Kepada Yth :
Bapak/Ibu/Saudara/i Responden Penelitian
Mahasiswa/i Program Studi Akuntansi S1
di Jakarta Utara
Dengan hormat,
Sehubungan dengan tugas tridarma perguruan tinggi, khususnya darma penelitian, maka
kami selaku akademisi memiliki komitmen yang kuat untuk melaksanakan penelitian secara
konsisten. Berkenaan dengan hal tersebut, saat ini kami sedang melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Pemahaman Etika Profesi Akuntan Dan Pemahaman Etika Bisnis Terhadap Komitmen
Mahasiswa Akuntansi Untuk Tidak Korupsi”. Responden penelitian ini adalah mahasiswa
program studi akuntansi (S1), khususnya yang telah menempuh semester lima (Semester V). Kami
mohon kesediaan dan bantuan dari Bapak/Ibu/Saudara/i untuk memberikan jawaban yang sesuai
dengan hati nurani atas kuisioner/daftar pertanyaan terlampir. Keberhasilan penelitian ini sangat
tergantung pada hasil jawaban yang Bapak/Ibu/Suadara/i berikan.
Hasil kuisioner ini dipergunakan hanya untuk kepentingan penelitian semata dan
pengembangan ilmu dibidang pemeriksaan akuntansi / auditing. Hasil penelitian ini akan kami
presentasikan di seminar nasional / internasional dan atau di muat dalam jurnal ilmiah nasional /
internasional.
Atas kesediaan dan waktu yang Bapak/Ibu/Saudara/i luangkan untuk mengisi kuisioner ini,
kami mengucapkan terimakasih.
Hormat saya,
Ketua Tim Peneliti
(Sihar Tambun)
1
KUISIONER PENELITIAN ILMIAH
I. DATA RESPONDEN
1. Jenis Kelamin:
1.( ) Pria 2.( ) Wanita
7. Mata kuliah yang pernah di tempuh (boleh dipilih lebih dari satu):
1.( ) Mata Kuliah Etika Profesi Akuntan
2.( ) Mata Kuliah Etika Bisnis / Etika Bisnis dan CSR
3.( ) Mata Kuliah Auditing / Pemeriksaan Akuntansi
Petunjuk : Berikan tanda ( X ), atau tanda ( √ ) pada pilihan jawaban. Pilihan Jawaban :
1. Sangat Tidak Setuju 4. Setuju
2. Tidak Setuju 5. Sangat Setuju
3. Netral
Etika profesi akuntan adalah komitmen moral yang tinggi, yang biasanya dituangkan dalam
bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang mengemban profesi yang
bersangkutan. Indikator pengukuran variabel ini menggunakan pendekatan teori menurut Brooks
Leonard J (2000), yang menyatakan bahwa terdapat empat situasi dimana akuntan harus
mempertahankan etika profesi. Empat situasi yang dimaksud adalah peran akuntan yang dibayar
oleh klien tetapi harus tetap independen, ekspektasi publik dari akuntan, nilai nilai etika vs teknik
akuntansi, dan perilaku etika dalam pemberian jasa audit.
2
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
Etika bisnis adalah pengetahuan mengenai tata cara yang ideal dalam pengaturan dan pengelolaan
bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara ekonomi/sosial, dimana
penetapan norma dan moralitas ini dapat menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis. Indikator
pengukuran variabel ini menggunakan pendekatan teori menurut Brooks Leonard J (2000), yang
menyatakan bahwa terdapat empat situasi dimana etika bisnis harus dipertahankan. Keempat hal
yang dimaksud meliputi lingkungan bisnis yang tidak boleh mempengaruhi perilaku etis,
kesalingtergantungan antara bisnis yang beretika dan masyarakat, kepedulian perilaku bisnis
terhadap etika, dan perkembangan dalam etika bisnis.
3
prinsip etika bisnis yang saya lakukan di unit kerja saya.
3. Saya sangat memahami bahwa antara bisnis dan etika harus
bisa berjalan secara berimbang. Bisnis tidak boleh 1 2 3 4 5
mengutamakan keuntungan dengan mengabaikan etika.
4. Saya bersedia meninggalkan bisnis yang memberikan
keuntungan yang sangat besar, bilamana bisnis tersebut 1 2 3 4 5
merugikan masyarakat sekitar.
5. Saya bersedia meninggalkan bisnis yang memberikan
keuntungan yang sangat besar, bilamana bisnis tersebut 1 2 3 4 5
berdampak terhadap pencemaran lingkungan.
6. Saya bersedia menjalankan dan mengembangkan bisnis yang
berorientasi pada keseimbangan pencapaian laba,
1 2 3 4 5
kesejahteraan masyarat sekitar, dan tindakan pencegahan
pencemaran lingkungan.
Komitmen adalah suatu tekad yang kuat untuk melakukan sesuatu, baik itu komitmen untuk diri
sendiri, maupun komitmen untuk profesi atau organisasi. Menurut penulis komitmen untuk tidak
korupsi lebih kepada komitmen pada diri sendiri. Indikator pengukuran variabel ini menggunakan
lima jenis praktek korupsi menurut Hasbullah (2011), yaitu corruption by need, corruption by
gate, corruption by lead, corruption by read dan corruption by meat.
1. Corruption by need, korupsi ini dilakukan karena keterpaksaan untuk memenuhi
kebutuhan dasar. Ini adalah jenis korupsi terendah yang paling umum dilakukan. Semua
orang Indonesia yang pernah bekerja di lembaga/organisasi diduga pernah melakukannya.
Corruption by need dilakukan karena dianggap wajar dan tidak melanggar. Misalnya,
memakai telepon kantor, komputer, mobil dinas dan fasilitas kantor lainnya untuk
keperluan pribadi. Corruption by need juga dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
mendesak menyangkut pemenuhan kebutuhan dasar hidup, bukan mencari lebih, kekayaan
atau menumpuk harta. Corruption by need ini adalah jenis korupsi yang dimaklumi tapi
tetap bukan untuk dibenarkan.
2. Corruption by gate, korupsi jenis ini dilakukan karena adanya kesempatan. Pada awalnya
tidak berniat dan merencanakan, tapi situasi mempersilahkannya (bahkan mengharuskan).
Misalnya, di sebuah kantor, seseorang tiba-tiba disodorkan kwitansi untuk ditandatangani
sebagai jatah proyek. Ia menjadi serba salah, diambil uang siluman, tidak diambil akan raib
disikat rekannya. Akhirnya diambil juga. Korupsi ini terjadi terutama karena lemahnya
pengawasan yang mengakibatkan kesempatan menjadi terbuka. Seseorang yang
sebelumnya dikenal bersih tapi jika kontrol lingkungannya lemah menjadi terbuka
melakukan korupsi setelah ia menemukan kesempatan di depan mata.
3. Corruption by lead, korupsi jenis ini paling mudah ditemukan. Jabatan pemimpin paling
rentan melakukan korupsi karena memiliki kewenangan. Lebih parahnya, menciptakan
situasi untuk melakukan penyimpangan dengan berbagai cara yang ditunjang oleh
posisinya sebagai pemimpin, baik di level tertinggi maupun pimpinan tingkat rendah.
Mayoritas pemimpin lembaga negara di negeri ini, dari yang tertinggi hingga terendah,
ditengarai pernah melakukan corruption by lead. Persoalannya, ada yang terungkap, ada
yang tidak. Petugas pengawasan dan seorang pemimpin sering bekerjasama untuk
melancarkan dan memuluskanpraktek korupsi yang saling menguntungkan.
4. Corruption by read, korupsi jenis ini dilakukan karena membaca situasi, yaitu melihat
orang lain aman melakukannya. Awalnya tidak berniat, tapi ketika tergoda, ia melihat yang
lain pun aman. Terdoronglah ia melakukan hal yang sama. Di wilayah ini, orang
dikondisikan oleh situasi untuk berbuat korupsi karena praktek-praktek korupsi yang
sebelumnya pun dianggapnya aman dan tidak terungkap.
5. Corruption by meat, korupsi jenis ini paling kotor karena sudah mendarah daging dan
menjadi mentalitas. Korupsi ini diniatkan, direncanakan dan dilakukan dengan berbagai
4
cara untuk menjadi kaya dan bergelimang harta kekayaan. Ini adalah koruptor yang tega
memakan daging saudaranya sendiri. Jabatan yang didudukinya bukan dihayati sebagai
tugas dan tanggung jawab melainkan sarana untuk meraup banyak keuntungan dan
meningkatkan kekayaan. Kesadaran sukses dari jabatannya adalah rumah mewah, barang-
barang mahal, mobil lux dan seterusnya. Ini adalah bentuk korupsi yang paling jahat dan
rakus yang harus dihukum seberat-beratnya.
………. Terimakasih...........