Anda di halaman 1dari 15

KEBUTUHAN NUTRISI PADA PERTUMBUHAN

BAKTERI

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah


Bakteriologi

Disusun Oleh :

Annisa Ghina Mahirah P17334116035

Hasna Amirah Nurjannah P17334116043

Latinia Rahman P17334116042

Resna Kumala P17334116032

Tingkat 1-A

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
CIMAHI
2017

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Bakteriologi tentang Kebutuhan Nutrisi pada Pertumbuhan Bakteri.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Bakteriologi tentang Kebutuhan


Nutrisi pada Pertumbuhan Bakteri ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Cimahi,18 Maret 2017

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
A. Latar belakang .................................................................................................................. 4
B. Rumusan masalah ............................................................................................................. 4
C. Tujuan ............................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................. 6
A. Pengertian Nutrisi ............................................................................................................. 6
B. Peran Nutrisi Bagi Mikroorganisme .................................................................................. 6
C. Jenis-jenis nutrisi yang diperlukan mikroba ..................................................................... 8
D. Penggolongan Mikroba Berdasarkan Nutrisi Dan Oksigen: ............................................ 11
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................................................... 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Mikroorganisme sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai


nutrisi sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut
adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil
logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat
mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan
kematian. Kondisi tidak bersih dan higinis pada lingkungan adalah kondisi yang
menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroorganisme sehingga mikroba
dapat tumbuh berkembang di lingkungan seperti ini. Oleh karena itu, prinsip daripada
menciptakan lingkungan bersih dan higinis adalah untuk mengeliminir dan
meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroorganisme agar pertumbuhannya terkendali.

Untuk keperluan hidupnya, mikroorganisme membutuhkan bahan organik dan


anorganik yang diambil dari lingkungannya. Bahan makanan tersebut dinamakan
nutrien, sedangkan proses mengasimilasi makanannya disebut nutrisi. Nutrien adalah
substansi anorganik dan organik yang dalam larutan melintasi membran sitoplasma
(Nutrients is the chemicals from the environment of which a cell is built). Agar dapat
mendapatkan nutrien dari makanan, sel harus mampu mencerna makanan itu, yaitu
mengubah molekul-molekul protein, karbohidrat dan lipida yang komplek dan besar
menjadi molekul yang sederhana dan kecil yang segera melarut sehingga dapat
memasuki sel. Proses mengasimilasikan makanan itulah yang disebut nutrisi.

B. Rumusan masalah

1) Adakah pengaruh kecukupan nutrisi dalam aktifitas mikroorganisme?

2) Peran Nutrisi Sebagai Dasar Kehidupan Pada Mikroba?

3) Apa saja jenis-jenis nutrisi yang diperlukan mikroba?

4
C. Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui berbagai kebutuhan nutrisi


yang baik bagi mikroorganisme.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Nutrisi

Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi


normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan
dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh. Untuk keperluan
hidupnya, semua makhluk hidup memerlukan bahan makanan. Bahan makanan ini
diperlukan untuk sintesis bahan sel dan untuk mendapatkan energi. Demikian juga
dengan mikroorganisme, untuk kehidupannya membutuhkan bahan-bahan organik dan
anorganik dari lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut dengan nutrient (zat gizi),
sedang proses penyerapanya disebut proses nutrisi (Suriawiria, 1985).

Semua makhluk hidup, baik mikroorganisme, manusia maupun pepohonan,


memerlukan persediaan makanan yang tetap agar dapat teus hidup. Seperti yang telah
dikatakan, sel juga memerlukan sumber energi. Tanpa energi (kemampuan untuk
melakukan pekerjaan), sel tidak dapat mensintesis protoplasma dan melanjutkan proses
kehidupan lain. Mikroorganisme biasanya memperoleh energi dari oksidasi kimia.

Di alam banyak bahan yang merupakan makanan yang potensial bagi


mikroorganisme tidak larut dalam air. Masalah ini dapat langsung dipecah dengan
bantuan enzim mikroorganisme, apabila semua nutrien yang diperlukan disediakan bagi
mikroorganisme, maka mikroorganisme ini akan berkembang dengan baik.
Pertumbuhan itu sendiri bagi sel adalah berarti meningkatnya jumlah sel tubuh,
meningkatnya jumlah bakteri ini disebut pembelahan biner.

B. Peran Nutrisi Bagi Mikroorganisme

Setiap unsur nutrisi mempunyai peran tersendiri dalam fisiologi sel. Unsur
tersebut diberikan ke dalam medium sebagai kation garam anorganik yang jumlahnya
berbeda-beda tergantung pada keperluannya. Beberapa golongan mikroorganisme
misalnya diatomae dan alga tertentu memerlukan silika (Si) yang biasanya diberikan

6
dalam bentuk silikat untuk menyusun dinding sel. Fungsi dan kebutuhan natrium (Na)
untuk beberapa jasad belum diketahui jumlahnya. Natrium dalam kadar yang agak
tinggi diperlukan oleh mikroorganisme tertentu yang hidup di laut. Natrium tersebut
tidak dapat digantikan oleh kation monovalen yang lain. Jasad hidup dapat
menggunakan makanannya dalam bentuk padat maupun cair (larutan). Jasad yang dapat
menggunakan makanan dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik, sedangkan yang
menggunakan makanan dalam bentuk cair tergolong tipe holofitik. Jasad holofitik dapat
pula menggunakan makanan dalam bentuk padat, tetapi makanan tersebut harus
dicernakan lebih dulu di luar sel dengan pertolongan enzim ekstraseluler. Pencernaan di
luar sel ini dikenal sebagai extracorporeal digestion.

Persyaratan nutrisi bagi organisme secara umum adalah sebagai berikut:

1) Nutrisi sebagai sumber energi. Semua organisme hidup membutuhkan sumber energi.
Beberapa bentuk kehidupan, seperti tumbuhan hijau, dapat menggunakan energi
pancaran atau cahaya dan dinamakan fototrof. Yang lain, seperti hewan bergantung
pada oksidasi atau kehilangan elektron dari suatu atom. Senyawa-senyawa kimia untuk
memperoleh energinya. Makhluk–makhluk ini disebut kemotrof.

2) Semua organisme membutuhkan karbon, semua membutuhkan sedikitnya sejumlah


kecil karbon dioksida, tetapi kebanyakan diantaranya juga membutuhkan beberapa
senyawa karbon organik, seperti gula-gulaan dan karbohidrat lain

3) Semua organisme yang hidup memerlukan nitrogen. Tumbuhan menggunakan


nitrogen dalam bentuk garam nitrogen anorganik seperti kalium nitrat (KNO3),
sedangkan hewan membutuhkan senyawa nitrogen organik seperti protein dan produk-
produk hasil peruraiannya Yaitu peptida dan asam-asam amino tertentu.

4) Semua organisme hidup membutuhkan belerang (sulfur) dan fosfot.

5) Semua organisme hidup membutuhkan beberapa unsur logam, natrium, kalium,


kalsium, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga dan kobalt untuk pertumbuhannya
yang normal.

7
6) Semua organisme hidup membutuhkan air untuk fungsi-fungsi metabolisme dan
pertumbuhannya.

C. Jenis-jenis nutrisi yang diperlukan mikroba

Bahan makanan yang digunakan oleh jasad hidup dapat berfungsi sebagai
sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor atau donor elektron. Dalam
garis besarnya bahan makanan dibagi menjadi tujuh golongan yaitu air, sumber energi,
sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor tumbuh, dan sumber
nitrogen.

1. Air
Air merupakan komponen utama sel mikroba dan medium. Funsi air adalah sebagai
sumber oksigen untuk bahan organik sel pada respirasi. Selain itu air berfungsi sebagai
pelarut dan alat pengangkut dalam metabolisme.
2. Sumber energi
Ada beberapa sumber energi untuk mikroba yaitu senyawa organik atau anorganik
yang dapat dioksidasi dan cahaya terutama cahaya matahari.

3. Sumber Karbon
Tumbuhan-tumbuhan dan beberapa bakteri mampu mengunakan energi fotosintetik
untuk mereduksi karbondioksida pada penggunaan air. Organisme ini termasuk
kelompok autotrof, makhluk hidup yang tidak membutuhkan nutrient organik untuk
pertumbuhannya. Autotrof lain adalah khemolitotrof, organisme yang menggunakan
substrat anorganik seperti hidrogen atau thiosulfat sebagai reduktan dan karbondioksida
sebagai sumber karbon.

“Heterotrof membutuhkan karbon organik untuk pertumbuhannya, dan karbon


organik tersebut harus dalam bentuk yang dapat diasimilasi. Contohnya, naphthalene
dapat menyediakan semua karbon dan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
respirasi heterotropik, tetapi sangat sedikit organisme yang memiliki jalur metabolik
yang perlu untuk asimilasi naphthalene. Sebaliknya, glukosa, dapat membantu
pertumbuhan fermentatif atau respirasi dari banyak organisme. Adalah penting bahwa

8
substrat pertumbuhan disuplai pada tingkatan yang cocok untuk galur mikroba yang
akan ditumbuhkan. Karbondioksida dibutuhkan pada sejumlah reaksi biosintesis.
Banyak organisme respiratif menghasilkan lebih dari cukup karbondioksida untuk
memenuhi kebutuhannya, tetapi yang lain membutuhkan sumber karbondioksida pada
medium pertumbuhannya (Jawetz, 2001).”

4. Sumber aseptor elektron


Proses oksidasi biologi merupakan proses pengambilan dan pemindahan
elektron dari substrat. Karena elektron dalam sel tidak berada dalam bentuk bebas, maka
harus ada suatu zat yang dapat menangkap elektron tersebut. Penangkap elektron ini
disebut aseptor elektron. Aseptor elektron ialah agensia pengoksidasi. Pada mikrobia
yang dapat berfungsi sebagai aseptor elektron ialah O2, senyawa organik, NO3-, NO2-,
N2O, SO4 =, CO2, dan Fe3+.

5. Sumber Mineral
Sejumlah besar mineral dibutuhkan untuk fungsi enzim. Ion magnesium (Mg2+)
dan ion ferrum (Fe2+) juga ditemukan pada turunan porfirin yaitu: magnesium dalam
molekul klorofil, dan besi sebagai bagian dari koenzim sitokrom dan peroksidase. Mg2+
dan K+ keduanya sangat penting untuk fungsi dan kesatuan ribosom. Ca2+
dibutuhkansebagai komponen dinding sel gram positif, meskipun ion tersebut bebas
untuk bakteri gram negatif. Banyak dari organisme laut membutuhkan Na+ untuk
pertumbuhannya. Dalam memformulasikan medium untuk pembiakan kebanyakan
mikroorganisme, sangatlah penting untuk menyediakan sumber potassium, magnesium,
kalsium, dan besi, biasanya dalam bentuk ion-ion (K+, Mg2+, Ca2+, dan Fe2+). Banyak
mineral lainnya (seperti Mn2+, Mo2+, Co2+, Cu2+, dan Zn2+) dibutuhkan: mineral ini
kerapkali terdapat dalam air kran atau sebagai kontaminan dari kandungan medium
lainnya.

Pengambilan besi dalam bentuk hidroksida yang tak larut pada pH netral, difasilitasi
pada banyak bakteri dan fungi dengan produksi senyawa siderofor yang mengikat besi
dan mendukung trasnportasinya sebagai kompleks terlarut. Semua ini meliputi
hydroxymates (-CONH2OH) yang disebut sideramines, dan turunan catechol (seperti

9
2,3-dihydroxybenzolyserine). Siderofor yang dibentuk plasmid memainkan peranan
utama dalam sifat invasi beberapa bakteri patogen.

6. Faktor tumbuh
Faktor tumbuh ialah senyawa organik yang sangat diperlukan untuk
pertumbuhan (sebagai prekursor, atau penyusun bahan sel) dan senyawa ini tidak dapat
disintesis dari sumber karbon yang sederhana. Faktor tumbuh sering juga disebut zat
tumbuh dan hanya diperlukan dalam jumlah sangat sedikit. Berdasarkan struktur dan
fungsinya dalam metabolisme, faktor tumbuh digolongkan menjadi asam amino,
sebagai penyusun protein; base purin dan pirimidin, sebagai penyusun asam nukleat;
dan vitamin sebagai gugus prostetis atau bagian aktif dari enzim.

7. Sumber Oksigen
Untuk sel oksigen tersedia dalam bentuk air. Selanjutnya oksigen juga terdapat
dalam CO2 dan dalam bentuk senyawa organik. Selain itu masih banya organisme yang
tergantung dari oksigen molekul (O2 atau dioksigen). Oksigen yang berasal dari
molekul oksigen hanya akan diinkorporasi ke dalam substansi sel kalau sebagai sumber
karbon digunakan metana atau hidrokarbon aromatic yang berantai panjang. Menilik
hubungannya dengan oksigen dapat dibedakan sekurang-kurangnya tiga kelompok
organisme: organisme aerob obligat yang mampu menghasilkan energi hanya melalui
respirasi dan dengan demikian tergantung pada oksigen. Organisme anaerob obligat
hanya dapat hidup dalam lingkungan bekas oksigen. Untuk organisme ini O2 bersifat
toksik. Mikroorganisme anaerob fakultatif tumbuh dengan adanya O2 udara, jadi
bersifat aerotoleran; tetapi organisme ini tidak dapat memanfaatkan O2, tetapi
memperoleh energi semata-mata dari peragian. Jenis bakteri anaerob fakultatif lain
(Enterobacteriaceae) dan banyak ragi dapat beralih dari peroleh energi dengan respirasi
(dengan adanya O2) ke peragian (tanpa O2).

Banyak, kalau tidak sebagian besar, jenis bakteri aerob, bersifat mikroaerofil,
artinya mereka memang memerlukan O2 untuk mendapatkan energi, tetapi tidak tahan
terhadap tekana parsial udara (0,20 bar), tetapi hanya tahan terhadap tekanan parsial
0,01 sampai 0,03 bar.

10
D. Penggolongan Mikroba Berdasarkan Nutrisi Dan Oksigen:
1. Berdasarkan sumber karbon
Berdasarkan atas kebutuhan karbon jasad dibedakan menjadi jasad ototrof dan
heterotrof. Jasad ototrof ialah jasad yang memerlukan sumber karbon dalam bentuk
anorganik, misalnya CO2 dan senyawa karbonat. Jasad heterotrof ialah jasad yang
memerlukan sumber karbon dalam bentuk senyawa organik. Jasad heterotrof dibedakan
lagi menjadi jasad saprofit dan parasit. Jasad saprofit ialah jasad yang dapat
menggunakan bahan organik yang berasal dari sisa jasad hidup atau sisa jasad yang
telah mati. Jasad parasit ialah jasad yang hidup di dalam jasad hidup lain dan
menggunakan bahan dari jasad inang (hospes)-nya. Jasad parasit yang dapat
menyebabkan penyakit pada inangnya disebut jasad patogen.

2. Berdasarkan sumber energi


Berdasarkan atas sumber energi jasad dibedakan menjadi jasad fototrof, jika
menggunakan energi cahaya; dan khemotrof, jika menggunakan energi dari reaksi
kimia. Jika didasarkan atas sumber energi dan karbonnya, maka dikenal jasad
fotoototrof, fotoheterotrof, khemoototrof dan khemoheterotrof. Perbedaan dari keempat
jasad tersebut sbb:

3. Berdasarkan sumber donor elektron


Berdasarkan atas sumber donor elektron jasad digolongkan manjadi jasad
litotrof dan organotrof. Jasad litotrof ialah jasad yang dapat menggunakan donor
elektron dalam bentuk senyawa anorganik seperti H2, NH3, H2S, dan S. jasad
organotrof ialah jasad yang menggunakan donor elektron dalam bentuk senyawa
organik.

4. Berdasarkan sumber energi dan donor elektron


Berdasarkan atas sumber energi dan sumber donor elektron jasad dapat
digolongkan menjadi jasad fotolitotrof, fotoorganotrof, khemolitotrof, dan
khemoorganotrof. Perbedaan keempat golongan jasad tersebut sbb:

11
Jasad Sumber Energi Sumber Donor Contoh
Elektron
Fotolitotrof Cahaya Zat anorganik Tumbuhan tingkat
tinggi, alga
Fotoorganotrof Cahaya Zat organik
Bakteri belerang
Khemolitotrof Oksidasi zat Zat anorganik
fotosintetik

Khemoorganotrof anorganik Zat organik


Bakteri besi, bakteri

Oksidasi zat organik


hidrogen, bakteri
nitrifikasi

Jasad heterotrof

5. Berdasarkan kebutuhan oksigen

Berdasarkan akan kebutuhan oksigen, jasad dapat digolongkan dalam jasad


aerob, anaerob, mikroaerob, anaerob fakultatif, dan kapnofil. Pertumbuhan mikroba di
dalam media cair dapat menunjukkan sifat berdasarkan kebutuhan oksigen.

Obligat aerob Fakultatif anaerob Obligat anaerob Aerotoleran/Anaerob


Mikroaerofil Jasad aerob ialah jasad yang menggunakan oksigen bebas (O2) sebagai
satusatunya aseptor hidrogen yang terakhir dalam proses respirasinya. Jasa anaerob,
sering disebut anaerob obligat atau anaerob 100% ialah jasad yang tidak dapat
menggunakan oksigen bebas sebagai aseptor hidrogen terakhir dalam proses
respirasinya. Jasad mikroaerob ialah jasad yang hanya memerlukan oksigen dalam
jumlah yang sangat sedikit. Jasad aerob fakultatif ialah jasad yang dapat hidup dalam
keadaan anaerob maupun aerob. Jasad ini juga bersifat anaerob toleran. Jasad kapnofil
ialah jasad yang memerlukan kadar oksigen rendah dan kadar CO2 tinggi.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi


normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan
dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh. Untuk keperluan
hidupnya, semua makhluk hidup memerlukan bahan makanan. Bahan makanan ini
diperlukan untuk sintesis bahan sel dan untuk mendapatkan energi. Demikian juga
dengan mikroorganisme, untuk kehidupannya membutuhkan bahan-bahan organik dan
anorganik dari lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut dengan nutrient (zat gizi),
sedang proses penyerapanya disebut proses nutrisi.

Setiap unsur nutrisi mempunyai peran tersendiri dalam fisiologi sel. Unsur
tersebut diberikan ke dalam medium sebagai kation garam anorganik yang jumlahnya
berbeda-beda tergantung pada keperluannya. Beberapa golongan mikroorganisme
misalnya diatomae dan alga tertentu memerlukan silika (Si) yang biasanya diberikan
dalam bentuk silikat untuk menyusun dinding sel. Fungsi dan kebutuhan natrium (Na)
untuk beberapa jasad belum diketahui jumlahnya. Natrium dalam kadar yang agak
tinggi diperlukan oleh mikroorganisme tertentu yang hidup di laut.

Mikroorganisme memerlukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi dan


untuk bahan pembangun sel, untuk sintesa protoplasma dan bagian-bagian sel lain.
Setiap mikroorganisme mempunyai sifat fisiologi tertentu, sehingga memerlukan nutrisi
tertentu pula. Susunan kimia sel mikroorganisme relatif tetap, baik unsur kimia maupun
senyawa yang terkandung di dalam sel.

Nutrisi sangat berpengaruh dalam proses pertumbuhan mikroorganisme. Karena


jika nutrisi terhambat atau kurang memenuhi syarat, maka proses untuk tumbuh pada
bakteri pun terganggu dan terhambat.

13
B. Saran

Adanya kritikan dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk menuju
perbaikan ke arah kemajuan dari berbagai pihak untuk kesempurnaan makalah
selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/12/29/kebutuhan-dasar-nutri-mikroba/

https://mobile.facebook.com/KLS.IPA.MA.ALISHLAH/posts/544271962319335?_rdr

15

Anda mungkin juga menyukai