Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dunia pendidikan kita terutama jalur pendidikan
formal yakni sekolah sampai sampai saat ini belum
berhasil membuktikan kualitas (mutu) yang
diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
di berbagai jenjang termasuk di dalamnya jenjang
pendidikan dasar. Menurut teori bahwa keberhasilan
harus didukung dan ditunjang oleh tiga komponen
yakni sekolah termasuk didalamnya pemerintah,
orang tua dan lingkungan masyarakat. Dari teori
tersebut timbul pertanyaan apakah ketiga unsur
tersebut berjalan normal?

Sejauh mana perhatian ketiga komponen tersebui


terhadap dunia pendidikan? kiranya tidak bijak apabila
rendahnya dunia pendidikan ini
mengkambinghitamkan salah satu komponen,
intropeksi diri tentang sejauh mana perhatian yang
diberikan terhadap kemajuan dunia pendidikan.

Peran kepala sekolah sangat berpengaruh dalam


peningkatan dan kemajuan pendidikan. Dalam
kesempatan ini penulis mencoba membahas esensi
peranan kepala sekolah dalam meningkatkan
kemajuan pendidikan di sekolah dasar.

Kepala sekolah adalah pemimpin tertinggi di sekolah


walaupun kepemimpinan itu sifatnya situasional,
artinya suatu tipe kepemimpinan dapat efektif untuk
situasi tertentu dan kurang efektif untuk situasi yang
lain.

Kepemimpinan kepala sekolah adalah cara atau usaha


kepala sekolah dalam mempengaruhi, mendorong,
membimbing, mengarahkan dan menggerakan guru,
siswa, orang tua siswa dan pihak lain yang terkait
untuk bekerja / berperan serta guna mecapai tujuan
yang ditetapkan. Jabatan kepala sekolah pada
hakekatnya merupakan amanat dari sang Pencipta
(Allah SWT), dan lahirnya amanat dari bangsa dan
negara yang secara yuridis formal diangkat
berdasarkan surat keputusan (SK) dari pemerintah.

Oleh karena itu suatu saat amanat itu akan diminta


pertanggungjawabannya baik oleh oleh Alloh SWT,
maupun oleh bangsa dan negara.

Keinginan menjadi kepala sekolah merupakan hal


yang positif dan hak bagi setiap guru, sebab tidak
mustahil dengan keinginan tersebut akan memotivsi
diri untuk melaksanakan tugas dan kewajiiban dengan
sebaik baiknya.

Sesungguhnya menduduki jabatan kepala sekolah itu


kalau kita kaji secara jujur merupakan beban dan
perjuangan yang tidak mudah karena dituntut untuk
dapat meningkatkan kualitas pendidikan, oleh karena
itu sangat proposional apabila momentum promosi
jabatan kepala sekolah tetap berakar pada kerangka
peningkatan kualitas pendidikan.

Secara sederhana kepala sekolah adalah orang yang


diangkat oleh pihak yang berwenang untuk mengelola
suatu sekolah. Karena praktek pengangkatan seperti
ini, mungkin kepala sekolah belum cukup untuk
mengembang tugas yang rumit ini. Mungkin setelah
diangkat, kepala sekolah akan bekerja sambil belajar.
Akan dirasakan betapa sulitnya melaksanakan tugas,
karena banyak yang harus dipelajari dalam kaitannya
dengan sikap, pengetahuan dan keteramplian yang
diperlukan untuk mengelola sekolah secara efektif
ditambah masih kurangnya kemampuan manajerial.

1.2 Rumusan Masalah


Seluk beluk masalah kepemimpinan pada hakikatnya
sudah ada sejak manusia hidup berkelompok, setiap
organisasi yang bergerak dibidang apa saja
membutuhkan seorang pemimpin, sehingga dengan
kepemimpinannya diharapkan dapat menghantarkan
atau membawa organisasi tersebut kearah
keberhasilan pencapaian tujuannya.

Suatu ungkapan mengatakan bahwa pemimpinlah


yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan
suatu pekerjaan. Hal ini merupakan suatu ungkapan
yang menggambarkan betapa pentingnya kedudukan
sang pemimpin dalam suatu organisasi. Bahkan ada
pula yang melukiskan bahwa pemimpin ibarat seorang
pengembala maka setiap pengembala akan diminta
pertanggungjawaban atas perilaku pengembalaannya.

Dalam aktiftasnya pimpinan dan staf dihadapkan


dalam ragam persoalan. Keputusan yang bijaksana
adalah ketepatan dalam memutuskan suatu
persoalan. Pengambilan keputusan hendaknya tidak
disertai perasaan emosional, karena akan
berpengaruh dalam keputusan yang akan diambil. Di
sini daya intelegensia yang tinggi dari pimpinan
sangat dibutuhkan pada saat-saat darurat untuk
pengambilan keputusan yang tepat dan akurat.

Bila kita plikirkan secara mendalam setiap masalah


pada hakekatnya kompleks, begitu kompleksnya
sehingga tidak mungkin kita kemukakan seluruhnya.
Oleh karena itu masalah perlu dibatasi agar lebih jelas
dan mudah. Dalam makalah yang penulis beri judul
Peranan Kepala Sekolah Dalam Memajukan Kualitas
Pendidikan di Sekolah Dasar, membatasi masalah
pada:
1. Bagaimana fungsi kepala sekolah sebagai
pemimpin di satuan pendidikan Sekolah Dasar ?
2. Bagaimana peranan kepala sekolah sebagai
Manajer (Pengelola) disatuan pendidikan Sekolah
Dasar ?

3. 1.3 Tujuan Penulisan


4. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
5. Memberikan pengetahuan tentang kepala
sekolah sebagai pemimpin
6. Menambah pengetahuan mengenai kepala
sekolah sebagai manajer sekolah

BAB II
PEMBAHASAN

Sebagai bahan renungan, penulis mencoba membuat


kriteria kepala sekolah atau seorang calon kepala
sekolah yang diperlukan sebagai pribadinya yang
mencalonkan kepala sekolah dasar diantaranya :

a. Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja bagi calon kepala sekolah wajar
dijadikan sebagai kriteria sebab dengan pengalaman
kerja dimiliki setidaknya ia mampu belajar untuk
memperbaiki kekurangan yang pernah didalamnya,
itupun dengan syarat punya kemauan, sebab
pengalaman adalah guru yang paling utama yang
sesuai dengan peraturan mentri pendidikan No 13
tahun 2007 tentang standar kepala sekolah dasar
bahwa kualifikasi umum kepala sekolah/madrasah
memilki pengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima)
tahun.

b. Dedikasi (pengabdian)
Pengabdian merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan bagi seorang kepala sekolah, sebab pada
dasamya bahwa jabatan kepala sekolah bukan
anugrah tapi amanah yang harus dipikul dengan
penuh dedikasi, sehingga tidak ada kesan terutama
ditingkat SD, bahwa dengan menduduki jabatan
kepala sekolah menjadi lepas mengajar. Wajar bahwa
dalam jabatan kepala sekolah lebih berat dari guru
karena itulah pekerjaan yang harus dijalani oleh
kepala sekolah.

c. Kejujuran
Kejujuran adalah suatu tindakan dimana antara
perkataan dan perbuatannya sama, maka faktor
kejujuran merupakan cerminan dari sosok pribadi
yang baik yang berpijak pada nilai nilai agama.
Dengan kejujuran akan memancarkan sikap
keterbukaan, dimana isu sentral yang sering
terdengar dilingkungan sekolah adalah mengenal
keuangan yang sering menimbulkan konflik internal.
Dengan demikian kejujuran terutama yang berkenaan
dengan pinansial perlu dipraktekkan secara
transparan dalam yang pelaksanaannya dimotori oleh
kepala sekolah sebagai pemimpin, sebab kalau tidak
maka situasi seperti ini akan menimbulkan konflik
Internal yang pada akhirnya akan menciptakan (tidak
harmonis) hubungan dilingkungan kerja sehingga
akan melemahkan kekompakan dan kebersamaan
dalam mencapai tujuan.
d. Prestasi
Kepala sekolah harus berprestasi terutama bekaitan
dengan profesionalisme, dalam hal ini dapat diukur
dari segi yaitu : (a) keberhasilan mengajar. (b)
kualifikasi pendidikan minimal memiliki kualifikasi
akademik sadana (S1) atau diploma empat (D-IV)
kependidikan atau non kependidikan pada perguruan
tinggi yang terakreditasi hal ini sesuai dengan
peraturan mentri pendidikan No.13 tahun 2007
tentang Standar Kepala Sekolah / Madrasah.

2.1 Kepala Sekolah Sebagai Manajer di Sekolah


Antara kepemimpinannya dan manajerial tidak dapat
dipisahkan. Kepemimpinan akan menjiwai manaher
dalam melaksanakan tugasnya. Tugas kepala sekolah
sering dirumuskan sebagai EMASLIM, artinya educator
(pendidikan), manager, administrator, supervisor,
leader (pemimpin), inovator (pencipta), dan motivator
(pendorong). Dalam melaksanakan ketujuh tugas
itulah kepemimpinan akan ditetapkan. Dengan kata
lain, kepeminpinan harus terpadu dalam pelaksanaan
ketujuh tugas tersebut.
Sejalan dengan implementasi konsep MBS, maka
semakin penting peran kepala sekolah sebagai
manajer (pengelola) Pendidikan disatuan sekolah
dalam upaya meningkatkan mutu sekolah. Sebagai
seorang manajer aktifitasnya harus melakukan
manajemen (mengelola) sekolah yang berorientasi
pada pencapaian tujuan pendidikan.

Dalam pengelolaan sekolah hendaknya melalui


berbagai kegiatan (aktivitas), sebagaimana
dikemukakan oleh A.Tabrani Rusyan “Pada umumnya
kegiatan manajer atau aktivitas manajemen itu adalah
: Planing, Organizing, staffing, Directing dan
controlling”. (1997 : 20). Sedangkan Dadi Permadi
Berpendapat "Prinsip Prinsip manajemen yang lama
dirumuskan dengan POAC (Planning, Organizing,
Actuating dan Controlling). Dalam manajemen yang
modern sudah berubah dimana sebelum membuat
perencanaan sebaiknya didahului dengan mengkaji
informasi informasi yang relevan. Dan kedua
pendapat di atas pada prinsipnya mempunyai
kesamaan pendapat bahwa dalam rangka pengelolaan
sekolah tidak lepas dari perencanaan,
pengorganisasian dan pengawasan, yang pada
manajemen modern sebelum memulai langkah
tersebut perlu mengkaji sumber informasi terutama
relevansinya dengan perubahan perubahan (inovasi).
Oleh karena itu, peran kepala sekolah sebagai
manajer mempunyai tugas dan kewjiban sebagai
berikut
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui
kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengelola dan memberdayakan sumber daya
yang tersedia;
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan
masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan melalui pengambilan keputusan
bersama;
3. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada
orang tua, sekolah dan pemerintah tentang
mutu sekolah;
4. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar
sekolah untuk pencapaian mutu yang
diharapkan.

2.2 Tuntutan Terhadap Manajer Sekolah


Kepala sekolah adalah penghubung terpenting dalam
jaringan itu untuk memastikan efektivitas sekolah.,
kepala sekolah adalah guru senior yang dipandang
memiliki kualifikasi menduduki jabatan itu. Dalam
kenyataannya, banyak diantaranya yang tadinya
berkinerja sangat bagus sebagai guru, menjadi tumpul
setelah menjadi kepala sekolah. Karenanya, orang-
orang seperti ini telah mencapai puncak
inkompetensinya dan akan tetap disitu sampai
pensiun.
Para kepala sekolah perlu memperoleh persiapan dan
pelatihan, untuk mengelola sekolahnya secara efektif
dan ini mcrupakan kebutuhan yang mendesak di
negara sedang berkembang seperti di Indonesia ini.

Hal ini dimaksudkan untuk membantu kepala sekolah


merefleksikan realitas situasi di Indonesia, yang
peranannya kepala sekolah semakin rumit, cara ini
dirancang untuk lebih menyadarkan kepala sekolah
tentang perlunya upaya terus menerus untuk
mengembangkan diri agar dapat menjadi kepala
sekolah yang efektif. Hal ini perlu ditularkan pada staf
sekolah, agar pengembangan diri ini mengelembaga
di sekolah yang bersangkutan.

2.3 Fungsi Kepala Sekolah


1. Sebagai administrator, mengelola adiministrasi
sekolah, dalam hal menyusun program
tahunan (RAPBS), serta hal hal yang berkaitan
dengan sekolah.
2. Sebagai komunikator. Kepala sekolah
memberikan pengarahan pembinaan para
guru.
3. Sebagai motivator. Kepala sekolah hendaknya
dapat membangkitkan dan memelihara
kegairahan kerja pada guru, dengan
memberikan gagasan gagasan yang baik bagi
penyampaian KBM.
4. Sebagai inovator. Kepala sekolah hendaknya
memiliki prakarsa atau gagasan perbaikan
dalam pembaharuan pendidikan dan
mendorong guru untuk melakukan hal yang
berkaitan dengan pelajaran.
5. Sebagai fasilitator. Kepala sekolah harus
mampu mengusahakan pengadaan alat/sarana
sekolah, seperti meubelair dan sebagainya.
6. Sebagai dinamisator. Kepala sekolah harus
mampu sebagai pengerak dalam pencapaian
tujuan sekolah.
7. Sebagai transformator. Kepala sekolah sebagai
alat penyampai nilai nilai pada gurunya.
8. Sebagai stimulator. Kepala sekolah harus
mampu sebagai perangsang pemicu semangat
kerja kepada guru.
9. Kepala sekolah sebagai pelaksana dan
pengemban kurikulum.
10. Kepala sekolah sebagai pembimbing. Kepala
sekolah harus mampu mengembangkan profesi
guru.

2.4 Kepala Sekolah dan Sistem Kerja


Tanggung jawab seorang kepala sekolah adalah
tercapai hasil sebaik mungkin dengan
mengkoordinasikan sitem kerja pada unit kejanya
secara efektif. Suatu sistem, kerja secara sederhana
dapat digambarkan dalam hubungan kondisi proses
hasil sebagai berikut :
Penjelasan Sistem Kerja Kepala Sekolah
Kondisi: Semua masukan yang diperlukan sebagai
kondisi dalam proses seperti faktor lingkungan kerja
(baik fisik maupun non fisik), diantaranya SDM,
ruangan belajar dan bekerja, peralatan belajar
mengajar, struktur organisasi, prosedur, intruksi,
kebijakan pemerintah (kurikulum), hubungan antar
pribadi dana suasana kerja.

Proses : Semua kegiatan yang dilaksanakan untuk


mencapai hasil (keluaran) misalnya bila sekolah
ditinjau sebagai suatu sistem, maka proses disini
adalah interaksi sernua komponen sekolah dalam
pembelajaran.
Hasil : hasil adalah keluaran, yaitu segala sesuatu
yang dihasilkan dari proses kerja. Misalnya : barang
dan jasa tertentu atau laporan mengenal pelaksanaan
pekerjaan. Hasil sekolah sebagai sistem adalah
lulusan sekolah.
Balikan formatif : balikan (feedback) formatif adalah
informasi yang digunakan untuk mempengaruhi
kualitas hasil balikan ini mengharuskan adanya
perubahan dalam cara menghasilkan perubahan
tertentu, sebagai contoh kepala sekolah meminta agar
guru menggunakan tehnik mengajar tertentu dalam
mengajar.
Balikan motivatif : informasi yang digunakaan untuk
mempengaruhi kualititas hasil / keluaran. Informasi ini
untuk meningkatkan kecapatan bekerja misalnya,
kepala sekola memuji seorang guru yang bekerja
dengan baik dalam menangani keluhan orang tua
peserta didik.

2.5 Administrasi Kepala Sekolah


A. Bidang Umum
1. Program Kerja Kepala Sekolah Dasar
2. Tata Tertib SD
3. Surat Keputusan Sekolah
4. Papan Nama SD
5. Buku Pimpinan
6. Buku Pengumuman
7. Bukti Notula Rapat Guru
8. Buku Notula Rapat Kepala Sekolah
9. Buku Kegiatan Kepala Sekolah
10. Buku Agenda Surat
11. Buku Expedisi
12. Buku Arsip Surat
13. Bundel Surat Masuk
14. Buku Tamu I
15. Buku Tamu II

B. Bidang Pengajaran
1. Buku Kurikulum
2. Kalender pendidikan
3. Jadwal pelajaran
4. SK Tugas guru
5. Program supervisi
6. Bundel hasil supervisi
7. Instrumen supervisi
8. Buku pembinaan proyek edukasi
9. Bundel arsip target dan pencapaian Kurikulum
10. Program evaluasi

C. Bidang Kemuridan
1. Buku Pendaftaran murid baru
2. Buku Penerimaan murid baru
3. Buku pokok / induk
4. Buku pencocokan buku induk
5. Buku klaper
6. Buku raport
7. Buku mutasi murid
8. Buku keadaan murid dalam setahun
9. Buku Kenaikan Kelas
10. Buku Pembagian Ijazah
11. Buku Album dan Photo lulusan
12. Bukti fisik pelayanan khusus, UKS, Pramuka,
Dokter kecil, Perpustakan, Koperasi, BP

D. Bidang Kepegawaian
1. Buku Pokok Kepegawaian
2. Daftar riwayat hidup guru penjaga
3. Daftar urutan kepangkatan
4. Daftar nilai DP 3
5. Bundel data pegawai (Guru dan Penjaga)
6. Bundel PAK
7. Buku tugas aktivitas guru / penjaga
8. Buku presensi guru dan penjaga
9. Buku bepergian
10. Buku cuti pegawai

E. Bidang Keuangan
1. RAPBS
2. Buku gabungan peneriman BOS
3. Buku Kas BOS
4. Bundel SPJ dana BOS
5. Buku Kas SBPP
6. Bundel SPJ SBPP
7. Buku Kas BOP
8. Bundel SPJ BOP
9. Buku Kas Umum
10. Buku Kas serba serbi
11. Buku cadangan peneriman tabungan anak
12. Buku tabungan murid
13. Kartu tabungan
14. Buku pengembalian tabungan Murid
15. Buku leger gaji
16. Buku kas gaji
17. Buku peneriman gaji

F. Bidang Perlengkapan Gedung


1. Bidang peneriman barang
2. Buku pengeluaran barang
3. Buku Inventaris (Satu tahun)
4. Buku Inventaris (lima Tahun)
5. Surat tanah sekolah
6. G. Bidang Hubungan Masyarakat
7. Buku Notula rapat dengan komite sekolah
8. Program Kerja dengan komite sekolah
9. Program Pameran

H. Bidang Statistik / Monogran


1. Organisasi Tugas Guru
2. Statistik / Grafik hasil Ulangan Umum
3. Statistik / Grafik Hasil UASBN
4. Statistik / Grafik kenaikan kelas
5. Statistik / Grafik kelulusan
6. Statistik / Grafik melanjutkan
7. Statistik / Grafik Keadaan murid
8. Statistik / Grafik Drop out
9. Statistik / Grafik Wajib Belajar
10. Statistik / Grafik Keadaan Guru / Pegawai
11. Statistik / Grafik DUK
12. 12.Statistik / Grafik PAK
13. Statistik / Grafik Keuangan
14. Statistik / Grafik Denah Sekolah
15. Statistik / Grafik Organisasi Komite Sekolah
16. Statistik / Grafik Absen Murid


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kepala Sekolah haruslah dimulai dengan
menggunakan waktu sebaik baiknya dalam
memimpin, merencanakan gagasan gagasan baru,
dan bekerja lebih dekat dengan para guru dan seluruh
yang terlibat didalamnya. Peran kepala sekolah harus
dapat merekrut masyarakat untuk terlibat dalam
memajukan pendidikan baik yang beperan dengan
dana atau dalam mengawasi sekolah untuk
meningkatkan mutu pendidikan, karena hasil
pendidikan merupakan kepentingan masyarakat.
Kepala sekolah harus terbuka dan jelas dalam
mengelola keuangan sekolah. Antara kepemimpinanya
dan manajerial tidak dapat dipisahkan. Kepemimpinan
akan menjiwai manajer dalam melaksanakan
tugasnya.

3.2. Saran
Upaya untuk meningkatkan SDM yang berkualitas di
Indonesia terus ditingkatkan. Salah seorang yang
memikul tugas ini adalah kepala sekolah karena
kepala sekolah yang menjadi manajer dalam
menentukan segala kebijakan di sekolah. Meskipun
hasil data yang diperoleh serta pembahasan yang
masih kurang sempurna, maka tidak ada salahnya
kalau penulis memberikan saran-saran kepada kepala
sekolah atau calon kepala sekolah untuk
meningkatkan mutu pendidikan adalah :
1. Mempunyai visi dan misi jauh ke depan yang
mendalam untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.
2. Gaya kepemimpinan yang tepat untuk
membudayakan mutu pendidikan.
3. Meyakinkan kebutuhan peserta didik sebagai
pusat perhatian kegiatan/ kebijakan.
4. Menambah wawasan dengan ikut pelatihan-
pelatihan, membaca buku atau bacaan yang
berkaitan dengan kepemimpinan dan peran
kepala sekolah sebagai manajer di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Burhanudin. Analisis Administrasi, manajemen dan


Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 1994

Cuandi, Ade. Kepemimpinan Kepala Sekolah,


Bandung : Suara Daerah, (23 : 2003)

Depdikbud. Panduan Manajemen Sekolah. Dirjen


Dikmenum, 1999

Kusmiharjo dan Burhanudin. Dasar dasar Manajemen


Pendidikan II (Kepemimpinan) . Jakarta : Dikmenum,
1997

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 132 Tahun


2007. Standar Kepala Sekolah / Madrasah. Jakarta

Sudirman. Peran Kepala Sekoloh Dalam Konsep MBS,


Bandung : Suara Daerah, ( 19 : 2005)
Sudjana, Nana. Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah.
Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1987

Surakhman, S. Metode Penelitian. Bandung : Transito,


1980

Anda mungkin juga menyukai