Bab Viii
Bab Viii
PEMBAHASAN UMUM
138
139
kasar di atas, dan yang paling halus dibawah secara runut. Yang kemudian
sieve ditutup dan digoncangakan selama 30 menit. Kemudian isi dari
masing– masing sieve ditimbang satu per satu hingga habis. Dan dapat
kita lihat (Tabel 5.1) sebagai hasilnya.
Kemudian grafik semilog dibuat antara persen berat kumulatif
terhadap opening diameter dengan log di opening diameter. Dapat dilihat
pada grafik 5.1. dari grafik tersebut kita dapat menentukan opening
diameter pada berat kumulatif 50% (0,779 mm), opening diameter pada berat
kumulatif 40% (1,187 mm) dan opening diameter pada berat kumulatif
90%(0.422 mm). Dengan cara memberi sedikit perpanjangan pada grafik
yang sesuai dengan lajurnya. Seterlah itu kita dapat mengitung koefisien
keseragaman butir pasir (C=2,81) dengan membandingkan opening
diameter pada berat kumulatif 40% dengan opening diameter pada berat
kumulatif 90%. Dari hasil perhitungan menurut Schwartz koefisien
keseragaman butir pasir pada sample ini ialah seragam. Keseragaman butir
buruk karena koefisien butir lima yang menunjukan butiran besar berarti
rongga butiran juga besar yang berarti dapat lebih banyak melewatkan
partikel-partikelyang lebih kecil hingga dapat terikut terproduksi. Serta
kekompakkan formasi juga buruk karena rongga diantara butir besar.
Setelah melakukan percobaan dengan benzene lalu dikeringkan dan
dihancur hingga dapat melewati mortal. Lalu dimasukan di erlenmeyer
yang telah terisi HCl 15% dan di goyangkan hingga CO 2 hilang lalu
disaring dan dibilas.
Pertama digunakan sampel batu pasir, ketika sebelum pengasaman
dan setelah pengasaman, berat sampel tidak berubah (tetap), sedangkan
pada batuan karbonat, berat sampel sebelum dan setelah pengasaman
mengalami perubahan. Pertama kita gunakan batu pasir, berat batuan pasir
sebelum pengasaman adalah 13,1 gr dan setelah pengasaman berat batuan
pasir tetap 13,1 gr, tidak mengalami penambahan berat. Ini berarti batu
pasir tidak bereaksi dengan HCl.Dari hasil perhitungan data – data yang
142
telah diberikan, diketahui bahwa % berat solubility batu pasir bernilai 0%,
sedangkan % berat solubility batugamping bernilai 7,91%
Sedangkan, pada batugamping berat sebelum pengasaman 37,9 gr
dan stetelah pengasaman menjadi 34,9 gr. Ini berarti bahwa batugamping
bereaksi dengan HCl. Semakin besar berat residu (selisihnya kecil dengan
berat awal), maka semakin kecil persentase berat solubility-nya. Dari
percobaan diatas menunjukkan bahwa pasir tak larut dengan asam
klorida (HCl), lain halnya dengan batugamping yang larut. Solubility
menunjukkan persentase sample yang larut. Hal ini berarti daya tahan
batupasir lebih besar dibanding batugamping terhadap asam klorida.