Anda di halaman 1dari 5

SKRIPSI

HUBUNGAN KEMAMPUAN IBU MEMILIH JAJANAN SEHAT DENGAN


KEJADIAN BATUK PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD MA’ARIF
TEGALSARI KOTA TEGAL

Disusun Oleh

DWI AYU MITASARI

C1015011

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN


PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI MANDALA HUSADA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Anak usia sekolah berada pada rentang usia 6-12 tahun (Santrock , 2007),
Saat usia 6 tahun anak mulai masuk sekolah dasar . Dengan demikian anak
akan mempunyai dunia baru , dimana anak mulai banyak berhubungan
dengan orang-orang diluar keluarganya dan berkenalan dengan suasana
dan lingkungan baru dalam hidupnya (Fatonah,2009). Perubahan ini
sedikit banyak akan berakibat pada kebiasaan makan anak (Nuryati,2010).

Sikap seorang anak merupakan komponen penting yang berpengaruh


dalam memilih makanan jajanan (Notoatmodjo ,2012). Anak yang berada
pada usia sekolah erat kaitannya dengan kebiasaan makan , anak pada usia
6-12 cenderung membeli makanaan yang disukai tanpa mengerti
kandungan gizi yang ada pada makananya dan mempertimbangkana faktor
lingkungan khusunya dari teman mainnya juga dapat mempengaruhi
keputusan anak untuk memilih makanan (Judarwanto,2008), Keberadaan
anak disekolah membuat energi yang diperoleh saat sarapan pagi tidak
mencukupi karena ckup lamanya disekolah hampir 5jam membuat
aktivitas anak meningkat (Safriana , 2012), Oleh karena itu keseimbangan
gizi perlu dijaga agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Tumbuh kembangnya anak usia sekolh yang optimal tergantung pada
pemberian nutrisi yang baik dan benar (Suandi, 2008).

Di Asia khusunya Tiongkok , telah terjadi peningkatan konsumsi makanan


pada tahun 1991 sebesar 15,4% menjadi 20,6% pada tahun 2004 (Popkin,
Fengying dan Shufa, 2008). Di indonesia berdasarkan hasil Survei BPOM
tahun 2004 yang menunjukkan bahwa 60% jajanan sekolah tidak
memenuhi standar mutu dan keamanan. Survei BPOM tahun 2007 juga
membuktikan bahwa 45% jajanan sekolah merupan makanan jajanan
yang berbahaya (BPOM, 2009). Dan survei oleh badan pengawas obat dan
makanan bahwa 78% anak sekolah membeli jajan dari kantin maupun dari
jajanan diluar sekolah (BPOM,2011).

Kebiasaan mengkonsumsi memakan jajanan memang sudah umum terjadi


pada anak usia sekolah. Pada usia ini frekuensi anak dalam mengkonsumsi
makanan jaanan antar 4-5 kali perhari dan biasanya dikonsumsi pada saat
jam istirahat atau pulang skolah. Hal ini merupakan upaya untuk
memenuhi kebutuhan energi karna aktivitas fisik disekolah yang tinggi
sekitar 3-6 jam (Devi,2012), Anak usia sekolah lebih sering melakukan
aktivtas diluar rumah sehingga lebih sering melupakan jam makannya dan
lebih memilih jajanan ringan untuk mengganjal perutnya (Rakhmawati,
2009). kebiasaan jajan dapat mempengaruhi faktor jenis makanan , dan
faktor lingkungan (Ariandani , 2011), Permasalahan yang sering terjadi
dikalangan siswa maupun anak – anak adalah kebiasaan jajanan tidak
sehat yang dapat beresiko penyakit (Evy , 2008).

Batuk salah satu penyakit yang sudah banyak ditemui dikalangan anak-
anak. Batuk memiliki ciri khas tersendiri sehingga dsangat gampang
dikenali. Satu hal yang perlu diingat bahwa batuk hanyalah sebuah gejala,
bukan suatu penyakit. Batuk baru bisa ditentukan sebagai tanda suatu
penyakit jika ada gejala lain yang menyertainya. Seperti dalam penelitian
di Propinsi Jawa Barat Prevalensi tertinggi ditemukan khususnya
dipedesaan, yaitu tercatat 36% kematian bayi dan balita akibat penyakit
Infeksi Saluran pernapasan pada tahun 1993 (Depkes RI 1993).

Hasil survei data anak sakit batuk dari Puskesmas Sidoharjo sebagai
berikut : Tahun 2007 = 1701 anak, Tahun 2008 = 1706 anak, tahun 2009 =
1725 anak, Tahun 2010 = 1778 anak. Dari data diatas dapat dilihat rata-
rata anak sakit batuk setiap bulan mencapai angka 100 lebih dan setiap
tahun terus meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh (Nurul Iklima,2017)
mendapatkan hasil gambaran tentang pemilihan jajanan pada anak usia
sekolah di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Babakan Sentral Kota Bandung..
Hasil menunjukkan bahwa 57,3% anak memilih makanan yang tidak sehat.
Adapun hasil penelitian pemilihan terkait makanan sebanyak 54,3%
memilih makanan jajanan yang tidak sehat, terkait personal sebanyak
64,5% memilih makanan jajanan yang tidak sehat, terkait sosial ekonomi
sebanyak 55,4% memilih makanan jajanan yang tidak sehat, dan pemilihan
terkait ketersediaan makanan jajanan di sekolah mendapatkan hasil bahwa
anak-anak memilih makanan jajanan yang tidak sehat.

Orang tua khusus nya ibu memiliki peranan yang sangat penting, dalam
anak memilih jajanan yang baik (Kustianah,2011), karena pola makan
seorang anak yang pertama dapat dibentuk di dalam keluarga, jika orang tua
dapat memperhatikan pola konsumsi anaknya, maka orang tua dapat
mengontrol dan menasehati makanan yang dikonsumsi dan makanan yang
seharusnya dihindari (Khomsan,2010).

Peran orang tua diarahkan pada cara orang tua memperlakukan anak baik
dari cara berkonsumsi, mendisiplinkan, memonitor dan mendorong anak
dalam berbagai hal (Nuryati,2010), Peran orang tua mengajarkan anak
dengan menyampaikan informasi mengenai jajan yang bergizi dapat
membuat anaklebih berhati-hati dalam memilih jaanan. Karena orang tua
tidak selalu dapat mengawasi secara langsung jajanan apa saja yang dibeli
saat anak di sekolah atau di luar rumah. Orang tua sebagai pihak yang paling
bertanggung jawab terhadap kesehatan atau status gizi anak hendaknya
dapat mengawasi pola makan atau jajanan yang dipilih oleh anaknya serta
memberikan pemahaman terhadap anak dalam memilih pangan jajanan yang
aman dan bergizi, membiasakan anak sarapan dirumah sebelum sekolah
serta memberikan bekal sekolah anak dengan makanan rumah yang aman
dan bergizi agar anak tidak jajan sembarangan (BPOM,2010).
1.2. Tujuan penelitian
1.2.1. Tujuan umum
hubungan kemampuan ibu memilih jajanan sehat dengan kejadian batuk
pada anak usia sekolah di SD Ma’arif Tegalsari Kota Tegal
1.2.2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1.2.2.1. Mengeidentifikasi tingkat Hubungan kemampuan ibu memlih
jajanan
1.2.2.2. Mengeidentifikasi pemilihan makanan sehat bagi anak sekolah.
1.2.2.3. Menganalisis ada atau tidak adanya hubungan kemampuan ibu
memilih jajanan sehat dengan kejadian batuk pada anak usia sekolah di SD
Ma’arif Tegalsari Kota Tegal

1.3. Manfaat penelitian


1.3.1 Manfaat Aplikatif
Sebagai bahan pengetahuan perawat tentang pentingnya kemampuan ibu
memilih jajanan sehat dengan kejadian batuk pada anak usia sekolah di SD
Ma’arif Tegalsari Kota Tegal
1.3.2. Manfaat Keilmuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan
bidang keperawatan khususnya Keperawatan Anak.
1.3.3. Manfaat Metodologi
Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan bermanfaat untuk bahan
referensi untuk meneliti lebih lanjut dibidang yang sama. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi informasi tambahan tentang hubungan sikap
orang tua dengan pemilihan makanan sehat bagi anak sekolah.

Anda mungkin juga menyukai