Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


RS XXX
JAWA TIMUR
2013 – 2015
ACUTE APPENDICITIS – ICD 10 : K 35.3
1. Pengertian (Definisi) Appendicitis akut disebabkan karena adanya obstruksi pada lumen appendix
sehingga terjadi kongesti vaskuler, iskemik nekrosis dan akibatnya terjadi
infeksi. Appendicitis umumnya terjadi karena infeksi bakteri. Penyebab yang
paling sering adalah feclith. Fecolith ditemukan pada sekitar 20%anak
dengan appendicitis.
2. Anamnesis 1. Demam 37,5- 38,5 C, jika didapatkan demam tinggi kemungkinan
perforasi
2. Nyeri perut
3. Anorexia
4. Mual dan muntah
5. Nyeri berpindah
6. Gejala sisa klasik ( nyeri periumbilikal disertai
anorexia/mual/muntah, kemudian nyeri berpindah ke RLQ dan
demam yang tidak terlalu tinggi
7. Onset gejala khas terdapat dalam 24-36jam
3. Pemeriksaan Fisik 1. Abdominal swelling distensi perut
2. Rovsing’s sign : dikatakan positif jika tekanan yang diberikan pada
LLQ abdomen menghasilkan sakit di sebelah kanan (RLQ)
menggambarkan iritasi peritonium. Namun tidak spesifik.
3. Psoas sign : dilakukan denga posisi pasien berbaring pada sisi sebelah
kiri sendi pangkal kanan di ekstensikan. Nyeri pada cara ini
menggambarkan iritasi pada otot psoas sign kanan dan indikasi iritasi
rectoceacal dan retroperitoneal dari phlegmon / abses
4. Obturator sign
5. Mc Burney’s sign
6. Blumberg’s sign : nyeri lepas kontralateral (tekan LLQ kemudian
lepas dan nyeri di RLQ)
7. Wahl’s sign : nyeri perkusi RLQ di segitiga Scherren menurun
8. Defence musculare : bersifat lokal. Lokasi bervariasi sesuai letak
appendix
9. Nyeri pada daerah cavum douglas bila ada abses di rongga abdomen /
appendix letak pelvis
10. Nyeri pada pemeriksaan rectal toucher
11. Dunphy sign : nyeri ketika batuk
4. Kriteria Diagnosis 1. Adanya migrasi nyeri
2. anoreksia
3. mual / muntah
4. nyeri RLQ
5. nyeri lepas
6. febris
7. leukositosis
8. shirt to the left
5. Diagnosis Kerja Appendicitis ackuta
6. Diagnosis Banding 1. intususepsi
2. divertikulitis
3. gastroenteritis akut.
4. Konstipasi
5. Infark omentum
6. Chron’s disease
7. Colitis ulserative
8. Epididimitis
9. Pelvic Inflamatory Disease (PID)
10. Ovarium Cyst
11. Kehamilan Ektopik (KET)
12. Infeksi Saluran kencing
13. kolessistitis
7. Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium ( DL diff count)
2. USG Abdomen
3. CT-scan
4. MRI
5. Laparotomi diagnostik
8. Terapi 1. Observasi di Rumah Sakit
2. Analgetik
3. Antibiotika IV
4. Simtomatis
9. Edukasi 1. Tirah baring.
2. Makan yang kaya serat
3. Kontrol rutin ke dokter spesialis bedah terdekat
10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam / malam
Ad sanationam : dubia ad bonam / malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam / malam
11. Tingkat Evidens I/II/III/IV
12. Tingkat Rekomendasi A/B/C
13. Penelaah Kritis 1. …
2. …..
3. ….
4.
14. Indikator Medis
15. Kepustakaan (Vancouver) 1. Ashcraft, Keith W; Pediatric Surgery, 4th ed, Elsevier Saunders,
2005
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RS SAIFUL ANWAR MALANG
JAWA TIMUR
2013 – 2015
Appendectomy 5-470

1. Pengertian (Definisi) Appendektomi adalah tindakan pembedahan yang dilakukan untuk memotong
jaringan appendiks vermivormis yang mengalami peradangan
2. Indikasi a. Appendicitis akut
b. Appendicitis kronik
c. Periapendikuler infiltrate
d. Apendisitis perforata
3. Kontra Indikasi a. Wanita dengan kehamilan trimester kedua dan ketiga
b. Penyulit radang pelvis dan endometriosis
4. Persiapan a. Persetujuan operasi
b. Alat-alat dan obat-obatan
c. Puasa
d. Lavement
5. Prosedur Tindakan a. Penderita posisi terlentang → dilakukan desinfeksi seluruh abdomen dan
dada bagian bawah → dipersempit dengan doek steril
b. Insisi dengan arah oblik melalui titik Mc Burney tegak lurus antara SIAS
dan umbilikus (Irisan Gridiron), irisan lain yang dapat dilakukan adalah
insisi tranversal dan paramedian
c. Irisan diperdalam dengan memotong lemak dan mencapai aponeurosis MOE
(Muskulus Oblikus Eksternus)
d. MOE dibuka sedikit dengan skalpel searah dengan seratnya, kemudian
diperlebar ke lateral dan ke medial dengan pertolongan pinset anatomi.
Pengait luka tumpul dipasang di bawah MOE, tampak di bawah MOE adalah
MOI (Muskulus Oblikus Internus)
e. MOI dibuka secara tumpul dengan gunting atau klem arteri searah dengan
seratnya sampai tampak lemak peritoneum, dengan haak LangenBack otot
dipisahkan. Pengait dipasang dibawah muskulus tranversus abdominis
f. Peritoneum yang berwarna putih dipegang dengan menggunakan 2 pinset
bedah dan dibuka dengan gunting, perhatikan apa yang keluar: pus,
udara, atau cairan lain (darah, feses dll) → periksa kultur dan tes
kepekaan kuman dari cairan yang keluar tsb. Kemudian pengait luka
diletakkan di bawah peritoneum
g. Sekum (yang berwarna lebih putih, memiliki taenia koli dan haustra) dicari
dan diluksir. Apendiks yang basisnya terletak pada pertemuan tiga taenia
mempunyai bermacam2 posisi: antesekal, retrosekal, anteileal, retroileal,
dan pelvinal
h. Setelah ditemukan, sekum dipegang dengan darm pinset dan ditarik
keluar, dengan kassa basah sekum dikeluarkan kearah mediokaudal, sekum
yang telah keluar dipegang oleh asisten dengan dengan ibu jari berada di
atas
i. Mesenterium dengan ujung apendiks di pegang dengan klem Kocher
kemudian mesoapendiks diklem potong dan diligasi berturut-turut sampai
pada basis apendiks dengan silk 3/0
j. Pangkal apendiks di crush dengan klem kocher dan pada bekas crush
tersebut diikat dengan silk No. 00 – 2 ikatan
k. Dibagian distal dari ikatan diklem dengan Kocher dan diantara klem
kocher dan ikatan tersebut apendiks dipotong dengan pisau yang telah
diolesi betadine, ujung sisa apendiks digosok betadine
l. Sekum dimasukkan ke dalam rongga perut
m. Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis. Pada kasus perforasi, dapat
dipasang drain sub facial
6. Pasca Prosedur a. Pada hari operasi penderita diberi infus menurut kebutuhan sehari ±2-3
liter cairan RL dan D5%
Tindakan
b. Pada apendisitis tanpa perforasi: Antibiotika diberikan hanya 1 x 24 jam
c. Pada apendisitis dengan Perforasi: Antibiotika diberikan hingga jika gejala
klinis infeksi reda dan laboratorium normal. (sesuai Kultur kuman)
d. Mobilisasi secepatnya setelah penderita sadar dengan menggerakkan kaki,
miring kekiri dan kanan bergantian dan duduk
e. Penderita boleh jalan pada hari pertama pasca bedah
f. Pemberian makanan peroral dimulai dengan memberi minum sedikit-sedikit
(50 cc) tiap jam apabila sudah ada aktivitas usus yaitu adanya flatus dan
bising usus
g. Bilamana dengan pemberian minum bebas penderita tidak kembung maka
pemberian makanan peroral dimulai
h. Jahitan diangkat pada hari 5-7 pasca bedah
7. Tingkat Evidens I/II/III/IV
8. Tingkat Rekomendasi A/B/C
9. Penelaah Kritis a. dr. Lulik Inggarwati, SpB, SpBA
b. dr. Widanto, SpB, SpBA
c. dr. Gatot Waluyo, Sp.B (K) BA
10. Indikator Prosedur
Tindakan

11. Kepustakaan 1. Ashcraft, Keith W; Pediatric Surgery, 4th ed, Elsevier Saunders, 2005
CLINICAL PATHWAYS
RSUD SAIFUL ANWAR MALANG
JAWA TIMUR
APPENDISITIS AKUT
Nama Pasien: Umur: Berat Badan: Tinggi Badan: Nomor Rekam Medis:
……………………………………… ……… ……… kg ………… cm ……………………
Diagnosis Awal: Appendisitis Akut Kode ICD 10 : K.35 Rencana rawat : …… hari

R. Rawat Tgl/Jam Tgl/Jam Lama Rwt Kelas: Tarif/hr Biaya (Rp)


Aktivitas Pelayanan …………… masuk: keluar: …….hari …… (Rp): ………
………… ……… ………
Admisi Rawat Inap
IGD IRJ Hari Hari Hari Hari Hari
Rawat 1 Rawat 2 Rawat 3 Rawat 4 Rawat 5
Diagnosis:
 Penyakit Utama Appendisitis Akut
 Penyakit Penyerta
 … +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/-
………………… +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/-
 …
…………………
 Komplikasi
 Perf +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/-
orasi +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/-
 …
…………………
Asessmen Klinis:
 Pemeriksaan dokter …………...
 Konsultasi
 Ane +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/- …………...
stesi +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/- ……….......
 …
………………….
Pemeriksaan Penunjang:
a. Pemeriksaan Darah +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/- …………...
Lengkap
b. USG Abdomen +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/- …………...
Tindakan::
c. Appendektomi +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/- …………...
+/- +/- +/- +/- +/- +/- +/-
Obat Obatan::
d. Antibiotik +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/- …………...
e. Analgetik +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/- …………...
Pembiusan Umum Gas:
 … +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/- …………...
……………… +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/- …………...
 … +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/- …………...
………………
 … +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/- …………...
……………… +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/- …………...
Pembuisan Umum Injeksi: +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/- …………...
 …
……………… +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/- …………...
 … +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/- …………...
……………… +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/- …………...
 …
………………
Pembiusan Regio-Lokal:
 …
………………
 …
………………
 …
……………....
Nutrisi::
…………..kkal/hari +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/- ………….
Protein …….gram/hari +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/- ………............
.
Mobilisasi::
 Tirah Baring +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/- ………….
 Setengah duduk +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/- ……................
 Duduk +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/- ..
 Berjalan +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/- ……….........,
…………….
Hasil (Outcome):
 Nyeri perut hilang +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/-
 Demam hilang +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/-
 BAB / flatus +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/-
Pendidikan/Promosi
Kesehatan/Rencana
Pemulangan:
 Diet +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/-
 Mo +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/-
bilisasi +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/-
 Pera
watan luka
Varians: ….. ….. ……… ……… ……… ……… ………
Jumlah Biaya ………..
Perawat (PPJP) Diagnosis Akhir: Kode Jenis Tindakan: Kode ICD 9 – CM
……………… ICD 10
DPJP Admisi:  Utama Appendisitis Akut K.35  Appendektomi 5-470
………………  ………………………… …………………
DPJP:  Penyerta ……………… ………  ………………………… …………………
………………  ………………………… …………………
DPJP Operasi:  ………………………… …………………
………………  ………………………… …………………
DPJP  Komplikasi …………………… …………  ………………………… …………………
Anestesi .......... …………………… …………  ………………………… ……….
............... …………………… …………  …………………………
Verifikator: …………………… …………  …………………………
………………

Anda mungkin juga menyukai