• Mengabsorbsi dan
mensekresi cairan &
elektrolit
• Defekasi
FAKTOR RESIKO
• Polyps
• Umur
• Inflammatory bowel disease (IBD)
• Diet tinggi lemak dan rendah serat
• Riwayat personal dan keluarga dengan
karsinoma
• Rokok
KLASIFIKASI HISTOLOGI
• Adenocarcinoma
– Berdiferensiasi baik
– Berdiferensiasi sedang
– Berdiferensiasi buruk
• Adenocarcinoma musinosum (berlendir)
• Signet ring cell carcinoma
• Karsinoma sel skuamosa
KLASIFIKASI PATOLOGI
3 tipe karsinoma kolon & rektum
• Tipe polipoid atau vegetatif
→ terutama di sekum & kolon asendens
• Tipe skirus
→ kolon desendens, sigmoid, dan rektum
• Ulseratif
→ rektum
TANDA & GEJALA
Kolon Kanan Kolon Kiri
• Penurunan BB • Perdarahan rektum
• Anoreksia
• Perubahan pola BAB
• Nausea
• Tenesmus
• Vomiting
• Anemia • Obstruksi
• Nyeri diatas umbilikus • Nyeri dibawah umbilikus
• Teraba massa
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Colok dubur
• Tes darah samar
• Foto Rö kolon dengan barium
• CT scan
• Endoskopi
• Biopsi
• USG Abdomen
• CEA (Carcinoembryonic antigen)
PENENTUAN STADIUM
• Stadium adalah suatu cara mengambarkan suatu
kanker, seperti dalamnya tumor dan penyebarannya
• Pengobatan dilakukan
dengan pembedahan
untuk mengangkat
tumor dan beberapa
kelenjar limfe disekitar
kolon
Stadium II Colorectal Cancer
• Kanker telah tumbuh melewati
muskularis sampai ke sub
serosa tetapi belum ada
penyebaran ke kelenjar limfe
terdekat
• Pengobatan stadium II colon
cancer dilakukan dengan
pembedahan dan pada
beberapa kasus dilakukan
kemoterapi setelah
pembedahan
• Pengobatan stadium II rectal
cancer dilakukan dengan
pembedahan, radiasi &
kemoterapi
Stadium III Colorectal Cancer
• Kanker menyebar ke
kelenjar limfe regional
(kelenjar limfe dekat
kolon & rektum)
Pasca operasi
1.Kembalinya peristaltik dan motilitas GI yang ditunjukkan dengan
adanya kentut; tidak adanya nyeri abdomen, distensi, kembung, mual,
Company Logo
Post operasi
1.Risiko cedera b.d komplikasi pasca
operasi
2.Resiko perubahan citra tubuh b.d
colostomy
3.Manajemen rejimen terapeutik efektif
b.d perawatan colostomi
Company Logo
Diagnosa Pre Op
Dx. 1. Ketidakseimbangan nutrisi, kurang dari
kebutuhan tubuh b.d mual dan anoreksia
DS DO Tujuan
- Klien - kram perut - Status nutrisional baik: makan
mengatakan - Berat badan 20% dan minum optimal, intake
tidak nafsu atau lebih nutrient optimal
makan di bawah kisaran - Weight: body mass normal
- Klien berat badan ideal - Klien memahami pentingnya
mengatakan - Rambut mudah kecukupan diet sehat
mual dan rontoh - Hasil pemeriksaan labor: Hb,
muntah Albumin, protein total, Ht
normal
Intervensi Diagnosa 1. Pre Op
Nutritional monitoring: Terapi nutrisi:
1. Timbang berat badan klien 1. Lengkapi pengkajian nutrisi
2. Ukur indeks masa tubuh 2. Monitor intake
3. Monitor kecenderungan untuk makanan/cairan dan hitung
turun berat badan masukan kalori
4. Monitor turgor kulit dan mobilitas 3. Tentukan jumlah kalori dan
5. Identifikasi abnormalitas pada diet yang sesuai
rambut (kering dan mudah rontok) 4. Pilih suplemen nutrisi yang
6. Monitor mual dan muntah sesuai
7. Identifikasi perubahan nafsu makan 5. Kaji kebutuhan nutrisi
parenteral
8. Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
Lanjutan…
Nutritional management
1. Tentukan status gizi klien dan kemampuan klien untuk
pemenuhan kebutuhan nutrisi
2. Tentukan apa yang menjadi preferensi makanan bagi klien
3. Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumsi
makanan (misalnya, bersih, ventilasi baik, santai, dan bebas
dari bau yang menyengat)
4. Lakukan perawatan mulut sebelum makan
5. Kolaborasi: pemberian obat penghilang rasa sakit,
antiemetic) bila diperlukan
6. Monitor kalori dan asupan makanan
Lanjutan…
Dx. 2 Intoleransi aktivasi b.d. kelemahan umum
DS DO Tujuan
- Klien - Tekanan darah Saat aktivitas klien stabil, dengan kriteria hasil:
mengataka tidak normal saat - Activity tolerance:
n cepat aktivitas • Saturasi O2 saat aktivitas dalam batas normal (95-
lelah saat - Respon denyut 100%)
beraktivita jantung abnormal • Nadi saat aktivitas dalam batas normal (60-100x/mnt)
s saat aktivitas • RR saat aktivitas dalam batas normal (12-20x/mnt)
- Klien - Perubahan ECG • Tekanan darah systole dan diastole saat aktivitas dalam
mengataka (mis., Aritmia, batas normal (100-120mmHg/ 60-80)
n lemah kelainan konduksi, • Hasil EKG dalam batas normal
iskemia) - Fatigue level
- ketidaknyamanan • Tidak nampak kelelahan
saat beraktivitas • Tidak nampak lesu
- dyspnea • Tidak ada penurunan nafsu makan
Ekspresional • Tidak ada sakit kepala
• Kualitas tidur dan istirahat dalam batas normal
Intervensi Diagnosa 2. Pre Op
Activity Therapy
Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk
merencanakan , monitoring program aktivitasi klien.
Bantu klien memilih aktivitas yang sesuai dengan
kondisi.
Bantu klien untuk melakukan aktivitas/latihan fisik
secara teratur.
Monitor status emosional, fisik dan sosial serta spiritual
klien terhadap latihan/aktivitas.
Monitor hasil pemeriksaan EKG klien saat istirahat dan
aktivitas (bila memungkinkan dengan tes toleransi
latihan).
Lanjutan…
Energy Management
Tentukan pembatasan aktivitas fisik pada klien
Tentukan persepsi klien dan perawat mengenai kelelahan.
Tentukan penyebab kelelahan (perawatan, nyeri, pengobatan)
Monitor efek dari pengobatan klien.
Monitor intake nutrisi yang adekuat sebagai sumber energi.
Anjurkan klien dan keluarga untuk mengenali tanda dan gejala
kelelahan saat aktivitas.
Anjurkan klien untuk membatasi aktivitas yang cukup berat seperti
berjalan jauh, berlari, mengangkat beban berat, dll.
Monitor respon terapi oksigen klien.
Batasi stimuli lingkungan untuk relaksasi klien.
Batasi jumlah pengunjung.
Diagnosa Post Op
Dx. 1. Risiko cedera b.d. komplikasi post
op (infeksi. Perdarahan, distrupsi
luka, trombophebitis & fungsi
stoma tidak normal
Kriteria Hasil
o Infeksi tidak ada
o Perdarahan tidak ada
o Tanda distrupsi luka tidak ada
o Tromboplebitis tidak ada
o Iskemi stoma tidak ada
Intervensi Diagnosa 1. Post Op
o Monitor tanda-tanda vital meliputi adanya
infeksi & syok
o Hindari distensi usus dgn kolaborasi tim medis
utk pemasangan selang rektal (jika rectum
mengandung udara)
o Anjurkan klien utk mobilisasi bertahap
o Anjurkan klien menggunakan perban rektal
selama proses recovery
o Kaji karakteristik, volume & bau dari drain
o Kolaborasi utk pemeriksaan kultur darah jika
darah dicurigai ada infeksi
Lanjutan…
o Anjurkan klien posisi miring
o Pastikan bag colostomy tdk menekan stoma
o Hindari kontaminasi luka bedah karena feses
saat mengganti / mengosongkan bag
colostomy
o Monitor kembali fungsi usus dengan cara
observasi jenis & kuantitas keluaran (feses)
dari stoma
o Kolaborasi utk pemberian diet
Lanjutan…
Dx. 2. Risiko perubahan citra tubuh b.d.
kolostomi & perubahan gaya hidup
Kriteria Hasil
o Klien mampu beradaptasi dgn
perubahan citra diri
o Klien menggunakan metode adaptasi
yg tepat utk proses kehilangan yg
dideritanya
Intervensi Diagnosa 2. Post Op
o Berikan support emosional saat klien memulai
proses adaptasi dgn kolostomi
o Berikan edukasi ttg perawatan kolostomi, baik
kepada klien maupun keluarga klien
o Kaji reaksi klien thd kolostomi dari penerimaan
hingga penarikan diri total dari kontak social
o Kolaborasi dgn tim medis jika ada masalah
hubungan seksual (impotensi pada laki-laki)
utk konsul urologi atau psikiater
Lanjutan…
Dx. 3. Manajemen rejimen terapeutik
efektif b.d. perawatan kolostomi,
irigasi, dan kemungkinan
komplikasi akibat kolostomi
Kriteria Hasil :
Klien paham perawatan kolostomi :
o Klien mampu memasang bag colostomy
o Klien mampu merawat sekitar stoma
o Klien mampu melakukan irigasi (jika
memungkinkan)
Intervensi Diagnosa 3. Post Op
o Kaji kondisi fisik & emosional klien, sikap mental
thd kolostomi sebelum edukasi pasien ttg
perawatan kolostomi
o Lakukan eduakasi sesuai dgn tingkat penerimaan
& kemampuan klien
o Ajarkan klien memasang bag colostomy & cara
mengosongkannya dgn benar
o Ajarkan klien bagaimana mengkaji stoma stoma
yg sehat merah & sedikit menonjol, kulit
peristomal harus bersih tanpa tanda iritasi.
o Ajarkan cara membersihkan area peristomal
Lanjutan…
o Anjurkan ganti bag colostomy tiap 4 – 5 hari atau
jika terjadi kebocoran. Jika menggunalan system
two-piece faceplate dpt tetap berada
ditempatnya selama 7 hari
o Diskusi perawatan ileostomy dgn klien
o Ajarkan klien utk irigasi stoma klien dgn
kolostomi akhir sigmoid
o Anjurkan klien kurangi flatus & bagaimana
meredam suara dari kolostomi
Perawatan Post-op
• Tindakan APR: ada 2 luka & stoma
– Manajemen insisi perineal: kaji luka secara reguler,
ganti balutan perineal sesering mungkin jika basah,
Observasi tanda-tanda edema, erytema, drainage
pada jahitan, demam dan ↑ lekosit, berikan warm
sitz bath selama 10 s/ 20‘
– Kemungkinan adanya sexual dysfunction
• Monitoring komplikasi: pengkajian abdomen,
tanda vital, observasi adanya perdarahan rektum,
monitor DPL, monitor komplikasi pulmonal
• Pertahankan nutrisi yang optimal
• Ambulatory & Home care: Beri dukungan
psikologis untuk pasien & keluarga, perawatan
luka & stoma, Anjurkan pasien secara rutin
mengunjungi dokter, pemeriksaan CEA,
colonoskopy setelah satu tahun pengangkatan dan
dilakukan kembali setelah 3 dan 5 tahun