FILOSOFI PROSES
DAFTAR ISI
1. Umum
2. River Water Intake Facility
2.1. Uraian Proses
2.2. Referensi PID
2.3. Deskripsi Control
3. Filter Water Treatment
3.1. Uraian Proses
3.2. Referensi PID
3.3. Deskripsi Control
4. Ultrafiltration System
4.1. Uraian Proses
4.2. Referensi PID
4.3. Deskripsi Control
5. Reverse Osmosis System
5.1. Uraian Proses
5.2. Referensi PID
5.3. Deskripsi Control
6. Mixed Bed Polisher
6.1. Uraian Proses
6.2. Referensi PID
6.3. Deskripsi Control
7. Cooling Water System
7.1. Uraian Proses
7.2. Referensi PID
7.3. Deskripsi Control
8. Plant Air dan Instrument Air System
8.1. Uraian Proses
8.2. Referensi PID
8.3. Deskripsi Control
9. Gas Metering System
9.1. Uraian Proses
9.2. Referensi PID
9.3. Deskripsi Control
10. Ammonia Storage System
10.1. Uraian Proses
10.2. Referensi PID
10.3. Deskripsi Control
11. Waste Water System
11.1. Uraian Proses
11.2. Referensi PID
11.3. Deskripsi Control
FILOSOFI PROSES
1. Umum
Pabrik Utilitas merupakan pabrik pendukung yang mempersiapkan kebutuhan
operasional pabrik Ammonia dan Urea secara terus menerus baik yang berkaitan dengan
bahan baku maupun bahan pembantu pabrik.
Unit kegiatan yang dijalankan Pabrik Utilitas untuk mendukung pabrik Ammonia dan
pabrik Urea meliputi River Water Intake, Filter Water Treatment, Demin Water Unit,
Cooling Water System, Plant Air dan Instrument Air System, Fire Fighting System, Waste
Water Treatment System dan Ammonia Storage System.
Uraian dalam dokumen ini merupakan panduan dalam operasional pabrik Utilitas dan
bukan merupakan hal yang baku dan kaku. Selanjutnya, panduan yang terdapat dalam
dokumen ini dapat terus diperluas dan diperbaharui menurut perkembangannya. Pada
prinsipnya, panduan terbaik dalam menjalan operasional pabrik Utilitas ini merupakan
kesatuan dari pengetahuan sistem keseluruhan dan prinsip operasi tiap-tiap peralatan.
Air sungai disuplai oleh River Water Intake Pump 6201-JA/JB ke Clarifier 6201-U dengan
normal flow rate sebesar 1059,5 m3/jam dan design flow rate sebesar 1388 m3/jam,
beroperasi pada tekanan 4,5 kg/cm2G. Air sungai juga disuplai sebagai fire water melalui
Main Fire Water Pump 6501-JA/JB dengan flow rate sebesar 455 m3/jam dan tekanan
operasi sebesar 10 kg/cm2G. Pompa 6501-JA digerakkan oleh motor, sedangkan pompa
6501-JB digerakkan oleh diesel engine. Disiapkan juga Jockey Pump 6502-JA/JB untuk
menjaga tekanan di fire water main ring apabila fie water digunakan sekali-sekali dalam
jumlah kecil dengan flow rate 25 m3/jam pada tekanan operasi 11 kg/cm2G.
Jockey Pump 6502-JA akan auto start apabila terjadi low pressure di main header fire
water yang terindikasi oleh PSL-3503A dan akan auto stop apabila terjadi high pressure
di fire water yang terindikasi oleh PSH-3503A. Apabila ternyata tekanan terus turun dan
mencapai low setting pressure di PSL-3503B, maka Jokcey Pump yang lainnya (6502-
JB) akan auto start. Apabila terjadi kebakaran, peralatan pemadam kebakaran akan
menggunakan fire water dari main ring, sehingga tekanan di fire water line akan terus
turun sampai tercapai low setting pressure di PSL-3501A dan diikuti auto start Fire Water
Main Pump (6501-JA). Apabila tekanan sistem terus turun dan mencapai low setting
pressure di PSL-3501B, maka Fire Water Main Pump lainnya (6501-JB) dengan
penggerak diesel engine akan auto start.
Clarifier (6201-U) dapat memproses air sungai dengan kapasitas total sebesar 1100
m3/jam pada tekanan atmosfer, temperatur 30ºC, pH air yang masuk 6,6-8,3 dan turbidity
air yang masuk 44-95 NTU. Sejumlah bahan kimia, seperti alumunium sulphate yang
berfungsi sebagai coagulant, polymer sebagai flocculant, caustic sebagai alkali untuk
menjaga pH dan chlorine sebagai oxidizing biocide, diinjeksikan ke air sungai yang masuk
ke Clarifier. Masing-masing bahan kimia ini ditampung di masing-masing tangki sebelum
diinjeksikan ke Clarifier. Endapan lumpur dalam bentuk slurry akan terpisah dari air dan
secara otomatis dibuang dengan konsentrasi endapan lumpur sekitar 0,8% dari slurry
yang keluar. Slurry selanjutnya mengalir ke Sludge Pond (6405-F) sedangkan air jernih
(clarified water) akan mengalir ke Clarified Water Basin (6204-F) sebelum dikirim ke
Pressure Sand Filter (6202-UA~UF). Diharapkan pH yang keluar dari Clarifier berkisar
6,5-8,5 dengan turbidity <10 NTU.
Pressure Sand Filter (PSF) dapat memproses 220 m3/jam air jernih (clarified water) per
vessel pada tekanan operasi 5 kg/cm2G dan temperatur operasi 30ºC. Di Pressure Sand
Filter, clarified water mengalir dari bagian atas menuju ke bawah dengan melalui media
filter dimana partikel pengotor seperti suspended solid disaring. Hasil keluaran dari
Pressure Sand Filter, dengan kandungan kurang dari 1 ppm suspended solid, dikirim ke
Filtered Water Tank dan Ultrafiltration Unit untuk diproses lebih lanjut.
Proses backwash untuk Pressure Sand Filter diperlukan untuk menjaga kinerja filtrasi,
dengan menggunakan Air Scour Blower (6202-UJA/UJB) dan Backwash Pump for PSF
(6202-JA/JB) pada tekanan 3,26 kg/cm2G, apabila service time Pressure Sand Filter telah
mencapai 24 jam atau differential pressure dari Pressure Sand Filter sudah mencapai 0,8
kg/cm2G. Proses backwash ini akan membuang suspended solid dan partikel pengotor
yang terjebak di media filter dan proses air blown ke media filter akan melonggarkan
kembali media filter tersebut.
Air yang dikeluarkan dari proses backwash ini akan dikirim ke backwash water recovery
pond untuk diolah kembali (recycle) di Clarifier. Setelah selesai tahapan backwash, semua
valve ditutup untuk settlement media filter. Selanjutnya clarified water diumpankan ke
Pressure Sand Filter dari bagian atas dan sistem beralih ke mode service. Filtered Water
(air bersih) sebagai produk dari Filter Water Treatment diharapkan memiliki pH 6,5/7,5
(min/max), konsentrasi residual chlorine < 0,5 ppm dan turbidity < 1 NTU.
Tiap-tiap tangki bahan kimia memiliki level switch untuk mengukur level liquid di masing-
masing tangki, LS-7004 untuk Caustic Daily Tank 6201-F1, LS-7003 untuk Coagulant
(Al2(SO4)3) Daily Tank 6201-F4 dan LS-7001 untuk Polymer Preparation 6201-F5. Level
liquid di NaOH Storage Tank (6208-F) diukur oleh LT-3109. LT-3109 mengirimkan sinyal
I-3109 ke NaOH Feed Pump (6005-JA/JB) untuk auto stop apabila level liquid terindikasi
low low. NaOH Dissolving Tank (6008-F) juga dilengkapi dengan level transmitter LT-3107
yang mengirimkan sinyal I-3107 ke NaOH Transfer Pump (6008-JA/JB) untuk berhenti
apabila level liquid di NaOH Dissolving Tank 6008-F terindikasi low low. Demikian juga
untuk Coagulant Storage Tank (6212-F) yang dilengkapi dengan level transmitter LT-
3119. Alarm akan aktif apabila level liquid terindikasi low atau high. Coagulant Dissolving
Tank (6207-F) dilengkapi dengan LT-3110 yang mengirimkan sinyal I-3110 ke Coagulant
Transfer Pump (6010-JA/JB) auto stop apabila level liquid terindikasi low low.
Level di Clarified Water Basin (6204-F) diukur oleh LT-3101 dan LT-3116. LT-3101
memberikan sinyal ke LIC-3101 dan memerintahkan LV-3101 untuk mengontrol level
liquid Clarified Water Basin dengan mengatur opening control valve LV-3101 di line filtered
water ke Filtered Water Storage Tank (6201-F). LT-3116 memberikan sinyal I-3116 untuk
auto stop Clarified Water Pump 6203-JA/JB/JC apabila level liquid di Clarified Water Basin
terindikasi low low. Line discharge Clarified Water Pump dilengkapi dengan PG-3115A,
PG-3115B dan PG-3115C untuk masing-masing Clarified Water Pump. Pressure
transmitter PT-3116 di header dipasang untuk mengirim sinyal indikasi tekanan ke DCS.
Kualitas air yang keluar dari Pressure Sand Filter diukur oleh online analyzer yang
mengirimkan sinyal ke DCS, sehingga kualitas filter water berupa pH, turbidity dan
konsentrasi chlorine dapat dimonitor di control room. Line discharge Pressure Sand Filter
juga dilengkapi dengan indikasi total flow FIQ-3102 yang menerima sinyal dari FT-3102.
Proses backwash diaktifkan secara otomatis apabila differential pressure antara inlet dan
outlet di Pressure Sand Filter (6202-UA~UF) telah mencapai lebih dari 0,8 kg/cm2G atau
service time limit selama 24 jam sudah tercapai. Sistem akan mengikuti sequence
interlock dan backwash akan mulai secara otomatis dengan memberi perintah ke
Backwash Pump for PSF 6202-JA/JB untuk running. Sistem akan berpindah ke mode
service atau stand-by setelah backwash selesai.
Apabila level Filtered Water Tank 6201-F terindikasi low low, LT-3115 akan memberi
sinyal ke I-3101 yang memerintahkan Backwash Pump for PSF 6202-JA/JB, Filtered
Water Pump 6204-JA/JB, CW Make-up Pump 6205-JA/JB, dan Backwash Pump for ACF
6208-JA/JB untuk auto stop. Backwash Water Recovery Pump 6200-JA/JB akan
mengirim air backwash dari PSF di Backwash Recovey Pond (6209-F) kembali ke
Clarifier. Apabila level liquid di Pond yang diukur oleh LT-3114 terindikasi high, maka
pompa akan auto start berdasarkan perintah dari I-3114 dan jika level liquid di Pond
terindikasi low, maka pompa akan stop.
4. Ultrafiltration System
4.1. Uraian Proses
Ultrafiltration System digunakan untuk menghilangkan partikulat atau molekul (berukuran
0,1 – 0,01 µm), bakteri dan virus untuk produk air yang keluar dari Pressure Sand Filter
(PSF) sehingga dihasilkan Potable Water. Air dari Filtered Water Treatment System
(outlet Pressure Sand Filter) dikirim ke Ultrafiltration Unit (6203-LA/LB/LC) yang
sebelumnnya harus melewati dulu Bag Filter (6203-F3A/F3B/F3C) sebagai proteksi UF
dari molekul dengan ukuran lebih dari 300 µm.
Air yang keluar dari Bag Filter akan memasuki Ultrafiltration Unit dari bagian bawah. Air
disaring dengan module yang terletak di dalam membran dengan tekanan operasi 4
kg/cm2G dan temperatur operasi 28,5ºC dengan kapasitas 150 m3/jam untuk tiap unit UF.
Permeate akan dikeluarkan melalui bagian atas UF menuju Potable Water Storage Tank
(6202-F) sedangkan concentrate akan dikeluarkan dari samping UF menuju Clarified
Water Basin (6204-F). Efisiensi Ultrafiltration Unit didesain pada 96,8%.
Apabila service limit time selama 1 jam sudah tercapai, maka backwash otomatis akan
berlangsung. Proses backwash UF pada basis regular, terdiri dari Hydraulic Clean (HC)
dan Chemical Enhanced Backwash (CEB). Proses HC berlangsung selama 60 menit yang
merupakan kombinasi dari Forward Flush (FF) dan Backwash (BW). Selama proses FF,
material yang tertinggal di membran akan dibersihkan melalui flushing menggunakan UF
feed water di sepanjang permukaan inner membran ke concentrate. Selama proses BW,
membran UF dibersihkan luar-dalam oleh UF Back Pulse Pump (6206-JA/JB) dengan
menggunakan permeate water yang dihasilkan dari Potable Water Tank. Buangan proses
FF dan BW selanjutnya dikirim ke Clarified Water Basin (6204-F).
Proses CEB dilakukan setiap 47 jam dan 18 menit. Selama proses CEB, bahan kimia
diinjeksikan ke aliran BW dan material yang terserap di permukaan membran UF
dibersihkan selama periode chemical soak. Untuk tujuan ini, tiga buah chemical dosing
set disiapkan untuk H2SO4 dan dua NaOCl. Buangan proses CEB ini dikirim ke
Neutralization Pond (6402-F).
Potable Water sebagai produk dari Ultrafiltration Unit memiliki spesifikasi sebagai berikut,
pH 6,5/8,5 (min/max) yang diukur oleh AI-7031; turbidity < 1 NTU yang diukur oleh AI-
7033 dan konsentrasi residual chlorine < 0,5 ppm yang diukur oleh AI-7032.
Proses backwash secara otomatis akan aktif berdasarkan indikasi high high pressure
Ultrafiltration (10-15% lebih besar dari normal operasi sebesar 3 kg/cm2G). Pressure
transmitter dipasang pada kedua line inlet dan outlet Ultrafiltration Unit. Proses backwash
juga dapat diaktifkan berdasarkan service time limit yang diprogram dari Water Treatment
Control Panel (LCP-7001). Operator dapat menentukan sendiri mode yang akan
digunakan. Sistem akan mengikuti sequence interlock dan backwash akan mulai secara
otomatis dengan memberikan perintah ke UF Back Pulse Pump (6202-JA/JB) untuk
beroperasi. Sistem akan pindah ke mode service setelah backwash selesai.
Kedua tangki NaOCl dan H2SO4 dilengkapi dengan level switch LS-7031 untuk
menjalankan NaOCl Dosing Pump (6203-J1A/J1B) apabila dibutuhkan pada saat
backwash dan akan menghentikan NaOCl Dosing Pump apabila level liquid di Tangki
NaOCl terindikasi low. LS-7032 akan menghentikan pompa H2SO4 Dosing Pump (6203-
J2A/J2B) apabila level liquid di Tangki H2SO4 terindikasi low.
High Pressure RO Pump (6210-JA/JB) membawa air umpan ke Reverse Osmosis (RO)
Unit pada tekanan 14,5 kg/cm2G dan mendorong air yang sebelumnya disaring di
cartridge filter melalui pori-pori membran berukuran 5 micron. Reverse Osmosis dapat
menghilangkan hampir semua material non-organik, seperti mineral, garam, logam, virus,
bakteri, dan lainnya untuk menghasilkan deionized water dengan conductivity yang lebih
rendah. Produk permeate dari RO unit akan dikirim ke Condensate Storage Tank 6003-F
sedangkan air concentrate akan dikirim ke Cooling Tower Basin (6204-U).
RO System akan beroperasi terus menerus. Pada kondisi normal operasi, membran di
Reverse Osmosis System dapat rusak oleh adanya mineral scale, biological matter,
colloidal particle dan insoluble organic. Deposit yang terakumulasi di permukaan
membran selama proses operasi dapat menyebabkan berkurangnya flow normal
permeate, berkurangnya kemampuan menolak garam, atau keduanya. Oleh karena itu,
membran sebaiknya dibersihkan dengan metode Cleaning in Place (CIP) dengan
menggunakan acid cleaner seperti bahan kimia anti scalant dan EC-503 untuk
menghilangkan endapan senyawa inorganik. Iron dan alkaline cleaner seperti slime
inhibitor juga dapat digunakan untuk mengatasi organic fouling termasuk juga senyawa
bilogis setiap periode tertentu (disarankan setiap 3 bulan) atau apabila satu atau lebih
parameter utama pada saat operasional normal (silica, conductivity atau pressure
differential) lebih besar dari normal set point.
Air produk RO memilki spesifikasi pH = 6,5-7; turbidity < 0,5 NTU; P alkanity as CaCO3
sebesar 0 ppm; M alkanity as CaCO3 < 1 ppm; Chloride as Cl- < 1 ppm; Sulphate as SO4
< 1 ppm; Ammonia as NH3 < 1 ppm; Calcium hardness as CaCO3 < 1 ppm; Magnesium
hardness as CaCO3 < 1 ppm; Iron as Fe < 0,3 ppm; Silica as SiO2 < 0,5 ppm; total
suspended solid < 1 ppm; total dissolved solid < 5 ppm; dan conductivity < 10 µS/cm.
Proses backwash di ACF akan aktif secara otomatis berdasarkan differential pressure
antara inlet dan outlet ACF yang diukur oleh PDT-7051A dan PDT-7051B. Proses
backwash juga dapat diaktifkan berdasarkan service time limit yang diprogram dari control
panel. Operator dapat menentukan mode mana yang akan digunakan. Sistem akan
menjalankan sequence interlock dan backwash akan mulai secara otomatis dengan
adanya perintah ke Backwash Pump for ACF 6208-JA/JB untuk running. Sistem akan
beralih ke mode service setelah backwash selesai.
Apabila Filtered Water Tank terindikasi low low, LT-3115 juga memberikan sinyal I-3103
ke Backwash Pump for PSF 6202-JA/JB untuk auto stop. ACF System juga dilengkapi
dengan analyzer AT-7051 pada line inlet untuk memonitor turbidity dan analyzer AT-7052
pada line outlet untuk memonitor ORP yang memberikan sinyal ke DCS sehingga operator
dapat menjaga turbidity inlet dan ORP outlet di ACP. Air umpan RO dari ACF diinjeksikan
bahan kimia seperti anti-scalant, EC-503 dan slime inhibitor. Masing-masing tangki bahan
kimia memiliki level switch untuk mengukur level liquid di masing-masing tangki. LS-7041
untuk tangki anti-scalant (6210-F1) akan memberikan sinyal ke LA-7041 dan memberi
perintah STOP pompa 6210-J1A/J1B Anti Scalant Dosing Pump apabila level liquid di
tangki terindikasi low low. LS-7042 untuk tangki EC-503 (6210-F2) akan memberikan
sinyal ke LA-7042 dan memberikan perintah STOP pompa 6201-J2A/J2B EC-503 Dosing
Pump apabila level liquid terindikasi low low. LS-7043 untuk tangki Slime Inhibitor (6210-
F3) akan memberikan sinyal ke LA-7043 dan memberikan perintah stop pompa 6201-
J3A/J3B Slime Inhibitor Dosing Pump apabila level liquid terindikasi low low.
Flow inlet RO unit dikontrol oleh FV-3108A dan FV-3108B dengan perintah berasal dari
FIC-3108A dan FIC-3108B secara berturut-turut. FV-3108A/B dilengkapi dengan
mechanical stopper untuk menjaga flow rate maksimum pada 150 m3/jam dan flow rate
minimum pada 90 m3/jam. Line outlet RO dilengkapi dengan pressure transmitter yang
mengukur tekanan di line permeate RO dan memberikan sinyal ke DCS sehingga operator
dapat memonitor dari control room. Sebagai tambahan, line ini juga dilengkapi dengan
flow element untuk mengukur total flow yang melalui line ini yang juga akan memberikan
alarm apabila flow permeate dari RO ke Codensate Tank terindikasi low atau high.
Pada saat condensate melewati campuran resin anion dan cation yang terdapat di dalam
vessel, terjadilah proses ion exchange. Selama proses ini, ion yang terdapat di process
condensate akan berpindah ke pori-pori resin. Hasilnya, ion yang sebelumnya berada di
condensate sekarang berada di resin dan ion yang sebelumnya berada di resin sekarang
berada di condensate. Proses ini berlangsung selama 72 jam sebelum diregenerasi.
Proses regenerasi diperlukan untuk mengembalikan kondisi resin yang sudah jenuh agar
dihasilkan kualitas air seperti yang dipersyaratkan. Proses regenerasi dilakukan apabila
pressure drop Mixed Bed Polisher > 1 kg/cm2G atau bila conductivity outlet di atas batasan
maksimal sebesar 0,2 µs/cm atau ketika silica content lebih dari 0,005 ppm atau ketika
service time cycle sudah mencapai 72 jam/siklus, yang mana yang lebih dulu tercapai.
Proses regenerasi berlangsung selama 4 jam/siklus. Tahapan regenerasi Mixed Bed
Polisher terdiri dari backwash, settlement, chemical filling check, rinse, full drain, air mix,
settlement, water filling, final rinse dan regeneration check.
Selama proses backwash, air melewati vessel dari bagian bawah resin menggunakan
Regeneration Pump 6002-JA/JB. Air backwash akan melepas suspended solid yang
terakumulasi selama service. Setelah backwash selesai, resin akan turun secara gravitasi
(settlement). Resin Anion yang turun akan berada di atas Resin Cation dan membentuk
bed yang terpisah dimana Anion Bed di atas Cation Bed. Tahapan selanjutnya, NaOH
48% dan H2SO4 98% mulai diencerkan dengan air menggunakan ejector sampai
didapatkan dilution 4% NaOH dan 5% H2SO4 dan kemudian didistribusikan ke vessel.
Perubahan step dari injeksi NaOH dan injeksi H2SO4 diatur berdasarkan sequence regen.
Perpindahan step ini dilakukan cukup dengan menutup driving water untuk ejector dengan
cara menutup outlet valve dari measuring tank.
Tahap selanjutnya adalah proses drain, dengan mengeluarkan air yang terdapat di dalam
Mixed Bed Polisher dan ditampung di Neutralization Pond (6402-F). Dilanjutkan dengan
proses mixing dengan menggunakan bantuan udara yang berasal dari Air Blower (6006-
UJA/UJB). Setelah proses mixing selesai, dilanjutkan dengan proses water filling, dengan
mengisi unit dengan air setelah proses mixing dan meyakinkan bahwa tidak ada udara
yang terjebak di dalam vessel selama operasi normal. Tahapan pengisian air dihentikan
apabila air sudah overflow melalui vent udara. Tahap terakhir adalah proses rinse yang
dimaksudkan untuk membersihkan Mixed Bed Polisher. Apabila kualitas air produk dapat
diterima, maka dilanjutkan dengan tahapan service.
Demin water sebagai produk akhir dari Mixed Bed Polisher Unit mempunyai spesifikasi
pH = 6-7,5; conductivity < 0,2 µs/cm; sodium + potassium < 0,01 ppmw, chloride < 0,02
ppm, copper < 0,003 ppm; iron < 0,02 ppm; silica < 0,005 ppm, hardness as Ca = 0 ppm
dan dissolved solid < 0,1 ppm.
Level transmitter LT-3118A, LT-3118B, LT-3118C akan mengukur level Demin Water
Storage Tank dengan sistem interlock yang bekerja apabila indikasi low low level yang
tercapai 2 dari 3. Transmitter akan mengirim sinyal I-3102 ke Regeneration Pump 6002-
JA/JB untuk auto stop jika level air di tangki terindikasi low low. I-3102 juga akan mengirim
perintah ke Demin Water Pump 6001-JA/JB untuk berhenti jika level air di tangki
terindikasi low low.
Flow demin water dari Mixed Bed Polisher ke Demin Water Storage Tank 6001-F dikontrol
oleh LV-3103 berdasarkan level Demin Water Tank yang diukur oleh LT-3103 dan
perintah berasal dari LIC-3001. Alarm akan muncul apabila level liquid di Demin Water
Storage Tank 6001-F terindikasi high atau low.
H2SO4 Measuring Drum yang digunakan selama regenerasi dilengkapi dengan level
gauge dan level switch. Alarm LA-7051 di DCS akan aktif apabila level liquid di tangki
mencapai high high level atau low low level. NaOH Measuring Drum juga memiliki level
gauge dan level switch. Alarm LA-7052 di DCS akan aktif apabila level liquid di tangki
mencapai high high level atau low low level.
H2SO4 Measuring Drum 6210-F diisi dengan menggunakan H2SO4 Transfer Pump 6009-
JA/JB yang akan mentransfer H2SO4 liquid dari H2SO4 Storage Tank 6009-F. H2SO4
Transfer Pump akan berhenti secara otomatis apabila level liquid di H2SO4 Storage Tank
6009-F low low. Level liquid di H2SO4 Storage Tank diukur oleh LT-3105 dan LG-3105.
LT-3105 akan mengirim sinyal ke I-3105 dan memerintahkan H2SO4 Transfer Pump untuk
berhenti.
NaOH Measuring Drum 6211-F diisi dengan menggunakan NaOH Transfer Pump 6008-
JA/JB yang akan mentransfer NaOH liquid dari NaOH Dissolving Tank 6008-F. NaOH
Transfer Pump akan berhenti apabila level liquid di NaOH Dissolving Tank 6008-F low
low. Level liquid di NaOH Dissolving Tank diukur oleh LT-3107 yang akan mengirim sinyal
ke I-3107 dan memerintahkan NaOH Transfer Pump untuk berhenti jika terindikasi low
low.
Pompa sirkulasi cooling water untuk ammonia memiliki kapasitas sebesar 12500 m3/jam
untuk masing-masing pompa, pompa sirkulasi cooling water untuk urea memiliki kapasitas
sebesar 6250 m3/jam untuk masing-masing pompa, dan pompa emergency cooling water
memiliki kapasitas sebesar 1313 m3/jam untuk masing-masing pompa. Tekanan
discharge masing-masing pompa sebesar 5 kg/cm2G dan temperatur sebesar 33ºC.
Sedangkan tekanan cooling water return ke cooling tower sebesar 2,5 kg/cm2G dan
temperatur sebesar 43ºC. Chloride content di cooling water harus berada dalam batasan
20 – 63 ppm.
Air make-up disuplai ke basin cooling tower untuk mengimbangi kehilangan akibat adanya
air yang menguap (evaporation loss), drift loss water dan blow down water. Cooling water
membutuhkan beberapa perlakuan khusus untuk menjaga kualitas seperti yang
diharapkan. Karena air secara terus menerus akan hilang karena adanya evaporation
loss, air dalam jumlah tertentu harus terus ditambahkan (air make-up). Air make-up ini
berperan dalam terjadinya peningkatan impurities hardness, alkalinity dan silica di sistem
cooling water. Karena adanya kehilangan sejumlah air akibat terjadinya proses
penguapan, sejumlah kotoran (impurities) akan tertinggal di dalam air dan terus
terakumulasi, hal ini dapat meningkatkan potensi terbentuknya scale deposit di cooling
water system.
Selama beroperasi, antara cooling water dan logam terjadi kontak, hal ini dapat
meningkatkan potensi terjadinya korosi pada logam. Oleh karena itu, dibutuhkan
perawatan khusus secara terus menerus dengan menggunakan bantuan bahan kimia
tertentu. Injeksi corrosion inhibitor (6205-U1), scale inhitor (6205-U2), dosing of chlorine
(6205-U3), non-oxidizing biocide (6205-U4 dan 6205-U9), dispersant (6205-U5), pH
control (6205-U6) untuk H2SO4 dan (6205-U7) untuk NaOH, dan oxidizing biocide (6205-
U8) disiapkan melalui suatu coolilng tower chemical injection system.
Corrosion inhibitor (Zinc-PO4 based) sebanyak 132 kg/hari untuk basin Ammonia-UOA
dan 66 kg/hari untuk basin Urea diinjeksikan secara kontinu sebagai pelindung dari korosi.
Scale inhibitor (polymer based) sebanyak 47 kg/hari untuk basin Ammonia-UOA dan 23
kg/hari untuk basin Urea diinjeksikan secara kontinu untuk menjaga agar partikel atau
suspended solid berukuran sangat kecil yang terdapat di cooling water tidak berkelompok
menjadi partikel yang lebih besar dan membentuk deposit yang dapat menimbulkan
permasalahan di cooling water.
Oxidizing biocide, gas chlorine sebanyak 242 kg/hari untuk basin Ammonia-UOA, 121
kg/hari untuk basin Urea dan liquid chlorine sebanyak 225 kg/hari untuk basin Ammonia-
UOA, 121 kg/hari untuk basin Urea diinjeksikan secara kontinu untuk mengoksidasi
senyawa mikroorganisme, seperti bakteri, jamur, algae dan ragi.
Non oxidizing biocide, isothiazoline based sebanyak 858 kg/bulan untuk basin Ammonia-
UOA dan 484 kg/bulan untuk basin Urea diinjeksikan sebanyak dua kali dalam sebulan.
Non oxidizing biocide, quartener amine based sebanyak 512 kg/bulan untuk basin
Ammonia-UOA dan 290 kg/bulan untuk basin Urea diinjeksikan sebanyak satu kali dalam
sebulan, berfungsi untuk menghambat metabolisme micro organisme.
Bio dispersant (non ionic surfactant) sebanyak 686 kg/bulan untuk basin Ammonia-UOA
dan 387 kg/bulan untuk basin Urea diinjeksikan satu kali dalam sebulan untuk mencegah
pertumbuhan slime. pH control (acid base dan caustic base) diinjeksikan secara kontinu
berdasarkan pH cooling water. Acid dan caustic sekitar 6000 kg/6 bulan untuk basin
Ammonia-UOA, 4000 kg/6 bulan untuk basin Urea ditambahkan agar pH coolilng water
dapat dijaga pada range 7,0 – 8,5.
Cooling water return dari Ammonia-UOA dan Urea disaring terlebih dahulu melalui dua
unit Side Stream Filter Ammonia (6204-LA/LB) dengan kapasitas 250 m3/jam untuk
masing-masing Side Stream Filter dan dua unit Side Stream Filter Urea (6204-LC/LD)
dengan kapasitas 125 m3/jam untuk masing-masing Side Stream Filter, untuk
menghilangkan suspended solid dan partikel lainnya dengan ukuran partikel > 0,1 mm,
yang terdapat di cooling water return menuju cooling tower. Saat normal operasi untuk
penyaringan, valve flushing akan tertutup. Piston tetap berada di luar strainer basket.
Proses cleaning Side Stream Filter ditentukan oleh timer (1 sequence flushing tiap jam)
atau differential pressure control (max 0,5 kg/cm2G). Valve flushing akan terbuka dan
partikel berukuran besar akan dibuang keluar. Piston bergerak dua kali ke basket, untuk
membuang partikel-partikel yang terjebak di dalamnya.
Continuous blow down untuk cooling water dikontrol oleh FIC-3201 dan FIC-3202 yang
memberikan sinyal ke FV-3201 dan FV-3202 secara berturut-turut. Apabila conductivity
cooling water tinggi > 2500 µs/cm, di basin Ammonia AI-3202 akan mengirim sinyal untuk
menolak perintah FIC-3202 dan mengatur opening FV-3202 dan di basin Urea AI-3201
akan mengirim sinyal untuk menolak perintah FIC-3201 dan mengatur opening FV-3201.
Line discharge CW Circulation Pump for Ammonia-UOA, Urea Circulation Pump dan
Emergency CW Pump dilengkapi dengan pressure transmitter (PT-3215, PT-3216, PT-
3207) yang mengukur besarnya tekanan dan memberikan sinyal ke I-3215 (Ammonia-
UOA), I-3216 (Urea) dan I-3207 (Emergency) dan memerintahkan CW Ammonia-UOA
Pump, Urea Pump dan Emergency CW Pump secara berturut-turut untuk auto start
apabila terjadi low low pressure dari suplai cooling water. Masing-masing discharge
pompa juga dilengkapi dengan pressure gauge, indikasi temperatur dan indikasi flow.
Blow down untuk tiap-tiap basin dikontrol oleh FV-3202 untuk basin Ammonia-UOA dan
FV-3201 untuk basin Urea dan dikesampingkan oleh analyzer AT-3202 di Ammonia-UOA
dan AT-3201 di Urea yang mengukur conductivity cooling water di line discharge CW
Circulation Pump. pH dan ORP di masing-masing basin juga diukur oleh AT-3204 dan AT-
3206 di basin Ammonia-UOA, AT-3203 dan AT-3205 untuk basin Urea. Hasil dari
pengukuran ini akan memerintahkan pH control injection system untuk aktif (pompa
H2SO4 Injection mulai running jika pH cooling water lebih dari 8,5 dan pompa NaOH
Injection mulai running apabila pH cooling water kurang dari 7).
Level liquid di Surface Condenser 6209-JTC diukur oleh LIC-7203 yang mengirim sinyal
ke control LV-7203. Conductivity condensate di discharge Surface Condenser Pump
6000-JA/JB diukur oleh AIC-3210. Selama analisa conductivity normal, condensate akan
dikirim ke Deaerator 101-U, three way valve AV-3210 berada pada posisi OPEN (dari A
ke C). Apabila analisa conductivity terindikasi high high > 3 µS/cm, AIC-3210 mengirimkan
sinyal untuk menutup AV-3210 (dari A ke B) sehingga condensate akan dikirim ke
Condensate Tank atau basin Cooling Tower.
Instrument Air Dryer (tipe pressure swing adsorption dengan dua unit tower) digunakan
untuk menghilangkan kandungan air di udara bertekanan dengan menggunakan activated
alumina sebagai desiccant. Selama siklus berlangsung, udara bertekanan akan melalui
desiccant yang terdapat di dalam vessel. Dengan mengalirnya udara ke desiccant, pori-
pori berukuran microscopic di permukaan bed desiccant akan menyerap uap air dari udara
dan menurunkan humidity dan temperatur udara sampai mencapai dew point -40ºC.
Adsorpsi merupakan suatu proses pelepasan panas (eksotermis); panas disimpan di
dalam bed desiccant selama siklus regenerasi. Dikarenakan air melekat di desiccant,
desiccant bed akan menjadi jenuh dan memerlukan proses regenerasi.
Selama proses regenerasi, off-stream tower akan diturunkan tekanan dari tekanan
operasi 7,5 kg/cm2G menjadi tekanan atmosferik. Sejumlah udara kering dilewatkan ke
desiccant bed yang terdapat di off-stream tower. Kombinasi dari udara kering dan panas
adsorpsi dari siklus pengeringan (drying) akan menghilangkan moisture di desiccant.
Service dan regenerasi berlangsung secara otomatis, lima (5) menit drying / service dan
lima (5) menit regenerasi. Tersedia dua unit Instrument Air Dryer Package (6006-LA/LB).
Pertukaran tiap-tiap unit package berlangsung secara otomatis.
Air Receiver dilengkapi dengan LG-3301 untuk mengetahui level cairan di Air Receiver.
Udara mengalir dari bagian atas Air Receiver menuju Instrument Air Dryer Package yang
dilengkapi dengan pressure gauge dan temperature gauge. Instrument Air Dryer Package
bekerja dengan metode auto switch.
Selama 6006-LA beroperasi, XV-3301 dalam posisi terbuka dan XV-3302 tertutup.
Apabila 6006-LA trip, running status XL-6006LA mengirim sinyal ke I-3301 dan akan
memerintahkan XV-3302 terbuka dan selanjutnya 6006-LB akan beroperasi secara
otomatis. Untuk manual switch, HS-3302 akan mengirim sinyal ke I-3301 untuk membuka
XV-3302. Instrument Air Dryer Package (6006-LA/LB) dilengkapi dengan indikasi dew
point online analyzer sebesar -40ºC pada tekanan operasi. Apabila terjadi kegagalan di
Instrument Air Dryer Package, alarm akan aktif di DCS.
Air Compressor dengan penggerak motor (6006-JA) akan auto start apabila Process Air
Compressor (101-J) di Ammonia Plant shutdown dengan mendapat perintah dari PSLL-
7342 yang terletak di header line discharge Air Compressor, sedangkan Compressor
lainnya dengan penggerak diesel (6004-JB) juga akan auto start apabila suplai dari
standby Compressor dengan penggerak motor (6004-JA) tidak mencukupi, atau apabila
electric power tidak tersedia dikarenakan terjadinya power failure.
Scrubber ini dilengkapi dengan demister untuk menangkap cairan yang terdapat di dalam
natural gas. Heavy hydrocarbon (HHC) dari bagian bawah Upstream Scrubber dikirim ke
Burning Pit bersamaan dengan condensate HHC dari Scrubber Filter dan Downstream
Scrubber. Cairan yang sudah terpisah akan bertahan di bagian bawah vessel dan
dikeluarkan melalui control valve LV-4104 yang mendapat perintah dari LIC-4101.
Upstream Scrubber bekerja pada tekanan operasi normal 28 kg/cm2G dan temperatur
operasi 30ºC.
Gas yang keluar dari Upstream Scrubber selanjutkan dikirim ke Scrubber Filter untuk
menangkap debu, partikel padat, cairan yang masih tersisa dan juga menangkap oil traces
di dalam gas apabila ada. Scrubber Filter dapat menangkap partikel dengan ukuran ≥ 0,3
µm dengan efisiensi sebesar 99,98% pada tekanan operasi 28 kg/cm2G dan temperatur
operasi 30ºC. Gas dari Scrubber Filter selanjutnya dikirim ke Downstream Scrubber
sebelum dikirim ke Ammonia Plant untuk ditangkap cairan yang masih tersisa. Sebelum
memasuki Downstream Scrubber, tekanan natural gas dikurangi menggunakan letdown
valve PV-4101A atau PV-4101B dari 28 kg/cm2G menjadi 14 kg/cm2G. Flow natural gas
dari Downstream Scrubber diukur oleh FI-4181 di Gas Metering System 6103-U untuk
mengetahui jumlah natural gas yang dikirim ke Ammonia Plant.
memonitor tekanan di line natural gas menuju Downstream Scrubber. Sebelum memasuki
Downstream Scrubber, tekanan natural gas dari Upstream Scrubber dikurangi dan
ditahan pada 14 kg/cm2G dengan menggunakan letdown valve PV-4101A atau PV-
4101B. PT-4101 akan memberikan sinyal ke PIC-4101A dan kemudian memerintahkan
PV-4101A untuk mengatur opening valve. Downstream Scrubber dilengkapi dengan level
transmitter LT-4101 untuk mengirim sinyal ke LIC-4101 dan memerintahkan LV-4101
mengontrol level liquid dengan mengatur opening control valve.
Gas Metering System akan digunakan untuk proses transfer secara terus menerus dan
dipasang dua line metering yang sama persis. Gas Metering System dilengkapi dengan
flow totalizer natural gas FIQ-4181 yang menggunakan orifice meter dan dikompensasi
oleh temperatur TI-4125, tekanan PI-4181 dan density.
Ammonia liquid dari Ammonia Storage Tank pertama-tama dipanaskan terlebih dahulu
dari temperatur -33ºC hingga mencapai 38ºC dengan menggunakan Ammonia Heater
(6101-C) sebelum dikirim ke Urea Plant dengan menggunakan Ammonia Transfer Pump
6101-JA/JB. Sedangkan ammonia liquid untuk kebutuhan loading arm OEP loading
facility, dikirim menggunakan Ammonia Loading Pump 6102-J. Pada kondisi normal,
ammonia vapor yang dihasilkan dari Ammonia Tank didinginkan dengan menggunakan
Ammonia Refrigerant Compressor 105-J di Ammonia Plant.
Boil off Gas (BOG) Refrigerant Compressor 6103-J disiapkan untuk mendinginkan
ammonia vapor yang berasal dari Ammonia Storage Tank apabila Ammonia
Refrigeration Compressor di Ammonia Plant shutdown. Sistem ini terdiri dari satu skid
compressor (terdiri dari ammonia KO drum, re-evaporator, oil separator, oil cooler, screw
compressor, main motor dan lubricant system) dan satu skid condenser (terdiri dari
ammonia condenser, liquid receiver dan economizer).
Ammonia dari Ammonia Storage Tank memasuki Ammonia KO Drum 6103-F1 untuk
memisahkan ammonia vapor yang terbentuk di Ammonia Tank dengan ammonia liquid.
Ammonia vapor mengalir keluar dari bagian atas vessel dan dikompresi oleh 6103-J.
Ammonia vapor dari discharge 6103-J dialirkan ke 1st Stage Oil Separator 6103-F2
untuk memisahkan minyak yang terkandung di ammonia vapor. Kemudian ammonia
vapor dikirim ke Oil Separator 6103-F3. Ammonia vapor dari 6103-F3 akan melewati
Ammonia Condenser 6103-C2 untuk dikondensasi. Ammonia terkondensasi dialirkan ke
Liquid Receiver 6103-F4. Ammonia liquid dari Liquid Receiver dikirim ke Economizer
6103-C3 dan kemudian ke Re-evaporator 6103-C4 untuk menguapkan ammonia
sedangkan ammonia liquid dikirim kembali ke Ammonia Storage Tank.
Ammonia Storage Tank dilengkapi dengan alat pengukur dual independent liquid level
LT-4407 dan LT-4404. Ammonia Storage Tank juga dilengkapi dengan perangkat safety
berupa, (a) dua buah dual independent pressure relief, vacuum breaker yang bisa diisolir
sendiri, dan (b) dua buah independent pressure transmitter dengan receiver controller,
masing-masing menggunakan manomater. Untuk memenuhi faktor keselamatan dan
kebijakan lingkungan, dibangun parit di sekeliling Ammonia Tank untuk menampung
semua ammonia liquid apabila terjadi tank failure. Sebagai tambahan, disediakan juga
circular water fog yang berisi filtered water di bagian atas storage tank dan water curtain
berisi river water di sepanjang sisi parit Storage Tank. Circular water fog beroperasi
secara otomatis apabila terjadi popping-off dari pressure relief valve, sedangkan water
spray facility dioperasikan manual.
Apabila HV-4405 posisi tertutup, HZSC-4405 akan mengirim sinyal I-4001 untuk
autostop Ammonia Transfer Pump 6101-JA/JB dan Ammonia Loading Pump 6102-J.
Low low temperature di outlet Ammonia Heater 6101-C diukur oleh TSLL-4420 dan akan
mengirim sinyal I-4003 untuk autostop Ammonia Transfer Pump 6101-JA/JB.
Flow steam pemanas di inlet Ammonia Heater 6101-C dilengkapi dengan control valve
FV-4403 untuk mengatur flow rate steam. Control valve FV-4403 juga dilengkapi dengan
switch selector HS-4403 untuk menentukan parameter yang akan dikontrol dari dua
buah parameter. Pada saat start-up atau heating-up, HS-4403 diarahkan ke FT-4403,
sehingga FV-4403 dikontrol oleh FT-4403 sampai temperatur 38ºC di keluaran Ammonia
Heater tercapai. Pada saat normal operasi, HS-4403 diarahkan ke TIC-4401, sehingga
FV-4403 dikontrol oleh TIC-4401 yang berdasarkan temperatur ammonia liquid yang
dikirim ke Urea Plant, yang diukur oleh TT-4401.
Level liquid di Steam Condensate 6102-F diukur oleh LT-4401 yang mengirim sinyal ke
LIC-4401 dan memerintahkan control valve LV-4401 untuk mengatur opening control
valve tersebut.
Line pengiriman waste water dari Neutralization Pond dilengkapi dengan pH Analyzer
AI-4301 dan three way valve AV-4301. Apabila pH waste water berada di luar batasan
7-8, waste water tersebut dikrim kembali ke Neutralization Pond. Sebaliknya, jika pH
berada dalam batasan 7-8, waster water yang sudah dikelola itu dikirim ke pengelolaan
limbah existing.
Waste water lainnya seperti effleunt water dari pabrik Urea dan off-spec condensate
ditampung di Check Pit A (6404-F) untuk dikelola. Waste water dipompakan oleh
Ammonia Stripper Feed Pump (6405-JA/JB) ke Ammonia Stripper Feed Preheater
(6403-C) dan selanjutnya diproses melalui metode stripping di Ammonia Stripper (6403-
E) dengan menggunakan low pressure steam. Waste water urea yang mengandung
minyak dikirim langsung ke Check Pit B (6404-FB).
Kandungan ammonia di waste water dipisahkan pada kondisi low pressure 0,1 kg/cm2G
dan temperatur tinggi 101,8ºC di Ammonia Stripper (6403-E). Uap yang dihasilkan dari
proses stripping yang mengandung ammonia akan dibuang dari bagian atas tower dan
menuju atmosfer. Treated Waste Water akan mengalir ke sisi bagian bawah Ammonia
Stripper menuju Ammonia Stripper Feed Preheater (6403-C/CA), lalu didinginkan di
Effluent Cooler (6404-C2 dan 6404-C1) dari temperatur 54,2ºC menjadi 40ºC pada
tekanan 0,3 kg/cm2G dan terakhir ditampung di Check Pit B (6404-FB). Treated waste
water yang sudah memenuhi standar air buangan dikirim ke lokasi pengelolaan limbah
existing dengan menggunakan Check Pit Pump (6406-JA/JB).
Manual sampling facility S-4303 disiapkan di line pengeluaran waste water dari Check
Pit Pump sebelum dikirim ke existing untuk keperluan analisa kandungan ammonia dan
urea yang terkandung di treated waste water. Disediakan juga Conductivity Analyzer AI-
4302 di outlet bagian bawah Ammonia Stripper untuk memonitor perubahan conductivity
di treated waste water.
Keluaran waste water dari Ammonia Stripper Feed Pump (6405-JA/JB) ke Ammonia
Stripper dilengkapi dengan Flow Element FE-4302 dan transmitter FT-4302 yang akan
menginformasikan flow rate. Flow rate steam stripping yang masuk ke Ammonia Stripper
bergantung dengan flow rate waste water yang dikirim dari Ammonia Stripper Feed
Pump ke Ammonia Stripper. Flow rate steam dikontrol oleh control valve FV-4301. Rasio
antara flow rate waste water dari Ammonia Stripper Feed Pump yang diukur oleh FT-
4302 dan flow rate steam yang diukur oleh FT-4301 dijaga konstan pada kisaran 3,7
yang dihitung di Ratio Controller RC-4302. Control valve FV-4301 mengatur opening
valve untuk mengatur flow rate steam agar didapatkan rasio flow yang konstan antara
waste water dan steam.
Ammonia Stripper juga dilengkapi dengan level transmitter LI-4302 untuk mengukur
level cairan. Apabila level cairan di Ammonia Stripper mencapai high level, alarm di DCS
LAH-4304 akan aktif untuk memberitahukan operator.
Treated waste water dari Ammonia Stripper selanjutnya dikirim ke Check Pit. Level
waste water di Check Pit A (6404-FA) diukur oleh LT-4303 dan level Check Pit B (6404-
FB) diukur oleh LT-4306. LT-4303 mengirim sinyal ke I-4303 untuk memerintahkan
Ammonia Stripper Feed Pump (6405-JA/JB) berhenti apabila level cairan di Check Pit A
6404-FA low low level. LT-4306 mengirim sinyal ke I-4306 untuk memerintahkan Check
Pit Pump (6406-JA/JB) berhenti apabila level cairan di 6404-FB low low level.