2018
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/7813
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
SKRIPSI
OLEH
ii
This study aims to show the effect of financial distress, audit delay, audit
tenure and size company of the auditor switching at manufacturing companies
listed on the Indonesia Stock Exchange period 2010-2016. The population of this
study were 153 manufacturing companies, with accessing financial statements
and the auditor's report through the website www.idx.co.id. The sampling method
used is the proportionate stratified random sampling method using 5% error rate
so that 105 sample companies are obtained for 7 years observation (2010-2016).
Data analysis method used is logistic regression method.
Based on the results of data processing using logistic regression method
with SPSS 22 software, we known that audit delay has positive and significant
influence of auditor switching at a significance level of 5%, audit tenure has
negative and significant influence of auditor switching at a significance level of
5%. However, financial distress and size company does not have a significant
influence of auditor switching at a significance level of 5%.
iii
Segala pujian, hormat dan syukur kepada Allah Tritunggal yang Maha
Kuasa atas kasih dan karuniaNya yang telah memampukan penulis untuk
2016. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
serta dukungan dan doa dari banyak pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini,
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, S.E., M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, Msi., Ak. selaku Dosen Pembimbing
skripsi ini. Ibu Dra. Nurzaimah, MM., Ak. selaku Dosen Penguji dan
Bapak Drs. Sucipto, MM., Ak. selaku Dosen Pembanding penulis yang
iv
skripsi ini.
Putriani M. Sirait, Willy G. Randy Sirait terima kasih atas segala kasih
Lasniar, Vinesca, Desbhi, KMK St. Ignatius Loyola FEB USU, Akuntansi
semangat, dan hiburan agar penulis tetap semangat dan terus berjuang
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
dan saran membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis
Halaman
PERNYATAAN .............................................................................................. i
ABSTRAK ... .................................................................................................. ii
ABSTRACT . .................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFTAR TABEL........................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................. 10
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................. 11
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................... 11
vi
vii
viii
ix
PENDAHULUAN
independen. Akuntan Publik adalah seorang akuntan yang mendapatkan izin dari
Ketentuan ini telah diatur didalam UU No 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik
asosiasi profesi profesi akuntan publik yang telah diakui oleh pemerintah agar
bisa mengaudit laporan keuangan. Akuntan publik atau auditor merupakan pihak
auditor harus menjaga kualitas audit yang dihasilkan. Dalam menjaga kualitas
auditor. Seorang akuntan publik atau auditor harus bersifat objektif dan
memastikan reliabilitas informasi itu. Inilah yang menjadi peranan akuntan publik
akan menurun jika terdapat bukti bahwa sikap independensi yang dimiliki oleh
auditor adalah palsu, dan secara tidak langsung menyebabkan seluruh perusahaan
berargumen bahwa semua Akuntan Publik tidak independen. Pihak lain mengakui
auditor sebagai pihak yang independen apabila tidak memiliki kewajiban dengan
dengan memperoleh opini wajar tanpa pengecualian. “Jika opini yang diberikan
mengganti KAP dengan harapan dapat bekerja sama dengan KAP yang baru”
Oleh karena itu, isu–isu mengenai pergantian auditor secara ekstensif telah diteliti
dikhawatirkan akan mempengaruhi kualitas dari hasil audit itu sendiri. Untuk
Gambar 1.1
Grafik Kecenderungan Terjadinya Auditor Switching
switching yang terjadi pada 153 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
diantaranya financial distress, audit delay, audit tenure, dan ukuran perusahaan
memberikan bukti lebih jauh tentang kegagalan audit yang membawa akibat
serius bagi masyarakat bisnis dan timbulnya krisis kepercayaan publik terhadap
profesi akuntan publik. Akuntan publik banyak mendapat sorotan dari masyarakat
Kasus seperti itu terjadi pada Enron (2001) dan Worldcom (2002) di
kegemparan besar dalam pasar modal. Dalam kasus Enron terungkap saat Enron
investasi dan laba yang ditahan berkurang dalam jumlah yang sama. KAP
seperti PT Kimia Farma (2001) yang diaudit oleh KAP Hans Tuanakotta &
kementerian BUMN dan Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu
besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang pada
Oktober 2002 laporan keuangan PT Kimia Farma tahun 2001 disajikan kembali
(restated). Pada laporan keuangan restated, laba yang disajikan hanya sebesar
Rp99,56 milyar, atau lebih rendah sebesar Rp32,6 milyar atau 24,7% dari laba
awal yang dilaporkan. PT Bank Lippo (2002) yang diaudit oleh KAP Prasetio,
publik dan manajemen BEJ. Laporan keuangan per September 2002 yang
Rp24 triliun dan laba bersih Rp98 milyar. Namun dalam laporan ke BEJ pada 27
Desember 2002 total aktiva perusahaan berubah menjadi Rp 22,8 triliun (turun 1,2
triliun) dan perusahaan merugi bersih Rp1,3 triliun. Selanjutnya adalah kasus PT
KAI (2006) yang melakukan mark-up laba padahal perusahaan sedang merugi.
Kasus terakhir kredit macet BRI cabang Jambi (2010), akuntan publik yang
modal senilai Rp 52 milyar dari Bank Rakyat Indonesia cabang Jambi pada tahun
2009 diduga terlibat dalam kasus korupsi kredit macet. Meski beberapa salah saji
yang terjadi belum tentu terkait dengan kecurangan, tetapi faktor-faktor risiko
berkaitan dengan kecurangan oleh manajemen terbukti ada pada kasus-kasus ini.
dilakukan oleh perusahaan Enron oleh KAP Arthur Adersen, pemerintah Amerika
tentang jasa akuntan publik. The Sarbanes-Oxley Act (SOX) tahun 2002
merupakan pesan yang digunakan oleh banyak negara untuk memperbaiki struktur
Ketentuan tersebut dilandasi alasan teoritis bahwa penerapan rotasi wajib bagi
Indonesia adalah salah satu negara yang telah mengatur kewajiban rotasi
Pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis terhadap suatu entitas oleh
seorang Akuntan Publik dibatasi paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-
turut.
tahun, hal itu tidak akan menimbulkan pertanyaan karena bersifat mandatory.
Tetapi yang menjadi masalah adalah jika pergantian KAP bersifat voluntary ( di
akuntan publik secara sukarela terjadi karena dua hal yaitu auditor mengundurkan
diri atau auditor dipecat oleh klien. Dalam kasus ini yang menjadi fokus utama
peneliti adalah pada klien karena apabila hubungan di antara auditor dengan klien
pergantian auditor tersebut dilakukan oleh perusahaan, maka hal ini menimbulkan
dari perusahaan klien” (Turner et.al., 2005 dalam Nazri et.al., 2012:89). Faktor-
bangkrut, dan sedang mengalami posisi keuangan yang tidak sehat cenderung
Audit tenure adalah masa perikatan audit dari Kantor Akuntan Publik
menyatakan “seorang partner yang memperoleh penugasan audit lebih dari lima
tahun pada klien tertentu dianggap terlalu lama sehingga dimungkinkan memiliki
variabel independen, tahun penelitian, dan teknik pengambilan sampel yang akan
2. Penelitian ini mengambil sampel tahun penelitian yang lebih panjang dan
(2013), Dwiyanti (2014), Olivia (2014), Prawitri dan Yadnyana (2015), Ruroh
penelitian yang terjadi ini disebut juga dengan Research Gap. Untuk itu, peneliti
Tidak Berpengaruh
Astrini (2013)
Financial Signifikan
Distress
Berpengaruh Signifikan Dwiyanti (2014)
Tidak Berpengaruh
Chadegani et.al. (2011)
Signifikan
Ukuran
Perusahaan Berpengaruh Positif
Arinta (2013)
dan Signifikan
“Pengaruh Financial Distress, Audit Delay, Audit Tenure, dan Ukuran Perusahaan
10
periode 2010-2016?
dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak, yaitu bagi auditor kantor akuntan
publik, bagi investor dan calon investor, dan bagi peneliti selanjutnya.
1. Bagi Peneliti
perusahaan.
11
12
TINJAUAN PUSTAKA
Pada perusahaan yang modalnya terdiri atas saham, pemegang saham bertindak
sebagai principal, dan CEO (Chief Executive Officer) sebagai agent mereka.
kepentingan principal.
saham ini dapat memicu pergantian manajemen yang dlakukan atas keputusan
Teori sinyal atau signaling theory dikembangkan oleh Ross tahun 1977
Menurut Wolk dan Tearney (2001) dalam Dwiyanti (2014 : 22) menyatakan
13
informasi yang bagus akan membedakan mereka dengan perusahaan yang tidak
sinyal tentang bagusnya kinerja masa depan yang diberikan oleh perusahaan, yang
kinerja masa lalunya tidak bagus tidak akan dipercaya oleh pasar”.
pers. Sementara itu, pihak luar perusahaan tidak tahu kebenaran dari informasi
yang disampaikan tersebut. Jika manajer dapat memberi sinyal yang meyakinkan,
maka publik akan terkesan dan hal ini akan terefleksi pada harga sekuritas. Jadi,
informasi baik dan informasi buruk mengenai tindakan manajemen terkait dengan
14
15
kesesuaian antara informasi dan kriteria yang telah ditentukan dimana auditing
harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Auditor adalah
seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas laporan
Publik (KAP) yang dilakukan oleh perusahaan klien. Hal ini dapat disebabkan
oleh faktor eksternal dan internal perusahaan, faktor eskternal yaitu kewajiban
rotasi audit menurut peraturan pemerintah (bersifat mandatory) dan faktor internal
sebelum kewajiban rotasi audit atau auditor yang mengundurkan diri. Faktor
internal terjadinya auditor switching oleh klien dapat diakibatkan dari dua faktor
utama, diantaranya faktor auditor yaitu, ketidakpuasan manajemen atas hasil kerja
auditornya yang terdahulu dan yang kedua adalah faktor manajemen perusahaan
adalah merger antara dua perusahaan yang kantor akuntan publiknya berbeda,
ketidakpuasan terhadap akuntan publiknya yang dahulu, dan merger antara kantor
akuntan publik. Mardiyah (2002:8) menyatakan bahwa “terdapat dua faktor yang
16
Indonesia adalah salah satu negara yang telah mengatur kewajiban rotasi
atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan
Publik (KAP) paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan oleh
seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut”.
Akuntan Publik” yaitu “Pemberian jasa audit umum menjadi 6 (enam) tahun
berturut-turut oleh kantor akuntan dan 3 (tiga) tahun berturut-turut oleh akuntan
publik kepada satu klien yang sama (pasal 3 ayat 1), akuntan publik (AP) dan
kantor akuntan (KAP) boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun
buku tidak memberikan jasa audit kepada klien tersebut (pasal 3 ayat 2 dan 3)”.
pembatasan jasa audit, dimana pemberian jasa audit terhadap suatu entitas oleh
Akuntan Publik dibatasi paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut
(pasal 10 ayat 1), Akuntan Publik dapat memberikan kembali jasa audit kepada
klien yang sama setelah 2 (dua) tahun buku berturut-turut tidak mendapat
penugasan.
17
yang bangkrut atau yang mengalami kesulitan keuangan akan lebih memilih
mengurangi resiko litigasi”. Selain itu, “klien yang mengalami kesulitan keuangan
dengan perusahaan lain yang lebih sehat karena alasan perusahaan tersebut ingin
perusahaan dimulai dari tanggal tutup tahun buku laporan keuangan (31
Desember) sampai dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan auditan
Emiten atau Perusahaan Publik. Dalam butir 2 poin c dinyatakan bahwa laporan
kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan
18
hari sebelum akhirnya laporan audit disampaikan kepada Bapapam LK. “Apabila
dalam pelaksanaan tugasnya auditor terlalu lama menyelesaikan audit, hal ini
pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di bursa karena timbulnya reaksi dari
perusahaan untuk mengganti auditor dengan harapan auditor yang baru lebih tepat
waktu dalam menyampaikan hasil laporan auditnya. Oleh sebab itu perusahaan
Audit tenure adalah masa perikatan antara auditor dan klien terkait jasa
audit yang disepakti sebagai jangka waktu hubungan auditor dengan klien. Di
Indonesia lamanya masa perikatan antara auditor dengan klien diatur dalam
pemberian jasa bagi akuntan publik yaitu selama 5 (lima) tahun buku berturut-
turut. Akuntan publik dapat memberikan kembali jasa audit atas laporan keuangan
19
Masa perikatan bagi Kantor Akuntan Publik tidak dibatasi lagi. Sebelumnya
Peraturan Menteri Keuangan No. 17 tahun 2008 KAP boleh melakukan audit atas
dibatasi selama 3 (tiga) tahun berturut-turut dann dapat memberikan jasa audit
kembali setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit bagi klien tersebut.
hubungan auditor dengan klien, auditor akan kurang sensitif dan gagal untuk
memberikan judgement yang tepat seiring dengan perubahan situasi bisnis klien.
Alasan selanjutnya adalah auditor cenderung menahan klien demi insentif yang
mereka dapatkan. Hal ini membuat auditor tidak terlalu mempermasalahkan salah
saji atas laporan yang disajikan klien dan cenderung mengakomodir keinginan
20
Besar atau kecilnya perusahaan dapat diukur menggunakan total aset. Semakin
Simunic et.al. (1987), Francis et.al. (1988), dan Abbott et.al. (2000)
pemilihan perusahaan audit yang memiliki kualitas yang tinggi. Idealnya, ukuran
dan kurun waktu yang berbeda. Chadegoni et al. (2011) meneliti faktor-faktor
yang terdaftar di Bursa Efek Teheran di Irak. Penelitian ini meneliti enam variabel
perusahaan, kualitas audit, kesulitan keuangan, dan biaya audit. Penelitian ini
21
logistik yang digunakan menunjukkan bahwa hanya variabel kualitas audit yang
signifikan.
pergantian kantor akuntan publik pada perusahaan publik yang ada di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan data dari perusahaan yang terdaftar di BEI periode
memenuhi kriteria sehingga total pengamatan yang dijadikan sampel penelitian ini
analisis regresi logistik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran KAP
pergantian KAP. Sedangkan fee audit, opini audit, pergantian manajemen dan
Penelitian ini menggunakan data dari perusahaan yang terdaftar di BEI periode
sampling, dan dari metode tersebut diperoleh 32 perusahaan sampel maka total
22
dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik. Hasil penelitian ini
Olivia (2014) menguji secara empiris opini going concern, reputasi KAP,
switching.
opini audit, reputasi auditor, dan pergantian manajemen pada voluntary auditor
switching. Penelitian ini meneliti pada perusahaan real estate and property
23
switching.
keuangan, ukuran KAP, dan audit delay terhadap auditor switching. Penelitian ini
sampling, dan dari metode tersebut diperoleh 72 perusahaan sampel maka total
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1. Chadegani et.al. Variabel Independen Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(2011) Pergantian Manajemen, hanya kualitas audit yang
Qualified Audit Opinion, berpengaruh signifikan terhadap
Ukuran Perusahaan, Auditor Switch. Variabel Pergantian
Kualitas Audit, Kesulitan Manajemen, Qualified Audit Opinion,
Keuangan, Biaya Audit Ukuran Perusahaan, Kesulitan
Variabel Dependen Keuangan, Biaya Audit tidak
Auditor Switch memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Auditor Switch.
2. Arinta (2013) Variabel Independen Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Fee Audit, Opini Audit, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan
Ukuran KAP, Ukuran Klien berpengaruh signifikan dan
Perusahaan Klien, positif terhadap Pergantian KAP.
Pergantian Manajemen, Variabel Fee Audit, Opini Audit,
Financial Distress Pergantian Manajemen, Financial
Variabel Dependen Distress tidak memiliki pengaruh
Pergantian KAP yang signifikan terhadap Pergantian
KAP.
24
financial distress, audit delay, audit tenure, dan ukuran perusahaan terhadap
25
AUDIT DELAY
(X2)
AUDITOR
SWITCHING
AUDIT TENURE
(X3) (Y)
UKURAN
PERUSAHAAN (X4)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
delay, audit tenure, dan ukuran perusahaan terhadap auditor switching pada
Ratio). Apabila nilai yang dihasilkan rasio ini lebih besar dari 100% maka
mengalami kesulitan keuangan dan apabila nilainya lebih kecil dari 100%
26
serta untuk mengurangi resiko litigasi” (Chadegani et.al, 2011). Selain itu
auditor switching.
27
memperoleh penugasan audit lebih dari lima tahun pada klien tertentu
auditor switching bagi klien yang besar lebih rendah jika dibandingkan
28
penelitian ini adalah financial distress, audit delay, audit tenure dan ukuran
Indonesia.
29
METODOLOGI PENELITIAN
hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian sebab akibat
akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan
dependen (dipengaruhi)”.
Efek Indonesia melalui media internet dengan situs www.idx.co.id dan website
30
utama dan variabel ini dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen”.
Pada penelitian ini, yang menjadi variabel dependen adalah auditor switching.
oleh perusahaan klien. Variabel dependen penelitian ini mengacu pada perusahaan
yang telah melakukan pergantian auditor minimal sekali antara periode tahun
perubahan KAP antara tahun t dan tahun t+1, apabila ada perubahan KAP maka
terjadi auditor switching di tahun t, dan sebaliknya apabila tidak ada perubahan
KAP maka tidak terjadi auditor switching di tahun t. Variabel pergantian KAP ini
adalah variabel dummy, jika perusahaan melakukan pergantian KAP diberi kode 1
dan jika tidak diberi kode 0. Variabel ini dilambangkan dengan SWITCH.
variabel dependen, entah secara positif atau negatif, dan variabel ini membantu
dalam penelitian ini, yaitu financial distress, audit delay, audit tenure, dan ukuran
perusahaan.
31
penelitian ini variabel financial distress diukur dengan rasio DER (Debt to Equity
DER=
Tingkat rasio DER yang aman adalah 100%. Apabila rasio DER di atas
100%, maka dapat dijadikan sebagai salah satu indikator memburuknya kinerja
dari tanggal penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal
diterbitkannya laporan keuangan auditan. Variabel audit delay dapat dilihat dari
tanggal opini audit saat penyerahan dan penandatanganan laporan audit yang
dikeluarkan oleh KAP (tanggal laporan audit dikurang tanggal laporan keungan).
Audit tenure adalah masa perikatan audit dari Kantor Akuntan Publik
(KAP) dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Variabel audit tenure
dihitung dengan menjumlah total panjang masa perikatan audit sebelum auditor
32
diukur dengan total aset atau pun total penjualannya. Perusahaan yang besar
lebih kecil. Untuk itu, KAP yang berkualitas sangat diperlukan untuk
rasio menggunakan logaritma natural (LnTA) atas total aset perusahaan. Variabel
Tabel 3.1
Skala Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Indikator Skala
Financial Kesulitan keuangan Kesulitan Keuangan dihitung Rasio
Distress merupakan kondisi perusahaan dengan Rasio DER (Debt to
(X1) yang sedang dalam keadaan Equity Ratio).
tidak sehat atau sedang krisis
keuangan. (DISTRESS) DER=
33
penelitian ini terdiri dari 19 sub sektor yang total didalamnya terdapat 153
perusahaan.
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
sampling digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak
penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdiri dari 19 sub sektor.
apabila jumlah populasi 153 maka jumlah sampelnya 105 (Lampiran 2). Untuk
menentukan besarnya sampel pada setiap sub sektor, maka dilakukan dengan
alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional sesuai populasi
Pengambilan sampel untuk mewakili tiap sub sektor yang ada diperusahaan
34
35
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam
bentuk kuantitatif yaitu data yang diukur dalam bentuk skala numerik yang
diperoleh secara tidak langsung. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
periode 2010 sampai 2016. Data penelitian bersumber dari situs Bursa Efek
Indonesia (www.idx.co.id).
yang berupa laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan dan telah
Data yang dikumpullkan dan di olah dalam penelitian ini akan dianalisis
untuk memberikan gambaran umum dari tiap variabel penelitian. Analisis ini
36
bersangkutan.
standar deviasi yang bertujuan mengetahui distribusi data yang menjadi sampel
penelitian. Nilai minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil data yang
5% ( = 0,05)
p-value. Jika taraf signifikansi > 0,05 Ho diterima, jika taraf signifikansi
<0,05 Ho ditolak.
3.7.2.1 Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Langkah pertama dalam menilai overall fit model terhadap data. Hipotesis
37
Agar model fit dengan data maka H0 diterima dan Ha ditolak. Statistik yang
digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model ini adalah
Menurut Ghozali (2012:341) bahwa dengan alpha (α) 5%, cara menilai
model fit ini adalah jika nilai -2 Log L < 0,05 maka H0 diterima dan Ha
ditolak, yang berarti bahwa model fit dengan data dan jika nilai -2 Log L >
0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa model fit
dengan data. Adanya pengurangan antara nilai -2 Log L awal dengan -2
Log L akhir menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan
data.
Goodness of Fit Test. Model ini bertujuan untuk menguji hipotesis bahwa data
empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antar model dengan
data sehingga model dapat dikatakan fit). Hipotesis untuk menilai kelayakan
Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau
kurang dari 0,05 ,maka H0 ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara
model dengan nilai observasinya sehingga Goodness of Fit Test model tidak dapat
Fit Test lebih besar dari 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak dan berarti model
38
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan
determinan bernilai 0, maka tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan
bersifat metrik (interval atau rasio), sedangkan dalam regresi logistik, variabel
bebas bersifat metrik (interval atau rasio), sedangkan dalam regresi logistik,
variabel bebas dapat bersifat metrik atau non-metrik atau kombinasi dari
keduanya.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
dengan variabel dependen berskala nominal. Hal ini dilakukan karena variabel
39
Apabila tingkat signifikansi < 0,05 ,maka hipotesis diterima, tetapi jika tingkat
signifikansi > 0,05 ,maka tingkat hipotesis tidak dapat diterima. Model regresi
logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah sebagai berikut
berikut.
Keterangan:
β0 = Konstanta
β1 - β4 = Koefisien regresi
ε = Error (residual)
40
menggunakan descriptive untuk variabel yang diukur dengan skala rasio dan
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DISTRESS 723 -3106,67 3123,68 112,7465 290,90274
AUDELAY 723 31 271 77,28 16,179
TENURE 723 0 7 3,16 1,924
LnTA 723 6,743 17,967 13,63509 1,741035
Valid N (listwise) 723
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 22
pengamatan.
tenure.
41
271 yang artinya waktu penyelesaian audit paling lama 271 hari yaitu
pada perusahaan Siwani Makmur Tbk. (SIMA) tahun 2015. Nilai rata-
rata variabel audit delay adalah 77,28. Nilai standar deviasi sebesar
deviasi sebesar 1,924 menunjukkan bahwa tidak ada data yang bersifat
ekstrim.
yang artinya memiliki total aset paling rendah yaitu pada perusahaan
sebesar 17,967 yang artinya memiliki total aset paling tinggi yaitu
42
Tabel 4.2
Tabel Statistik Frekuensi
Statistics
SWITCH
Valid 723
N
Missing 0
Tabel 4.3
Tabel Statistik Frekuensi Variabel Auditor Switching
SWITCH
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
0 642 88,8 88,8 88,8
Valid 1 81 11,2 11,2 100,0
Total 723 100,0 100,0
Sumber : Hasil Penelitian SPSS 22
dummy, dimana perusahaan yang mengganti Kantor Akuntan Publik diberi kode
“1” sedangkan perusahaan yang tidak mengganti Kantor Akuntan Publik diberi
kode “0”, memiliki data valid karena seluruh data telah diproses. Perusahaan yang
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
persamaan regresi logistik. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan
43
regresi logistik, menggunakan program SPSS versi 22. Prosedur dimulai dengan
Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesakan telah fit
Likelihood pada awal (block number = 0) dengan nilai -2 Log Likelihood pada
akhir (block number = 1). Nilai -2 Log Likelihood awal dan nilai -2 Log
Tabel 4.4
Tabel Likelihood Block 0
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood Coefficients
Constant
1 529,251 -1,552
2 507,684 -1,987
Step 0 3 507,178 -2,068
4 507,178 -2,070
5 507,178 -2,070
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 507,178
c. Estimation terminated at iteration number 5 because
parameter estimates changed by less than ,001.
44
block number = 0, yaitu model hanya memasukkan konstanta yang dapat dilihat
pada step 5 memperoleh nilai sebesar 507,178. Kemudian pada tabel 4.5 dapat
pada model sehingga nilai -2 Log Likelihood akhir pada step 10 menunjukkan
nilai 268,548.
Selisih antara nilai -2 Log Likelihood awal dengan nilai -2 Log Likelihood
45
lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.
menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test yang diukur dengan
Tabel 4.6
Tabel Hosmer and Lemeshow Test
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 2,376 8 ,967
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 22
probabilitas signifikan sebesar 0,967 lebih besar dari α 0,05. Hasil ini
digunakan dalam analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata
antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati, atau dapat
46
Tabel 4.7
Tabel Nagelkerke R Square
Model Summary
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dipengaruhi oleh financial distress, audit delay,
audit tenure, dan ukuran perusahaan sebesar 55,8%, sedangkan sisanya sebesar
pengaruh variabel independen yaitu financial distress, audit delay, opini audit
tahun sebelumnya dan reputasi audit terhadap auditor switching. Dalam uji
hipotesis dengan regresi logistik Variable in the Equation, pada kolom Significant
47
tingkat signifikansi 5%. Dari pengujian dengan regresi logistik di atas maka
0.173 LnTA + ε
48
dengan signifikansi sebesar 0,975 dan lebih besar dari 0,05 (5%), artinya variabel
ini tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching (Y). Berdasarkan hasil
tersebut maka, penelitian ini menolak hipotesis yang menyatakan bahwa financial
(2011), Arinta (2013), Astrini (2013), dan Olivia (2014) yang menemukan bukti
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwiyanti (2014) dan Ruroh
mengambil tahun penelitian yang lebih singkat dan teknik pengambilan sampel
49
Variabel audit delay (X2) menunjukkan nilai koefisien positif sebesar 0,026
dengan signifikansi sebesar 0,013 dan lebih kecil dari 0,05 (5%), artinya variabel
ini memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap auditor switching (Y).
Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Pawitri dan Yadnyana
(2015) dan Ruroh (2016) dan yang menemukan bukti bahwa audit delay
3,653 dengan signifikansi sebesar 0,000 dan lebih kecil dari 0,05 (5%), artinya
variabel ini memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap auditor switching
(Y). Berdasarkan hasil tersebut maka, penelitian ini menerima hipotesis yang
karena tahun penelitian lebih singkat dan teknik pengumpulan sampel dengan
purposive sampling.
50
0,173 dengan signifikansi sebesar 0,096 dan lebih besar dari 0,05 (5%), artinya
purposive sampling dan lebih berfokus pada auditor switching secara voluntary.
sebesar 0,967 > 0,05. Hal ini menunjukkan hipotesis dapat diterima. Berdasarkan
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima dan financial distress,
audit delay, audit tenure, dan ukuran perusahaan (X1, X2, X3, X4) berpengaruh
51
5.1 Kesimpulan
audit tenure, dan ukuran perusahaan terhadap auditor switching pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-
switching.
switching.
switching.
switching.
52
5.3 Saran
sebagai berikut.
relevan.
53
Abbott, L.J., and Parker, S. 2000. Audit Committee Characteristic and Auditor
Switches. Research in Accounting Regulation. Vol. 15. pp 151-165
Ardana, Komang, Ni Wayan Mujiati dan Anak Agung Sriathi. 2008. Perilaku
Keorganisasian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Arens, Alvin A, Randal J Elder dan Mark S Beasley. 2012. Auditing and
Assurance Services: An Integrated Approach 14th Pearson Preantice Hall,
Boston.
Atmaja, Lukas Setis. 2008. Teori dan Praktek Manajemen Keuangan. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Chariri A. dan Imam Ghozali. 2007. Teori Akuntansi. Semarang : Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Francis, J.R. and Wilson, E.R. 1988. Auditor Changes: A Joint Test of Theories
Relating to Agency Cost and Auditor Differentiation. The Accounting
Review. Vol. LXIII. No.4. pp. 663-682
54
Hudaib, M., dan T. E. Cooke. 2005. Qualifies Audit Opinions and Auditor
Switching. School of Business and Economics University of Exter.
Ismail, SH. Aliahmed, H. 2008. Why Malaysian Second Board Companies Switch
Auditors: Evidence of Bursa Malaysia. International Research Journal of
Finance and Economics. Issue 13. pp. 123-130.
Nasser, Abu T.A., Emelin A.W., Sharifah N.F.S.M.N, Mohammad Hudaib. 2006.
Auditor-Clients Relationship: The Case of Audit Tenure and Auditor
Switching in Malaysia. Managerial Auditing Journal Special Issue. Vol.21
(7), pp. 724-737.
Nazri, C.D., Latif, Z.A., Ahmad, A.H., Ismail, R., and Pradhan, B. 2012.
Manifestation of GIS tools for spatial distribution analysis of dengue fever
epidemic in the city of Subang Jaya, Malaysia. Environment Asia 5: 82-92.
55
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.
Turner, L. E., J. P. Williams and T. R. Weirich. 2005. “An Inside Look at Auditor
Changes”, The CPA Journal November: 12-21.
56
57
58
59
60
61
Siginifikasi Siginifikasi
N 1% 5% 10% N 1% 5% 10%
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Statistik Frekuensi
Statistics
SWITCH
Valid 723
N
Missing 0
84
85
1 2,376 8 ,967
86