Anda di halaman 1dari 5

Review Pidato Soekarno

“Maka oleh karena itu saya minta kepada tuan-tuan sekalian, janganlah
mengingat bahwa ini dan itu lebih dulu harus selesai dengan njlimet, dan kalau sudah
selesai, baru kita dapat merdeka. Asal ada buminya, ada rakyatnya, ada pemerintahnya,
kemudian diakui oleh satu negara yang lain, yang merdeka, inilah yang sudah bernama:
merdeka. Dasar pertama, yang baik dijadikan dasar buat negara Indonesia, ialah
dasar kebangsaan. Inilah filosofisch principe yang nomor dua, yang saya usulkan pada
Tuan-tuan, yang boleh saya namakan “internasionalisme”. Dasar itu ialah dasar mufakat,
dasar perwakilan, dasar permusyawaratan. Saya di dalam 3 hari ini belum mendengar
prinsip itu, yaitu prinsip kesejahteraan, prinsip: tidak ada kemiskinan di dalam Indonesia
Merdeka. Prinsip yang kelima hendaknya: menyusun Indonesia Merdeka
dengan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa.”.

Esensi dari kutipan pidato di atas


Pada dasarnya, inti dari seluruh pidato yang dipaparkan oleh Soekarno adalah bahwa
beliau ingin menyampaikan lima hal yang menurutnya merupakan dasar kemerdekaan
Indonesia. Sebagai pembukaan, Bung Karno ingin membakar semangat dan niat
masyarakat untuk menyatakan merdeka. Bung Karno berpendapat, bahwa tidak perlu
mengurusi ini dan itu hingganjlimet baru bisa menyatakan kemerdekaan. Cukup dengan
apa yang dikatakan hukum internasional: asal ada buminya, rakyatnya, ada
pemerintahannya, kemudian diakui oleh satu negara yang lain, inilah yang sudah bernama
merdeka.

Dasar pertama yang diungkapkan Bung Karno adalah kebangsaan. Kebangsaan yang
dimaksud bukan dalam arti sempit, melainkan menghendaki nationale staat, atau kesatuan
nasional. Kebangsaan ini bisa dicapai bila seluruh rakyat di seluruh wilayah Indonesia secara
geopolitik mau dan telah menjadi satu kesatuan. Jangan sampai kebangsaan ini menuntun
rakyat Indonesia ke arah yang lebih runcing seperti chauvanisme.

Dasar kedua yang diusulkan adalah internasionalisme. Internasionalisme tidak akan


tumbuh subur tapa berakar dalam buminya, yaitu nasionalisme. Begitu pun nasionalisme
tidak akan bertumbuh tanpa internasionalisme. Internasionalisme yang dimaksud bukan
berarti menjadi pengikut negara-negara luar, melainkan menjalin hubungan baik dan
kemanusiaan antar negara.

Dasar yang ketiga yang diungkapkan oleh Soekarno adalah mufakat. Mufakat adalah
membicarakan segala hal yang diperlukan dengan cara perwakilan dan permusyawaratan.
Dengan cara mufakat, segalanya bisa diperbaiki, termasuk juga keselamatan agama. Dengan
cara mufakat pula, segala persoalan bisa diselesaikan dengan baik-baik. Maka bila ada
hal-hal yang dikira belum sesuai, bisa diselesaikan dengan cara mufakat tersebut.

Dasar keempat yaitu kesejahteraan. Prinsip dari kesejahteraan yang dimaksud adalah
tidak ada kemiskinan di dalam Indonesia Merdeka. Rakyat dapat hidup sejahtera:
terpenuhi kebutuhan sandang pangannya.

Dasar terakhir, yaitu kelima, adalah ketuhanan. Oleh prinsip ini, hendaknya menyusun
Indonesia Merdeka dengan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Segenap rakyat
hendaknya ber-Tuhan secara kebudayaan, yakni dengan tiada “egoisme-agama”. Cara
mengamalkannya adalah dengan menjalankan agama, apa pun itu, dengan cara
berkeadaban, yaitu dengan saling hormat-menghormati. Dalam pengakuan asas yang
kelima ini, segenap agama yang ada di Indonesia bisa mendapat tempat sebaik-baiknya. Di
dalam Indonesia Merdeka, perjuangan dalam rangka menyehatkan rakyat harus berjalan
terus, hanya akan berbeda perjuangan dan coraknya dengan sekarang ini.

Relevansi dengan masa sekarang


Masa sekarang ini adalah masa yang disebut oleh Bung Karno sebagai masa untuk
menyehatkan rakyat. Perjuangan untuk menyehatkan rakyat tersebut diminta oleh
Soekarno untuk terus dijalankan dan mencerminkan kemerdekaan Indonesia. Perjuangan
tersebut dapat dilakukan dan diteruskan sesuai dengan mengikuti perkembangan zaman.

Bila ditanya apakah pidato yang disampaikan Soekarno tersebut relevan dengan zaman
sekarang atau tidak, jawabannya tentu relevan. Mengapa? Masa saat Soekarno
menyampaikan pidato tersebut adalah masa saat bangsa Indonesia belum menyatakan
kemerdekaannya. Bung Karno ingin menaikkan semangat seluruh rakyat untuk tidak takut
menyatakan kemerdekaan saat itu juga. Merdeka bagi Bung Karno adalah jembatan emas
yang akan mengantarkan rakyat menuju sisi lain. Di sisi lain itulah saat di mana bangsa perlu
untuk menyehatkan rakyatnya. Jadi, tidak perlu menunggu suatu bangsa memiliki harta
yang banyak terlebih dahulu atau seluruh rakyat bisa membaca dan menulis terlebih dahulu
baru bisa menyatakan kemerdekaan.

Sekarang Indonesia telah menyatakan kemerdekaan sejak tahun 1945. Itu artinya
jembatan emas telah dilewati oleh Indonesia menuju sisi lain untuk menyehatkan
rakyatnya. Upaya menyehatkan rakyat tersebut bisa dilihat hasilnya setelah 70 tahun
Indonesia menyatakan merdeka. Sudah 70 tahun pula Indonesia telah menyebrangi
jembatan yang dimaksudkan oleh Bung Karno dalam pidatonya. Lalu bagamana hasilnya?
Dari seluruh dasar kemerdekaan yang disampaikan oleh Soekarno, kita bisa melihat dan
menilai sendiri dasar-dasar mana saja yang sudah dijalankan atau bahkan belum dijalankan
oleh bangsa Indonesia.

Menurut saya, ada satu dasar, dari yang telah diungkapkan Bung Karno, yang belum
nampak pada bangsa Indonesia setelah 70 menyatakan kemerdekaan. Dasar tersebut adalah
dasar ketiga, kesejahteraan. Dasar tersebut memiliki prinsip: tidak ada kemiskinan di dalan
Indonesia. Soekarno ingin dengan dasar ini seluruh rakyat bisa terjamin kesejahteraan
hidupnya dengan cukup makan dan cukup pakaian. Namun sangat jelas terlihat bahwa
masih sangat banyak rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Jangankan
pakaian, untuk makan sehari-hari saja belum tentu tercukupi. Padahal di sisi lain, ada rakyat
Indonesia yang memiliki harta berlebih dan justru memilih untuk menghamburkannya.
Kesejahteraan yang ada di Indonesia pada zaman sekarang sungguh tidak merata.

Para petinggi negara telah melihatkan upayanya untuk menyehatkan rakyat Indonesia.
Upaya itu berusaha direalisasikan dengan cara pembayaran pajak. Pajak-pajak tersebut
masuk ke dalam kas negara untuk selanjutnya dilakukan pembangunan-pembangunan
yang diharapkan bisa meratakan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Negara telah
melakukan banyak sekali pembangunan, namun apakah rakyat Indonesia sudah sejahtera
seluruhnya? Belum. Masih begitu banyak rakyat yang belum terjamin kesejahteraannya.
Masih begitu banyak rakyat yang belum merasakan buah-buah dari pembangunan
tersebut.

Masih banyak rakyat Indonesia yang belum tercukupi kesejahteraannya berarti


mengindikasikan ada kesalahan dalam upaya yang dilakukan negara. Kesalahan tersebut
ialah uang-uang rakyat yang dikumpulkan untuk pembangunan, justru digunakan oleh
pihak-pihak tak bertanggung jawab demi memperkaya diri sendiri. Banyak diantara
pejabat tinggi dan “wakil rakyat” yang justru menggunakan uang rakyat tersebut.
Korupsi telah menjamur di dalam bangsa Indonesia. Rasa egois dan nafsu duniawi merajai
banyak pribadi yang justru mengaku diri sebagai wakil rakyat. Para wakil rakyat itu terlihat
menodai upaya yang awalnya memiliki tujuan baik. Apa yang dilakukan oleh wakil rakyat
yang melakukan korupsi jelas bahawa tidak mengamalkan dasar ketiga, yaitu kesejahteraan.
Korupsi telah membuat orang yang melakukan korupsi semakin egois dan individualis,
sedangkan rakyat yang miskin semakin menderita.

Sacara tidak langsung korupsi yang dilakukan oleh para wakil rakyat ini selain tidak
mengamalkan dasar ketiga, juga tidak mengamalkan dasar keempat yaitu mufakat. Mufakat
adalah membicarakan atau memusyawarahkan segala sesuatunya hingga mencapai kata
sepakat dengan cara perwakilan. Orang-orang yang telah terpilih menjadi perwakilan bagi
seluruh rakyat, justru melakukan korupsi yang merugikan banyak pihak. jelas terlihat
bahwa wakil rakyat ini tidak menjalankan tugasnya untuk mengamalkan dasar yang
keempat.

Pada dasarnya negara telah memiliki niat baik untuk menyehatkan rakyat, milai dari
pemungutan pajak untuk pembangunan negara hingga pembentukan badan wakil rakyat
sebagai perwakilan suara rakyat. Namun oknum-oknum jahatlah yang membuat niat baik
tersebut tidak dapat terealisasikan. Maka dari itu seluruh rakyat Indonesia harus bekerja
sama untuk menyehatkan bangsa sendiri. Seperti yang dikatakan oleh Soekarno, bahwa
kemerdekaan ini adalah untuk semua. Semua untuk semua, bukan hanya untuk satu.

Kesimpulan

Pidato yang disampaikan oleh Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 dalam rangka rapat
BPUPKI sebenarnya hanya ingin menyampaikan pendapatnya mengenai dasar-dasar
kemerdekaan Indonesia. Namun Soekarno ingin terlebih dahulu memunculkan rasa
percaya diri bangsa untuk menyatakan kemerdekaan. Merdeka adalah jembatan emas yang
akan mengantar bangsa Indonesia ke sisi lain, dan di sanalah Indonesia bertugas untuk
menyehatkan rakyatnya. Beliau menyampaikan 5 hal yang menjadi dasar, yaitu kebangsaan,
internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan. Secara gamblang telah
diungkapkan penjelasan mengenai 5 dasar tersebut dalam pidatonya. Pada zaman sekarang,
pemimpin negara sudah memiliki niat baik untuk mengamalkan dasar-dasar tersebut.
Namun upaya merealisasikan niat baik tersebut terhalang oleh nafsu duniawi pihak-pihak
tidak bertanggung jawab. Contohnya saja korupsi, yang membuat rakyat semakin
menderita dan jauh dari kata kesejahteraan.

Anda mungkin juga menyukai