Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Potter dan Perry (2010), sehat merupakan sebuah keadaan yang
dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi individu
terhadap berbagai perubahan lingkungan yang ada di lingkungan internal dan
eksternalnya untuk mempertahankan keadaan fisiknya, emosional, intelektual,
sosial, perkembangan dan spiritual yang sehat. Sedangkan sakit adalah suatu
proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi yang ada
mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi
individu sebelumnya. Penyakit merupakan suatu keadaan dimana proses
kehidupan tidak lagi teratur atau terganggu perjalanannya ( Masjoer, 2007 ).
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung.
Peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan sampai terlepasnya epitel
mukosa superfisial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan sistem
pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya proses inflamasi
pada lambung (Sukarmin,2012). Gastritis terbagi menjadi 2 yaitu gastritis akut
dan kronik. Penyebab dari gastritis adalah mengkonsumsi obat yang
mengandung kimia digitalis, konsumsi alkohol berlebihan, terapi radiasi,
kondisi stress dan infeksi bakteri seperti helicobater pilory, salmonella. Yang
dapat menimbulkan tanda dan gejala seperti anoreksia, perasaan penuh diperut
(begah), perdarahan saluran cerna, nyeri uluh hati, mual dan muntah
(Ardiansyah,2012). Gerakan lambung terdiri dari gerakan mencampur dan
gerakan peristaltik. Derajat kontraksi pilory dapat dihambat atau ditingkatkan
oleh pengaruh sinyal saraf dan hormonal dari lambung dan duodenum.
Kontraksi peristaltik yang ritmis dalam korpus, ketika kontraksi tersebut
menjadi sangat kuat menimbulkan kontraksi berkelanjutan selama 2 sampai 3
menit. Apabila terus berlanjut akan terjadi nyeri mendadak waktu lapar
(Gustin,2011).
Badan kesehatan dunia (WHO) mengadakan tinjauan pada tahun 2010
terhadap beberapa negara di dunia dan mendapatkan hasil persentase dari
angka kejadian gastritis di dunia diantaranya inggris 22%, china 31%, jepang
14,4%, kanada 35%, dan prancis 29,5%. Sedangkan di indonesia menurut
WHO mencapai 40,8 persen (Gustin,2011).
Angka kejadian gastritis di Indonesia cukup tinggi. Hasil penelitian dan
pengamatan yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI angka kejadian
gastritis dibeberapa kota di indonesia ada yang tinggi mencapai 91,6%, yaitu
di kota Medan, lalu dibeberapa kota lainnya seperti Surabaya 31,2%, Denpasar
46%, Jakarta 50%, Bandung 32,5%, Palembang 35,3%, Aceh 31,7% Dan
Pontianak 31,2%. Tahun 2009 penyakit gastritis merupakan salah satu
penyakit didalam sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah
sakit seluruh Indonesia dengan jumlah kasus 30.154 orang (Kementrian
Kesehatan,2009).
Data yang peneliti dapatkan dari Puskesmas Singkawang Barat tahun 2016
dan 2017 dari seluruh daftar penyakit Gastritis berada di posisi ke tiga
(Puskesmas Singkawang Barat, 2016 dan 2017)
Tabel 1. Sepuluh besar penyakit yang diderita pasien di Puskesmas
Singkawang Barat, 2016 dan 2017
Jenis Penyakit Jumlah pasien tahun Jumlah pasien tahun
2016 2017
Hipertensi Primer 2347 3090
Penyakit ISPA akut 2299 2498
tidak spesifik
Gastritis 1345 1430
Diabetes Mellitus tidak 1174 1262
spesifik
Demam yang tidak 713 729
diketahui sebabnya
Gout 596 701
Cedera 563 297
Sakit Kepala 480 687
Myalgia 467 311
Dermatitis 430 359
Keluarga itu sendiri menurut Friedman (1994) dalam Effendi (2014),
adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian peran dari keluarga. Sedangkan menurut Departemen
Kesehatan RI, keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Berdasarkan masalah tersebut peran perawat melalui upaya promotif yaitu
penyuluhan kepada masyarakat dan keluarga dengan tujuan keluarga mampu
mengenal masalah gastritis dan dapat menanggulanginya. Upaya preventif
yaitu menyarankan agar tidak makan makanan yang pedas dan asam. Upaya
kuratif yaitu memberitahukan kepada pasien untuk mengkonsumsi obat untuk
mengatasi gastritis. Upaya rehabilitatif yaitu upaya masa pemulihan perawat
berperan penting untukmenyarankan kepada keluarga atau masyarakat untuk
menjaga pola makan yang lebih sehat dan menyarankan agar makan tepat
waktu (Masjoer,2007).
Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga yaitu
sebagai care giver dimana perawat memberikan asuhan keperawatan langsung
pada keluarga yang meliputi pengkajiansampai evaluasi keperawatan, sebagai
pendidik dengan memberikan informasi kesehatan yang dibutuhkan keluarga
melalui pendidikan kesehatan sesuai dengan kemampuan keluarga, sebagai
konselor yaitu mendengar keluhan keluarga secara objektif, memberikan
umpan balik dan informasi serta membantu keluarga melalui proses pemecahan
masalah sehingga keluarga menjadi lebih produktif, sebagai koordinator
dengan cara memanfaatkan sumber-sumber dan potensi yang ada baik materi
maupun kemampuan keluarga secara terkoordinasi, sebagai sebagai pembaharu
dengan cara perawat mengadakan inovasi dalam cara berfikir, bersikap,
bertingkah laku serta meningkatkan keterampilan keluarga agar menjadi sehat,
sebagai kolaborator yaitu berawat dapat bekerja sama dengan anggota tim
kesehatan untuk menyelesaikan masalah keluarga, sebagai role model dengan
menampilkan perilaku yang dapat dijadikan panutan oleh keluarga dan sebagai
referral resource dengan membuat rujukan ke pelayanan kesehatan lain sesuai
dengan yang diperlukan keluarga, sebagai pembela ditunjukkan oleh perawat
yang tanggap terhadap kebutuhan komunitas dan mampu mengkomunikasikan
kebutuhan tersebut kepada pemberi pelayanan kesehatan secara tepat, sebagai
fasilitator perawat merupakan tempat bertanya bagi masyarakat untuk
memecahkan masalah kesehatan, diharapkan perawat dapat memberikan solusi
mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi (Ayu,2010).

B. Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka peneliti mencoba untuk
merumuskan masalah yaitu: Bagaimanakah asuhan kepererawatan pada keluarga
dengan Gastritis di Puskesmas Singkawang Barat tahun 2018 ?

C. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penulisan ini adalah :
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran asuhan kepererawatan pada keluarga dengan
Gastritis di Puskesmas Singkawang Barat tahun 2018
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengkajian keperawatan keluarga Gastritis di Puskesmas
Singkawang Barat tahun 2018.
b. Mengetahui diagnosa keperawatan yang muncul keluarga Gastritis di
Puskesmas Singkawang Barat tahun 2018.
c. Mengetahui intervensi keperawatan yang efektif untuk keluarga Gastritis
di Puskesmas Singkawang Barat tahun 2018.
d. Mengetahui implementasi asuhan keperawatan keluarga Gastritis di
Puskesmas Singkawang Barat tahun 2018.
e. Mengetahui evaluasi asuhan keperawatan keluarga Gastritis di Puskesmas
Singkawang Barat tahun 2018.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi Puskesmas Singkawang Barat
Hasil penelitian ini dalam memberikan asuhan keperawatan dapat di jadikan
masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan mengenai Asuhan
Keperawatan Pada Keluarga Dengan Gastritis Di Puskesmas Singkawang
Barat Tahun 2018
2. Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian sebagai bahan referensi dan menambah masukan untuk
pengembangan penelitian dan bagaimana Asuhan Keperawatan pada keluarga
dengan Gastritis
3. Bagi peneliti
Selain menambah wawasan, peneliti juga dapat mengembangkan dan
menerapkan Asuhan Keperawatan pada keluarga dengan Gastritis.

Anda mungkin juga menyukai