Anda di halaman 1dari 14

JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No.

2, Edisi Desember 2015 185

HUBUNGAN MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


DENGAN PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN DAN
SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA
1
Fitri Silvia Sofyan, 2Dadang Sundawa
1
Mahasiswa Dep. Pendidikan Kewarganegaraan, SPs, UPI, e-mail: fs.saybia@mail.com
2
Dosen Dep. Pendidikan Kewarganegaraan, SPs, UPI.

ABSTRACT
This research is purposed to procure representation about correlations between civic education
courses with the students’ insight into nationalism and the students’ spirit of nationalism in
STKIP Garut. This study used quantitative approach with a correlation study method. The data
of this study was obtained through questionnaires and tests given to students in STKIP Garut.
Researcher revealed that: 1. The implementation of civic education as a general basic course
included in personality development course in STKIP Garut had been implemented very well and
was able to make a significant contribution, which is in accordance to civic education’s goal
itself. 2. Students in STKIP Garut were believed to have a good insight into nationalism and a
strong nationalism. 3. The application of civic education courses as a general basic course has a
strong correlation and a great influence on the improvement of the students’ insight into
nationalism and the spirit of nationalism in STKIP Garut.
Keywords: Civic education course, nationality, insight on nationalism, spirit of nationalism,
STKIP Garut.

PENDAHULUAN wawasan kebangsan dan semangat nasional-


Pendidikan Kewarganegaraan merupa- isme, karena mahasiwa merupakan kader
kan salah satu bidang kajian dalam konteks bangsa yang akan meneruskan tonggak kepe-
pendidikan nasional yang memiliki peran mimpinan bangsa dan negara Indonesia.
strategis untuk meningkatkan kembali Karena itu, negara bertanggung jawab untuk
wawasan kebangsaan dan semangat nasio- mempersiapkan generasi muda/mahasiswa
nalisme mahasiswa. Karena itu, untuk yang memiliki wawasan kebangsaan yang
memperkuat peran Pendidikan Kewarga- tinggi dan juga memiliki semangat nasional-
negaraan, maka pemerintah mewajibkan isme dalam kehidupan berbangsa dan
diberikan pada setiap satuan pendidikan bernegara. Sebagaimana Winataputra (2014) :
termasuk perguruan tinggi. Sebagaimana Secara holistic pendidikan kewarga-
dalam pasal 37 ayat (1) Undang-Undang negaraan bertujuan agar setiap warga
Negara muda (young citizens) memiliki
No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan rasa kebangsaan dan cinta tanah air
Nasional bahwa “Pendidikan Kewarganega- dalam konteks nilai dan moral Pancasila,
raan dimaksudkan untuk membentuk peserta nilai dan norma Undang-Undang Dasar
didik menjadi manusia yang memiliki rasa Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
kebangsaan dan cinta tanah air”. Jika dikaji nilai dan komitmen Bhinneka tunggal
Ika, dan komitmen bernegara kesatuan
lebih jauh maka pemerintah melalui undang- Republik Indonesia. Oleh karena itu
undang tersebut memiliki tujuan menyiapkan secara sadar dan terencana peserta didik
generasi muda (mahasiswa) agar memiliki sesuai dengan perkembangan psikologis
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185

dan konteks kehidupannya secara dengan pemaparan di atas Asep Mahpudz


sistemik difasilitasi untuk belajar (1996, hlm.281) mengatakan bahwa :
berkehidupan demokrasi secara utuh, Untuk membangun nasionalisme gene-
yakni belajar tentang demokrasi (lear- rasi muda sebagai wujud pendidikan
ning about democracy), belajar dalam kewarganegaraan adalah ungkapan
iklim dan melalui proses demokrasi perasaan senasib sepenanggungan dalam
(learning through democracy), dan lingkup bangsa dalam bentuk kepedulian
belajar untuk membangun demokrasi dan kepekaan akan masalah-masalah
(learning for democracy). yang dihadapi bangsa, termasuk di
Kondisi kehidupan berbangsa dan dalamnya masalah yang berkaitan de-
bernegara Indonesia saat ini mengalami ngan rasa solidaritas sebangsa dan
setanah air. Setidaknya yang dibutuhkan
kemunduran dalam pemahaman wawasan
adalah menyangkut aspek pembinaan
kebangsaan dan semangat nasionalisme. Hal nilai-nilai kepribadian dan aspek pening-
ini generasi muda mempunyai peranan penting katan pengetahuan wawasan kebang-
dalam menjaga kelangsungan hidup bangsa saan. Oleh karena itu, upaya pembinaan
dan negara. Karena itu, kesadaran awal yang nasionalisme Indonesia pada masa
sekarang selayaknya mengutamakan
harus kita tahu bahwa dalam penghayatan rasa
pandangan dan sikap antisipotoris,
kebangsaan dan cinta tanah air adalah kenya- berupa pembinaan kemampuan untuk
taan bahwa kita telah menjadi bagian tetap dari memperhitungkan perkembangan yang
bangsa ini, bangsa Indonesia. Disinilah tempat akan terjadi dimasa depan. Artinya
kita lahir, berpijak, hidup, bertumbuh dan dibutuhkan penanaman sikap mengha-
dapi segala situasi baru yang belum
berkembang, serta (mungkin saja) kita nanti
pernah terjadi dalam kehidupan suatu
akan menghembuskan nafas terakhir di tanah masyarakat atau suatu bangsa.
air ini. Oleh karenanya, demi membangkitkan Pendidikan kewarganegaraan di
kembali semangat nasionalisme generasi muda perguruan tinggi merupakan sumber nilai dan
kita membutuhkan komitmen untuk meneguh- pedoman dalam pengembangan dan
kan semangat persatuan dan kesatuan dengan penyelengaraan program studi, guna
memegang penuh semboyan negara, yakni mengantarkan mahasiswa memantapkan
“Bhinneka Tunggal Ika”. Jadi jika landasan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya.
rasa kebangsaan di waktu yang lampau lebih Hal ini berdasarkan pada suatu realitas yang
didasari oleh rasa kebersamaan masa lalu, dihadapi, bahwa mahasiswa adalah sebagai
sekarang dan ke depan rasa kebangsaan harus generasi bangsa yang harus memiliki visi
dilandasi oleh kesamaan pandangan tentang intelektual, religius, berkeadaban,
masa depan bersama yang akan kita tuju berkemanusiaan dan cinta tanah air dan
sebagai “suatu bangsa” (one of nation). bangsanya. Dengan adanya mata kuliah
Penanaman dan pengembangan wawasan Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan
kebangsaan dan nasionalisme menuntut dapat membantu mahasiswa memantapkan
pendidikan kewarganegaraan agar mampu kepribadiannya, agar secara konsisten mampu
mewujudkan apa yang menjadi tujuan dari mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa
pendidikan kewarganegaraan itu sendiri. Kita kebangsaan dan cinta tanah air dalam
harus mampu mempererat persatuan dan menguasai, menerapkan dan mengembangkan
kesatuan bangsa di atas segala perbedaan, baik ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan
perbedaan suku, ras, maupun agama. Sejalan rasa tanggung jawab dan bermoral. Berkaitan
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185

dengan itu mahasiswa diharapkan akan Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut di
mampu untuk menjaga dan meneruskan cita- Kabupaten Garut? 3) Adakah korelasi antara
cita pembangunan bangsa dengan sungguh- mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
sungguh mencintai bangsanya sendiri, dengan dengan peningkatan wawasan kebangsaan dan
tidak membeda-bedakan setiap suku, ras, semangat nasionalisme mahasiswa di Sekolah
maupun agama yang mendiami di bumi Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut
pertiwi Indonesia. Dengan wawasan kebang- di Kabupaten Garut?
saan dan juga semangat nasionalisme maka hal Tujuan penelitian berkaitan erat dengan
ini diharapkan agar kita dapat menjaga permasalahan penelitian. Tujuan penelitian
keutuhan Negara agar tidak terpecah belah. berisi tentang rumusan hasil yang akan dicapai
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu dalam penelitian yang merupakan jawaban
Pendidikan Garut merupakan salah satu dari pertanyaan penelitian yang dilakukan.
perguruan tinggi yang berada di wilayah Adapun tujuan umum yang ingin dicapai
Kabupaten Garut. Oleh karena itu, Sekolah dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut gambaran mengenai korelasi Pendidikan
sebagai salah satu perguruan tinggi yang Kewarganegaraan dengan peningkatan
melaksanakan kegiatan mata kuliah pendi- wawasan kebangsaan dan semangat
dikan kewarganegaraan sangat mendukung nasionalisme mahasiswa. di Sekolah Tinggi
langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kabupaten
untuk mengembangkan kehidupan bernegara Garut. Sedangkan tujuan khusus penelitian
dan berbangsa dalam kalangan generasi muda dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Untuk
dan mahasiswa pada khususnya. Pemahaman mendeskripsikan gambaran penerapan mata
akan wawasan kebangsaan dan juga semangat kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
nasionalisme sudah terintegrasi dalam mata yang dilaksanakan di Sekolah Keguruan dan
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Ilmu Pendidikan Garut di Kabupaten Garut. 2)
Berdasarkan identifikasi masalah, maka Untuk mendeskripsikan gambaran pemahaman
dirumuskan permasalahannya yaitu adakah wawasan kebangsaan dan semangat
korelasi yang signifikan antara mata kuliah nasionalisme mahasiswa di lingkungan
Pendidikan Kewarganegaraan dengan pening- Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
katan wawasan kebangsaan dan semangat Pendidikan Garut di Kabupaten Garut. 3)
nasionalisme mahasiswa di lingkungan Untuk mengetahui adakah korelasi Pendidikan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendi- Kewarganegaraan (PKn) dengan peningkatan
dikan Kabupaten Garut. Dari rumusan wawasan kebangsaan dan semangat
permasalah tersebut, selanjutnya dirinci nasionalisme dalam perkuliahan Pendidikan
pertanyaan penelitiannya sebagai berikut : 1) Kewarganegaraan (PKn) Sekolah Tinggi
Bagaimana gambaran penerapan mata kuliah Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut di
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang Kabupaten Garut.
dilaksanakan di Sekolah Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Garut di Kabupaten Garut? 2) METODE PENELITIAN
Bagaimana gambaran pemahaman wawasan Metode penelitian ini adalah metode
kebangsaan dan semangat nasionalisme korelasional dengan menggunakan pendekatan
mahasiswa di lingkungan Sekolah Tinggi kuantitatif, yakni mendeskripsikan mengenai
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185

hubungan korelasi penerapan Pendidikan Sugiono (2010, hal.82) berpandangan bahwa


Kewarganegaraan dengan peningkatan “teknik ini digunakan bila populasi mem-
wawasan kebangsaan dan semangat punyai anggota/unsur yang tidak homogen dan
nasionalisme mahasiswa. Dalam penelitian ini bersrata secara proporsional”. Hal tersebut
peneliti berkeinginan mengungkap fenomena- sesuai dengan unit sampel yang ada pada
fenomena obyektif dan dikaji secara kuantitatif populasi penelitian ini. Populasi penelitian ini
dan peneliti ingin menjawab pertanyaan ialah mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan
penelitian menggunakan pengukuran yang Ilmu Pendidikan Garut yang terdiri dari
cermat terhadap variabel-variabel penelitian. program studi Pendidikan Kewarganegaraan,
Nana Sudjana dan Ibrahim (2007:77) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
menjelaskan mengenai pengertian dari metode Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan
penelitian korelasional, “studi korelasi Matematika, Pendidikan Biologi, dan
mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, Pendidikan Teknologi dan Ilmu Komputer.
yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel Dengan menggunakan tabel penentuan
berhubungan dengan variasi dalam variabel jumlah sampel dari populasi tertentu dengan
lain. Hal ini senada dengan Nana Syaodih taraf kesalahan 5%, bila jumlah populasi
(2007:79) “studi hubungan (associational 2.991, dengan kesalahan 5%, maka jumlah
study) disebut juga studi korelasional sampelnya = 312. Karena populasi bersrata,
(correlational study), meneliti hubungan maka sampelnya pun berstrata. Stratanya
antara dua hal, dua variabel atau lebih”. ditentukan menurut program studi yang ada.
Tujuan penelitian ini untuk mendeteksi Dengan demikian masing-masing sampel
sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor untuk setiap program studi harus proporsional
berkaitan dengan variasi-variasi pada saat atau sesuai dengan populasi. Berdasarkan perhi-
lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien tungan dengan cara berikut ini jumlah sampel
korelasi. Dalam penelitian ini peneliti ingin untuk sampel untuk mahasiswa program studi
melihat hubungan dua variabel tanpa coba Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia = 65,
merubah atau mengadakan perlakuan terhadap Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan =
variabel-variabel tersebut. Berkaitan hal 31, Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris =
tersebut Kountur (2009:54-55) mengemukakan 86, Pendidikan Biologi = 47, Pendidikan
bahwa “penelitian korelasi adalah penelitian Matematika = 68, dan Pendidikan Teknologi
yang mencoba melihat hubungan antara dan Ilmu Komputer = 15.
beberapa variabel sebagaimana adanya tanpa
perlakuan”. Melihat apakah mungkin Pend. Bhs Indonesia = 621:2991 X 312
perubahan satu variabel berhubungan dengan = 64,7 = 65
PPKn = 296:2991 X 312
perbahan variabel lainnya. = 30,8 = 30
Sampel penelitian ini adalah sebagian Pend. Bahasa Inggris = 823:2991 X 312
dari seluruh mahasiswa di lingkungan Sekolah = 85,8 = 86
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut. Pend. Biologi = 455:2991 X 312
Prosedur pemilihan sampel (sampling) dalam = 47,4 = 47
Pend. Matematika = 656:2991 X 312
penelitian ini adalah yaitu random sampling . = 68,4 = 68
Sedangkan metode yang dipakai yaitu metode Pend. TIK = 140:2991 X 312
proportionate stratified random sampling. = 14,6 = 15
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185

HASIL DAN PEMBAHASAN tentang “Rambu-rambu pelaksanaan Kelom-


Penerapan Mata Kuliah PKn di STKIP pok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
Garut di Perguruan Tinggi”. Terdiri atas mata kuliah
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap pendidikan agama, pendidikan kewargane-
prosentase skor masing-masing indikator dapat garaan dan bahasa Indonesia. Mata kuliah
diketahui bahwa berdasarkan uji statistik, pendidikan kewarganegaraan merupakan
penerapan mata kuliah di STKIP Garut bagian dari kelompok mata kuliah pengem-
tergolong ke dalam sangat baik. Hasil bangan kepribadian, dengan ketentuan tersebut
pengukuran statistik ini didukung oleh kondisi di atas wajib diberikan di semua fakultas dan
di lapangan dimana Program Studi Pendidikan jurusan di seluruh perguruan tinggi.
Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai induk Adapun Hakekat, Visi, Misi, dan
pelaksanaan penerapan mata kuliah PKn Kompetensi Mata Kuliah Pendidikan Kewar-
sebagai MKDU di lingkungan STKIP Garut ganegaraan berdasarkan Keputusan Dirjen
sudah mampu menerapkan mata kuliah ini Dikti N0.43/DIKTI/KEP/2006 dirumuskan
dengan baik, sehingga apa yang menjadi sebagai berikut: Hakekat Mata Kuliah
tujuan dari mata kuliah inipun dapat tercapai. Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk
Secara paradigmatik Winataputra (2001) membekali dan memantapkan mahasiswa
mengemukakan bahwa Pendidikan Ke- dengan pengetahuan dan kemampuan dasar
warganegaraan memiliki tiga komponen, hubungan warga negara Indonesia yang
“yakni (1) kajian ilmiah pendidikan ilmu
kewarganegaraan; (2) program kurikuler Pancasilais dengan negara dan sesama warga
Pendidikan Kewarganegaraan; dan (3) negara. Visi Mata Kuliah Pendidikan Kewar-
gerakan sosial-kultural kewarganegaraan, ganegaraan adalah merupakan sumber nilai
yang secara koheren bertolak dari esensi dan pedoman dalam pengembangan dan
dan bermuara pada upaya pengembangan penyelenggaraan program studi, guna
pengetahuan kewarganegaraan (civic
knowledge), nilai, sikap dan watak mengantarkan mahasiswa memantapkan kepri-
kewarganegaraan (civic disposition), dan badiannya sebagai manusia Indonesia
keterampilan kewarganegaraan (civic seutuhnya. Misi Mata Kuliah Pendidikan
skill)”. Kewarganegaraan adalah untuk membantu
Pendidikan Kewarganegaraan dalam mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar
konteks domain kurikuler merupakan penem- secara konsisten mampu mewujudkan nilai-
patan Pendidikan Kewarganegaaran dalam nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan
pendidikan formal (jenjang SD sampai cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan
perguruan tinggi) dan juga dalam pendidikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan,
nonformal. Dalam domain ini Pendidikan teknologi dan seni dengan rasa tanggung
Kewarganegaraan berfungsi sebagai mata jawab. Kompetensi Mata Kuliah Pendidikan
pelajaran yang diterapkan di sekolah dan mata Kewarganegaraan adalah diharapkan maha-
kuliah di perguruan tinggi. siswa menjadi ilmuwan yang memiliki rasa
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis
Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan yang berkeadaban menjadi warga negara yang
Nasional, serta Surat Keputusan Direktur memiliki daya saing, berdisiplin dan berpar-
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen tisipasi aktif dalam membangun kehidupan
Pendidikan Nasional No. 43/DIKTI/KEP/2006 yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila.
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185

Adapun yang menjadi bahan kajian apa yang tertuang dalam Surat Keputusan
pendidikan kewarganegaraan menurut Surat Dirjen Dikti tersebut dapat kita ketahui bahwa
Keputusan tersebut meliputi: Filsafat Panca- substansi pendidikan kewarganegaraan di
sila; Identitas Nasional; Hak dan Kewajiban Perguruan Tinggi, pada hakikatnya yaitu untuk
Warga Negara; Negara dan Konstitusi; membekali dan memantapkan mahasiswa
Demokrasi Indonesia; Hak Asasi Manusia dan dengan pengetahuan dan kemampuan dasar
Rule of Law; Geopolitik Indonesia; hubungan warga negara Indonesia yang
Geostrategi Indonesia Pancasilais dengan negara dan sesama warga-
Hampir semua orang sepakat karena negara. Dengan kemampuan dasar diharapkan
telah menjadi pengetahuan umum khususnya mahasiswa mampu menerapkan nilai-nilai
di kalangan komunitas akademik pendidikan tersebut dalam kehidupan sehari-hari;
kewarganegaraan (civic/citizenship education) memiliki kepribadian yang mantap, berpikir
di Indonesia bahkan di negara lain bahwa kritis, bersikap rasional, etis, estetis, dan
tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah dinamis, berpandangan luas, bersikap demo-
untuk membentuk warga negara yang baik (to kratis dan berkeadaban.
be good citizens). Numan Somantri (dalam
Wahab dan Sapriya, 2011, hlm.311) Pemahaman Wawasan Kebangsaan dan
melukiskan warga negara yang baik adalah Semangat Nasionalisme Mahasiswa di
warga negara yang patriotik, toleran, setia STKIP Garut
Sama halnya seperti penerapan mata
terhadap bangsa dan negara, beragama,
kuliah PKn, kondisi pemahaman wawasan
demokratis ..., Pancasila sejati. Berhubungan
kebangsaan dan semangat nasionalisme maha-
dengan penjelasan warga negara yang baik
siswa di lingkungan STKIP Garut juga dapat
Azis Wahab mengemukakan sebagai berikut:
dilihat berdasarkan hasil penghitungan
Warga negara yang baik adalah warga
negara yang memahami dan mampu terhadap prosentase skor nilai yang didapat
melaksanakan dengan baik hak-hak dan pada variabel Y1 dan variabel. Secara statistik,
kewajibannya sebagai individu warga pemahaman wawasan kebangsaan dan sema-
negara memiliki kepekaan dan tanggung ngat nasionalisme mahasiswa di lingkungan
jawab sosial, mampu memecahkan STKIP Garut termasuk ke dalam kategori
masalah-masalahnya sendiri dan juga
masalah-masalah kemasyarakatan secara sangat baik, hal ini terlihat dari skor rata-rata
cerdas sesuai dengan fungsi dan perannya yang didapatkan responden dalam pengukuran
(socially sensitive, socially responsible, melalui instrumen tes bertingkat. Hasil
dan socially inteligence), memiliki sikap pengukuran melalui tes bertingkat yang
disiplin pribadi, mampu berpikir kritis dihitung secara statistik menunjukkan bahwa
kreatif, dan inovatis agar dicapai kualitas
pribadi dan perilaku warga negara dan pemahaman wawasan kebangsaan dan sema-
warga masyarakat yang baik (socio civic ngat nasionalisme mahasiswa STKIP Garut
behavior dan desirable personal qualities) berada pada kategori sangat baik.
(Wahab dan Sapriya: 2011, hlm.311-312). Pemahaman wawasan kebangsaan dan
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di semangat nasionalisme pada diri individu
perguruan tinggi dirumuskan dalam visi, misi dipengaruhi oleh banyak hal, namun
dan kompetensi yang tercantum dalam Kep. berdasarkan hasil penelitian pemulis memiliki
Dirjen DIKTI No.43/DIKTI/Kep/2006. Dari pandangan bahwa dari sekian banyak hal yang
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185

mempengaruhi pemahaman wawasan kebang- Wawasan kebangsaan meliputi mawas


saan dan semangat nasionalisme, hal yang ke dalam dan mawas ke luar. Mawas ke dalam
memiliki pengaruh sangat besar adalah mata artinya memandang kepada diri bangsa
kuliah PKn yang sudah ditempuh oleh para Indonesia sendiri yang memiliki wilayah tanah
mahasiswa di lingkungan STKIP Garut. air yang luas, jumlah penduduk yang banyak,
Setiap bangsa di dunia memiliki cara keanekaragaman budaya dan lain-lain, harus
pandang terhadap kebangsaan dan tanah airnya diletakan dalam satu pandangan yang
masing-masing, dan cara pandang terhadap mendasarkan pada kepentingan bersama
kebangsaannya itu kemudian disebut sebagai sebagai bangsa. Mawas ke luar, yaitu
wawasan kebangsaan. Bangsa Indonesia memandang terhadap lingkungan sekitar
memiliki wawasan kebangsaanya sendiri yang Negara-negara tetangga dan dunia
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Berda- internasional. Bangsa Indonesia harus
sarkan nilai-nilai tersebut bangsa Indonesia memiliki integritas dan kredibilitas yang kuat
memiliki cara pandang untuk melangkah ke dalam memainkan perannya di dunia
depan dalam mencapai tujuan nasional.Maliki internasional sebagai bangsa yang berdaulat
(2010, hlm.180) berpendapat bahwa “wawasan dan bermartabat. Wildan mengemukakan
kebangsaan adalah cara pandang yang dapat bahwa:
memberi pijakan bagi anak bangsa dalam Wawasan Kebangsaan pada hakikatnya
membangun kohesi sosial dan kesepakatan adalah kesamaan persepsi dari segenap
hidup bersama di tengah negeri yang memiliki komponen bangsa Indonesia sebagai dasar
bagi terbangunnya rasa dan semangat
ribuan pulau, pluralitas etnis, bahasa, budaya, nasional yang tinggi dalam semua aspek
ideologi informal berserta agama”. kehidupan nasional. Wawasan Kebang-
Wawasan Kebangsaan pada hekekatnya saan akan menjadi daya dorong untuk
merupakan suatu pandangan atau cara pandang berbuat, mempersembahkan, dan mendar-
yang mencerminkan sikap dan kepribadian mabaktikan karya terbaik bagi bangsa dan
negara. Lebih dari itu, hakikat Wawasan
bangsa Indonesia yang memiliki rasa cinta Kebangsaan menghendaki dimilikinya
tanah air, menjunjung tinggi kesatuan dan sikap untuk segera mengakhiri kesetiaan
persatuan, memiliki rasa kebersamaan sebagai terhadap kelompok (partai, golongan,
bangsa untuk membangun Indonesia menuju suku bangsa) atau perseorangan begitu
masa depan yang lebih baik, di tengah kesetiaan terhadap bangsa dan negara
diperlukan (2009, hlm.154 dalam Tim
persaingan dunia yang globalistik, tanpa harus Sosialiasi Wawasan Kebangsaan
kehilangan akar budaya dan nilai-nilai dasar Sekretariat Wakil Presiden RI, 2005,
Pancasila yang telah kita miliki. Sebagaimana hlm.32).
yang tercantum dalam pasal 1 angka 1 Siswono (1996, hlm.17) mengemukakan
Permendagri No.71 Tahun 2012 tentang bahwa “semangat dan wawasan kebangsaan
Pedoman Pendidikan Wawasan Kebangsaan menjadi penting untuk ditumbuh-kembangkan,
yaitu cara pandang bangsa Indonesia tentang karena rasa kebangsaan sebagai manifestasi
diri dan lingkungannya mengutamakan persa- dari rasa cinta pada tanah air, pada gilirannya
tuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan membangkitkan kesadaran kita akan arti mahal
wilayah yang dilandasi Pancasila, UUD dan bernilainya rasa kesatuan dan persatuan
Negara Republik Indonesia 1945, Bhinneka bangsa ini”. Sebagaimana diungkapkan oleh
tunggal ika, dan Negara Kesatuan RI. Lemhanas (2013, hlm.31) :
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185

Wawasan kebangsaan sebagai salah satu kepentingan dan keselamatan bangsa dan
aktualisasi nilai-nilai dasar kebangkitan negara di atas kepentingan pribadi dan
nasional perlu ditularkan kepada seluruh golongan. Diharapkan manusia Indonesia
rakyat Indonesia lintas generasi untuk
memperkokoh ketahanan bangsa di era sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan
globalisasi. Hal ini dikarenakan Wawasan bangsa. Berkaitan dengan itu hendaknya
Kebangsaan adalah cara pandang bangsa dipupuk penghargaan terhadap martabat
Indonesia berdasarkan Pancasila dan manusia, cinta kepada tanah air dan bangsa.
Undang- Undang Dasar Negara Republik Wawasan kebangsaan mengembangkan persa-
Indonesia Tahun 1945 tentang diri dan
lingkungannya dalam mengekspresikan tuan Indonesia sedemikian rupa sehingga asas
jati diri bangsa di tengah tatanan Bhinneka tunggal ika dipertahankan. Persatuan
kehidupan dunia. Wawasan Kebangsaan tidak boleh mematikan keanekaan dan
juga mencerminkan hasrat bangsa kemajemukan. Sebaliknya keanekaan dan
Indonesia sebagai bangsa yang merdeka, kemajemukan tidak boleh menjadi pemecah
bersatu, berdaulat, adil dan makmur dalam
kebersamaan untuk mengatasi semua belah namun menjadi kekuatan yang mem-
hambatan dan tantangan, baik dari luar perkaya persatuan.
maupun dari dalam negeri, termasuk rasa Sedangkan semangat nasionalisme yang
kebersamaan dalam menghadapi ancaman juga harus dimiliki oleh mahasiswa yaitu
separatisme dan radikalisme yang dapat “semangat kebersamaan untuk membangun
membahayakan persatuan dan kesatuan
bangsa. masa depan yang lebih sejahtera bagi seluru
Maliki (2010, hlm.179) mengungkapkan warga negara Indonesia, dengan tidak
“pengembangan wawasan kebangsaan adalah membedakan suku, agama, ras, warna kulit,
sesuatu yang sangat penting dalam upaya gender atau golongan” (Lemhanas, hlm.107).
membangun kohesi sosial ditengah warga
bangsa yang majemuk dan apalagi tengah Korelasi Pendidikan Kewarganegaraan
dibayangi ancaman konflik etnis dan agama”. dengan Peningkatan Wawasan Kebangsaan
dan Semangat Nasionalisme Mahasiswa di
Dengan demikian, wawasan kebangsaan Lingkungan STKIP Garut
menjadi penting untuk ditanamkan kepada Hasil penelitian menunjukkan bahwa
setiap warga Warga Negara Indonesia, hipotesis yang berbunyi: “Terdapat korelasi
khususnya para mahasiswa, dan karena itu yang signifikan antara mata kuliah PKn
perlu disosialisasikan kepada segenap lapisan dengan peningkatan wawasan kebangsaan dan
masyarakat secara terus menerus, bukan hanya semangat nasionalisme mahasiswa di
sekedar menjadi sebuah gerakan sesaat, tetapi lingkungan STKIP Garut” telah diterima. Hal
harus diupayakan secara berkesinambungan. ini dapat dilihat dari hasil pengolahan data
Wawasan kebangsaan yang sering didengung- yang menunjukkan adanya tingkat keberartian
kan oleh pemerintah, hendaknya tidak sekedar antaravariabel X (mata kuliah PKn) terhadap
retorika verbal yang tak pernah diaktuali- variabel Y1 (wawasan kebangsaan) dan
sasikan dalam kenyataan. Namun wawasan variabel Y2 (semangat nasionalisme).
kebangsaan harus benar-benar terealisasi Hasil penelitian berdasarkan rumus
dalam kehidupan nyata sehari-hari. korelasi yang digunakan Product Moment
Wawasan kebangsaan Indonesia Coefficient (Pearson’s Coefficient Of
mengamanatkan kepada seluruh bangsa agar Correlation) menunjukkan angka rxy sebesar
menempatkan persatuan, kesatuan, serta 0,694 dan 0,689. Berdasarkan kriteria
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185

penafsiran koefesien korelasi yang tertera pada dan semangat nasionalisme mahasiswa di
tabel angka tersebut berada pada kategori kuat lingkungan STKIP Garut.
yakni berada pada rentang 0,60 – 0,799. Berdasarkan temuan penelitian secara
Angka yang dihasilkan melalui rumus keseluruhan maka rumusan masalah pada
korelasi ini juga diolah kembali dengan rumus penelitian ini telah terjawab. Hal tersebut
pengujian determinasi, dan sebagai hasilnya menunjukkan pula bahwa mata kuliah
didapatlah nilai koefisien determinasi sebesar pendidikan kewarganegaraan di STKIP Garut
43% untuk variabel X (mata kuliah PKn) dan memiliki peranan yang penting guna mening-
Y1 (wawasan kebangsaan), 42% untuk variabel katkan pemahaman akan wawasan kebangsaan
X (mata kuliah PKn) dan Y2 (semangat dan semangat nasionalisme mahasiswa di
nasionalisme). Berdasarkan angka determinasi lingkungan sekolah tinggi keguruan dan ilmu
tersebut dapat disimpulkan bahwa mata kuliah pendidikan garut.
PKn sebagai MKDU memberikan konstribusi Pendidikan kewarganegaraan (citizen-
yang signifikan terhadap pemahaman wawasan ship education) memiliki peran penting dalam
kebangsaan dan semangat nasionalisme suatu kehidupan berbangsa dan bernegara.
mahasiswa di lingkungan STKIP Garut. Pendidikan kewarganegaraan di Indonesia juga
Besarnya angka koefisien determinasi berkontiribusi penting dalam menunjang
pada penelitian ini tidak terlalu mengejutkan, tujuan bernegara Indonesia. Pendidikan
karena sebagaimana kita pahami bahwa kewarganegaraan secara sistematik adalah
memang penerapan mata kuliah PKn di STKIP dalam rangka perwujudan fungsi dan tujuan
Garut berada dalam kategori sangat pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan
baik/sangat tinggi. Hal ini tidak begitu saja UUD NRI 1945 Pendidikan kewarganegaraan
tertulis, melainkan telah menjadi pengamatan berkaitan dan berjalan seiring dengan
penulis jauh sebelum penelitian ini, namun perjalanan pembangunan kehidupan berbangsa
dalam perspektif penulis sebagai mahasiswa dan bernegara. Pendidikan kewarganegaraan
yang diajarkan untuk menganalisa sesuatu merupakan bagian integral dari ide, instru-
secara ilmiah dan sistematis, maka penelitian mentasi, dan praksis kehidupan bermasyarakat,
ini dianggap perlu. berbangsa, dan bernegara Indonesia (Udin
Hasil penelitian ini telah membuktikan Winataputra, 2008). Bahkan dikatakan,
bahwa penerapan mata kuliah PKn sebagai pendidikan nasional kita hakikatnya adalah
MKDU berperan penting bagi peningkatan pendidikan kewarganegaraan agar dilahirkan
wawasan kebangsaan dan semangat nasio- warga negara Indonesia yang berkualitas baik
nalisme mahasiswa STKIP Garut. Hal ini dalam disiplin sosial dan nasional, dalam etos
sangat masuk akal karena sebagaimana telah kerja, dalam produktivitas kerja, dalam
disampaikan pada bab sebelumnya bahwa kemampuan intelektual dan profesional, dalam
materi yang berkaitan dengan wawasan tanggung jawab kemasyarakatan, kebangsaan,
kebangsaan dan semangat nasionalisme sudah kemanusiaan serta dalam moral, karakter dan
terintegrasi dalam perkuliahan mata kuliah kepribadian (Soedijarto, 2008).
pendidikan kewarganegaraan, sehingga disa- Pendidikan kewarganegaraan di mana-
dari atau tidak, keterlibatan penerapan pun pada dasarnya bertujuan membentuk
perkuliahan tersebut akan mempengaruhi warga negara yang baik (good citizen)
terhadap peningkatan wawasan kebangsaan (Somantri, 2001; Aziz Wahab, 2007;
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185

Kalidjernih, 2010). Namun konsep “warga memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
negara yang baik” berbeda-beda dan sering Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui
berubah sejalan dengan perkembangan bangsa bahwa pendidikan kewarganegaraan memiliki
yang bersangkutan. Dalam konteks tujuan landasan yang kuat untuk dibelajarkan kepada
pendidikan nasional dewasa ini, warga negara setiap warga negara.
yang baik yang gayut dengan pendidikan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
kewarganegaraan adalah warga negara yang sebagai nama mata kuliah di perguruan tinggi
demokratis bertanggung jawab (Pasal 3) dan merupakan perwujudkan dari pendidikan
warga negara yang memiliki semangat kewarganegaraan (PKn) dalam dimensi
kebangsaan dan cinta tanah air (pasal 37 kurikuler khususnya kegiatan intra kurikuler.
Undang-Undang No 20 Tahun 2003). Dapat Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan
disimpulkan bahwa tujuan pendidikan tinggi dimunculkan sebagai mata kuliah
kewarganegaraan di Indonesia adalah mem- tersendiri, tidak terintegrasi dengan mata
bentuk warga negara yang demokratis kuliah lain. Jika merujuk pada tujuan
bertanggung jawab, memiliki semangat pendidikan nasional dan tujuan pendidikan
kebangsaan dan cinta tanah air. kewarganegaraan yang terdapat dalam
Sebagaimana yang tercantum dalam UU Undang-Undang No 20 Tahun 2003, maka
No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan terungkap bahwa fungsi pendidikan kewar-
Nasional yang merupakan landasan opera- ganegaraan di perguruan tinggi adalah sebagai
sional dari pendidikan kewarganegaran di pendidikan demokrasi dan pendidikan
Indonesia. Dalam Pasal 37 (1) dikemukakan kebangsaan. Sebagai pendidikan demokrasi
bahwa kurikulum pendidikan dasar dan karena bertujuan membentuk warga negara
menengah wajib memuat : “.. b. Pendidikan yang demokratis dan bertanggung jawab (pasal
kewarganegaraan; ...” dan pada ayat (2) 3), dan sebagai pendidikan kebangsaan karena
dikemukakan bahwa kurikulum pendidikan bertujuan membentuk warga negara yang
tinggi wajib memuat:...” b. Pendidikan kewar- memiliki semangat kebangsaan dan cinta tanah
ganegaraan; ...”. Sedangkan pada bagian air (pasal 37). Jika demikian, dengan
penjelasan Pasal 37 dikemukakan bahwa sederhana dapat disimpulkan bahwa mata
“Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
untuk membentuk peserta didik menjadi memuat fungsi sebagai pendidikan demokrasi,
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan pendidikan kebangsaan. Fungsi dari mata
cinta tanah air”. kuliah tersebut sekaligus menunjukkan jatidiri
Adanya ketentuan tentang pendidikan mata kuliah yang bersangkutan.
kewarganegaraan dalam UU Sisdiknas sebagai Sebagai kelompok mata kuliah pengem-
mata pelajaran wajib di jenjang pendidikan bangan kepribadian yang memberi orientasi
dasar, menengah, dan tinggi menunjukkan bagi mahasiswa dalam memantapkan wawasan
bahwa mata pelajaran atau mata kuliah ini dan kesadaran kebangsaan, cinta tanah air,
menempati kedudukan yang strategis dalam demokrasi , penghargaan atas keragamaan dan
mencapai tujuan pendidikan nasional di negara partisipasinya membangun bangsa berdasar
ini. Adapun arah pengembangannya hendak- Pancasila. Sebagai kelompok mata kuliah
nya difokuskan pada pembentukan peserta pengembangan kepribadian yang menyeleng-
didik agar menjadi manusia Indonesia yang garakan pendidikan kebangsaan, demokrasi,
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185

HAM, multikulural dan kewarganegaraan Melalui pendidikan kewarganegaraan,


kepada mahasiswa guna mendukung terwu- warga negara Republik Indonesia
judnya warga negara yang cerdas, terampil dan diharapkan mampu memahami, meng-
analisis, dan menjawab masalah-masalah
berkarakter sehingga dapat diandalkan guna yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa
membangun bangsa dan negara berdasar dan negaranya secara berkesinambungan
Pancasila dan UUD 1945 sesuai dengan dan konisten cita-cita dan tujuan nasional
bidang keilmuan dan profesinya. seperti yang digariskan dalam pembukaan
Adapun yang menjadi tujuan dari UUD 1945.
pendidikan kewarganegaraan di perguruan Berkaitan hal terebut Winataputra
tinggi yaitu : a) Memiliki wawasan dan mengemukakan bahwa (2014):
kesadaran kebangsaan dan rasa cinta tanah air Secara holistic pendidikan kewarga-
sebagai perwujudan warga negara Indonesia negaraan bertujuan agar setiap warga
Negara muda (young citizens) memiliki
yang bertanggung jawab atas kelangsungan rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam
hidup bangsa dan Negara; b) Memiliki konteks nilai dan moral Pancasila, nilai
wawasan dan penghargaan terhadap keane- dan norma Undang-Undang Dasar Negara
karagaman masyarakat Indonesia sehingga Republik Indonesia Tahun 1945, nilai dan
mampu berkomunikasi baik dalam rangka komitmen Bhinneka tunggal Ika, dan
komitmen bernegara kesatuan Republik
meperkuat integrasi nasional; c) Memiliki Indonesia. Oleh karena itu secara sadar
wawasan, kesadaran dan kecakapan dalam dan terencana peserta didik sesuai dengan
melaksanakan hak, kewajiban, tanggung jawab perkembangan psikologis dan konteks
dan peran sertanya sebagai warga negara yang kehidupannya secara sistemik difasilitasi
cerdas, trampil dan berkarakter; d) Memiliki untuk belajar berkehidupan demokrasi
secara utuh, yakni belajar tentang
kesadaran dan penghormatan terhadap hak-hak
demokrasi (learning about democracy),
dasar manusia serta kewajiban dasar manusia belajar dalam iklim dan melalui proses
sehingga mampu memperlakukan warga demokrasi (learning through democracy),
negara secara adil dan tidak diskriminatif; e) dan belajar untuk membangun demokrasi
Berpartisipasi aktif membangun masyarakat (learning for democracy).
Indonesia yang demokratis dengan berlan- Pendidikan Kewarganegaraan meru-
daskan pada nilai dan budaya demokrasi yang pakan salah satu bidang kajian dalam konteks
bersumber pada Pancasila; f) Memiliki pola pendidikan nasional yang memiliki peran
sikap, pola pikir dan pola perilaku yang strategis untuk meningkatkan kembali
mendukung ketahanan nasional serta mampu wawasan kebangsaan dan semangat nasio-
menyesuaikannya dengan tuntutan perkem- nalisme mahasiswa. Karena itu, untuk
bangan zaman demi kemajuan bangsa. memperkuat peran Pendidikan Kewarga-
Dalam era globalisasi sekarang ini, negaraan, maka pemerintah mewajibkan
pendidikan kewarganegaraan merupakan salah Pendidikan Kewarganegaraan diberikan pada
satu jawaban untuk mencetak kader-kader setiap satuan pendidikan termasuk perguruan
bangsa yang memiliki pemahaman akan tinggi. Sebagaimana terdapat dalam pasal 37
wawasan kebangsaan dan juga semangat ayat (1) Undang-Undang No.20 Tahun 2003
nasionalisme dalam rangka untuk memecah- tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa
kan persoalan kebangsaan yang semakin “Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan
kompleks. Bakri (2008:10) bahwa: untuk membentuk peserta didik menjadi
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185

manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata
cinta tanah air”. Oleh karena itu negara kuliah dasar umum yang tergabung dalam
bertanggung jawab untuk mempersiapkan mata kuliah pengembangan kepribadian di
generasi muda/mahasiswa yang memiliki perguruan tinggi yang diterapkan di
wawasan kebangsaan yang tinggi dan juga lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan
memiliki semangat nasionalisme dalam Ilmu Pendidikan Garut memiliki keeratan
kehidupan berbangsa dan bernegara. hubungan yang kuat dan memberikan
Pendidikan kewarganegaraan di pergu- kontribusi yang besar dalam peningkatan
ruan tinggi merupakan sumber nilai dan wawasan kebangsaan dan semangat nasio-
pedoman dalam pengembangan dan penye- nalisme bagi mahasiswanya. Secara khusus
lengaraan program studi, guna mengantarkan kesimpulan penelitian ini sebagai berikut: 1)
mahasiswa memantapkan kepribadiannya Penerapan mata kuliah pendidikan kewarga-
sebagai manusia seutuhnya. Hal ini negaraan sebagai Mata Kuliah Dasar Umum
berdasarkan pada suatu realitas yang dihadapi, yang tergabung dalam Mata Kuliah
bahwa mahasiswa adalah sebagai generasi Pengembangan Kepribadian yang diterapkan
bangsa yang harus memiliki visi intelektual, di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
religius, berkeadaban, berkemanusiaan dan Pendidikan Garut sudah dilaksanakan dengan
cinta tanah air dan bangsanya. Dengan adanya baik dan mampu memberikan kontribusi yang
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan besar sebagaimana tujuan dari mata kuliah
diharapkan dapat membantu mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri; 2)
memantapkan kepribadiannya, agar secara Mahasiswa di lingkungan Sekolah Tinggi
konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut
dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta memiliki pemahaman wawasan kebangsaan
tanah air dalam menguasai, menerapkan dan dan semangat nasionalisme yang sangat baik;
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi 3) Penerapan mata kuliah pendidikan
dan seni dengan rasa tanggung jawab dan kewarganegaraan sebagai mata kuliah dasar
bermoral. Berkaitan dengan itu mahasiswa umum memiliki hubungan yang kuat dan
diharapkan akan mampu untuk menjaga dan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan
meneruskan cita-cita pembangunan bangsa semangat nasionalisme mahasiswa di ling-
dengan sungguh-sungguh mencintai bang- kungan STKIP Garut.
sanya sendiri, dengan tidak membeda-bedakan Berdasaran kesimpulan hasil uji
setiap suku, ras, maupun agama yang hipotesis penelitian di atas, maka dirumuskan
mendiami di bumi pertiwi Indonesia. Dengan beberapa kesimpulan hasil penelitian sebagai
wawasan kebangsaan dan juga semangat berikut: Pertama, kondisi penerapan mata
nasionalisme maka hal ini diharapkan agar kita kuliah pendidikan kewarganegaraan sebagai
dapat menjaga keutuhan Negara Kesatuan mata kuliah dasar umum, kondisi pemahaman
Negara Indonesia agar tidak terpecah belah. wawasan kebangsaan dan semangat maha-
siswa di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan
PENUTUP dan Ilmu Pendidikan Garut termasuk pada
Merujuk kepada hipotesis penelitian kategori baik dengan klasifikasi yang sudah
yang diajukan, maka secara umum kesimpulan ditentukan sebelumnya. Kedua, keeratan
penelitian ini adalah penerapan mata kuliah masing-masing variabel mata kuliah pendi-
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185

dikan kewarganegaraan terhadap peningkatan Sapriya. (2012, April). Memperkokoh Posisi


wawasan kebangsaan dan semangat nasional- Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai
isme mahasiswa di lingkungan STKIP Garut Disiplin Ilmu Terintegrasi. Disampaikan
dalam Pidato Pengukuhan sebagai Guru
bervariasi. Besar/Profesor dalam Bidang Pendidikan
Kewarganegaraan pada FPIPS 26 April
DAFTAR PUSTAKA 2012. Bandung: Universitas Pendidikan
Arif, D. B. (2011). Pendidikan Indonesia.
Kewarganegaraan Untuk Pembangunan Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2007). Penelitian
Karakter Bangsa: Prospek dan Tantangan dan Penilaian Pendidikan. Bandung :
di Tengah Masyarakat yang Multikultural. Sinar Baru Algesindo.
Retrieved May 19, 2011 from http: Sugiono. (2010). Metode Penelitian
Arifarif.wordpress.com/publikasi/ Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Arikunto, S. (2005). Prosedur Penelitian. Penerbit Alfabeta.
Jakarta: Rineka Cipta. Syaodih, Nana. (2007). Metode Penelitian
Kountur, Ronny. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Rosda Karya
untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta Remaja..
: PPM. Wahab, Abdul Aziz dan Sapriya. (2011). Teori
Lemhanas. (2013). Aktualisasi Semangat dan Landasan Pendidikan
Kebangkitan Nasional Guna Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.
Memantapkan Wawasan Kebangsaan Wildan, Dadan. (2009). Pendidikan Wawasan
Lintas Generasi dalam Rangka Ketahanan Kebangsaan di Era Reformasi Gelombang
Nasional. Jurnal Kajian Lemhannas RI, Kedua Untuk Mewujudkan Visi Indonesia
Edisi 15, hal : 30-40. 2015. Jurnal Sekretariat Negara Republik
Lemhanas. (2012). Memperkokoh Nilai-Nilai Indonesia, (14), hal :150-164.
Pancasila di Seluruh Komponen Bangsa Winataputra, U.S., & Budimansyah, D. (eds).
untuk Memantapkan Semangat (2012). Pendidikan Kewarganegaraan
Kebanngsaan dan Jiwa Nasionalisme Ke- dalam Perspektif Internasional: Konteks,
Indonesiaan dalam Rangka Menangkal Teori, dan Profil Pembelajaran. Bandung:
Ideologi Radikalisme Global. Jurnal Widya Aksara Press.
Kajian Lemhannas RI, Edisi 14, hal :97- Winataputra, Udin S. (2014). Pendidikan
121. Kewarganegaraan dalam Perspektif
Mahpudz, Asep. (2006). Pendidikan Nilai Internasional. Jurnal Acta Civicus, Vol 1
Moral Dalam Dimensi Pendidikan Edisi Oktober (1).
Kewarganegaraan (Menyambut 70 Tahun Winataputra, U.S. (2001). Jatidiri Pendidikan
Prof. Drs. H.A Kosassih Djahiri). Kewarganegaraan sebagai Wahana
Laboratorium Pendidikan Sistemik Pendidikan Demokrasi: Suatu
Kewarganegaraan (PKn). UPI Bandung : Kajian Konseptual dalam Konteks
FPIPS. Pendidikan IPS. Disertasi pada PPS UPI,
Maliki, Zainuddin. (2010). Sosiologi Politik: tidak diterbitkan.
Makna Kekuasaan dan Transformasi Wilodati. (2010) . Unity and National
Politik. Yogyakarta: Gajah Mada Harmony Dalam Bingkai Bhinneka
University Press Tunggal Ika. Jurnal Sekretariat Negara
Muhidin, Ali dan Abdurahman, Maman. Republik Indonesia, (16), hal : 150-173.
(2007). Analisis Korelasi, Regresi, dan Winataputra, U.S. (2005). Pendidikan
Jalur dalam Penelitian. Bandung:Pustaka Kewarganegaraan untuk Membangun
Setia Masyarakat Demokratis dan
Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Bogor Berkeadaban: Tinjauan Filosofis-
: Ghalia Indonesia Pedagogis Makalah disampaiakan dalam
Seminar dan Lokakarya Dosen
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015 185

Pendidikan Kewarganegaraan PTN dan Kewarganegaraan (PKn) Dalam Konteks


PTS, Ditjen Dikti, untuk Wilayah Kurikulum 2013. Bahan Diskusi dalam
Indonesia Barat. Hotel Dharma Deli, Semnas PKn-AP3KnI.
Medan 22 September 2005. Surat Keputusan Dirjen Dikti No.
Winataputra, U.S. (2008). Pendidikan 43/Dikti/2006 tentang Rambu-rambu
Kewarganegaraan Sebagai Suatu Sistem Pelaksanaan Mata Kuliah pengembangan
Pengetahuan Terpadu Academic Kepribadian di Perguruan Tinggi.
Positioning Dari RUU Pendidikan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Kewarganegaraan. Disajikan dalam Indonesia Tahun 1945
Seminar Terbatas RUU Pendidikan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang
Kewarganegaraan dalam Kebijakan Sistem Pendidikan Nasional.
Pertahanan 16 Oktober 2008. Jakarta: Permendagri No.71 Tahun 2012 tentang
Dephan Ditjen Pothan. Pedoman Pendidikan Wawasan
Winataputra, U.S. (2014). Diskursus Aktual Kebangsaan
Tentang Paradigma Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai