Anda di halaman 1dari 13

Nama : Nabila

NIM : 1601103010055

Mata Kuliah : Pemeriksaan Manajemen

KONSEP DASAR PEMERIKSAAN MANAJEMEN

1) Konsep dan Definisi


Audit manajemen (management audit) adalah pengevaluasian terhadap efisiensi dan
efektivitas operasi perusahaan. Audit manajemen dirancang secara sistematis untuk
mengaudit aktivitas, program-program yang diselenggarakan, atau sebagian dari entitas yang
bisa diaudit untuk menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah digunakan
secara efisien, serta apakah tujuan dari program dan aktivitas yang telah direncanakan dapat
tercapai dan tidak melanggar ketentuan aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan
perusahaan.

Menurut Sukrisno Agoes dan Jan Hoesada (2009:46) menyatakan bahwa management
audit adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk
kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen untuk
mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan
ekonomis.
Berbagai jenis audit dilakukan untuk memastikan bahwa proses operasi di dalam
perusahaan telah berjalan sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku serta
pengelolaan terhadap sumber daya dalam proses tersebut berjalan secara efektif dan efisien.
Dari definisi yang dikumpulkan maka diperoleh beberapa karakteristik pemeriksaan
manajemen yaitu :
a. Memberikan informasi tentang efektifitas, efisiensi dan ekonomisasi operasional
perusahaan kepada manajemen.
b. Penilaian efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi didasarkan pada standar-standar tertentu.
c. Audit diarahkan kepada operasional sebagian atau seluruh struktur organisasi.
d. Hasil audit manajemen berupa rekomendasi perbaikan kepada manajemen.
2) Tujuan Audit Manajemen
Tujuan dari audit manajemen adalah:
1) Penilaian atas pengendalian
Berhubungan dengan pengendalian administrasi (administrative control) pada
suatu perusahaan, yang bertujuan untuk menentukan apakah pengendalian yang ada telah
memadai dan terbukti efektif dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.
2) Penilaian atas pelaksanaan
Auditor mengumpulkan informasi untuk menentukan apakah kegiatan perusahaan
telah berjalan secara efektif dan efisien.
3) Memberikan bantuan kepada manajemen
Dengan jalan memberikan rekomendasi perbaikan yang diperlukan oleh
perusahaan. Dan sebagai seorang auditor untuk membantu manajemen harus memahami
dahulu prinsip-prinsip manajemen yang diterapkan dan fungsi-fungsi manajemen, yaitu
planning, organizing, staffing, leading, dan controlling.

Audit operasional bertujuan untuk menghasilkan perbaikan dalam pengelolaan aktivitas


objek yang diperiksa dengan membuat saran-saran tentang cara-cara pelaksanaan yang lebih
hemat, lebih efisien, dan lebih efektif. Hal tersebut dilakukan dengan menilai ketaatan pada
ketentuan yang berlaku, efisiensi, dan efektivitas objek yang diperiksa dalam mengelola dan
mempertanggungjawabkan pelaksanaan aktivitas.

Tipe Audit Pelaksaan Audit Tujuan Audit Penerimaan Laporan


Audit Laporan Auditor eksternal Menentukan apakah Pihak ketiga (investor
Keuangan laporan keuangan auditee dan kreditor)
telah disusun sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum
Audit Kepatuhan Auditor eksternal Menentukan tingkat Manajemen entitas
atau auditor kepatuhan suatu entitas yang bersangkutan,
internal terhadap hukum, peraturan, pemerintah
kebijakan, rencana dan
prosedur
Audit Internal Auditor internal  Menilai keandalan Manajemen dari entitas
laporan keuangan yang bersangkutan
 Menentukan tingkat
kepatuhan suatu entitas
terhadap hukum,
peraturan, kebijakan,
rencana, dan prosedur
 Menilai pengendalian
internal organisasi
 Menilai efisiensi dan
efektivitas penggunaan
sumber daya
 Program peninjauan
terhadap konsistensi
hasil dengan tujuan
organisasi

Audit Operasional Auditor eksternal Menilai efisiensi dan Manajemen dari entitas
(Manajemen) atau auditor efektivitas penggunaan yang bersangkutan
internal sumber daya

3) Ruang Lingkup dan Tujuan Audit


Ruang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen. Ruang
lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat juga hanya mencakup bagian tertentu
dari program/aktivitas yang dilakukan. Periode audit juga bervariasi, bisa untuk jangka waktu
satu minggu, beberapa bulan, satu tahun bahkan untuk beberapa tahun, sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai.
Tujuan atau sasaran dalam audit manajemen adalah kegiatan, aktivitas, program, dan
bidang-bidang dalam perusahaan yang diketahui atau diidentifikasi masih memerlukan
perbaikan/peningkatan, baik dari segi ekonomis, efisiensi, dan efektivitas.
Ada 3 (tiga) elemen pokok dalam tujuan audit :
a. Kriteria (criteria)
Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu/kelompok di dalam
perusahaan dalam melakukan aktivitasnya.
b. Penyebab (cause)
Penyebab merupakan tindakan (aktivitas) yang dilakukan oleh setiap individu/kelompok di
dalam perusahaan. Penyebab dapat bersifat positif, program/aktivitas berjalan dengan
tingkat efisiensi dan efektivitas yang lebih tinggi, atau sebaliknnya bersifat negatif,
prgram/aktivitas berjalan dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang lebih rendah dari
standar yang telah ditetapkan.
c. Akibat (effect)
Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria yang berhubungan
dengan penyebab tersebut. Akibat negatif menunjukkan program/aktivitas berjalan dengan
tingkat pencapaian yang lebih rendah dari kriteria yang ditetapkan. Sedangkan akibat
positif menunjukkan bahwa program/aktivitas telah terselenggara secara bak dengan
tingkat pencapaian yang lebih tinggi dari kriteria yang ditetapkan.

4) Prinsip Dasar Audit


Beberapa yang menjadi prinsip dasar dalam audit ialah:
1) Audit dititikberatkan pada objek audit yang mempunyai peluang untuk diperbaiki
2) Prasyarat penilaian terhadap kegiatan objek audit
3) Pengungkapan dalam laporan tentang adanya temuantemuan yang bersifat positif
4) Identifikasi individu yang bertanggung jawab terhadap kekurangan-kekurangan yang
terjadi
5) Penentuan tindakan terhadap petugas yang seharusnya bertanggungjawab
6) Pelanggaran hukum
7) Penyelidikan dan pencegahan kecurangan

5) Perbedaan Audit Manajemen dan Audit Keuangan

AUDIT MANAJEMEN AUDIT KEUANGAN

1. Karakterstik Menemukan penyebab Audit data akuntansi, proses


kelemahan, menganalisis akibat, pencatatan dan laporan akuntansi
menenttukan perbaikan
program/aktivitas perusahaan.
2. Keluasan audit Keseluruhan aspek manajemen Cenderung ke aspek data
baik yang bersifat kuantitatif keuangan (finansial)
maupun kualitatif
3. Tujuan Audit Menemukan berbagai kelemahan Mendapatkan keyakinan bahwa
dalam operasional perusahaan laporan keuangan yang disajikan
selanjutnya dilakukan telah sesuai dengan PABU
perbaikan → penghematan, (GAAP) → lap. Dapat
efisiensi, dan efektivitas digunakan untuk pemakai
pencapaian tujuan perusahaan. laporan keuangan
4. Ruang Lingkup Keseluruhan fungsi manajemen Data akuntansi dan proses
dan unit terkait, mencapai seluruh penyajian laporan yang disajikan
aktivitas/program. Keluasan audit manajemen. Keluasan audit
bergantung pada pengendalian bergantung pada efektivitas
manajemen perusahaan. pengendalian internal perusahaan.
5. Dasar Yuridis Berdasar kepedulian manajemen Keharusan menyampailan laporan
untuk memperbaiki program. keuangan yang telah diaudit
(akuntan publik).
6. Pelaksana audit Audit Internal maupun Audit independen (Audit
eksternal → objektivitasnya eksternal). → objektivitas
7. Frekuensi Audit Tidak ada ketentuan → Bersifat reguler, rutin →
kepedulian manajemen mencapai penerbitan LK
efektivitas dan efisien program.
8. Orientasi hasil Audit → perbaikan kinerja masa Audit → Data keuangan yang
Audit datang → anticipatory audit bersifat historis → penilaian
kinerja masa lalu
9. Bentuk laporan Komrehensip: kesimpulan audit, Memiliki standar baku →Standar
kesimpulan penting → Profesional Akuntan Publik
rekomendasi → belum ada (SPAP) → laporan bentuk pendek
standar baku → laporan yang menyertai laporan keuangan
tergantung dari kemampuan hasil audit
auditor
10. Pengguna Pihak internal Pihak ekstern →pemegang
laporan saham, investor potensial,
kreditor, pemerintah

6) Tahap-Tahap Audit
Menurut IBK Bayangkara (2008:9) secara garis besar tahapan-tahapan audit manajemen
dapat dikelompokkan menjadi lima yaitu :
1) Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang
terhadap objek audit. Pada audit ini juga dilakukan penelaahan terhadap berbagai
peraturan, ketentuan, dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diaudit, serta
menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh untuk mengidentifikasi hal-hal
yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang diaudit. Dari informasi
latar belakang ini, auditor dapat menentukan tujuan audit sementara.
2) Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen
Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian
manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai efektivitas pengendalian
manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dari hasil pengujian ini,
auditor dapat memahami pengendalian yang berlaku pada objek audit sehingga dengan
lebih mudah dapat diketahui potensi-potensi terjadinya kelemahan pada berbagai aktivitas
yang dilakukan. Jika dihubungkan dengan tujuan audit sementara yang telah dibuat pada
audit pendahuluan, hasil pengujian pengendalian manajemen ini dapat mendukung tujuan
audit sementara tersebut menjadi tujuan audit yang sesungguhnya (definitiv audit
objective), atau mungkin ada beberapa tujuan audit sementara yang gugur, karena tidak
cukup (sulit memperoleh) bukti-bukti untuk mendukung tujuan audit tersebut.
3) Audit Terinci
Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten
untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada tahap ini juga dilakukan
pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan
yang lain dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit. Temuan
yang cukup, relevan, dan kompeten dalam tahap ini disajikan dalam suatu kertas
kerja audit (KKA) untuk mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi
yang diberikan.
4) Pelaporan
Tahapan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil audit termasuk
rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Hal ini penting
untuk meyakinkan pihak manajemen (objek audit) tentang keabsahan hasil audit dan
mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap berbagai
kelemahan yang ditemukan.
Laporan disajikan dalam bentuk komprehensif (menyajikan temuan-temuan
penting hasil audit untuk mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi).
Rekomendasi harus disajikan dalam bahasa yang operasional dan mudah dimengerti
serta menarik untuk ditindak lanjuti.
5) Tindak Lanjut
Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan untuk
mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut (perbaikan)
sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Auditor tidak memiliki wewenang untuk
mengharuskan manajemen melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang
diberikan. Oleh karena itu, rekomendasi yang disajikan dalam laporan audit seharusnya
sudah merupakan hasil diskusi dengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan
tindakan perbaikan tersebut. Suatu rekomendasi yang tidak disepakati oleh objek audit
akan sangat berpengaruh pada pelaksanaan tindak lanjutnya. Hasil audit menjadi kurang
bermakna apabila rekomendasi yang diberikan tidak ditindaklanjuti oleh pihak yang
diaudit.

7. Memahami Permasalahan Secara Dini


Penurunan kinerja perusahaan yang ditunjukkan dengan menurunnya pencapaian laba
perusahaan, tingginya keluhan pelanggan, perputaran karyawan yang tinggi, dan sebagainya,
merupakan beberapa indikasi bahwa pengelolaan perusahaan masih perlu diperbaiki.
Permasalahan-permasalahan tersebut harus segera diselesaikan.

Salah satu penyebab turunnya laba perusahaan adalah operasi yang kurang efisien. Hal ini
ditunjukkan dengan semakin kecilnya rasio output dan input (jumlah output dibagi dengan
jumlah input hasilnya tidak cukup tinggi). Perputaran kayawan yang tinggi menunjukkan
kepuasan kerja (job satisfaction) yang rendah bagi karyawan. Kepuasan kerja berkaitan
dengan imbalan kerja yang diperoleh karyawan dalam melaksanakan aktivitasnya didalam
perusahaan. Kepuasan tersebut tidak hanya diukur dengan imbalan finansial yang mereka
dapatkan, namun juga mencakup hal lainnya seperti beban kerja, hubungan antarkaryawan,
jenjang karier, dan lain-lain.

Selain itu, tingginya perputaran karyawan bukan bukan semata-mata menunjukkan


ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan karyawan, tetapi dapat juga
disebabkan oleh faktor lain, misalnya karena memang karyawan tersebut tidak memilik
motivasi untuk berprestasi atau kemampuannya tidak sesuai dengan bidang kerja yang
menjadi tugasnya. Oleh karena itu, penerimaan karyawan harus dilakukan secara selektif dan
adil yang berpedoman pada kualifikasi dan kompetensi yang tepat jika dihubungkan dengan
bidang kerja yang akan menjadi tanggung jawabnya.

Tingginya keluhan pelanggan bisa terjadi karena berbagai alasan seperti rendahnya kualitas
produk, pelayanan yang kurang baik, atau terlambatnya produk sampai di pasar. Memahami
secara dini permasalahan ini akan sangat membantu perusahaan dalam mempertahankan dan
bahkan meningkatkan kemampuan bersaingnya.

8. Ekonomisasi Efisiensi Efektivitas


Persaingan bisnis yang semakin ketat akan berdampak terhadap ketatnya seleksi
perusahaan yang bisa tetap bertahan atau memenangkan persaingan. Terjadinya pergeseran
kekuatan pasar dari produsen kepada konsumen, menyebabkan konsumen memiliki kekuatan
untuk menentukan cara memenuhi kebutuhannya. Perusahaan sebagai penyedia barang dan
jasa harus sadar bahwa sebenarnya penghasilan yang diperoleh merupakan akibat dari
kemampuannya untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan.

Ekonomisasi (kehematan), efisiensi (daya guna), dan efektivitas (hasil guna) merupakan
tiga hal penting yang tidak dapat dipisahkan dan harus dicapai perusahaan dalam
meningkatkan kemampuan bersaingnya. Operasi yang berjalan secara hemat dan berdaya
guna tanpa mengabaikan pencapaian tujuan perusahaan (hasil guna) akan mampu
menghasilkan produk dengan harga pokok yang relatif lebih rendah dengan kualitas sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.

Ekonomisasi berhubungan dengan bagaimana perusahaan dalam mendapatkan sumber


daya yang akan digunakan dalam setiap aktivitas Ekonomisasi merupakan ukuran input yang
digunakan dalam berbagai program proyek yang dikelola. Artinya, jika perusahaan mampu
memperoleh sumber daya yang akan digunakan dalam operasi dengan pengorbanan yang
paling kecil berarti perusahaan mampu memperoleh sumber daya tersebut dengan cara yang
ekonomis.

Efisiensi berhubungan dengan bagaimana perusahaan melakukan operasi, sehingga dicapai


optimalisasi penggunaan sumber daya yang dimiliiki. Efisiensi berhubungan dengan metode
kerja (operasi). Metode kerja yang baik akan dapat memandu proses operasi berjalan dengan
mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Efektivitas dapat
dipahami sebagai tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Menurut Hans Kartikahadi dalam Sukrisno Agoes dan Jan Hoesada (2009:154), pengertian
efektivitas, kehematan (economy), dan efisiensi dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Efektivitas dimaksud bahwa produk akhir suatu kegiatan operasi telah mencapai
tujuannya baik ditinjau dari segi kualitas hasil kerja, kuantitas hasil kerja, maupun batas
waktu yang ditargetkan.
2) Kehematan (economy) berarti cara penggunaan sesuatu barang (hal) secara berhati-hati
dan bijak (prudent) agar diperoleh hasil yang terbaik.
3) Efisiensi berarti bertindak dengan cara yang dapat meminimalkan kerugian atau
pemborosan sumber daya dalam melaksanakan atau menghasilkan sesuatu.

9. Ruang Lingkup Audit Manajemen


Audit manajemen dilaksanakan untuk meningkatkan ekonomisasi, efisiensi pengelolaan
sumber daya, serta efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu, audit
manajemen diarahkan untuk menilai secara keseluruhan pengelolaan operasional objek audit,
baik fungsi manajerial (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian)
maupun fungsi-fungsi bisnis perusahaan yang secara keseluruhan ditujukan untuk mencapai
tujuan perusahaan.

1) Audit Manajemen Pada Fungsi Pemasaran


Audit manajemen pada fungsi ini bertujuan untuk menilai bagaimana setiap
program/aktivitas pemasaran yang dilakukan mencapai tujuannya melalui pengelolaan
sumber daya yang ekonomis dan efisien. Di samping, audit juga dilakukan terhadap
bagaimana perusahaan menetapkan strategi pemasarannya apakah sudah sesuai dengan
lingkungan pemasaran yang dihadapi perusahaan, intensitas persaingan, dan berbagai
keterbatasan yang secara internal dihadapi perusahaan. Beberapa ruang lingkup audit
manajemen pemasaran meliputi:
a. Lingkungan Pemasaran
Menekankan audit pada analisis terhadap kondisi ekonomi makro yang berpengaruh
baik secara langsung maupun tidak langsung kepada aktivitas pemasaran perusahaan.
b. Strategi Pemasaran
Menekankan kepada penelaahan terhadap tujuan dan strategi pemasaran.
c. Organisasi Pemasaran
Menekankan pada penilaian terhadap kemampuan struktur organisasi pemasaran
dalam menerapkan strategi yang telah ditetapkan.
d. Produktivitas Pemasaran
Menekankan pada pengujian terhadap berbagai program/aktivitas pemasaran dan
pengeluaran biaya yang berkaitan dengan aktivitas tersebut.
e. Fungsi Pemasaran
Menekankan audit pada penilaian terhadap berbagai unsur bauran pemasaran
(marketing mix) yang ditetapkan perusahaan.

2) Audit Manajemen Pada Fungsi Produksi dan Operasi


Audit manejemen pada fungsi ini bertujuan untuk melakukan pengujian terhadap
ketaatan perusahaan dalam menerapkan berbagai aturan dan kebijakan yang telah
ditetapkan dalam operasi perusahaan. Di samping itu, audit pada fungsi ini juga
ditujukan untuk menilai ekonomisasi dan efisiensi pengelolaan sumber daya dan
efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Ruang lingkup audit ini meliputi:
a. Perencanaan produksi
b. Pengendalian kualitas (quality control)
c. Produktivitas dan efisiensi
d. Metode standar kerja
e. Pemeliharaan peralatan
f. Organisasi manajemen produksi dan operasi
g. Plant dan layout

3) Audit Manajemen Pada Fungsi Sumber Daya Manusia


Audit manajemen pada fungsi ini bertujuan untuk menilai apakah kebutuhan SDM
suatu perusahaan sudah terpenuhi dengan cara yang hemat, efisiensi dan efektif. Ruang
lingkup pada audit ini mencakup keseluruhan dari proses SDM yang meliputi:
a. Perencanaan tenaga kerja
b. Penerimaan (rekrutmen) karyawan
c. Seleksi
d. Orientasi dan penempatan
e. Pelatihan dan pengembangan
f. Penilaian kerja
g. Pengembangan karier
h. Sistem imbalan dan kompensasi
i. Perlindungan karyawan
j. Hubungan karyawan
k. Pemutusan hubungan kerja (PHK)

4) Audit Manajemen Pada Fungsi Sistem Informasi


Audit manajemen pada fungsi sistem informasi menekankan pada penilaian
terhadap keandalan sistem informasi yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan
berbagai informasi yang diperlukan secara akurat dan tepat waktu. Sistem informasi
mencerminkan sistem pengendalian yang diterapkan perusahaan. Oleh karena itu,
keandalan suatu sistem informasi berhubungan erat dengan keandalan sistem
pengendalian yang diterapkan perusahaan. Untuk menilai keandalan sistem informasi ini
dapat dilihat apakah tujuan pengendalian di dalam perusahaan telah tercapai atau tidak.
Dengan berkembangnya teknologi saat ini, sebagian besar audit manajemen pada fungsi
ini diarahkan untuk audit sistem informasi yang berbasis komputer (electronic data
processing-EDP). Ruang lingkup audit ini meliputi:
a. Dukungan satuan pengelola data
b. Perencanaan pengelolaan data
c. Organisasi pengelolaan data
d. Pengendalian pengelolaan data

10. Audit Manajemen Lingkungan


Tujuan utama audit manajemen pada fungsi ini adalah untuk menilai sejauh mana
perusahaan telah melaksanakan tanggung jawab lingkungannya. Mengapa hal ini menjadi
perlu? Banyak kasus pengelolaan tanggung jawab lingkungan yang kurang baik, yang
merupakan pemborosan sumber daya bagi perusahaan. Tujuan audit pada fungsi ini mencakup
baik tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan internalnya (keselamatan dan kesehatan
kerja) maupun tanggung jawab lingkungan eksternal (pencemaran limbah).

11. Audit Sistem Manajemen Kualitas


Kualitas pada saat ini banyak digunakan sebagai strategi dalam memenangkan persaingan.
Menawarkan produk dengan kualitas yang relatif lebih tinggi dan harga yang relatif sama dari
pesaing dapat menjadi modal bagi perusahaan untuk memperluas pangsa pasarnya. Tetapi
kualitas juga bisa menjadi pemborosan bagi perusahaan. Produk dengan kualitas rendah (tidak
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan) akan membutuhkan berbagai tambahan sumber
daya (tenaga, bahan, waktu dan sebagainya) untuk menjadikan produk tersebut mencapai
kualitas yang sesuai dengan standar yang telah di tetapkan. Oleh sebab itu, produk yang
dihasilkan dengan kualitas yang rendah merupakan salah satu sumber pemborosan bagi
perusahaan.

Audit sistem kepastian kualitas bertujuan untuk menilai apakah sistem kepastian kualitas
yang diterapkan perusahaan telah mampu memandu proses operasi perusahaan untuk dapat
mencapai kualitas produk sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Produk yang
memenuhi standar kualitas pada dasarnya adalah produk yang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan.

12. Audit Manajemen Bidang Perpajakan


Fungsi perpajakan pada perusahaan sebenarnya bukan hanya pada bagaimana perusahaan
melaksanakan kewajiban perpajakannya secara benar sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana
perusahaan mengelola fungsi ini untuk meminimalkan kewajiban perpajakannya. Melalui
perencanaan perpajakan yang matang. Perusahaan dapat mengelola berbagai transaksi yang
terjadi dengan memaksimalkan jumlah beban yang bisa dikurangkan terhadap penghasilan
yang diperoleh perusahaan, sehingga dapat memperkecil penghasilan kena pajak (yang
merupakan dasar pengenaan pajak bagi perusahaan).
Audit perpajakan (tax review) dapat membantu Wajib Pajak dengan melakukan penilaian
terhadap pengelolaan fungsi perpajakan untuk menentukan:
1) Apakah setiap transaksi yang mengandung unsur perpajakan telah dikelola dengan baik
sehingga dapat meminimalkan kewajiban perpajakan perusahaan (memaksimalkan
deductable expense).
2) Apakah pengelolaan fungsi perpajakan telah dilakukan dengan baik dan tidak melanggar
aturan serta ketentuan perpajakan yang telah berlaku.
3) Apakah penyelesaian kewajiban perpajakan perusahaan (pembayaran dan pelaporan)
telah dilakukan dengan tepat waktu.

Anda mungkin juga menyukai