Anda di halaman 1dari 10

JURNAL PENELITIAN

PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA


TERHADAP PRESTASI BELAJAR PRAKTIK INSTALASI LISTRIK
DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA

Oleh:
DANANG INDARTO
NIM. 05501241004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA
TERHADAP PRESTASI BELAJAR PRAKTIK INSTALASI LISTRIK
DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA

Penulis : Danang Indarto


Pembimbing : Dr. Samsul Hadi, M.Pd., M.T.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya belajar dan motivasi
berprestasi terhadap Prestasi Belajar Praktik Instalasi Listrik siswa kelas XI Program
Keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik SMK Negeri 2 Yogyakarta. Teknik analisis
data yang digunakan adalah analisis korelasi product moment dengan taraf signifikansi 5%
dan analisis regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara gaya belajar dengan prestasi belajar praktik instalasi listrik; (2)
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan prestasi
belajar praktik instalasi listrik; (3) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
variabel gaya belajar dan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar praktik instalasi listrik;
(4) Nilai kontribusi variabel gaya belajar dengan prestasi belajar praktik instalasi listrik
sebesar 10,2%; variabel motivasi berprestasi dengan prestasi belajar praktik instalasi listrik
berkontribusi sebesar 9,60%; variabel gaya belajar dan motivasi berprestasi dengan prestasi
belajar praktik instalasi listrik berkontribusi sebesar 16,6%.

Kata kunci: gaya belajar, motivasi berprestasi, prestasi belajar praktik instalasi listrik

1. Pendahuluan ketrampilan yang relevan dengan dunia


1.1 Latar Belakang industri, harus ditanamkan pada para siswa
Di Indonesia pendidikan kejuruan di SMK sebagai bekal masuk ke dunia
direpresentasikan dalam Sekolah industri. Dengan demikian siswa harus
Menengah Kejuruan (SMK) yang mempunyai potensi dan prestasi diri yang
merupakan sekolah yang berorientasi pada tinggi. Prestasi tinggi merupakan hasil
dunia kerja dan salah satu tujuannya yang dapat diraih dengan pengalaman,
memberikan bekal siap kerja kepada siswa ketekunan belajar dan motivasi tinggi.
sebagai tenaga kerja yang terampil tingkat Siswa memiliki banyak motivasi
menengah sesuai dengan persyaratan yang dasar yang berperan penting dalam dunia
dituntut oleh dunia kerja. SMK menjadi kerja yaitu motivasi berprestasi, motivasi
penghasil pekerja teknik tingkat menengah berkuasa dan motivasi berafiliasi. Dari
yang sangat dibutuhkan oleh dunia industri ketiga motivasi dasar tersebut, motivasi
harus dapat meningkatkan kualitas berprestasi memiliki peranan yang sangat
lulusannya agar dapat dipercaya dan besar dalam dunia kerja karena dengan
digunakan oleh industri. Pengetahuan dan usaha yang terus menerus untuk meraih
prestasi. Untuk meraih sukses, motivasi Mengingat terdapat pengaruh kuat
berprestasi sangat diperlukan. dan begitu pentingnya gaya belajar siswa
dan motivasi berprestasi siswa terhadap
Selain motivasi berprestasi, prestasi prestasi belajar yang dapat dicapai siswa,
belajar siswa SMK tidak terlepas juga dari maka perlu diteliti tentang pengaruh gaya
gaya belajar siswa dalam mengikuti proses belajar dan motivasi siswa terhadap
pembelajaran mata diklat produktif. Setiap prestasi belajar pada pembelajaran praktik
siswa mempunyai kecenderungan pada instalasi listrik di SMK Negeri 2
satu gaya belajar tertentu. Namun Yogyakarta.
demikian, ada siswa yang cenderung
seimbang antara gaya belajar satu dengan 1.2 Kajian Teori
yang lainnya, atau memadukan berbagai 1.2.1 Gaya Belajar
gaya belajar dalam proses belajarnya. Gaya belajar atau learning style
Siswa mempunyai gaya belajar yang adalah cara yang konsisten yang dilakukan
berbeda. Siswa yang mengenali gaya oleh seorang siswa dalam menangkap
belajarnya sendiri akan membantu stimulus atau informasi, cara mengingat,
memahami materi yang diberikan guru berpikir, dan memecahkan soal (S.
sehingga mudah memproses materi. Jika Nasution, 2008:94). Gaya belajar juga
mudah dalam memproses materi dan dapat diartikan sebagai cara yang
mudah mengingat maka mudah dalam cenderung dipilih seseorang untuk
mengerjakan ujian sehingga prestasi menerima informasi dari lingkungan dan
belajar meningkat. Faktor yang paling memproses informasi tersebut.
berpengaruh pada perkembangan SMK De Porter dan Hernacki (2009:112-
yaitu pembelajaran. Pembelajaran 124) dalam buku Quantum Learning
merupakan proses pengembangan mengemukakan secara umum gaya belajar
pengetahuan, keterampilan atau sikap baru terbagi menjadi 3, yang biasa dikenal
pada saat individu berinteraksi dengan dengan VAK (Visual/penglihatan,
lingkungannya. Auditori/Pendengaran, dan
Proses pembelajaran yang baik akan Kinestetik/Gerakan).
mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Kemampuan yang dimiliki otak
Dalam hal ini Pencapaian hasil belajar dalam menyerap, mengelola dan
praktik instalasi listrik merupakan wujud menyampaikan informasi, cara belajar
nyata dari penguasaan pengetahuan dan individu dapat dibagi dalam 3 (tiga)
keterampilan praktik instalasi listrik, kategori. Ketiga kategori tersebut adalah
sehingga dapat diterapkan pada bidang cara belajar visual, auditorial dan
pekerjaan yang digeluti nantinya. Dari kinestetik yang ditandai dengan ciri-ciri
hasil wawancara dengan guru mata perilaku tertentu. Pengkategorian ini tidak
pelajaran praktik instalasi listrik di SMK berarti bahwa individu hanya yang
Negeri 2 Yogyakarta diperoleh data bahwa memiliki salah satu karakteristik cara
hasil belajar siswa pada mata pelajaran belajar yang lain. Pengkategorian ini
praktik instalasi listrik belum sesuai hanya merupakan pedoman bahwa
dengan yang diharapkan. individu hanya memiliki salah satu
karakteristik yang paling menonjol
sehingga jika ia mendapatkan rangsangan
yamg sesuai dalam belajar maka akan dalam jiwa manusia, daya tersebut akan
memudahkan untuk menyerap pelajaran. berkembang biak dengan cepat. Dengan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan kata lain, daya tersebut akan meluas dan
bahwa gaya belajar adalah cara yang menimbulkan dampak dalam kehidupan.
cenderung dipilih siswa dalam menangkap
stimulus atau informasi, mengingat, Motivasi berprestasi menurut
berpikir, dan memecahkan soal dari Tapiardi (1996:105) adalah suatu cara
lingkungan dan memproses informasi berpikir tertentu apabila terjadi pada diri
tersebut. seseorang cenderung membuat orang itu
1.2.2 Motivasi Berprestasi bertingkah laku secara giat untuk meraih
Berprestasi adalah idaman setiap suatu hasil atau prestasi. Dari pendapat di
individu, baik itu prestasi dalam bidang atas dapat dipahami bahwa dengan adanya
pekerjaan, pendidikan, sosial, seni, politik, motivasi berprestasi dalam diri individu
budaya dan lain-lain. Dengan adanya akan menumbuhkan jiwa kompetensi yang
prestasi yang pernah diraih oleh seseorang sehat, akan menumbuhkan individu-
akan menumbuhkan suatu semangat baru individu yang bertanggung jawab dan
untuk menjalani aktivitas. Pengertian dengan motivasi berprestasi yang tinggi
prestasi menurut Murray (dalam J. akan membentuk individu menjadi pribadi
Winardi, 2004): yang kreatif.
...Melaksanakan tugas atau Dari uraian diatas, dapat
pekerjaan yang sulit. Menguasai, disimpulkan bahwa pengertian motivasi
memanipulasi atau mengorganisasi objek- berprestasi adalah suatu daya dalam
objek fiskal, manusia atau ide-ide untuk mental manusia untuk melakukan suatu
melaksanakan hal-hal tersebut secepat kegiatan yang lebih baik, lebih cepat, lebih
mungkin dan seindependen mungkin efektif dan lebih efisien untuk meraih
sesuai kondisi yang berlaku. Mencapai
suatu hasil yang atau prestasi dikehendaki.
performa puncak untuk diri sendiri.
Mampu menang dalam persaingan dengan McClelland (1953:82) menyatakan
pihak lain. Meningkatkan kemampuan diri bahwa orang yang mempunyai motivasi
melalui penerapan bakat secara berhasil. berprestasi yang tinggi, mempunyai ciri-
Pengertian motivasi berprestasi ciri sebagai berikut:
menurut McClelland (dalam Alex Sobur, 1. Mempunyai tanggung jawab
2003:285) adalah suatu daya dalam mental pribadi
manusia untuk melakukan suatu kegiatan 2. Menetapkan nilai yang akan
yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif dicapai atau menetapkan standar
dan lebih efisien daripada kegiatan yang unggulan
dilaksanakan sebelumnya. Ini disebabkan 3. Berusaha bekerja kreatif
oleh virus mental. Dari pendapat tersebut 4. Berusaha mencapai cita-cita
Alex Sobur mengartikan bahwa psikis 5. Memiliki tugas yang moderat
manusia, ada daya yang mampu 6. Melakukan kegiatan sebaik-
mendorongnya ke arah suatu kegiatan baiknya
yang hebat sehingga dengan daya tersebut, 7. Mengadakan antisipasi
ia dapat mencapai kemajuan yang teramat
cepat. Daya dorong tersebut dinamakan
virus mental, karena apabila terjangkit
1.2.3 Prestasi Belajar Praktik Instalasi (1983: 17) mengemukakan bahwa belajar
Listrik itu mencakup berbagai macam perbuatan
mulai dari mengamati, membaca,
Kata prestasi belajar terdiri dari menurun, mencoba sampai mendengarkan
dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar. untuk mencapai suatu tujuan. Selanjutnya,
Pengertian prestasi menurut Kamus definisi belajar yang diungkapakan oleh
Bahasa Indonesia (2008) adalah hasil yang Cronbach di salam bukunya Educational
telah dicapai (dari yang telah dilakukan, Psychology yang dikutip oleh Sumardi
dikerjakan dan sebagainya). Prestasi Suryabrata (2002:231) menyatakan bahwa
adalah hasil yang telah dicapai seseorang belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan
dalam melakukan kegiatan. Gagne mengalami dan dalam mengalami itu si
(1985:40) menyatakan bahwa prestasi pelajar mempergunakan panca inderanya.
belajar dibedakan menjadi lima aspek, Winkel (1996:226) mengemukakan
yaitu kemampuan intelektual, strategi bahwa prestasi belajar merupakan bukti
kognitif, informasi verbal, sikap dan keberhasilan yang dicapai dalam belajar.
keterampilan. Prestasi merupakan Prestasi belajar di bidang pendidikan
kecakapan atau hasil konkret yang dapat adalah hasil dari pengukuran terhadap
dicapai pada saat atau periode tertentu. siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif
Berdasarkan uraian pendapat di atas, yang dan psikomotorik setelah mengikuti proses
dimaksud dalam prestasi dalam penelitian pembelajaran yang diukur dengan
ini adalah hasil yang telah dicapai siswa menggunakan instrumen tes atau
dalam proses pembelajaran. instrumen yang relevan.
Belajar menurut pengertian secara Dari uraian diatas dapat
psikologis, merupakan suatu proses disimpulkan bahwa prestasi belajar praktik
perubahan, yaitu perubahan tingkah laku instalasi listrik adalah hasil pengukuran
sebagai hasil dari interaksi dengan dari penilaian usaha belajar siswa yang
lingkungannya dalam memenuhi dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf
kebutuhan hidupnya. Perubahan- maupun kalimat yang meliputi faktor
perubahan tersebut akan nyata dalam kognitif, afektif dan psikomotorik setelah
seluruh aspek tingkah laku yang baru mengikuti proses pembelajaran yang
secara keseluruhan, sebagai hasil diukur dengan menggunakan instrumen tes
pengalamannya sendiri dalam interaksi atau instrumen yang relevan pada
dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2) pembelajaran praktik instalasi listrik.
M. Ngalim Purwanto (2003: 85)
dalam bukunya Psikologi Pendidikan, 2. Metode Penelitian
mengemukakan bahwa belajar adalah 2.1 Tempat dan Waktu Penelitian
tingkah laku yang mengalami perubahan Tempat penelitian ini adalah SMK
karena belajar menyangkut berbagai aspek Negeri 2 Yogyakarta. Waktu penelitian
kepribadian, baik fisik amupun psikis, akan dilaksanakan Mei 2011 – Juni 2011.
seperti: perubahan dalam pengertian,
pemecahan suatu masalah atau berpikir, 2.2 Populasi dan Sampel
keterampilan, kecakapan, kebiasaa Populasi dalam penelitian ini
maupun sikap. Dalam rumusan H. Spears adalah siswa SMK Negeri 2 Yogyakarta
yang dikutip oleh Dewa Ketut Sukardi jurusan Teknik Pemanfaatan Tenaga
Listrik yang duduk di bangku kelas XI 3.1.1 Gaya Belajar
yaitu sebanyak 132 siswa. Teknik
Hasil deskripsi variabel gaya belajar
pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik propotional random (X1) diterangkan bahwa terdapat 102
sampling mengingat penelitian ini bersifat responden memiliki gaya belajar dengan
homogen. Sampel dalam penelitian ini rata-rata (mean) sebesar 70,19; simpangan
yaitu siswa kelas XI SMK Negeri 2 baku (standard deviasi) sebesar 6,67;
Yogyakarta jurusan Teknik Pemanfaatan tingkat penyebaran data gaya belajar
Tenaga Listrik sebanyak 102 siswa. (variance) sebesar 44,58; rentang (range)
Penentuan jumlah sampel dalam penelitian
sebesar 36; skor minimum dalam data
ini mengacu dari rumus yang
dikembangkan oleh Krejcie dan Morgan gaya belajar siswa adalah sebesar 57; dan
(Sugiyono, 2010: 69). skor maksimum dari data gaya belajar
siswa adalah sebesar 93. Berdasarkan
2.3 Teknik Pengambilan Data hasil interpretasi skor variabel, gaya
Pada penelitian ini pengumpulan data belajar termasuk dalam kategori
menggunakan metode sebagai berikut: kuat/tinggi. Hal ini berarti gaya belajar
1. Dokumentasi siswa berpotensi baik dalam mendukung
Dokumentasi digunakan untuk prestasi siswa. Identifikasi tinggi
mendukung instrumen angket dengan rendahnya gaya belajar dapat dilihat pada
menunjukkan data di lapangan yang Gambar 1.
sudah ada. Dokumentasi dalam
penelitian ini adalah dokumentasi hasil 60

belajar praktik instalasi listrik yang


diambil dari rekapitulasi akhir siswa di 40
Frekuensi

sekolah tempat penelitian berlangsung.


2. Angket atau kuesioner 20

Instrumen angket atau kuesioner


dalam penelitian ini menggunakan skala
0

Likert, maka variabel yang diukur Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

Gambar 1. Grafik Variabel Gaya


dijabarkan menjadi indikator-indikator
Belajar (X1)
yang dapat diukur. Indikator tersebut
3.1.2 Motivasi Berprestasi
digunakan sebagai titik tolak untuk
membuat item instrumen yang berupa Hasil deskripsi variabel motivasi
pertanyaan atau pernyataan yang perlu berprestasi (X2) diterangkan bahwa
dijawab oleh responden. Setiap jawaban terdapat 102 responden memiliki motivasi
dihubungkan dengan bentuk pernyataan berprestasi dengan rata-rata (mean)
atau dukungan sikap yang diungkapan sebesar 62,78; simpangan baku (standard
dengan memberi tanda pada pilihan deviasi) sebesar 7,44; tingkat penyebaran
jawaban yang terdiri dari, sangat setuju data motivasi berprestasi (variance)
(SS), setuju (S), kurang setuju (KS) dan sebesar 55,48; rentang (range) sebesar 30;
tidak setuju (TS). skor minimum dalam data motivasi
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan berprestasi siswa adalah sebesar 45; dan
skor maksimum dari data motivasi
3.1 Hasil Penelitian
berprestasi siswa adalah sebesar 75.
Berdasarkan hasil interpretasi skor
variabel maka motivasi berprestasi
termasuk dalam kategori kuat/tinggi. Hal
ini berarti motivasi berprestasi siswa
berpotensi baik dalam mendukung prestasi
siswa. Identifikasi tinggi rendahnya
motivasi berprestasi dapat dilihat pada
Gambar 2.

Gambar 3. Grafik Variabel Prestasi Belajar


Praktik Instalasi Listrik (Y)

3.2 Pembahasan
3.2.1 Pengaruh Gaya Belajar pada Prestasi
Belajar Praktik Instalasi Listrik di
SMK Negeri 2 Yogyakarta.
Variabel gaya belajar memberikan
Gambar 2. Grafik Variabel Motivasi
pengaruh yang signifikan dan positif
berprestasi (X2)
terhadap Prestasi Belajar Praktik Instalasi
3.1.3 Prestasi Belajar Praktik Instalasi Listrik pada pembelajaran Praktik instalasi
Listrik listrik siswa kelas XI Program Keahlian
Hasil deskripsi Prestasi Belajar Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik SMK
Praktik Instalasi Listrik (Y) diterangkan N 2 Yogyakarta.. Hal ini ditunjukkan
bahwa terdapat 102 responden memiliki dengan hasil koefisien korelasi sebesar
Prestasi Belajar Praktik Instalasi Listrik 0,320 lebih besar daripada nilai
dengan rata-rata (mean) sebesar 77,29; signifikansi sebesar 0,05 atau 5%.
simpangan baku (standard deviasi) sebesar Meskipun demikian, variabel gaya
4,32; tingkat penyebaran data motivasi belajar berpengaruh terhadap Prestasi
berprestasi (variance) sebesar 18,71; Belajar Praktik Instalasi Listrik hanya
rentang (range) sebesar 21; skor minimum sebesar 10,2%, ditunjukkan dengan output
dalam data Prestasi Belajar Praktik hasil uji regresi bahwa nilai R2 sebesar
Instalasi Listrik siswa adalah sebesar 70; 0,102. Sedangkan 89,08 % dipengaruhi
dan skor maksimum dari data Prestasi oleh faktor lain. Faktor lain yang
Belajar Praktik Instalasi Listrik siswa mempengaruhi bisa meliputi suasana
adalah sebesar 91. Berdasarkan hasil belajar maupun ketersediaan perlengkapan
interpretasi skor variabel maka maka belajar yang memadai. Hal ini berarti
Prestasi Belajar Praktik Instalasi Listrik bahwa semakin baik gaya belajar siswa,
termasuk dalam kategori kuat.Identifikasi maka semakin baik pula prestasi belajar
tinggi rendahnya prestasi belajar praktik yang dicapai siswa
instalasi listrik dapat dilihat pada Gambar
3.
3.2.2 Pengaruh Motivasi Belajar pada motivasi berprestasi terhadap Prestasi
Prestasi Belajar Praktik Instalasi Belajar Praktik Instalasi Listrik sebesar
16,6%, ditunjukkan dengan nilai R2
Listrik di SMK Negeri 2 Yogyakarta.
sebesar 0,166. Sedangkan 83,4%
Variabel motivasi berprestasi dipengaruhi oleh faktor lain.
memberikan pengaruh yang signifikan dan Secara statistik, dapat disimpulkan
positif terhadap Prestasi Belajar Praktik bahwa gaya belajar dan motivasi
Instalasi Listrik pada pembelajaran Praktik berprestasi berpengaruh terhadap Prestasi
instalasi listrik siswa kelas XI Program Belajar Praktik Instalasi Listrik pada
Keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga pembelajaran Praktik instalasi listrik siswa
Listrik SMK N 2 Yogyakarta. Hal ini kelas XI Program Keahlian Teknik
ditunjukkan dengan hasil koefisien Pemanfaatan Tenaga Listrik SMK N 2
korelasi sebesar 0,310 lebih besar daripada Yogyakarta., baik secara parsial maupun
nilai signifikansi sebesar 0,05 atau 5%. bersama-sama. Untuk kebijakan lebih
Meskipun demikian, variabel lanjut, pihak sekolah sekirannya
motivasi berprestasi berpengaruh terhadap meningkatkan semua komponen untuk
Prestasi Belajar Praktik Instalasi Listrik mendukung proses pembelajaran dan
hanya sebesar 9,60%, ditunjukkan dengan memotivasi siswa guna meningkatkan
output hasil uji regresi bahwa nilai R2 prestasi belajar siswa. Begitu juga dengan
sebesar 0,096. Sedangkan 90,40 % orang tua siswa.
dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor lain Hasil ini sesuai dengan teori
yang mempengaruhi bisa meliputi Muhibbin Syah (2005:144) bahwa prestasi
dukungan orang tua maupun dukungan belajar siswa dipengaruhi oleh setidaknya
dari guru. Hal ini berarti bahwa semakin tiga faktor yaitu,
tinggi motivasi berprestasi siswa, maka a. faktor internal (faktor dari dalam
semakin baik pula prestasi belajar yang siswa), yakni keadaan/kondisi
dicapai siswa. jasmani dan rohani siswa
3.2.3 Pengaruh gaya belajar dan motivasi b. faktor eksternal (faktor dari luar
berprestasi pada prestasi belajar siswa), yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa
praktik instalasi listrik di SMK
c. faktor pendekatan belajar
Negeri 2 Yogyakarta. (approach to learning), yakni jenis
upaya belajar siswa yang meliputi
Variabel gaya belajar dan variabel strategi dan metode yang
motivasi berprestasi memberikan pengaruh digunakan siswa untuk melakukan
yang signifikan serta positif terhadap kegiatan pembelajaran materi-
Prestasi Belajar Praktik Instalasi Listrik materi pelajaran.
pada pembelajaran Praktik instalasi listrik
siswa kelas XI Program Keahlian Teknik 4. Kesimpulan
Pemanfaatan Tenaga Listrik SMK N 2
1) Terdapat pengaruh positif dan
Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan
signifikan antara gaya belajar siswa
hasil koefisien korelasi sebesar 0,408 lebih
dengan Prestasi Belajar Praktik
besar daripada nilai signifikansi sebesar
Instalasi Listrik siswa dengan
0,05 atau 5%. Variabel gaya belajar dan
koefisien korelasi sebesar 0,320. blogspot.com/2008/06. Diunduh 27
Persamaan regresi bersifat linier Oktober 2011
dengan persamaan 𝑌̂ = 62,747 +
De Porter, Bobbi & Hernacki, Mike. 2009.
0,207𝑋1 dengan kontribusi sebesar
10,2% dari gaya belajar siswa. Hal ini Quantum Learning: Membiasakan
berarti bahwa semakin baik gaya Belajar Nyaman dan
belajar siswa, maka semakin baik pula
Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
prestasi belajar yang dicapai siswa.
2) Terdapat pengaruh positif dan Dewa Ketut Sukardi. 1983. Bimbingan dan
signifikan antara motivasi berprestasi Penyuluhan Belajar di Sekolah.
siswa dengan Prestasi Belajar Praktik Surabaya: Usaha Nasional.
Instalasi Listrik siswa dengan
koefisien korelasi sebesar 0,310. Gagne .1985. The Cognitive Psychology of
Persamaan regresi bersifat linier School Learning. Boston: Little
dengan persamaan 𝑌̂ = 65,983 + Brown.
0,180𝑋2 dengan kontribusi sebesar
Gellerman, S. W. (1963). Motivation and
9,60% dari motivasi berprestasi siswa.
Hal ini berarti bahwa semakin tinggi Productivity. India: The American
motivasi berprestasi siswa, maka Management Association, Inc.
semakin baik pula prestasi belajar
Hoeda Manis. 2010. Learning is Easy: Tip
yang dicapai siswa.
3) Terdapat pengaruh yang positif dan dan Panduan Praktis agar Belajar
signifikan antara gaya belajar dan jadi Asyik, Efektif, dan
motivasi berprestasi siswa dengan Menyenangkan. Jakarta: Elex
Prestasi Belajar Praktik Instalasi
Media Komputindo.
Listrik siswa dengan koefisien
korelasi sebesar 0,310. Persamaan J. Winardi. 2004. Motivasi; Pemotivasian
regresi bersifat linier dengan dalam Manajemen. Jakarta: PT.
persamaan 𝑌̂ = 55,640 + 0,175𝑋1 +
Raja Grafindo Persada
0,150𝑋2 , dengan kontribusi sebesar
16,6%. Komarudin. 1994. Ensiklopedia
Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara
DAFTAR PUSTAKA Mc. Clelland, Atkinson, Clark & Lowell.
(1953). The Achievment Motive.
Alex Sobur. (2003). Psikologi umum.
NewYork: Halsted Press.
Bandung: Pustaka Setia.
Mc. Clelland, David C. (1961). The
Anas Sudijono. 2007. Pengantar evaluasi
Achieving Society. New York: D.
pendidikan. Jakarta: PT Raja
Van Nostrand Company, Inc.
Grafindo Persada.
Mc.Clelland, D. C (1985). Human
Barbara Prashnig. 2008. The Power of
Motivation. Illinois : Scott,
Learning Style http://Binakreatif.
Foresman & Company.
Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Jakarta: Raja Grafindo
Pendidikan dengan Pendekatan Persada.
Baru. Bandung: PT Remaja Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor
Rosdakarya. yang Mempengeruhinya. Jakarta:
M. Ngalim Purwanto. 2003. Psikologi Rineka Cipta.
Pendidikan. Bandung: Remaja Sri Rumini. 1995. Psikologi Pendidikan.
Rosadakarya. Yogyakarta. UPP Universitas
Richard Bandler, John Grinder dan Negeri Yogyakarta. Bandung:
Michael Grinder .2008. Neuro ALFABETA
Linguistic Programming (NLP) Sugiyono. 2007. Statistika Untuk
http://Binakreatif.blogspot.com/ Penelitian. Bandung: Alfabeta.
2008/06) Diunduh 27 November Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
2011. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian Cetakan ke 9. Bandung:
untuk Guru – Karyawan dan ALFABETA.
Peneliti Pemula. Cetakan ke 6. Sumardi Suryabrata. 2002. Psikologi
Bandung: Alfabeta. Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Riduwan & Akdon. 2009. Rumus dan Grafindo Persada.
Data dalam Analisis Statistika. S. Nasution, M.A. 2008. Berbagai
Bandung: Alfabeta. Pendekatan dalam Proses Belajar
Robert A. Reiser & Robert Mills Gagne. dan Mengajar. Jakarta: Bumi
1985. Selecting Media for Aksara.
Instruction. New Jersey: Tapiardi, W. 1996. Motivasi Belajar dan
Educational Technology Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka
Publications, Inc., Englewood Cipta.
Cliffs. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa.
Robert Clarence Beck. 1990. Applying 2008. Kamus Bahasa Indonesia.
Psychology: Understanding Jakarta: Pusat Bahasa.
People. New York: Prentice Hall. W. S. Winkel. 1983. Psikologi Pendidikan
Saifuddin Azwar. 2004. Metode dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT
Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Gramedia.
Pelajar Offset. W. S. Winkel. 1996. Psikologi
Sardiman, A.M. 2010. Interaksi dan Pengajaran. Jakarta: Grasindo.
Motivasi Belajar Mengajar.

Anda mungkin juga menyukai