Anda di halaman 1dari 18

ARTI PENTING AGAMA BAGI MANUSIA

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas terstruktur


Mata kuliah Metodologi Studi Islam dengan
Dosen pengampu: Desti Sartini, M.Pd

Disusun OLEH:
1. RIVA ALFAHREZI
2. SHADRINA ANNISA IL FADHILA
3. YUDA ZAFITRA FADHLAN

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat hidup dan
nikmat iman serta kesempurnaan dibandingkan dengan makhluk Allah yang lain.
Sebagai manusia kita wajib untuk senantiasa mensyukuri nikmatnya dan berusaha
membalas semua kebaikan yang Allah berikan kepada kita semua dengan cara
menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, seorang Rosul yang di dalam dirinya terdapat suri tauladan yang baik bagi kita
semua.
Dalam makalah yang “Arti Penting Agama Bagi Manusia” Alhamdulillah
telah bisa disusun dengan mengumpulkan berbagai macam referensi. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu, penyusun mohon maaf. Besar harapan kami makalah ini dapat berguna
untuk semua orang khususnya mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau

Pekanbaru, 9 oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii
BAB I .........................................................................................................................1
a. Latar Belakang .......................................................................................................1
b. Rumusan Masalah ..................................................................................................1
c. Tujuan Penulisan ....................................................................................................1
BAB II ........................................................................................................................2
a. Pengertian Agama ..................................................................................................2
b. Fungsi Agama dalam Kehidupan ...........................................................................3
c. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama ...................................................................5
d. Doktrin Kepercayaan Agama .................................................................................12
BAB III ......................................................................................................................14
a.Kesimpulan..............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia cenderungan untuk mencari sesuatu yang mampu menjawab segala
pertanyaan yang ada dalam benaknya. Segala keingin tahuan itu akan menjadikan
manusia gelisah dan kemudian mencari pelampiasan dengan tindakan irrasionaltas.
Munculnya pemujaan terhadap benda-benda merupakan bukti adanya keingin tahuan
manusia yang diliputi oleh rasa takut terhadap sesuatu yang tidak diketahuinya.
la merasa berhak untuk mengetahui dari mana ia berasal, untuk apa dia
berada di dunia, apa yang mesti ia lakukan demi kebahagiannya di dunia dan alam
akhirat nanti, yang merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah
agama. Karenanya, sangatlah logis jika agama selalu mewarnai sejarah manusia dari
dahulu kala hingga kini, bahkan sampai akhir nanti.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Agama?
2. Bagaimana Latar Belakang Kebutuhan Manusia terhadap Agama?
3. Apa Fungsi Agama dalam Kehidupan?
4. Apa saja doktrin-doktrin dalam masing-masing agama?

C. Tujuan Pembahasan
Supaya mahasiswa dan para pembaca makalah ini mengetahui tentang arti
penting agama bagi manusia.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama
Agama dalam bahasa Arab berarti “Addin” yang artinya kepatuhan,
kekuasaan, atau kecenderungan. Agama juga merupakam terjemahan dari bahasa
Inggris, “religion” atau religi yang artinya kepercayaan dan penyembahan Tuhan.
Secara etimologis Agama berasal dari bahasa Sanskerta yang tersusun dari
kata “a” berarti “tidak” dan “gam” berarti “pergi”. Dalam bentuk harfiah yang
terpadu, kata agama berarti “tidak pergi”, tetap di tempat, langgeng, abadi yang
diwariskan secara terus-menerus dari satu generasi kepada generasi yang
lainnya.Agama pada umumnya ialah:
 Tata keimanan atau keyakinan atas adanya sesuatu yang Mutlak di luar
manusia.
 Tata peribadahan manusia kepada yang dianggapnya mutlak.
 Tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dan
alam lainya, sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata
peribadatan termaksud di atas.
Meski demikian, para cendekiawan besar dunia memiliki kesimpulan mereka
tentang fenomena agama. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Spencer mengatakan bahwa agama adalah kepercayaan akan sesuatu yang
Maha mutlak.
2. H. Moenawar Chalil, mendefinisikan agama adalah cara atau adat
kebiasaan, peraturan, undang-undang, taat atau patuh, menunggalkan
ketuhanan, pembalasan, perhitungan, hari kiamat, nasihat.
3. Prof. Dr. M. Driyarkarsa S.J mendifinisikan agama dengan mengganti
istilah agama dengan religi, religi adalah ikatan atau pengikatan diri.

2
Para pemikir dunia lainnya mengemukakan, bahwa agama adalah kepercayaan
akan adanya Tuhan yang menurunkan wahyu kepada para nabiNya untuk umat
manusia demi kebahagiaannya di dunia dan akhirat. Dari sini, kita bisa menyatakan
bahwa agama memiliki tiga bagian yang tidak terpisah, yaitu akidah (kepercayaan
hati), syari'at (perintah-perintah dan larangan Tuhan) dan akhlak (konsep untuk
meningkatkan sisi rohani manusia untuk dekat kepada-Nya). Jadi, agama adalah suatu
kepercayaan, keyakinan kepada yang mutlak, yang dimana keyakinan tersebut
dianggap yang paling benar.1

B. Fungsi Agama Dalam Kehidupan


Fungsi agama yaitu sebagai pustaka kebenaran, dimana agama diibaratkan
sebagai suatu gedung perpustakaan kebenaran. Agama dapat dijadikan suatu
pedoman dalam mengambil suatu keputusan antara yang benar dan yang salah.Fungsi
agama dalam kehidupan antara lain:
1. Fungsi Edukatif
Agama memberikan bimbingan dan pengajaaran tentang boleh tidaknya suatu
perbuatan, cara beribah, dll dengan perantara petugas-petugasnya
(fungsionaris).
2. Fungsi Penyelamatan
Agama membantu manusia untuk mengenal sesuatu “yang sakral” dan
“makhluk teringgi” atau Tuhan dan berkomunikasi dengan-Nya. Sehingga
dalam hubungan ini manusia percaya dapat memperoleh apa yang ia inginkan.
3. Fungsi Pengawasan Sosial
Agama mengamankan dan melestarikan kaidah-kaidah moral (yang dianggap
baik) dari serbuan destruktif dari agama baru dan dari sistem hukum Negara
modern.
4. Fungsi Memupuk Persaudaraan

1
H. Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam, (Bandung: Pustaka Setia), Hal. 19

3
Kesatuan persaudaraan atas dasar se-iman, merupakan kesatuan tertinggi
karena dalam persatuan ini manusia bukan hanya melibatkan sebagian dari
dirinya saja melainkan seluruh pribadinya dilibatkan.
5. Fungsi Transformatif
Mengubah bentuk kehidupan baru atau mengganti nilai-nilai lama dengan
menanamkan nilai-nilai baru yang lebih bermanfaat.2

Dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain yaitu:
1. Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia. Agama
memberi pandangan dunia kepada manusia karena ia senantiasa menerangi dunia
(secara keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan ini
sebenarnya sulit dicapai melalui indra manusia, melainkan sedikit penerangan
daripada falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya bahwa
dunia adalah ciptaan Allah dan setiap manusia harus menaati Allah.
2. Menjawab berbagai pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.
Sebagian pertanyaan yang senantiasa ditanya oleh manusia merupakan pertanyaan
yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya pertanyaan kehidupan
setelah mati, tujuan hidup, soal nasib dan sebagainya.
3. Memainkan fungsi peranan sosial. Agama memiliki keseragaman bukan
saja kepercayaan yang sama, melainkan tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang
sama pembentukan kelompok manusia.3
Fungsi agama juga sebagai pencapai tujuan luhur manusia di dunia ini, yaitu
cita-cita manusia untuk mendapatkan kesejahteraan lahir dan batin. Dalam Al-Quran
surat Thoha ayat 117-119 disebutkan:

2
Hendropuspito, Sosiologi Agama, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), Hal. 38
3
Rosihon Anwar, dkk, Pengantar Studi Islam Bandung, (Bandung: Pustaka Setia, 2009)

4
“Maka kami berkata: “Hai Adam, Sesungguhnya Ini (iblis) adalah musuh bagimu dan
bagi istrimu, Maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari
surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. Sesungguhnya kamu tidak akan
kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang. Dan Sesungguhnya kamu tidak akan
merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya”.4

C. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama


Secara naluri, manusia mengakui kekuatan dalam kehidupan ini di luar
dirinya. Ini dapat dilihat ketika manusia mengalami kesulitan hidup, musibah, dan
berbagai bencana. Ia mengeluh dan meminta pertolongan kepada sesuatu yang serba
maha, yang dapat membebaskannya dari keadaan itu. Naluriah ini membuktikan
bahwa manusia perlu beragama dan membutuhkan Sang Khaliknya.
Untuk menjelaskan perlunya manusia terhadap agama sebagai kebutuhan. Ada
tiga faktor yang menyebabkan manusia memerlukan agama. Yaitu:

1. Sebagai sarana pendidikan


Agama dapat berfungsi sebagai sarana terbaik untuk mengajarkan hal hal
yang baik yang dapat menguntungkan banyaak pihak sesuai dengan perintah atau
larangan yang harus dijalankan dan dipatuhi , agar seseorang bisa menjadi pribadi
4
Al-Qur’an Al Karim dan Terjemahannya Departemen Agama RI

5
yang lebih baik daan selalu berada padaa jalan kebenaran dan kebaikan menurut
ajaran dan kepercayaan masing masing.

2. Sebagai sarana untuk keselamatan


Agama berfungsi sebagai jalan teebaik bagi penganutnya berhubungan dengan
tuhannya agar dapat memohon dan mengharapkan keselamatan dari kejahatan yang
terlihat maupun yang tiudak nyata serta keselamatan dari ancaman api neraka akibat
dosa dosa dimasa lalu. Seseorang yang memiliki agama maka dirinya memiliki tuhan
untuk tempat berdoa, mengeluarkan uneg uneg dan memohon keselatan dunia akhirat.
dengan begitu hati bisa terasa lebih tenang dan mendekatkan diri kepada sang
pencipta merupakan cara hati tenang.
3. Sebagai jembatan perdamian dunia
Karena ajaran agama yang selalu mengutamakan untuk selalu hidup
berprilaku baik , saling menghormati dan menyayangi dengan orang yang beragama
berbeda dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan dan sebagai alat untuk menuju
perdamaian dunia. didunia memiliki tarusan negara dengan ideologi dan agama yang
berbeda beda, tetapi semua negara dilandasi rasa saling menghormati hak asasi
manusia , saling menghargai, mengutamakan persamaan derajat tapi tidak saling
merugikan satu sama lainnya, menjauhi penghinaan atau penghujatan terhadap orang
lain dan tidak saling merasa benar , maka perdamian dunia akan selalu tercipta
hingga akhir jaman.

4. Sebagai alat untuk sosial


Dengan beragama manusia akan lebih peka, lebih cerdas dan lebih tanggap
dalam menyikapi dan menghadapi masalah masalah sosial dimasyarakat, misalnya
adanya kemiskinan, keadilaan, kesejahteraan rakyat, tentang hak asasi manusia ataau
tentang aktifitas yang berjalan pada jalan kemaksiatan agar segera ditertibkan dan

6
dimusnakan agar prilaku tersebut tidak menodai wilayah sekitarnya dan tidak lagi
menjerat prilaku generasi berikutnya kearah yang penuh dosa.

Kepekaan tersebut dapat merangsang dan menyemangati orang orang agar


tidak hanya berdiam diri saja menyaksikan hal hal yang tidak baik antara lain tentang
ketidakadilan ditengah masyarakat, tentang prilaku menyimpang atau
tentang kezoliman yang berkembang pada sistem kehidupan dimasyarakat.
masyarakat yang memiliki agama ( walaupun berbeda beda) maka akan memiliki jiwa
yang lebih peka dan cerdas untuk menolak semua peristiwa yang berbau
ketidakadilan tersebut.

5. Sebagai jenjang hidup yang baru


Ajaran agama selalu mengajarkan haal hal yang baik dan melaarang manusia
untuk berbuat sesuatu yang merugikan orang lain apapun bentuknya. ajaran agama
mampu memperbaiki kualitas kehidupan seseorang dalam bergaul dan berinteraksi
ditengah masyarakat. bahkan mampu mengubah pribadi seseorang atau kelompok
menjadi memiliki jenjang kehidupan yaang baru yaitu kehidupan yang lebih baik dan
mencapai spiritualnya masing masing.

6. Sebagai tempat untuk berinteaksi


Pada dasarnya Ajaran kebaikan dan kebenaran ada pada semua agama apapun
didunia. agama mengajarkan manusia untuk saling bersosialisasi atau berinteraksi
dengan orang lain (agama Lain). Semua ajaran agama memiliki aturan yang
membolehkan segala bentuk usaha yang mempunyai sifat duniawi dan sekaligus
agamawi selama usaha yang dilakukan tidak bertentangan dengan ajaran agama dan
sesuai dengan norma norma yang ada dalam masyarakat .

7
7. Sebagai semangat kreatifitas
Ajaran agama untuk memberi semangat kemandirian dan kreatifitas seseorang
agar lebih baik dan terarah tanpa disusupi oleh kecurangan atau kejahatan kejahatan
yang merugikan orang lain. semangat kreatifitas dapat mengajak seluruh manusia
didunia untuk saling bekerja sama dalam berkarya, bekerja daan memanfaatkan
keterampilan , minat dan bakat untuk kemajuan bangsa dan negara.

8. Sebagai identitas diri


Agama apapun didunia adalah sebagai identitas seseorang sebagai umat yang
beragama dan tidak atheisme (Tidak beragama). identitas tersebut bisa terdapaa pada
kartu tanda penduduk, paspor dan surat surat penting lain. hal itu menunjukkan
bahwa kita harus menghormati agama orang lain yang sebenarnya telah diakui
sebagai agama yang sah didunia.

9. Agama juga bisa disebut sebagai benteng kekuatan


Yaitu sebagai benteng kekuatan yang tidak mengenal ruang dan waktu karena
berperan besar dalam mempengaruhi prilaku dan sikap manusia secara individu
ataupun secara sosial, kalimat ini pernah dinyatakan oleh seorang pakar ahli
sosiologi yang bernama Emile Durkhien.

10. Agama juga bisa disebut sebagai kebanggaan


Yaitu memiliki agama berarti memiliki kebangaan karena mempunyai tuhan
tempat kita berserah diri, memohon bantuan dan sarana untuk beribadah agar menjadi
manusia bisa lebih dekat dengan yang maha kuasa dan menjadi pribadi yang lebih
baik. agama sebagai kebanggaan diri secara pribadi tetapi bukan untuk dipertunjukan
dalam bentuk keangkuhan, pamer atau kesombongan. karena keangkuhan hanya akan
membuat jarak kita dengan orang lain menjadi menpunyai dinding batas untuk saling

8
berinteraksi. hal ini disebabkan pada dasarnya manusia tidak menyukai seseorang
yang pamer dan bangga dengan tujuan untuk menyombongkan diri.5

Pentingnya Agama dalam Kehidupan

Agama dapat mempersatukan perbedaan kultur dalam masyarakat yang


majemuk . Agama sangat penting dan sangat berperan dalam membentuk dan
membangaun tatanan masyarakat menjadi lebih teratur, ter rah dan lebih maju karena
ajaran agama mampu menciptakan kerukunan kultur dan memperbaiki kualitas
pergaulan pada orang orang yang memiliki perbedaan agama pada masyarakat yang
majemuk agar senantiasa hidup berdampingan tanpa ada rasa iri, dengki, merasa
paling benar dan lain lain.

 Agama adalah Tiang kehidupan – Seseorang yang tidak mempunyai agama apapun
maka kehidupannya akan dipenuhi dengan keraguan, cenderung suka dengan jalan
kemaksiatan dan perbuatan perbuatan yang merugikan orang lain. tanpa agama
seseorang tidak akan mempunyai sesuatu yang selalu mengajaknya untuk berdoa,
bersyukur, menyesali perbuatan dan memohon pengampunan pada tuhan yang
diyakininya dapat menolongnya merubah jalannya menjadi lebih baik.
 Agama adalah Tiang dalam berfikir – Seseorang yang tidak memiliki agama maka
akan sulit baginya untuk mengerti dan memahami cara menghormati perbedaan kita
dengan orang lain. sulit bisa menghargai ibadah orang lain dan sulit untuk
menyayangi orang orang yang butuh bantuan . tanpa agama kita tidak mampu berfikir
jernih karena jalan kebaikan , kebenaran dan keadilan yang diajarkan didalamnya
tidak pernah dipahaminya dengan baik.
 Agama adalah Tiang dalam berprilaku – Tanpa agama seseorang tidak bisa
berprilaku baik ditengah masyarakat karena agama yang selalu mengajarkan
kebaikaan tidak dimilikinya. tanpa agama seseorang sangat miskin dengan ajaran
ajaran kebaikan, moral dan tentang norma norma yang harus dijalankan dalam
masyarakat. tanpa agama seseorang cenderung tidak mampu berprilaku santun, tidak

5
Aminuddin, dkk, Pendidikan Agama Islam, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), Hal. 12

9
mampu mengendalikan emosi, merasa menang sendiri dan tidak bisa menghargai
hasil karya orang lain.
 Agama adalah Tiang dalam mengambil keputusan. – Agama selalu mengajarkan
hal hal kebaikan agar manusia selalu berada dalam kebenaran daan tidak melakukaan
hal hal yang dilarang yaang sebenarnya bisa berdampak buruk bagi orang lain. jika
hidup saling rukun, saaling menghormati dan tidak saling menyakiti maka hidup
bermasyarakat akan selalu terasa damai, aman dan mudah dalam mengambil
keputusan ketika sedang bermusyawarah.
 Agama adalah Tiang negara – Sebuah negara yang sangat maju tidak akan berati
apa apa jika warga negaranya tidak memiliki agama.karean tanpaa agama manusia
dengan manusia lainnya akan mudah terpancing dengan hal hal yang dapat memecah
belah persatuan, seseorang yang tidak beragama mudah terhasut , mudah diperdaya
dan mudah terpancing emosi dan memulai pertikaian, pertengkaran, permusuhan,
perkelahian, bahkan peperangan.6
Didalam masyarakat yang majemuk seperti Indonesia fungsi agama bisa juga
berarti sebagai pedoman hidup sehari hari, sebagai pembeda dan ciri khas
dimasyarakat, sebagai pedoman untuk memahami sesuatu yang baik dan yang salah,
sebagai pedoman untuk rekreasi dan hiburan dan sebagai pengakuan diri akan rasa
persamaan diantara umat beragama yang ada di Indonesia.

Faktor yang mempengaruhi dalam perbedaan agama

Agama mempunyai dua faktor yang sebenarnya tidak dapat terpisah dari
kehidupan masyarkat sehari hari. namun perbedaan agama yang ada diIndonesia
sebenarnya sudah bukan saatnya untuk diperdebatkan , karena masyarakat yang
majemuk sudah terbiasa menjadi gaya hidu di Indonesia sejak jaman kemerdekaan
belum ada. Indonesia sudah terbiasa hidup berdampingan dan rukun walaupun
masyarakatnya berbeda kultur. kondisi ini seharusnya menjadi kebanggaan dan
tauladan yang baik bagi bangsa lain yang hingga saat ini masih saja bertikai hanya
karena perbedaan agama. secara logika pertikaian mereka tidak ada artinya, karena
bangsa yang terus menerus bertikai hanya karena perbedaan agama, sebenarnya sudah

6
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam ( Jakarta: Raja Wali Press )

10
jauh tertinggal dari bangsa Indonesia, karena kemajuan mereka dalam bentuk etika
dan rasa toleransi beragama belumlah sempurna seperti Indonesia

Faktor yang mempengaruhi peranan agama


1. Faktor integritas
Perbedaan agama untuk menyatukan ikatan bersama dalam anggota anggota
dalam masyarakat dan menjalani kewajiban kewajiban yang telah diatur negara
berdasarkan undang undang yang berlaku untuk semnmua agama di Indonesia. hal ini
dapat menyebabkan semakin kuatnya rasa persatuan dan kesatuan ditanah air karena
agama bisa sebagai kekuatan pemersatu yang paling kuat dari pada senjata tajam
manapun.

persatuan yang terbentuk dari perbedaan yang menjelma saling menghargai,


menghormati dan saling menyayangi satu sama lainnya dapat mudah meruntuhkan
ancaman dari bangsa lain atau menghapuskan tekanan dari negara tetangga demi
kepentingannya sendiri. Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa bersatu didalam
perbedaan dan hidup rukun tanpa saling merugikan.

2. Faktor Disintegratif
Fungsi agama memang dapat mempersatukan perbedaan dan meningkatkan
rasa nasionalisme terhadap tanah air. Namun agama juga bisa atau berpotensi untuk
menghancurkan eksistensi pada lingkaran masyarakat , memecahbelah persatuan dan
bisa memporak porandakan rasa nasionalisme terhadap bangsa dan negara. Hal dapat
terjadi jika salah satu agama tampil sebagai eksistensi yang paling benar, bersifat
kejam dan ingin berkuasa, merasa ajaran agama lain adalah buruk dan cenderung
menyalahkan eksistensi agama lain.

11
Kondisi faktor disintegratif sebaiknya tidak berlaku dinegara manapun, karena
kerukunan antar umat beragama sangatlah penting agar tidak terjadi pertikaian dan
peperangan yang tidak perlu. fungsi agama sebaiknya dijalnkan untuk kemajuan
moral seluruh manusia agar selalu dalam kondisi yang seharusnya dan tidak
bertentangan dengan norma norma yang telah ada dimasyaraka

D. Doktrin Kepercayaan Agama


Doktrin adalah ajaran tentang asas-asas suatu aliran politik, keagamaan, pendirian
segolongan ahli ilmu pengetahuan, keagamaan, pendirian segolongan ahli ilmu
pengetahuan.Istilah Doktrin berkaitan dengan suatu kebenaran dan ajaran. Keduanya
tidak dapat dipisahkan sebab menegaskan tentang kebenaran melalui ajaran,
sedangkan yang diajarkan biasanya dengan kebenaran. Dengan demikian, doktrin
berisi tentang ajaran kebenaran yang sudah tentu memiliki “balutan” filosofis.Doktrin
banyak ditemukan dalam banyak agama seperti Kristen dan Islam, di mana doktrin
dianggap sebagai prinsip utama yang harus dijunjung oleh semua umat agama
tersebut.
Yang istimewa pada doktrin agama ialah wawasannya lebih luas. Ada hal-hal
yang kadang tak terjangkau oleh rasio dikemukakan oleh agama. Akan tetapi pada
hakikatnya tidak ada ajaran agama (yang benar) bertentangan dengan akal, oleh
karena agama itu sendiri diturunkan hanya pada orang-orang yang berakal.Adapun
doktrin didalam agama antara lain:
1. Doktrin utama dalam agama Yahudi:
a. Percaya kepada Allah pencipta langit bumi dan seluruh alam semesta, dan
dia adalah Allah yang kekal.
b. Percaya bahwa Musa adalah nabi yang menerima hokum Allah dan diutus
untuk melayani umat Allah, bangsa Israel, yang disebut kaum Yahudi.
c. Percaya dan menantikan datangnya Mesias yang akan menyatakan kerajaan
Allah, dan bahwa Dia pasti akan datang pada waktunya.
2. Doktrin utama dalam agama Budha:

12
a. Tentang realita penderitaan, bahwa di dalam hidup manusia tidak dapat
menghindari realita penderitaan.·
b. Tentang penyebab adanya penderitaan.
c. Tentang cara manusia dapat mengakhiri penderitaan hidup di dunia ini
adalah meniadakan, membebaskan diri dari semua keinginan, hasrat dan
perasaan yang ada dalam diri manusia.
d. Tentang jalan kelepasan dari penderitaan setelah memadamkan hasrat diri
dan keinginan tersebut, manusia melangkah ke dalam perjalanan menuju
nirwana.
3. Doktrin utama dalam agama Khonghucu:
a. Pemujaan terhadap arwah para leluhur.
b. Kesalehan seorang anak terhadap orang tuanya.
4. Doktrin utama dalam agama Islam:
a. Iman kepada Allah
b. Iman kepada malaikat Allah
c. Iman kepada kitab-kitab Allah
d. Iman kepada rasul-rasul Allah
e. Iman kepada hari Kiamat
f. Iman kepada Qodo dan Qodar7

7
Adeng Mucthar Ghazali, Agama dan Keberagaman dalam Konteks Perbandingan Agama, (Bandung:
Pustaka Setia, 2004), Hal. 51

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama suatu suatu kepercayaan, keyakinan kepada yang mutlak, yang dimana
keyakinan tersebut dianggap yang paling benar.Fungsi agama yaitu sebagai pustaka
kebenaran, dimana agama diibaratkan sebagai suatu gedung perpustakaan kebenaran
Agama memberikan kedamaian, ketenangan, pedoman-pedomandan juga
menjelaskan tentang kehidupan di dunia dan di akhirat. Ketika manusia mengalami
kesulitan hidup, musibah, dan berbagai bencana. Ia mengeluh dan meminta
pertolongan kepada sesuatu yang serba maha, yang dapat membebaskannya dari
keadaan itu. Naluriah ini membuktikan bahwa manusia perlu beragama dan
membutuhkan Sang Khaliknya.Doktrin adalah ajaran tentang asas-asas suatu aliran
politik, keagamaan, pendirian segolongan ahli ilmu pengetahuan, keagamaan,
pendirian segolongan ahli ilmu pengetahuan.Doktrin Agama merupakan prinsip
utama yang harus dijunjung oleh semua umat agama tersebut Masing-masing agama
memiliki doktrin yang berbeda-beda sesuai dengan Tuhan dan Kitabnya. Dengan
agama kehidupan manusia akan lebih bermakna, dengan ilmu dan agama kehidupan
manusia akan sempurna dan bahagia.

B. Saran
Penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam pembuatan
makalah ini mengenai pengetahuan diksi (pilihan kata). Penulis menyarankan kepada
semua pembaca untuk mempelajari pengolahan kata dalam membuat kalimat. Dengan
mempelajari diksi diharapkan mahasiswa dan mahasiswi memiliki ketetapan dalam
menyampaikan dan menyusun suatu gagasan agar yang disampaikan mudah dipahami
dengan baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ali Anwar H. Studi Agama Islam, Bandung: Pustaka Setia


Hendropuspito. 2006. Sosiologi Agama, Yogyakarta: Kanisius
Anwar Rosihon, dkk. 2009. Pengantar Studi Islam ,Bandung: Pustaka Seti
Al-Qur’an Al Karim dan Terjemahannya Departemen Agama RI
Aminuddin, dkk. 2005 Pendidikan Agama Islam, Bogor: Ghalia Indonesia
Nata Abuddin. 2002 Metodologi Studi Islam. Jakarta: Raja Wali Press
Mucthar Ghazali Adeng. 2004 Agama dan Keberagaman dalam Konteks
Perbandingan Agama, Bandung: Pustaka Setia

15

Anda mungkin juga menyukai