Kepentingan Terhadap Tanggung Jawab Sosial Perusahaan: Sebuah Pandangan Baru Menjadi Teori Dan Praktik)
Kepentingan Terhadap Tanggung Jawab Sosial Perusahaan: Sebuah Pandangan Baru Menjadi Teori Dan Praktik)
Deskripsi Artikel
- Judul Artikel : A Stakeholder Approach to Corporate Social Responsibility: A
Fresh Perspective into Theory and Practice. (Pendekatan Pemangku
Kepentingan terhadap Tanggung Jawab Sosial Perusahaan: Sebuah
Pandangan Baru Menjadi Teori dan Praktik).
- Penulis : Dima Jamali
- Publikasi : Journal of Business Ethics (2008) 82:213–231, DOI
10.1007/s10551-007-9572-4, Springer 2008.
- Tujuan Penelitian : Untuk menguji teori stakeholder sebagai pendekatan CSR
yang baru dalam dunia Akuntansi modern.
Terdapat dua konsep CSR yang pertama dikemukakan oleh Caroll (1979)
mengenai empat bagian definisi CSR yang tertuang dalam model CSP. Yang kedua
dikemukakan oleh Wood (1991) mengenai CSR sebagai kerangka kerja yang
komprehensif, perilaku tanggung jawab, dan proses kinerja dan hasil outcome.
Kategori yang kedua ialah tanggung jawab yang bersifat hukum. Definisi ini
mensyaratkan bisnis harus memiliki dan juga mematuhi aturan atau hukum yang
berlaku di masyarakat. Adanya tanggung jawab hukum ini bertujuan untuk
membatasi perilaku para pelaku bisnis.
Kategori yang ketiga adalah tanggung jawab etis. Kategori ini membatasi
tanggung jawab hukum sesuai dengan etos etika yang mana menggambarkan
bagaimana perusahaan melakukan hal yang benar dan adil. Tanggung jawab etis
didasarkan pada nilai agama, kemanusiaan dan juga sosial masyarakat yang
meliputi menghargai masyarakat sekitar dan juga berupaya untuk menghindari
konflik sosial.
Konsep Caroll ini sangat berguna dan mewakili kemajuan penelitian tentang
CSR dengan menentukan dimensi tanggung jawab sosial yang ada saat ini. Masalah
sosial selalu berubah, maka perusahaan perlu melakukan upaya yang sistematis
untuk dapat keluar dari masalah tersebut. Sehingga dibutuhkan strategi berdasarkan
konsep Caroll. Meskipun begitu, model ini dianggap sulit untuk digunakan sebagai
metode dalam mengumpulkan, mengorganisasi, dan mengevaluasi data perusahaan.
Sehingga pendekatan secara taksonomi ini dapat diperbaiki menggunakan
pendekatan pemangku kepentingan.
Kedua konsep CSR ini dihadapkan pada kompleksitas dan dan sifat dinamis
dari lingkungan sosial yang memerlukan pendekatan stakeholder secara
berkelanjutan.
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Kesimpulan
C. Literatur Lain
- Implementasi Corporate Social Responsibility dan Implikasinya dalam
Perspektif Teori Stakeholder (Studi pada Perusahaan Tekstil dan Produk
Tekstil di Jawa Tengah) oleh Edi Rahardja, Djumilah Zain, Ubud Salim dan
Mintarti Rahayu. Dipublikasikan di Jurnal Publikasi Manajemen (2011), 9 (2), 535-
544. (A)
- Corporate Social Responsibility dan Kaitannya dengan Teori Legitimasi dan
Teori Stakeholder oleh M. Shadiq Khariri, Ali Farhan, dan Priyatna Bagus. 2012.
Tidak dipublikasikan. (B)
D. Evaluasi
Dari sisi pemilihan sampel, pemilihan sampel cukup baik dengan mengambil
responden dengan lingkup perusahaan-perusahaan di dua negara berkembang yang
berbeda dengan berbagai jenis industri dan cakupan regional. Apabila dibandingkan
dengan literatur A, artikel ini mengintepretasi cakupan yang lebih luas sehingga
para pembaca dapat menarik kesimpulan yang lebih luas pula.
Yang terakhir dari sisi substantif, dengan mengaitkan CSR dengan teori
stakeholder, baik artikel utama maupun literatur lainnya menyimpulkan bahwa
pendekatan stakeholder dapat memberi alternatif dalam menilai kinerja perusahaan
yang berkaitan dengan kelompok kunci pemangku kepentingan dan secara tidak
langsung dapat digunakan untuk menilai kinerja sosial tanggung jawab sosialnya.
Dan terlebih lagi pada literatur B diungkapkan bahwa perhatian pada pemangku
kepentingan akan memberikan dampak yang sangat strategis bagi perusahaan
terutama pada pengembangan sumber daya internal dan kekuatan eksternal untuk
membangun modal sosial yang kuat serta menciptakan capaian finansial.
Dan yang terpenting, menurut saya artikel ini memiliki kontribusi yang cukup
signifikan yaitu dengan memberikan gambaran umum perilaku perusahaan di
negara berkembang dengan sumber daya yang terbatas, perusahaan
memprioritaskan pemangku kepentingan yang berpengaruh dan dengan jumlah
yang terbatas pula. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian dari literatur
lainnya. Selain itu, dilihat dari EPS yang rendah menggambarkan bahwa kesadaran
perusahaan terhadap tanggung jawab masih rendah. Dan juga perusahaan di Negara
berkembang masih dipengaruhi oleh sifat normatif dalam lingkungannya.
Untuk lebih lanjut, diharap artikel ini dapat menjadi referensi untuk penelitian
selanjutnya yang menguji teori stakeholder berdasarkan industri bisnisnya masing-
masing. Karena menurut saya, sangat sulit menggeneralisasi industri-industri yang
tentunya memiliki masalah sosial yang berbeda-beda seperti industri
telekomunikasi dan pertambangan. Sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih
spesifik dan bermanfaat untuk para manajerial yang bekerja di industri-industri
tersebut dalam mengambil keputusan.