Makalah Kebutuhan Nutrisi Bakteri Kelomp
Makalah Kebutuhan Nutrisi Bakteri Kelomp
BAKTERI
MAKALAH
Disusun Oleh :
Tingkat 1-A
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Bakteriologi tentang Kebutuhan Nutrisi pada Pertumbuhan Bakteri.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
4
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Nutrisi
Setiap unsur nutrisi mempunyai peran tersendiri dalam fisiologi sel. Unsur
tersebut diberikan ke dalam medium sebagai kation garam anorganik yang jumlahnya
berbeda-beda tergantung pada keperluannya. Beberapa golongan mikroorganisme
misalnya diatomae dan alga tertentu memerlukan silika (Si) yang biasanya diberikan
6
dalam bentuk silikat untuk menyusun dinding sel. Fungsi dan kebutuhan natrium (Na)
untuk beberapa jasad belum diketahui jumlahnya. Natrium dalam kadar yang agak
tinggi diperlukan oleh mikroorganisme tertentu yang hidup di laut. Natrium tersebut
tidak dapat digantikan oleh kation monovalen yang lain. Jasad hidup dapat
menggunakan makanannya dalam bentuk padat maupun cair (larutan). Jasad yang dapat
menggunakan makanan dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik, sedangkan yang
menggunakan makanan dalam bentuk cair tergolong tipe holofitik. Jasad holofitik dapat
pula menggunakan makanan dalam bentuk padat, tetapi makanan tersebut harus
dicernakan lebih dulu di luar sel dengan pertolongan enzim ekstraseluler. Pencernaan di
luar sel ini dikenal sebagai extracorporeal digestion.
1) Nutrisi sebagai sumber energi. Semua organisme hidup membutuhkan sumber energi.
Beberapa bentuk kehidupan, seperti tumbuhan hijau, dapat menggunakan energi
pancaran atau cahaya dan dinamakan fototrof. Yang lain, seperti hewan bergantung
pada oksidasi atau kehilangan elektron dari suatu atom. Senyawa-senyawa kimia untuk
memperoleh energinya. Makhluk–makhluk ini disebut kemotrof.
7
6) Semua organisme hidup membutuhkan air untuk fungsi-fungsi metabolisme dan
pertumbuhannya.
Bahan makanan yang digunakan oleh jasad hidup dapat berfungsi sebagai
sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor atau donor elektron. Dalam
garis besarnya bahan makanan dibagi menjadi tujuh golongan yaitu air, sumber energi,
sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor tumbuh, dan sumber
nitrogen.
1. Air
Air merupakan komponen utama sel mikroba dan medium. Funsi air adalah sebagai
sumber oksigen untuk bahan organik sel pada respirasi. Selain itu air berfungsi sebagai
pelarut dan alat pengangkut dalam metabolisme.
2. Sumber energi
Ada beberapa sumber energi untuk mikroba yaitu senyawa organik atau anorganik
yang dapat dioksidasi dan cahaya terutama cahaya matahari.
3. Sumber Karbon
Tumbuhan-tumbuhan dan beberapa bakteri mampu mengunakan energi fotosintetik
untuk mereduksi karbondioksida pada penggunaan air. Organisme ini termasuk
kelompok autotrof, makhluk hidup yang tidak membutuhkan nutrient organik untuk
pertumbuhannya. Autotrof lain adalah khemolitotrof, organisme yang menggunakan
substrat anorganik seperti hidrogen atau thiosulfat sebagai reduktan dan karbondioksida
sebagai sumber karbon.
8
substrat pertumbuhan disuplai pada tingkatan yang cocok untuk galur mikroba yang
akan ditumbuhkan. Karbondioksida dibutuhkan pada sejumlah reaksi biosintesis.
Banyak organisme respiratif menghasilkan lebih dari cukup karbondioksida untuk
memenuhi kebutuhannya, tetapi yang lain membutuhkan sumber karbondioksida pada
medium pertumbuhannya (Jawetz, 2001).”
5. Sumber Mineral
Sejumlah besar mineral dibutuhkan untuk fungsi enzim. Ion magnesium (Mg2+)
dan ion ferrum (Fe2+) juga ditemukan pada turunan porfirin yaitu: magnesium dalam
molekul klorofil, dan besi sebagai bagian dari koenzim sitokrom dan peroksidase. Mg2+
dan K+ keduanya sangat penting untuk fungsi dan kesatuan ribosom. Ca2+
dibutuhkansebagai komponen dinding sel gram positif, meskipun ion tersebut bebas
untuk bakteri gram negatif. Banyak dari organisme laut membutuhkan Na+ untuk
pertumbuhannya. Dalam memformulasikan medium untuk pembiakan kebanyakan
mikroorganisme, sangatlah penting untuk menyediakan sumber potassium, magnesium,
kalsium, dan besi, biasanya dalam bentuk ion-ion (K+, Mg2+, Ca2+, dan Fe2+). Banyak
mineral lainnya (seperti Mn2+, Mo2+, Co2+, Cu2+, dan Zn2+) dibutuhkan: mineral ini
kerapkali terdapat dalam air kran atau sebagai kontaminan dari kandungan medium
lainnya.
Pengambilan besi dalam bentuk hidroksida yang tak larut pada pH netral, difasilitasi
pada banyak bakteri dan fungi dengan produksi senyawa siderofor yang mengikat besi
dan mendukung trasnportasinya sebagai kompleks terlarut. Semua ini meliputi
hydroxymates (-CONH2OH) yang disebut sideramines, dan turunan catechol (seperti
9
2,3-dihydroxybenzolyserine). Siderofor yang dibentuk plasmid memainkan peranan
utama dalam sifat invasi beberapa bakteri patogen.
6. Faktor tumbuh
Faktor tumbuh ialah senyawa organik yang sangat diperlukan untuk
pertumbuhan (sebagai prekursor, atau penyusun bahan sel) dan senyawa ini tidak dapat
disintesis dari sumber karbon yang sederhana. Faktor tumbuh sering juga disebut zat
tumbuh dan hanya diperlukan dalam jumlah sangat sedikit. Berdasarkan struktur dan
fungsinya dalam metabolisme, faktor tumbuh digolongkan menjadi asam amino,
sebagai penyusun protein; base purin dan pirimidin, sebagai penyusun asam nukleat;
dan vitamin sebagai gugus prostetis atau bagian aktif dari enzim.
7. Sumber Oksigen
Untuk sel oksigen tersedia dalam bentuk air. Selanjutnya oksigen juga terdapat
dalam CO2 dan dalam bentuk senyawa organik. Selain itu masih banya organisme yang
tergantung dari oksigen molekul (O2 atau dioksigen). Oksigen yang berasal dari
molekul oksigen hanya akan diinkorporasi ke dalam substansi sel kalau sebagai sumber
karbon digunakan metana atau hidrokarbon aromatic yang berantai panjang. Menilik
hubungannya dengan oksigen dapat dibedakan sekurang-kurangnya tiga kelompok
organisme: organisme aerob obligat yang mampu menghasilkan energi hanya melalui
respirasi dan dengan demikian tergantung pada oksigen. Organisme anaerob obligat
hanya dapat hidup dalam lingkungan bekas oksigen. Untuk organisme ini O2 bersifat
toksik. Mikroorganisme anaerob fakultatif tumbuh dengan adanya O2 udara, jadi
bersifat aerotoleran; tetapi organisme ini tidak dapat memanfaatkan O2, tetapi
memperoleh energi semata-mata dari peragian. Jenis bakteri anaerob fakultatif lain
(Enterobacteriaceae) dan banyak ragi dapat beralih dari peroleh energi dengan respirasi
(dengan adanya O2) ke peragian (tanpa O2).
Banyak, kalau tidak sebagian besar, jenis bakteri aerob, bersifat mikroaerofil,
artinya mereka memang memerlukan O2 untuk mendapatkan energi, tetapi tidak tahan
terhadap tekana parsial udara (0,20 bar), tetapi hanya tahan terhadap tekanan parsial
0,01 sampai 0,03 bar.
10
D. Penggolongan Mikroba Berdasarkan Nutrisi Dan Oksigen:
1. Berdasarkan sumber karbon
Berdasarkan atas kebutuhan karbon jasad dibedakan menjadi jasad ototrof dan
heterotrof. Jasad ototrof ialah jasad yang memerlukan sumber karbon dalam bentuk
anorganik, misalnya CO2 dan senyawa karbonat. Jasad heterotrof ialah jasad yang
memerlukan sumber karbon dalam bentuk senyawa organik. Jasad heterotrof dibedakan
lagi menjadi jasad saprofit dan parasit. Jasad saprofit ialah jasad yang dapat
menggunakan bahan organik yang berasal dari sisa jasad hidup atau sisa jasad yang
telah mati. Jasad parasit ialah jasad yang hidup di dalam jasad hidup lain dan
menggunakan bahan dari jasad inang (hospes)-nya. Jasad parasit yang dapat
menyebabkan penyakit pada inangnya disebut jasad patogen.
11
Jasad Sumber Energi Sumber Donor Contoh
Elektron
Fotolitotrof Cahaya Zat anorganik Tumbuhan tingkat
tinggi, alga
Fotoorganotrof Cahaya Zat organik
Bakteri belerang
Khemolitotrof Oksidasi zat Zat anorganik
fotosintetik
Jasad heterotrof
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap unsur nutrisi mempunyai peran tersendiri dalam fisiologi sel. Unsur
tersebut diberikan ke dalam medium sebagai kation garam anorganik yang jumlahnya
berbeda-beda tergantung pada keperluannya. Beberapa golongan mikroorganisme
misalnya diatomae dan alga tertentu memerlukan silika (Si) yang biasanya diberikan
dalam bentuk silikat untuk menyusun dinding sel. Fungsi dan kebutuhan natrium (Na)
untuk beberapa jasad belum diketahui jumlahnya. Natrium dalam kadar yang agak
tinggi diperlukan oleh mikroorganisme tertentu yang hidup di laut.
13
B. Saran
Adanya kritikan dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk menuju
perbaikan ke arah kemajuan dari berbagai pihak untuk kesempurnaan makalah
selanjutnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/12/29/kebutuhan-dasar-nutri-mikroba/
https://mobile.facebook.com/KLS.IPA.MA.ALISHLAH/posts/544271962319335?_rdr
15