………………………………………………………….......................(5)
di mana LP = Kebutuhan air irgasi untuk pengelahan tanah (mm/hari), M = Kebutuhan air untuk
mengganti kehilangan air akibat evaporasi dan perkolasi disawah yang telah di jenuhkan, E0 =
evaporasi air terbuka (mm/hari), P = Perkolasi (mm/hari), T = Jangka waktu penyiapan lahan (hari),
S = Kebutuhan air, untuk penjenuhan ditambah dengan lapisan air 50 mm yakni 250 + 50 = 300 mm,
K = MT/ S

Etc = Kc x Eto ……………………………………………………………….....................................(6)

di mana Kc = Koefsien tanaman, Eto = Evapotranpirasi potensial (mm/hari), Etc = Evapotranpirasi


tanaman (mm/hari).

ET0 = C (W.Rn+ (1-W) (ea-ed).f(u) ................................................................……………………. (7)


di mana ET0 = Evapotranpirasi acuan (mm/hari),W = Faktor Koreksi terhadap temperature, Rn =
Radiasi netto (mm/hari), F(u) = Fungsi Angin, (ea – ed) = Perbedaan tekanan uap air jenuh dengan
tekanan uap air nyata (mbar), c = Faktor pergantian cuaca akibat siang dan malam.

Analisa perhitungan neraca ini cukup rumit dan memerlukan perhitungan yang besar, oleh karena itu
pemakaian computer untuk analisi ini akan mengurangi kesulitan.

2. Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan bulan juni 2013 di desa Panca Arga Kabupaten Asahan. Rancangan
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa studi literatur yaitu mencari dan
mempelajari pustaka yang berhubungan dengan Analisa Neraca Air Daerah Irigasi Panca Arga
dengan menggunakan metode perhitungan ketersedian dengan Metode Dr. F.J. Mock dan kebutuhan
air dan perhitungan Evapotranspirasi. Perhitungan ini menggunakan program Microsoft Excel 2010
dan dibantu dengan buku, jurnal, artikel, maupun internet.

a. Data Primer
Data primer merupkan data yang diperoleh dengan mengadakan kunjungan langsung
di daerah studi sehingga diperoleh kondisi dilapangan, sistem irigasi dan sistem pertanian
yang digunakan.

b. Data Sekunder
Merupakan Data yang diperoleh dari Balai Wilayah Sungai Sumatera dan Unit
Pelayanan Teknik Asahan. Adapun Data-data tersebut yaitu:
 Data Curah
 Data Klimatologi
 Gambar Proyek
 Dokumentasi Lokasi
Gambar 1. Diagram Alir Metodologi Penelitian

3. Hasil dan Pembahasan

A. Data Curah Hujan Efektif

Data iklim yang digunakan diambil dari hasil data klimatologi yaitu temperatur udara,
kelembapan udara relatif,, lama penyinaran matahari, kecepatan angin dan curah hujan. Sedangkan
data curah hujan diambil dari tiga stasiun yaitu stasiun Ujung Seribu, Simpang Kawat dan stasiun
Terusan Tengah dan pengambilan
engambilan data selama 10 tahun. Dari data yang diperoleh maka
didapatkan nilai
lai curah hujan efektif maksimum dan minimum. Curah hujan maksimum diperoleh
dengan perhitungan curah hujan dengan metode Curah hujan rata -rata. rata. Dimana nilai yang
didapatkan dari hasil perhitungan nilai curah hujan ketiga stasiun dirata -ratakan.
ratakan. Nilai
Ni maksimum
di bulan September I sebesar 262 mm dan terendah terjadi di bulan Februari I sebesar 61 mm.
Perhitungan selanjutnya adalah perhitungan curah hujan efektif, dimana nilai curah hujan yang
sudah dirata-ratakan
ratakan dalam hitungan pertahun diurutkan dengan sistem ranking terbesar hingga
terkecil. Dari hasil ranking dapat ditentukan nilai curah hujan efektif. Perhitu ngan kebutuhan air
tanaman padi menggunakan curah hujan efektife fektif 80% dan tanaman palawija menggunakan data
curah hujan efektif 50%.
B. Ketersedian Air

Ketersedian air di daerah irigasi Panca Arga di suplai oleh debit sungai Bunut pada Bendung
Panca Arga. Potensi ketereseedian
dian air di tentukan olehnya besar curah hujan . Dimana dari nilai
curah hujan kita bisa menghitung debit andalan dengan metode Dr. F. J. Mock. Pada dasarnya
metode ini adalah hujan yang jatuh pada catchment area sebagian akan hilang sebagai
evapotranspirasi,
vapotranspirasi, lagi akan masuk kedalam tanah (infiltrasi). dimana infiltrasi pertama-tama akan
menjenuhkan top soil,, kemudian menjadi perkolasi membentuk air bawah tanah (ground water)
yang nantinya akan keluar ke sungai sebagai aliran dasar (base flow) flow). Nilai debit Andalan
maksimum sebesar 13,10 m /det pada bulan Agustus I dan debit minimum andalan 4,83 m 3/det
3

pada bulan Maret I.

C. Kebutuhan Air Irigasi

Salah satu faktor yang melandasi keberhasilan dalam produksi pangan adalah kebutuhan air
tanaman dapat at terpenuhi. Dalam
lam perhitungan kebutuhan air tanaman dibutuhkan data
evapotranpirasi dan koefsien pertumbuhan tanaman didasarkan pada tanaman padi varietas biasa
dan palawija. Kebutuhan air tanaman di persawahan merupakan jumlah kebutuhan air untuk
pertumbuhan (kebutuhan konsumtif), penyiapan lahan, perkolasi, dan pergantian lapisan air yang
dikurangi dengan besarnya curah hujan efektif masing-masing
masing masing tanaman. Penyiapan lahan yang
dilakukan membutuhkan 45 hari dengan kebutuhan air sebesar 250 mm. Kebutuhan air tersebut
seudah
dah termasuk kebutuhan air untuk penjenuhan, pengeolahan tanah saat persemaian dan
transplantasi. untuk perkolasi di Panca Arga digunakan kebutuhan air 2 mm/hari sedangkan
pergantian lapisan air dilakukan 2 kali selama sebulan masing-masing
masing masing 50 mm atau 3,3 mm/hari.
perhitungan kebutuhan air dilakukan dengan menghitung kebutuhan air dengan 24 alternatif
dimana perhitungan dilakukan persetengah bulan di setiap bulannya. Berdasarkan hasil analisa
dengan menggunakan 24 alternatif pola tanam di dapat nilai NFR ( Net Field Requirement)
Requirement yang
terkecil yaitu sebesar 5,18 mm/hari, dimana
diman alternatif yang digunakan adalah alternatif ke 14.
Dengan penyiapan lahan pada periode Juli II.

D. Jadwal dan Pola Tanam

Daerah irigasi Panca Arga memilki lahan potensial seluas 1670 Ha. Lahan ini selalu ditanami
padi dan palawija. Jadwal tanam mengacu pada kebiasaan petani dengan pergeseran jadwal
tanam setengah bulan sehingga didapatkan 24 alternatif. Dimana dari 24 alternatif diambil nilai
kebutuhan air minum. Dari hasil perhitungan didapatkan
di dapatkan jadwal masa tanam dengan penyiapan
lahan pada bulan Juli II.

Gambar 2. Pola Tanam


Pola tanam ini menunjukkan awal masa tanam untuk Padi I di mulai di bulan Juli II
penyiapan Lahan 1,5 bulan hingga Agustus II dan Penanaman padi berakhir pada bulan
November I. kenudian dilanjutkan dengan penanaman Padi II pada bulan November II penyiapan
lahann di lakukan 1,5 bulan hingga Desember II. Penanaman Padi II dilakukan sampai Maret I
dilanjutkan dengan penanaman Palawija dari bulan Maret I hingga Juli I.

E. Neraca Air

Selisih antara debit ketersedian air dan kebutuhan air irigasi dinamakan sebagai hasil
keseimbangan air. Pemanfaatan air irigasi yang berkelanjutan tercapai pada kondisi debit
ketersedian air lebih besar daripada debit yang dibutuhkan untuk lahan irigasi. Kondisi defisit air
harus dihindari pada waktu tertentu terutam pada saat pengelolahan lahan pada pertembuhan
tanaman.

Berdasarkan hasil simulasi 24 alternatif jadal tanam dengan pola tanam padi -padi-palawijaya
pada daerah irigasi Panca Arga menunjukkan bahwa kejadian defisit air terjadi pada musim
tanam ke 14.

Tabel 1. Perhitungan analisa Neraca Air

Berdasarkan perhitungan neraca air dengan membandingkan


me bandingkan nilai debit andalan dengan
kebutuhan air irigasi dengan pola tanam terpilih, disimpulkan bahwa kebutuhan air irigasi dalam
satu tahun tersebut dapat terpenuhi dari debit yang tersedia.. Dan ini juga dapat dijelaskan dengan
grafik ketersedian dan kebutuhan air.
14.00

12.00

10.00

8.00

6.00
m3/d

Ketersedian
et

4.00
Air
2.00 kebutuhan
Air
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Periode Ke

Gambar 3. Grafik Ketersedian Air Dan Kebutuhan Air

Dari grafik di atas dapat dilihat nilai debit andalan maksimum adalah 13,10 m3/det dan nilai
debit minimum adalah 4,83 m3/det. Dalam penelitian ini tinjauan daerah irigasi tidak dilakukan
dalam satu wilayah sungai, tinjauan neraca air yang dilakukan adalah tingkat daerah irigasi.
Disebabkan diperlukan perhitungan ulang kebutuhan air sesuai dengan variasi jadwal tanam di
daerah irigasi tersebut. Hasil perhitungan ini menghasilkan pola tanam dan jadwal tanam yang
dapat dijadikan dasar pola tanam untuk daerah irigasi Panca Arga khususnya.

4. SIMPULAN DAN SARAN


1. Simpulnan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat ditarik simpulan sebagi berikut:
a. Dari analisa data Curah Hujan didapat curah hujan maksimum rata-rata terlihat bahwa curah
hujan maksimum rata-rata terjadi di bulan September I sebesar 262 mm dan terendah terjadi
di bulan Februari I sebesar 61 mm.
b. Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan 24 alternatif pola tanam di dapat nilai NFR
(Net Field Requirement) yang terkecil yaitu sebesar 5,18 mm/hari, diman alternative yang
digunakan adalah alternatif ke 14. Dengan penyiapan lahan pada periode Juli II.
c. Nilai debit Andalan maksimum sebesar 13,10 m3/det pada bulan Agustus I dan debit
minimum andalan 4,83 m3/det pada bulan Maret I.
d. Berdasarkan perhitungan neraca air dengan membandingkan nilai debit andalan dengan
kebutuhan air irigasi dengan pola tanam terpilih, disimpulkan bahwa kebutuhan air irigasi
dalam satu tahun tersebut dapat terpenuhi dari debit yang tersedia.
2. Saran
a. Diharapkan pengembangan lahan dapat diiringi dengan kegiatan operasi dan pemeliharaan
jaringan irigasi baik oleh pemerintah maupun oleh P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air).
b. Memperluas jaringan irigasi dan tindak lanjuti dengan kegiatan pengembangan daerah
irigasi di Kabupaten Asahan
c. Dilakukan pemanfaatan variasi tanaman yang berbeda-bedaatau lebih bervariasi.

5. Daftar Pustaka
Direktorat Jendral Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum, 1986. Standar Perencanaan
Irigasi: Kriteria perencanaan jaringan Irigasi (KP-01), Jakarta.
Hayati, Dzikratul, 2010, Analisa Kapasitas Tampungan Penyimpanan Air Di Catchment Area
Danau Toba, Skripsi, Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik USU, Medan.
Hikmatullah, dkk, 2002, Potensi dan Kendala pengembangan Sumber Daya Alam untuk
Pencetakan Sawah Irigasi di Luar Jawa, Jurnal Litbang Pertanian: No 21 (4), 155-123.
Kohler, dkk, J.L.H, 1989. Hidrologi untuk Insinyur, Edisi Kedua, Erlangga,
Jakarta.
Komaruddin, R, 2010, Peningkatan Kinerja Jaringan Irigasi Melalui Penerapan Manjemen yang
Tepat dan Konsisten Pada Daerah Irigasi Ciramajaya, Jurnal Teoritis dan Terapan
Rekayasa
Sipil: Vol 7 No 2, 115-122.
Mawardi, E. 2007. Desain Hidraulik Bangunan Irigasi, Alfabeta, Bandung.
Purnama, A. 2012. Perhitungan Kebutuhan Air dan Ketersedian Air,
(http://ww.scribd.com/mobile/doc/66970466?width=800). Diakses 12 Agustus 2013.
Soemarto, C, 1995. Analisa Hidrologi, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Sosrodarsono, S, 1976. Hidrologi untuk Pengairan, Pradnya Paramita, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai