Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laboratorium klinik sebagai subsistem pelayanan kesehatan menempati
posisi penting dalam diagnosis invitro. Setidaknya terdapat lima alasan penting
mengapa pemeriksaan laboratorium diperlukan, yaitu; skrining, diagnosis,
pemantauan progresifitas penyakit, monitor pengobatan dan prognosis penyakit.
Oleh karena itu setiap laboratorium harus dapat memberikan data hasil tes yang
teliti, cepat dan tepat.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan, laboratorium wajib menjaga mutu
dari hasil pemeriksaan yang dikeluarkannya. Salah satu upaya dalam menjaga
mutu adalah dengan menggunakan bahan kontrol sebagai pembanding hasil
pemeriksaan. Bahan kontrol adalah bahan yang digunakan untuk memantau
ketepatan suatu pemeriksaan dilaboratorium untuk mengawasi kualitas hasil
pemeriksaan sehari-hari (khususnya dilaboratorium).

Bahan- bahan kontrol berbeda dengan larutan standar yang digunakan untuk
kalibrasi. Bahan-bahan kontrol harus memenuhi dua syarat, yaitu memiliki
komposisi yang mirip dengan spesimen penderita (dalam laboratarium klinik
berarti mirip dengan serum, urin, liquor dan lain-lain) didalam bahan-bahan
kontrol harus terkandung baik zat-zat yang dianalisa maupun komponen-
komponen lainnya dan juga terdapat dalam spesimen serta masing- masing
komponen yang terkandung di dalam bahan-bahan kontrol harus stabil dalam
jangka waktu yang lama.

A. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada bahasan
ini adalah
1. Bagaimana cara pemilihan Bahan Kontrol ?
2. Apa saja contoh bahan control ?

1
B. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui cara pemilihan Bahan kontrol
2. Untuk mengetahui Contoh bahan kontrol

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemilihan Bahan Kontrol

Bahan kontrol adalah bahan yang digunakan untuk memantau ketepatan suatu
pemeriksaan di laboratorium atau untuk mengawasikualitas hasil pemeriksaan
sehari-hari (DepKes, 2013). Jenis bahan kontrol dapat dibedakan berdasarkan :
1. Sumber bahan kontrol
Ditinjau dari sumbernya, bahan kontrol dapat berasal dari manusia, hewan
atau bahan kimia murni.
2. Bentuk bahan kontrol
Menurut bentuk bahan kontrol ada bermacam-macam, yaitu bentuk cair,
bentuk padat bubuk (liofilisat), dan bentuk strip. Bahan kontrol bentuk padat
bubuk atau bentuk strip harus dilarutkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
3. Komersial atau buatan sendiri
Bahan kontrol dapat diperoleh dalam bentuk sudah jadi atau komersial
atau dapat dibuat sendiri (home made)
a. Bahan kontrol komersial
Adapun bahan kontrol komersial ada dua macam yaitu :
1) Bahan kontrol Unassayed,
Bahan kontrol Unassayed merupakan bahan kontrol yang tidak
mempunyai nilai rujukan sebagai tolok ukur. Nilai rujukan dapat diperoleh
setelah dilakukan periode pendahuluan. Biasanya dibuat kadar normal atau
abnormal (abnormal tinggi atau abnormal rendah). Kebaikan bahan kontrol
jenis ini ialah lebih tahan lama, bisa digunakan untuk semua tes, tidak perlu
membuat sendiri. Kekurangannya adalah kadang-kadang ada variasi daribotol
ke botol ditambah kesalahan pada rekonstitusi, sering serum diambil dari
hewan yang mungkin tidak sama dengan serum manusia. Karena tidak
mempunyai nilai rujukan yang baku maka tidak dapat dipakai untuk kontrol
akurasi. Pemanfaatan bahan kontrol jenis ini untuk memantau ketelitian

3
pemeriksaan atau untuk melihat adanya perubahan akurasi. Uji ketelitian
dilakukan setiap hari pemeriksaan.
2) Bahan kontrol Assayed
Bahan kontrol Assayed merupakan bahan kontrol yang diketahui nilai
rujukannya serta batas toleransi menurut metode pemeriksaannya. Harga bahan
kontrol ini lebih mahal. Bahan kontrol ini dapat digunakan disamping bahan
kontrol unassayed setiap 2 – 4 minggu. Bahan kontrol ini dapat digunakan
untuk kontrol akurasi. Selain itu, serum assayed diperlukan untuk menilai alat
dan cara baru (Depkes, 2013).

Pemilihan bahan kontrol berdasarkan pada hal-hal berikut :


a. Berdasarkan spesimen yang akan diperiksa
Apabila spesimen yang diperiksa berasal dari manusia maka lebih
baik menggunakan bahan kontrol yang berasal dari manusia juga karena
beberapa zat dalam bahan kontrol binatang berbeda dengan bahan kontrol
yang berasal dari manusia.
Sedangkan untuk spesimen air digunakan bahan kontrol yang berasal
dari bahan kimia murni.
b. Berdasarkan penggunaan
1. Bahan kontrol dari bahan kimia murni dipakai untuk pemeriksaan
kimia lingkungan urinalisa dan kimia klinik
2. Serum kumpulan atau pooled sera dan liofilisat digunakan untuk
pemeriksaan kimia klinik dan imunoserologi
3. Bahan kontrol assayed digunakan untuk uji ketepatan dan ketelitian,
uju kualitas reagen, uji kualitas alat, dan uji kualitas metode
pemeriksaan
4. Bahan kontrol unassayed digunakan untuk uji ketelitian suatu
pemeriksaaan
c. Stabilitas bahan kontrol
Bentuk bubuk padat atau liofilisat lebih stabil dan tahan lama dari
pada bentuk cair. Untuk memudahkan transportasi umumnya bentuk

4
bubuk padat dibuat dalam bentuk strip. Stabilitas bahan kontrol yang
dibuat sendiri kurang terjamin selain itu mempunya bahaya infeksi yang
tinggi.

B. Contoh Bahan Kontrol


Bahan kontrol dapat diperoleh dalam bentuk sudah jadi atau komersial
atau dapat dibuat sendiri (home made)
a. Bahan kontrol komersial
Adapun bahan kontrol komersial ada dua macam yaitu :
1) Bahan kontrol Unassayed,
Bahan kontrol Unassayed merupakan bahan kontrol yang tidak
mempunyai nilai rujukan sebagai tolok ukur. Nilai rujukan dapat
diperoleh setelah dilakukan periode pendahuluan. Biasanya dibuat
kadar normal atau abnormal (abnormal tinggi atau abnormal rendah).
Kebaikan bahan kontrol jenis ini ialah lebih tahan lama, bisa
digunakan untuk semua tes, tidak perlu membuat sendiri.
Kekurangannya adalah kadang-kadang ada variasi dari botol ke botol
ditambah kesalahan pada rekonstitusi, sering serum diambil dari
hewan yang mungkin tidak sama dengan serum manusia. Karena tidak
mempunyai nilai rujukan yang baku maka tidak dapat dipakai untuk
kontrol akurasi. Pemanfaatan bahan kontrol jenis ini untuk memantau
ketelitian pemeriksaan atau untuk melihat adanya perubahan akurasi.
Uji ketelitian dilakukan setiap hari pemeriksaan.
2) Bahan kontrol Assayed
Bahan kontrol Assayed merupakan bahan kontrol yang diketahui nilai
rujukannya serta batas toleransi menurut metode pemeriksaannya.
Harga bahan kontrol ini lebih mahal. Bahan kontrol ini dapat
digunakan disamping bahan kontrol unassayed setiap 2 – 4 minggu.
Bahan kontrol ini dapat digunakan untuk kontrol akurasi. Selain itu,
serum assayed diperlukan untuk menilai alat dan cara baru.

5
b. Bahan kontrol buatan sendiri (home made)
Adapun bahan kontrol buatan sendiri ada dua macam, yaitu :
1) Serum kumpulan (pooled sera)
Serum kumpulan (pooled sera) merupakan campuran dari bahan sisa
serum pasien yang sehari-hari dikirim ke laboratorium. Serum yang
dipakai harus memenuhi syarat yaitu tidak boleh ikterik atau hemolitik.
Keuntungan dari serum kumpulan ini antara lain, mudah didapat,
murah, bahan berasal dari manusia, tidak perlu dilarutkan
(rekonstitusi). Kekurangannya adalah cara penyimpanan pada suhu -
70C (deep freezer), stabilitas beberapa komponennya kurang terjamin
(misalnya aktivitas enzim, bilirubin dll) dan bahaya infeksi sangat
tinggi, sehingga pembuatan serum kumpulan harus dilakukan hati-hati
sesuai dengan pedoman keamanan laboratorium karena bahan ini
belum tentu bebas dari HIV, HBV, HCV dan lain-lain. Penggunaan
pooled sera sekarang sudah kurang dianjurkan.
Pool serum dibuat dari serum- serum penderita yang tersisa namun
tidak hemolitik dan lipemik. Prosedur pembuatannya adalah sbb :
a) Sisa- sisa serum penderita yang bebas dari hemolisa dan lipemia
dikumpulkan dalam suatu botol plastik yang bersih dan steril pada
suhu 20°C pengumpulan tersebut dilakukan hingga mencapai
jumlah volume yang cukup untuk satu periode kontrol.
b) Serum yang telah terkumpul dicairkan kembali ( sebaiknya
menggunakan bak air dengan suhu sekitar 25°C). Lalu diaduk
secara hati –hati campuran dari cairan tersebut disentrifugasikan
untuk memisahkan bagian- bagian yang tidak homogen.
c) Seluruh supernatan (bagian larutan yang homogen)dicampur
menjadi satu dalam sebuah penampung yang besar dan di aduk
secara berhati-hati . campuran serum tersebut dinamakan “pool-
serum”.

6
d) Pool-serum diisi kedalam botol-botol kecil yang steril dengan
volume yang mencukupi kebutuhanya pemantapan kualitas untuk
satu hari . lalu botol-botol tersebut ditutup rapat dan disimpan pada
suhu 20°C.
e) Untuk kebutuhan pemantapan kualitas setiap hari dikeluarkan satu
botol poo serum dan dan di cairkan pada suhu kamar(dianjurkan
untuk menggunakan suatu bak air dengan suhu sekitar 25°C).
Setelah cair botol pool serum dibolak-balikkan beberapa kali hingga
pool serum itu menjadi homogen kembali.

Penggunaan pool serum sekarang sudah kurang


dianjurkan dengan alasan-alasan sebagai berikut :
 Stabilitas dari beberapa komponennya kurang terjamin
(misalnya aktivitas enzim, bilirubin dan lain-lain);
 Bahaya infeksi sangat tinggi
2) Bahan kontrol yang dibuat dari bahan kimia murni sering disebut
sebagai larutan spikes
3) Bahan kontrol yang dibuat dari lisat, disebut juga hemolisat
4) Bahan kontrol dari serum hewan.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat kami simpulkan bahwa bahan kontrol
adalah bahan yang digunakan untuk memantau ketepatan suatu pemeriksaan di
laboratorium atau untuk mengawasi kualitas hasil pemeriksaan sehari-hari. Dan
Pemilihan bahan kontrol berdasarkan pada hal- hal berikut :

a. Berdasarkan spesimen yang akan diperiksa


b. Berdasarkan penggunaan
c. Stabilitas bahan kontrol

8
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.poltekkesjogjs.ac.id/845/4/Chapter%225202.pdf
http://dokumen.tips/amp/documents/bahan-kontrol-567ff708c7a8.html

Anda mungkin juga menyukai