Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS PADA BURUH OTOMOTIF PERUSAHAAN OUTSOURCING

DENGAN SISTEM KONTRAK KERJA

Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi

Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Politik Perburuhan

Tahun akademik 2018/2019

Dosen Pengampu:

Tri Hendra Wahyudi, S.IP., M.IP

Disusun oleh

Tiara Maharani 165120507111004

Corina Auliya Rahma 165120507111019

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
LATAR BELAKANG
Dalam perjalananya di Indonesia seringkali perusahaan swasta yang dimana
memperkejakan ribuan pekerja/buruh. Pada kenyataanya banyak aspek yang harus dipenuhi
dalam hak serta kewajiban baik antara pengusaha dengan pekerja/buruh agar tercapainya
kesejahteraan sosial yang baik. Namun seringkali buruh mendapatkan perlakuan yang kurang
baik dalam menjalankan pekerjaanya. Hal ini, secara tidak langsung menjadi masalah dan
membuat kaum buruh meminta akan hak-hak asasi mereka sebagai pekerja. Seperti yang
tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan bahwa salah satu tujuan utama Negara Indonesia adalah menciptakan suatu
kehidupan berbangsa dan bernegara yang adil dan sejahtera demi mewujudkan suatu keadilan
sosial, dengan cara pemenuhan hak setiap warga negara untuk mendapatkan pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia.1 sehingga pada dasarnya semua
makhluk sosial sepantasnya mendapatkan hak-haknya untuk mendapatkan kesejahteraan dalam
kehidupannya. Kesejahteraanya yang dimaksud yakni berhubungan dengan upah. Tidak bisa
dipungkiri bahwa upah atau uang yang diberikan dari perusahaan pada buruh sangat berarti
untuk keberlangsungan hidup mereka. Maka, disini perusahaan dituntut untuk adil dalam
memberikan upah yang sepadan dengan apa yang dilakukan oleh pekerj/buruh.salah satu
timbal baliknya melalui upah yang layak yakni di satu pihak untuk tetap dapat menjamin
standar kehidupan yang layak bagi pekerja dan keluarganya, meningkatkan produktivitas dan
meningkatkan daya beli masyarakat. Di lain pihak, kebijakan pengupahan dimaksudkan untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi dan perluasan kesempatan kerja serta mampu menahan laju
inflasi. Pekerja/buruh yang berpenghasilan sangat rendah tidak mampu memenuhi kebutuhan
gizi dan kesehatannya dengan memadai.2
Sementara dalam hubungan kerja, yang dimana hubungan anatara pengusaha dengan
buruh berdasarkan pada perjanjian kerja sifanya tertulis atau lisan. Sehingga mempunyai unsur
pekerjaan, upah dan perintah. Secara kongkret hubungan kerja berbentuk perjanjianj kerja yang
mengikat secara hukum. Hubungan kerja terbagi atas dua yakni tidak tetap, bentuknya
perjanjian kerja untuk waktu tertentu (PKWT) dan kedua, hubungan kerja yang bentuknya
perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu (PKWTT). Di Indonesia sendiri para pengusaha
memilih untuk menjalankan sistem perjanjiaj kerja untuk waktu tertentu. Hal ini dikarenakan
dalam perjanjian waktu tertentu menurut perusahaan/pengusaha dianggap lebih
menguntungkan dibanding menjalankan sistem perjanjian kerja waktu tidak tertentu. Akan
tetapi, disisi lain para buruh tidak sedikit yang merasa dirugikan dengan adanya sistem perja
jian kerja untuk waktu tertentu ini. karena memang lumayan banyak perusahaan mengambil
sebagian keuntungan dari tata cara pengelolaan sistem tersebut tanpa mempedulikan para
buruh. Sehingga muncul Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
untuk mengatur tentang pekerja/buruh dan pengusaha/pemberi kerja.3

1
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
2
Arief Nurrahman, Sejati. 2015. Peran Buruh Dalam Kesejahteraan Sosial Perusahaan PT. Senang Kharisma
Textile (Studi Kasus Kewajiban, Upah, Jaminan Sosial, dan Fasilitas Kesejahteraan Buruh di PT. Senang
Kharisma Textile, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyaranyar, Solo).
3
Muhammad Wildan. 2017. Perlindungan Hukum Kerja Kontrak Dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Perjanjian kerja waktu tertentu diatur dalam Pasal 56 ayat (2) Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, disebutkan dalam Pasal tersebut bahwa perjanjian
kerja waktu tertentu didasarkan atas :
a. Jangka Waktu; atau
b. Selesainya suatu pekerjaan tertentu.4
Pada konsep buruh, ketentuan Pasal 50 Undang-Undaang Ketenagakerjaan
menetapkan bahwa hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha
dengan pekerja/buruh. Hukum Indonesia tidak mendefinisikan perjanjian kerja dengan cara
serupa. Namun, Undang-undang Ketenagakerjaan (UU-TKA)mendefinisikan ‘pekerja’ dan
‘majikan’ sebagai berikut:
 Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan
dalam bentuk lain.
Pemberi kerja (majikan) adalah orang perseorangan, persekutuan, badan hukum atau
badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan
dalam bentuk lain. (Pasal 1 UU-TKA).5

4
Pasal 56 ayat (2) Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

5
Agusmidah dkk. Bab-bab tentang hukum perburuhan Indonesia. Ed.1. –Denpasar: Pustaka Larasan; Jakarta:
Universitas Indonesia; Universitas Leiden, Universitas Groningen, 2012
HASIL LAPORAN

A. Narasumber
1. Narasumber Laki-Laki

Nama: Erwan Febrianto

Umur: 20

Asal: Cilacap, Jawa Tengah

Pendidikan Terakhir: SMK Negeri jurusan Teknik Otomotif (Kendaraan Ringan)

Pekerjaan: buruh otomotif PT Astra Honda Motor bagian Machining Cylinder (Perakitan
Mesin)

Status pekerjaan: Kontrak selama 2 tahun (tidak tetap)

Jam Kerja: 7 Jam (Shift 3 pada jam kerja 00.00 – 07.00)

Libur: 1 kali seminggu jika hanya sabtu/minggu mengambil lembur.

Upah Pokok: Rp 4.900.000,-/bulan (dipotong bpjs menjadi Rp 4.900.000)

Upah Lainnya: Transport Rp 33.500/hari (tidak termasuk lembur) dan Lembur Rp


550.000/hari.

Tunjangan: Hari Raya 1x gaji, Akhir Tahun 1,3 x 4,7

Ketentuan Perpanjangan Kontrak: Jika sebelumnya sering tidak masuk kerja maka kontrak
tidak akan diperpanjang dan melihat dari track record pekerja, jika pekerja rajin maka akan
diperpanjang.

Serikat Buruh: Untuk Pekerja Kontrak tidak ada, hanya grup chat saja.

2. Narasumber Perempuan

Nama: Rena Hartanti

Umur: 19 Tahun

Asal: Cilacap, Jawa Tengah

Pendidikan Terakhir: SMK Negeri Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ)


Pekerjaan: Quality Control bagian Patrol Kensa di PT Toyoseal Indonesia Cikarang Barat,
Bekasi

Status Pekerjaan: Pekerja Kontrak 1 tahun 7 bulan. Pertama kali kontrak 7 bulan, lalu
perpanjang 1 tahun.

Jam Kerja: 8 Jam (1 jam istirahat)

Libur: Kadang ada kadang tidak, pekerja diatur lembur dari atasan. Jika permintaan banyak
maka semua pekerja diharuskan lembur Sabtu dan Minggu.

Upah Pokok: Rp 4.300.000,- (potongan bpjs dan pph bisa sampai Rp 1.000.000,- namun belum
potongan baju seragam dan lain lain)

Upah Lainnya: Transport Rp 250.000 - Rp 300.000 (kadang ada dan tidak) dan tunjangan lebih
jika jam kerja pada shift 3 jam 23.00-07.00 (yang memakan waktu tidur)

Tunjangan: jika sudah 1 tahun kontrak akan menerima 1x gaji, namun jika belum kerja 1 tahun
kontrak maka gaji perbulan dibagi 12 lalu dikali 1x gaji.

Ketentuan perpanjangan kontrak: Absen rajin, Sesuai target. Seminggu ditarget meningkat atau
menurun yang kemudian di persenkan. Jika target menurun maka kontrak tidak akan
diperpanjang.

Serikat Buruh: Aliansi Buruh PT Toyoseal Indonesia (tidak ada aliansi khusus pekerja
perempuan).

B. Jam Kerja dan Lembur

Bila dalam hubungan kerja, pihak yang terlibat ada dua yaitu pihak buruh/pekerja dan
pihak pemberi kerja, maka dengan ikut sertanya pemerintah dalam hubungan antara pengusaha
dan pekerja, hubungannya menjadi tiga pihak.

Fungsi pemerintah dalam hubungan tersebut adalah dalam hal:

1. Menyusun atau membuat peraturan;


2. Mengawasi pelaksanaan peraturan;
3. Menyelenggarakan peradilan;
4. Pembinaan hubungan industrial.
Hal lain yang terkait dengan pelaksanaan perundang-undangan untuk melindungi
buruh, yang dimana hanya akan mempunyai arti, bila pelaksanaanya diawasi oleh suatu ahli,
yang harus mengunjungi temoat kerja pada waktu-waktu tertentu.

Mengenai waktu kerja dan waktu istirahat secara normative, ketentuan-ketentuannya


telah di atur di dalam peraturan perundang-undangan yang ada beserta peraturan-peraturan
pelaksanaanya. Mengenai pengecualian ketentuan-ketentuan yang ada memang di
mungkinkan, untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan pengusaha atau pemberi kerja
seperti pengaturan dalam hal kerja lembur, waktu istirahat dan cuti, juga bekerja pada waktu
hari libur resmi. Pengecualian lain terdapat pada jenis pekerjaan sektor usaha tertentu dan atau
pekerjaan tertentu.

Banyak kendala mengenai jam kerja, waktu istirahat dan lembur untuk kaum
buruh/pekeja, karena memang kebanyakan buruh/pekerja bekerja mengikuti keinginan dari
perusahaan dimana tempat mereka bekerja. Tetapi terkadang perusahaan tidak memikirkan
sampai-sampai buruh/pekerja bekerja melebih waktu kerja dari yang telah ditentukan dan juga
jam untuk istirahat pun menjadi berkurang. Namun, buruh/pekerja juga melakukan pekerjaan
secara berlebihan karena memang dituntut untuk memenuhi kebutuhan perusahaanya. Apabila
buruh tidak mengikuti kemauan dari perusahaan maka secara tidak langsung perusahaan
tersebut dapat melakukan pemutusan hubungan kerja yang dimana dilakukan sesuka
perusahaanya sehingga hal ini yang membuat buruh merasa takut jika tidak mengikuti kemauan
dari perusahaan dalam melakukan pekerjaannya.

Perusahaan atau setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, entah milik
swasta maupun milik negara yang memperkerjakan pekerja/buruh, apabila mendapatkan
pesanan hasil produksinya oleh pembeli, yang sangat besar jumlahnya sehingga stok
produksinya, maka untuk menutup jumlah pesanan yang sangat besar itu. Perusahaan
memperkerjakan karyawan atau buruhnya dengan cara melebihi jam kerja, agar jumlah
pesanan dari pembeli bisa dicukupi. Perusahaan harus membayar upah lembur karena itu
adalah hak dari pekerja/buruh. Menurut Undang-undang yang berlaku bagi ketentuan tentang
waktu kerja lembur dan upah kerja lembur untuk melakukan kerja lembur harus ada perintah
tertulis dari pengusaha dan persetujuan tertulis dari pekerja/buruh yang bersangkutan. Namun
pada kenyataannya hal ini tidak semua perusahaan melakukan ketentuan sebagaimana diatur
dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor :
KEP/102/UI/2004 tentang waktu kerja lembur dan upah kerja lembur.
Dari hasil wawancara kami, secara umum pekerja dalam perusahaan outsourcing yang
dasarnya adalah pekerja kontrak yang tidak terikat oleh perusahaan diluar batas kontrak
mengalami beberapa masalah dengan keterbatasan kegiatan pekerjaan seperti pekerja kontrak
dituntut untuk kerja, kerja, kerja dengan pergantian shift 3 kali per 24 jam. Seperti salah satu
narasumber kami yang merupakan salah satu pekerja di Perusahaan Otomotif PT. Astra Honda
Motor sebagai Machining Cylinder atau bagian Perakitan Mesin menuturkan bahwa ada 3
pembagian shift yaitu Shift pertama pada jam 07.00-16.00, Shift kedua pada jam 16.00-00.00,
dan Shift ketiga pada jam 00.00-07.00 dan kembali lagi ke shift pertama. Dari jam shift dan
juga pernyataan narasumber kami, perusahaan menuntut produksi selama 24 jam non-stop dari
Senin hingga Minggu.

Dalam sekali shift, untuk bagian Machining Cylinder ada 17 orang man power dengan
2 orang sebagai 1 teknisi dan 1 backup dan terus berganti seiring pergantian shift. Pekerja
dituntut 30 menit hingga 1 jam datang sebelum jam shift dimulai karena sistemnya langsung
berganti tanpa istirahat terlebih dahulu. Pergantian shift di PT AHM dilakukan tiap 3 bulan
sekali, untuk bulan ini Erwan mulai April hingga Juni mendapat shift ketiga, kemudian Juli
pergantian shift kedua. Jalannya, shift 1 pulang lanjut langsung shift 2, begitu seterusnya
karena pabrik beroperasi selama 24 Jam non stop. Untuk sistem lemburnya tiap minggu akan
ditanyai mau mengambil shift kapan Sabtu atau Minggu dengan cara men checklist hari Sabtu
atau Minggu yang ingin diambil, Erwan sendiri pun men checklist Sabtu dan Minggu karena
dirinya tidak banyak kegiatan diluar kerja dan dengan upah lembur Rp 550.000/hari sayang
untuk dilewatkan, namun tetap saja tergantung dengan atasan apakah kuota lembur masih ada
atau tidak. Untuk istirahat pun tergantung apakah pekerja mengambil lembur atau tidaknya,
sementara libur jika tanggal merah saja sedangkan untuk masalah cuti pekerja kontrak tidak
bisa ambil cuti.

Sementara Rena, perusahaannya menetapkan 3 shift dengan pembagian shift pertama


pada jam 07.00-15.00, shift kedua pada jam 15.00-23.00, dan shift ketiga pada jam 23.00-
07.00. PT Toyoseal Indonesia pun mempekerjakan pekerja perempuan lebih banyak dibanding
pekerja laki-laki dari total 500 orang dengan pergantian shift tiap minggunya selama bulan
puasa ini. Rena menyatakan bahwa sistem lembur menurut keputusan dari atasan, sesuai
targetnya misalkan target produksi banyak maka semua dilemburkan. Semantara jika sedang
tidak banyaknya produksi, lembur akan ditunjuk sesuai kemauan atasan namun tidak ada
keistimewaan antar pekerja jika mereka mengenal lebih dekat dengan atasan.
Jika sudah ditetapkan hari lembur dan jam nya maka pekerja akan diberikan barangnya
langsung untuk dikerjakan misalnya pekerja sudah langsung diberikan 2 dus karet untuk di
cross check di bagian Quality Control. Per pekerja dijatah untuk mengambil lembur maksimal
14 jam/bulan. Bagi Rena lembur jam lembur yang memberatkan adalah jika mendapatkan turun
shift karena besoknya dilanjut shift pagi misalnya pekerja mendapatkan shift pertama lalu
kemudia dia mendapatkan jatah lembur pada jam shift kedua atau ketiga karena tidak sempat
istirahat terlebih dahulu. Bisa jadi sebulan hanya ada libur 1 hari dan libur tanggal merah.

C. Ketentuan Cuti, Sanksi dan Peraturan Perusahaan

Dari kedua narasumber kami, cuti sendiri ditentukan oleh perusahaan. Untuk PT AHM
tidak menerapkan pergantian hari cuti, namun PT Toyoseal Indonesia menerapkan cuti liburan
jika ingin ditambah harus ganti lembur, dari pekerja sendiri tidak bisa mengatur atau ambil
cuti. Semua dijadwal dari atasan, misal kalau lebaran besok masuk tanggal 11 Juni dengan
lembur yang sudah dijadwalkan.

Sementara sanksi yang diterapkan pada perusahaan PT AHM untuk masalah dengan
pabrik sekitar karyawan yang mencuri sparepart akan langsung mendapat Surat Peringatan 3
karena kejadian tersebut merupakan hal yang serius, namun tetap saja ketika keluar dan masuk
pabrik pengecekan dilakukan secara ketat, pekerja dilarang membawa tas serta pengecekan
badan dari punggung dan perut dan menggunakan alat scan untuk menghindari pencurian
sparepart. Selain itu, alat komunikasi pekerja juga di berikan sticker pada bagian kameranya
agar jika ada model motor baru tidak memfoto supaya mencegah kebocoran model baru yang
akan dikeluarkan. Karena sempat kejadian pekerja memotret model motor terbaru sebelum
dilaunching sehingga tersebar terlebih dahulu.

Untuk PT Toyoseal Indonesia sanksi akan kena pemotongan gaji seperti mangkir kerja,
cuti, tidak masuk tanpa izin. Namun jika pekerja sakit, akan tetap digaji. Sementara izin juga
termasuk kedalam cuti. Selain itu jika tidak pake alat keselamatan akan kena BAP (teguran
ringan), kalau lembur dan sudah tercantum namun tidak berangkat dengan alasan tidak jelas
juga akan terkena BAP. Tidak masuk kerja tanpa alasan 3-5x dibeikan surat peringatan. Sempat
teman Rena ada yang terkena SP-3 dan jika mengulangi lagi akan dikeluarkan.

Selain itu, Kalo berangkat mau masuk, dari kantin di cek bawa makanan atau engga,
kalo pulang ngga di cek. Kalo perempuan dilihat tasnya, kalo masuk pabrik cek tas satpam
cowo sama cewe, kalo dari kantin dicek badan sesama cewe.
D. Upah pokok dan Lainnya
Upah adalah hak pekerja atau karyawan yang diterima dan dinyatakan dalam
bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja yang
ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan
perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas suatu
pekerjaan dan atau jasa yang telah atau akan dilakukan.6 Menurut Pasal 1 ayat 30 UU
No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Upah adalah hak pekerja/buruh yang
diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau
pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu
perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan
bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau
akan dilakukan.
Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (Pasal 88 ayat 1 No. 13/2003)7. Sehingga
secara tidak langsung upah berpengaruh penting terhadap kesejahteraan pekerja.
Dengan adanya upah yang sesuai dengan tenaga kerja yang dikeluarkan maka nantinya
baik pekerja/buruh akan diuntungkan. Karena memang sepantasnya, upah merupakan
timbal balik dari perusahaan terhadap buruh/pekerja atas jasa yang telah dikeluarkan
oleh pekerja untuk memproduksi barang/jasa terhadap perusahaan. Disamping itu,
dalam analisis buruh yang diambil bahwa mereka mendapatkan tunjangan hari raya dan
akhir tahun.
Tunjangan yang diberikan oleh perusahaan adalah tunjangan hari raya dan juga
tunjangan akhir tahun. Tunjangan hari raya untuk karyawan yang telah bekerja lebih
dari 1 tahun mendapatkan 1 kali gaji perbulan. Sedang untuk yang bekerja 3 bulan s/d
kurang dari 1 tahun mendapatkan tunjangan dengan perhitungan masa kerja dibagi 12
dikalikan gaji perbulan. Untuk meningkatkan rasa nyaman dan keamanan pada saat
bekerja, perusahaan juga menyediakan alat-alat keselamatan kerja, sesuai dengan
Peraturan yang telah dibuat. Dari segi tunjangan kesehatan fasilitas kesehatan
perusahaan sudah menyediakan dengan adanya BPJS Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan (Badan Peyelenggara Jaminan Sosial).

6
Peraturan Perundang-Undangan Upah Dan Pesangon, (Jakarta Indonesia Legal Center Publishing, 2006),h.1
7
Elifaz Eldy, Ardi Pradhanawati, Hari Susanta Nugraha. Pengaruh Upah, Peran Serikat Pekerja Terhadap
Kesejahteraan Pekerja Melalui Unjuk Rasa Pada Serikat Pekerja Nasional PSP PT SAI Apparel Industries. Hal.2
Sistem pemberian upah pekerja kontrak pada PT. Astra Honda Motor dengan
upah pokok sebesar Rp 4.900.000 diluar uang transport dan lembur. Uang transport tiap
pekerja diberikan Rp 33.500,- perhari x 22 hari efektif bekerja, jadi jika pekerja tidak
masuk maka uang transport dipotong perharinya dia tidak masuk kerja. Sedangkan upah
lembur perhari antara Sabtu atau Minggu diberikan Rp 550.000,- perharinya dengan
ditentukan perusahaan shift mana yang kosong dengan jatah lembur maksimal 8x.
Upah pokok sebesar Rp 4.900.000 yang didapatkan oleh Erwan tentu belum
dipotong BPJS menjadi Rp 4.700.000 perbulannya. Selain itu pekerja juga
mendapatkan tunjangan hari raya sebesar 1x gaji dan akhir tahun sebesar 1,3 x upah
pokok sebesar Rp 4.700.000,-.
Beralih kepada Rena yang bekerja di PT Toyoseal Indonesia mendapatkan gaji
pokok sebesar Rp 4.300.000,- per bulannya namun jika dipotong untuk BPJS
Ketenagakerjaan, Kesehatan dan PPh bisa dipotong hingga Rp 1.000.000,- diluar
potongan lain lain berupa jaminan seragam. Uang transport yang terkadang ada yang
diberikan dan tidak kurang lebih sekitar Rp 250.000 dan Rp 300.000,- per bulannya.
Tunjangan untuk hari besar akan diberikan jika pekerja yang sudah menjalankan
kontrak selama 1 tahun sebesar 1x gaji, sementara bagi pekerja yang belum 1 tahun
kontrak gaji perbulannya dibagi 12 lalu dikali 1x gaji. Tunjangan pun juga diberikan
saat pekerja yang kedapatan shift kedua dan shift ketiga akan mendapatkan bonus
sebesar Rp 50.000,- karena memakan waktu tidur dengan perbulannya 1-2 kali. Untuk
mencukupi sendiri dan keluarga masih cukup bagi Rena yang notabene nge kos dan
untuk makan sebulan habis Rp 2.000.000 namun jika Rena menghemat bisa
mengeluarkan hanya Rp 1.500.000 untuk mengirim keluarga dan sisanya ditabung.
E. Ketentuan perpanjangan Kontrak
Sistem kontrak pada PT AHM adalah pertama diwajibkan untuk 1 tahun,
kemudian jika pekerja ingin melanjutkan akan diberikan surat perjanjian perpanjangan
kontrak antara perusahaan dengan pekerja, namun jika pekerja sering absen pada tahun
pertama maka tidak bisa lanjut ke tahun berikutnya.
Sedangkan pada PT Toyoseal Indonesia pada saat perjanjian kerja diberikan
pedoman buku, dan jam kerja kontrak tercantum pada surat perjanjian. Jika pekerja
sudah sampai pada kontrak ketiga maka akan dibuka pendaftaran karyawan tetap.
Sementara bagi pekerja yang sudah habis kontrak dan akan melanjutkan, maka dipindah
atau rolling bagian, dalam sistem kontrak Perusahaan ini ada pekerja yang rajin namun
kontrak tidak diperpanjang tanpa alasan.
F. Keadaan kerja dan Dampak adanya Revolusi Industri
Keadaan di PT AHM menuntut pekerja untuk kerja, namun fasilitas dan cara
kerja profesional sehingga pekerja nyaman saat melakukan pekerjaannya. Seperti
contohnya jika terjadi kecelakaan kerja sudah disediakan klinik. Sedangkan jika luka
serius akan langsung dibawa ke rumah sakit. Serikat pekerjanya sendiri untuk pekerja
kontrak tidak ada, namun jika ada saran pekerja dapat mengajukan proposal ke atasan
kemudian jika mengajukan ada nilai plus dari perusahaan.
Dampak dari adanya revolusi industri bagi Perusahaan otomotif apabila mesin
masuk maka pekerja merasa dimudahkan, namun perakitan bagian inti motor masih
secara manual untuk memastikan baut terpasang kuat. Dari yang tadinya pekerja harus
mengerjakan double maka dengan mesin dapat mempercepat pekerjaan dan
meningkatkan target perorang.
Tak jauh dengan PT AHM, PT Toyoseal Indonesia sudah mempersiapkan
fasilitas khususnya untuk pekerja perempuan karena pekerjanya yang sebagian besar
merupakan perempuan dengan adanya penjemputan bis semua shift dan rental mobil
untuk pekerja. Namun, perusahaan tidak menyediakan mess/asrama bagi pekerjanya,
jadi untuk ikut antar jemput harus mengajukan alamat kosan. Perusahaan juga
menyediakan cuti haid dan melahirkan, menikah, dan sakit. Kamar mandi dan klinik
sudah dibesarkan. Sekarang ngga boleh bawa hp, harus ditaroh loker hp. Untuk
mengajukan saran dll Rena tidak terlalu mengetahui bagaimana mengajukan saran dll
kepada atasan.
Dampak revolusi industri bagi PT Toyoseal Indonesia dari bagian Quality
Control, jika misalkan orderannya dikit sedangkan karyawannya banyak akan kena phk.
Akhir-akhir ini ada mesin baru datang yang tadinya menggunakan tangan jadi
dipermudah dan cepat. Selain itu, ada 2 mesin baru di bagian hupsil atau E-Type.
G. Motivasi Diri
Bagi Rena, setiap pekerja akan bersaing untuk mencapai target produksi. Oleh
karena itu, ia bekerja secara giat karena ingin punya penghasilan sendiri dan tabungan
masa depan selagi masa muda. Sementara Erwan bekerja untuk membantu dan
menaikan taraf hidup orang tuanya serta dapat mencari uang agar kebutuhan terwujud,
baginya apabila ia sering absen dari kerja maka ia tidak mendapat uang transport dan
tidak diberikan jatah lembur.
H. Permasalahan Pekerja (Keluhan)
Dari kedua narasumber kami, dasar hukum yang kuat menurut mereka ada
dalam surat perjanjian sehingga jika ada penyelewengan maka buktinya mengajukan
surat perjanjian. Untuk kerentanan alat sendiri belum ada dan sudah aman. Namun jika
peringatan mayday lebih ke buruh tetapnya karena mereka langsung terikat pada
perusahaan seperti halnya kenaikan gaji. Selain itu, ada gap antara karyawan tetap yang
pangkatnya lebih tinggi dan pekerjaannya lebih mudah. Akan tetapi mereka tidak
membeda bedakan antar pekerja dan mengayomi pekerja kontrak.
Sementara bagi Rena sendiri merasa masih belum mendapatkan gaji yang cukup
dengan jam kerja yang malam dan lama. Apalagi jika turun shift dan sebulan bisa saja
libur hanya 1 hari. Untuk fasilitasnya sudah cukup, tapi ia ingin ada kipas (tergantung
bagiannya).
KESIMPULAN

Sistem perusahaan Outsourcing kini telah ditetapkan di Indonesia, pasalnya dengan


pekerja kontrak yang tidak terikat dengan perusahaan maka menguntungkan perusahaan itu
karena hanya memberikan upah selama kontrak masih berlaku, jika tidak melanjutkan kontrak
maka tanggung jawab perusahaan sudah selesai. Walaupun begitu, maka lapangan pekerja
dengan cepat dapat tersedia seiring pekerja kontrak tersebut memutuskan untuk tidak
memperpanjang kontrak. Saat ini, perusahaan sudah menyadari akan pentingnya fasilitas bagi
pekerja kontrak agar lebih nyaman dalam bekerja terutama bagi pekerja perempuan.

Selain itu, revolusi industri pun juga sangat berpengaruh besar terhadap suatu
perusahaan guna menunjang produksi yang banyak, pekerja sendiri tidak merasa terganggu
dengan adanya mesin-mesin baru karena mereka tidak bekerja secara penuh dan dapat dengan
cepat mencapai target yang ditentukan. Namun memang jika permintaan produksi sedikit,
maka ancaman bagi para pekerja kontrak adalah PHK.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai