Anda di halaman 1dari 7

Kearifan Lokal Budaya Kota Malang

Oleh Faustina Zahra Qotrunnada (1-14)

Kota Malang merupakan salah satu Kota besar yang ada di Jawa
Timur. Letaknya tidak jauh dari Ibukota Provinsi yaitu Surabaya. Sebutan
lain kota ini adalah kota bunga, dikarenakan pada zaman dahulu Malang
dinilai sangat indah dan cantik dengan banyak pohon-pohon dan bunga
yang berkembang dan tumbuh dengan indah dan asri.
Kota ini telah lama berdiri yaitu sejak zaman kolonial
Belanda.Terdapat hipotesa yang mengungkap asal usul nama Malang.
Hipotesa tersebut menyebutkan bahwa kata Malang ini berasal dari nama
Batara Malangkucecwara yang tertulis di dalam Piagam Kedu (tahun 907)
dan Piagam Singhasari (tahun 908). Malangkucecwara sendiri terdiri atas
tiga kata, yakni ‘Mala’ yang bermakna segala sesuatu yang kotor,
kecurangan, kepalsuan, atau bathil, lalu ‘Angkuca’ yang berarti
menghancurkan atau membinasakan, terakhir ‘Icawara’ yang bermakna
Tuhan. Sehingga Malangkucecwara dapat diartikan menjadi "Tuhan
Menghancurkan yang Bathil".

Kota Malang berada di dataran tinggi yang cukup sejuk, dan seluruh
wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Malang. Luas wilayah kota
Malang adalah 252,10 km2. Bersama dengan Kota Batu dan Kabupaten
Malang, Kota Malang merupakan bagian dari kesatuan wilayah yang
dikenal dengan Malang Raya (Wilayah Metropolitan Malang). Wilayah
Malang Raya yang berpenduduk sekitar 4 juta jiwa, adalah kawasan
metropolitan terbesar kedua di Jawa Timur setelahGerbangkertosusila.
Kawasan Malang Raya dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata
utama di Indonesia.
Untuk kondisi geografisnya sendiri, Malang terbagi menjadi empat
bagian. Daerah Malang Selatan terkenal dengan pantai-pantainya yang
indah. Sedangkan wilayah utara sendiri merupakan daerah-daerah yang
menjadi jalur hubung antara Malang dan Surabaya, sehingga di daerah ini
akan banyak terjadi kemacetan saat akhir pekan. Di wilayah Malang timur
sendiri banyak ditemukan wisata alam seperti gunung Bromo dan Semeru.
Terakhir ada wilayah Malang barat yang mayoritas masih berupa sawah
dan banyak juga terdapat wisata alam yaitu air terjun di pedesaannya.
Sedangkan untuk Kota Malang terletak di tengah-tengah antara keempat
bagian wilayah yang sudah disebutkan. Untuk titik nol Kota Malang
terletak di Jembatan Alun-alun Malang.
Malang juga dikelilingi oleh pegunungan, yaitu Gunung Bromo-
Tengger (berkisar 2.700 m dpl), Gunung Semeru (3.676 m dpl), Gunung
Arjuno (3.339 m dpl), Gunung Butak (2.868 m dpl), Gunung Kawi (2.551 m
dpl), Gunung Anjasmoro (2.277 m dpl), serta Gunung Panderman (2.045
m dpl).
Banyaknya gunung api di Malang membuat sebagian besar tanah di
Malang subur karena endapan vulkanik yang dapat menyuburkan tanah,
sehingga hal ini menjadikan Malang menjadi ladang bisnis pertanian dan
perkebunan. Malang juga memiliki potensi sumber air, saat ini perusahaan
air minum banyak mencari sumber air di Malang, saat ini saja perbatasan
Malang-Pasuruan (Pandaan) digunakan perusahaan air minum Aqua,
Cheers, Tirta, dll. Pencarian sumber air juga masih berjalan hingga
sekarang. Daerah Malang selatan memiliki potensi bahan tambang
mineral berharga seperti emas, perak, tembaga, pasir besi, dll. Adapula
potensi semen/gamping dan bahan bangunan yang tersebar di daerah
Malang Raya.
Jumlah penduduk di Kota Malang berdasar atas data registrasi
penduduk yang dikoordinasi oleh Biro Pusat Statistik Kota Malang tahun
2019 adalah sebesar 870.682 jiwa, dengan perbandingan jumlah
penduduk berkelamin pria sebesar 429.416 jiwa dan wanita sebesar 441.
266 jiwa.
Kekayaan dan budaya yang di miliki oleh Kota Malang, kini telah
banyak di kenal di seluruh pelosok nusantara seperti salah satunya yang
terkenal di Malang adalah Tari Topeng Malangan. Gaya kesenian ini
adalah wujud pertemuan tiga budaya yaitu Jawa Tengah, Madura, dan
Tengger.

Grebeg Tirto Aji adalah sebuah upacara sakral yang dilakukan oleh
Suku Tengger di desa Mangliawan, Pakis, Kabupaten Malang. Upacara ini
digelar untuk menyambut hari besar Yadya Kasada yang umumnya
dirayakan pada bulan Kasada hari ke-14. Dengan mengenakan busana
hitam lengkap khas suku Tengger, Grebeg Tirto Aji diawali arak-arakan
sesaji menuju Pendopo pemandian Wendit. Kemudian dilanjutkan dengan
pengambilan air suci di Sumber Widodaren yang terletak di komplek
Taman Wisata Wendit.
Upacara sakral itu sendiri memiliki berbagai makna bagi masyarakat
Tengger. Salah satu yang dipercaya masyarakat Tengger adalah air suci
dari Sumber Widodaren dapat membawa berkah dalam bercocok tanam.
Jika ritual sebelumnya dilakukan oleh masyarakat suku Tengger,
maka ritual satu ini dilakukan oleh masyarakat suku Jawa tepatnya di
desa/kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Ritual ini dinamakan Kirab
Sesaji. Saat melakukan ritual, mereka mengelilingi seluruh desa dengan
mengenakan pakaian adat Jawa. Usai ritual keliling desa, warga
membawa sesaji dan gunungan ke makam Eyang Junggo dan Iman
Soedjono. Di sana, pemimpin ritual membacakan doa-doa. Setelah itu,
gunungan yang berisi tumpeng dan aneka makanan diperebutkan oleh
warga.

Kota Malang juga sudah terkenal dengan bahasanya yang unik, yaitu
selalu dibolak-balik pelafalannya yang akhirnya menjadi budaya khas
Malang. Boso walikan (bahasa kebalikan) yang digunakan seperti
contohnya, ‘rek’ menjadi ‘ker’, ‘mas’ menjadi ‘sam’, ‘ngalam’ menjadi
‘malang’ dan masih banyak lagi. Namun, tidak semua kata dalam bahasa
Malang dibalik dalam pengucapannya. Berdasar buku Malang Tempoe
Doeloe dari Dukut Imam Widodo, bahasa ini disebut diciptakan oleh
kelompok Gerilya Rakyat Kota yang berjuang di wilayah sekitar Malang.
Bahasa ini mulai berkembang sekitar tahun 1949 pada masa Clash II
perang kemerdekaan. Banyaknya mata-mata dari pihak Belanda pada
masa itu membuat para pejuang memikirkan cara tertentu untuk mengirim
pesan yaitu dengan boso walikan. Pada masa perang, bahasa ini
digunakan sebagai sebuah kode untuk mengirim pesan pada sesama
pejuang republik. Selain untuk menjamin kerahasiaan dan sebagai cara
komunikasi. Hingga saat ini, masih banyak warga Malang yang
menggunakan boso walikan di kehidupan sehari-hari.

Untuk kuliner, Malang memiliki kuliner dengan keunikan tersendiri,


baik dari campuran bahan yang digunakan, cara pengolahan, serta
citarasa yang khas. Sebuah makanan yang menjadi ciri khas Kota Malang
selama ini yaitu bakso. Bakso telah dikenal di segala penjuru di Indonesia,
karena banyak penjual bakso yang memberi nama ‘Bakso Arema’. Kuliner
lain yang tidak kalah terkenal juga yaitu keripik tempe. Makanan
tradisional ini masih sering ditemui di Kota Malang hingga saat ini. Untuk
kuliner yang terakhir yaitu sari apel. Minuman ini sangat mudah ditemukan
di Kota Malang dengan banyaknya warga yang menanam apel karena
Malang terletak di dataran tinggi sehingga mudah untuk menanam apel.
Keindahan pemandangan yang dapat ditemui di Kota Malang
membuat tidak sedikit warga yang berlibur di Kota Malang saat akhir
pekan maupun libur panjang. Dengan pemandangan yang indah, maka
telah banyak dibangun wisata-wisata yang menarik. Berbagai tempat
wisata yang tersedia di Kota Malang seperti pantai yang panjang dapat
ditemukan di Malang selatan. Salah satu pantai yang paling terkenal sejak
dahulu adalah Pantai Balaikambang. Pantai ini merupakan pantai terbesar
yang ada di Malang. Selain pantai yang indah dan air laut yang hijau,
terdapat pula jembatan yang menyambungkan daratan dan sebuah batu
besar di tengah lautan. Di atas batu tersebut terdapat pura untuk
peribadatan orang yang tinggal di pantai tersebut. Lalu ada gunung
dengan kemegahannya seperti Gunung Semeru yang menjadi gunung
tertinggi di Pulau Jawa. Gunung Semeru telah menjadi obyek wisatawan
sejak jaman dahulu karena memiliki pemandangan yang sangat indah
dengan jalur yang aman. Puncak keramaian wisatawan di Gunung
Semeru dapat ditemukan pada tanggal 17 Agustus dan di akhir tahun.

Selain itu, di pusat Kota Malang juga terdapat kawasan wisata yang
sangat terkenal yaitu Kampung Warna-Warni Jodipan. Kampung ini
terletak 1,5 km dari Stasiun Kota Malang dan membuatnya sering
dikunjungi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Hal menarik
yang dapat ditemukan di kampung tersebut adalah seluruh bangunan dan
jalan yang ada di tiap sudut kampungnya dicat dengan warna-warna yang
berbeda. Sehingga saat dilihat dari jauh akan tampak berwarna-warni dan
terlihat sangat indah. Biaya untuk dapat masuk ke kampung ini sangat
terjangkau yaitu sebesar Rp 3000,-. Tidak hanya cat berwarna polos saja
tetapi kita juga dapat menemukan banyak lukisan yang menggambarkan
pahlawan dan tempat bersejarah di Indonesia.

Sumber :
http://alfinaoktanh.student.umm.ac.id/2018/10/10/keunikan-kota-malang/
https://renitaputri.wordpress.com/2016/08/26/keunikan-kota-malang/
https://pandri-16.blogspot.com/2019/05/sejarah-asal-usul-kota-
malang.html
https://malangkota.bps.go.id/dynamictable/2019/05/15/19/jumlah-
penduduk-di-kota-malang-menurut-kecamatan-dan-jenis-kelamin-
2011-2020.html
https://sda.malangkota.go.id/profil/sejarah-malang/
http://mangkujoyogroup.blogspot.com/2016/05/kondisi-geografis-malang-
raya.html
https://ngalam.co/2016/11/30/kondisi-geografis-malang/
https://malangtoday.net/travel/5-ritual-adat-ini-hanya-ada-di-malang/

Anda mungkin juga menyukai