Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN

Topik : Personal Hygiene Organ Reproduksi Eksterna

Sasaran : Siswi kelas XI MA Yajri Secang Magelang

Hari/ Tanggal : ................... 2019

Waktu : 40 menit

Tempat : Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin II, MA Yajri

Secang Magelang

A. Tujuan Pendidikan Kesehatan

1. Tujuan Umum

Pendidikan kesehatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan,

sikap dan perilaku tentang personal hygiene organ reproduksi eksterna

pada remaja putri sehingga penyakit infeksi saluran reproduksi dapat

dicegah.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui definisi personal hygiene organ reproduksi eksterna

b. Mengetahui tujuan dan manfaat personal hygiene organ reproduksi

eksterna

c. Mengetahui dampak personal hygiene yang buruk pada organ

reproduksi eksterna

d. Mengetahui teknik personal hygiene organ reproduksi eksterna


B. Materi Pendidikan Kesehatan

1. Pengertian personal hygiene organ reproduksi eksterna

2. Tujuan dan manfaat personal hygiene organ reproduksi eksterna

3. Dampak personal hygiene yang buruk pada organ reproduksi eksterna

4. Teknik personal hygiene organ reproduksi eksterna

C. Kegiatan Pendidikan Kesehatan

No Waktu Kegiatan
Penyuluh Peserta
1. 5 menit Pembukaan
a. Memberi salam a. Menjawab salam pembuka
b. Memperkenalkan diri b. Mendengrkan
c. Menyampaikan topik c. Mendengarkan
d. Menyampaikan tujuan d. Mendengarkan
e. Menjelaskan mekanisme e. Mendengarkan
f. Melakukan kontrak waktu f. Mendengarkan
2. 20 menit Penyampaian isi materi Memperhatikan dan
mendengarkan dengan seksama
3. 10 menit Evaluasi
a. Memberikan kesempatan bagi a. Bertanya
peserta untuk bertanya
b. Menanyakan kembali beberapa b. Menjawab
isi materi yang telah
disampaikan kepada peserta
4. 5 menit Penutup
a. Menyimpulkan isi materi a. Mendengarkan
b. Menutup ceramah dengan ramah b. Menjawab salam penutup
dan salam penutup

D. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

E. Media

Handout dan bahan presentasi yang ditayangkan dengan LCD

F. Daftar Pustaka

Arab H, Almadani L, Tahlak M, et al. 2011. The Middle East and Central
Asia guidelines on female genital hygiene. BMJ Middle East
Dingwall, Lindsay. 2010. Personal Hygiene Care. Wiley-Black Well. UK.

Hidayat, A. A. A., & Uliyah, M. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik


Untuk Kebidanan (Edisi 2). Salemba Medika. Jakarta

IKAPI. 2011. Health Secret of Tumeric (Kunyit). PT Elex Media


Komputindo. Jakarta

Muhith, A., & Siyoto, S. 2016. Pendidikan Keperawatan Gerontik. ANDI.


Yogyakarta

Pemerintah Kota Bandung. 2017. Kenapa berdarah? Panduan Khusus untuk


Anak Perempuan. Pemerintah Kota Bandung. Bandung

Rendy, M.C and TH, Margareth. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
dan Penyakit Dalam. Nuha Medika. Yogyakarta.

Royal College of General Practitioners. 2011. The Management Of Vulval


Skin Disorders. NICE. UK. RCOG Green-top Guideline No. 58

Sevil et al., 2013. An Evaluation of the Relationship between Genital Hygiene


Practices, Genital Infection. Turkey. Gynecology, an open access
journal. Vol 3, Issue 6

U.S.Department of Health and Human Services Office on Women’s Health.


2009. Teen Survival Guide Health Tips for On-the-go Girls.
Department of Health and Human Services. USA.

Utami, Sri dan Imroatus Sholihah. 2016. Hubungan Perilaku Eksternal


Douching Vagina Sabun Mandi dengan Kejadian Keputihan Patologi
pada Ibu Rumah Tangga di Rt 03 Rw 08 Dusun Karang Anyar Burneh
Bangkalan Hartini. Surabaya. Journal Infokes Stikes Insan Unggul
Surabaya, Vol. 8, No. 2
MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN

A. Personal Hygiene Organ Reproduksi Eksterna

1. Pengertian Personal Hygiene

Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, personal artinya

perorangan, sedangkan hygiene berarti sehat (Muhith dan Siyoto,

2016;h.223). Menurut teori Perry (2005) dalam Rendy (2010;h.27,40)

personal hygiene organ kewanitaan adalah suatu tindakan untuk

memelihara kebersihan dan kesehatan organ kewanitaan seseorang. Jika

individu tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya

maka disebut kurang perawatan diri (Tarwoto dan Wartonah dalam Rendy

2010;h.27).

2. Tujuan

Perawatan ini berkaitan dengan organ reproduksi eksterna wanita

yang bertujuan untuk menjaga kebersihan dan mencegah infeksi pada

organ reproduksi eksterna demi mencapai kesejahteraan fisik dan psikis

(Uliyah dan Hidayat,2008;h.92 dan Rendy,2010;h.27).

3. Manfaat

Perawatan organ reproduksi bermanfaat agar seseorang terlihat

bersih dan merasa nyaman untuk berinteraksi sosial, meningkatkan status

kesehatan serta mencegah bakteri yang dapat menyebabkan infeksi

(Dingwall,2010;h.2).
4. Dampak Personal Hygiene yang Buruk

Salah satu faktor risiko penyebab infeksi vagina adalah kebersihan

organ reproduksi yang buruk. Kurangnya kebiasaan mencuci tangan, tidak

menggunakan pakaian dalam yang tepat, pembalut yang digunakan

selama menstruasi, tidak mempraktikkan perilaku hygiene organ

reproduksi eksterna digambarkan sebagai situasi kebersihan yang buruk

serta faktor terjadinya infeksi genital. Setiap tahun, sekitar 100 wanita di

seluruh dunia terkena infeksi genital termasuk infeksi saluran kemih dan

vaginosis bakteri, dan 75% wanita memiliki riwayat infeksi genital. Studi

yang melibatkan berbagai tingkat masyarakat melaporkan prevalensi

keputihan abnormal sebesar 12,1 hingga 30%(Sevil et al,2013). Tanda

keputihan patologis yaitu menimbulkan rasa gatal, vagina kemerahan,

berwarna kuning hingga kehijauan. Sedangkan keputihan normal yaitu

tidak menimbulkan rasa gatal, berwarna bening, tidak berbau menyengat,

terjadi menjelanghaid (IKAPI,2011;h.63).

Wanita di segala usia memerlukan kebersihan organ reproduksi setiap

hari untuk menjaga area genital mereka tetap bersih dan kering. Vulva

dan vagina adalah area yang sering terkena infeksi sehinggavaginal

douching dengan sabunharus dihindari.Penggunaan sabun dengan pH

yang tinggi dapat mengganggu komposisi mikroba normal yang

diperlukan untuk perlindungan terhadap infeksi. Wanita juga dianjurkan

untuk menghindari kelembaban yang berlebihan dengan memakai pakaian

katun longgar, meminimalkan pemakaian pakaian ketat, menghindari


penggunaan panty liners secara teratur, serta menghindari antiseptik

(Royal College of Obstetriciansand Gynaecologists, 2011 dan Arab dkk,

2011).

5. Teknik Personal Hygiene Organ Reproduksi Eksterna Wanita

Menurut Rendy (2010;h.40-43) untuk menjaga organ reproduksi

tetap sehat dan terhindar dari berbagai macam penyakit infeksi maka

kebersihan organ reproduksi perlu dijaga agar kuman penyebab infeksi

tidak mudah masuk. Perilaku personal hygiene organ reproduksi eksterna

wanita meliputi:

a. Mencuci tangan dengan sabun dan membasuh alat kelamin dengan

benar menggunakan air bersih yang mengalir setelah buang air besar

dan kecil

b. Menyiramkan air bersih dari arah depan (vulva) ke arah belakang

(anus) setelah buang air, sehingga kotoran dari lubang anus tidak

terbawa masuk ke dalam vagina, sebab salah satu penyebab infeksi

saluran reproduksi adalah masuknya kotoran dari dubur ke vagina

c. Mengindari penggunaan sabun, cairan kimia pewangi/cairan khusus

untuk daerah vagina karena dapat menimbulkan terjadinya iritasi

bagian dalam. Jika terlalu sering digunakan maka bakteri baik dalam

vagina akan terbunuh dan memicu timbulnya jamur yang berakibat

gatal-gatal di daerah organ reproduksi. Hal ini dapat menyebabkan

infeksi berbahaya (Teen Survival Guide; h.5). Menurut penelitian

Utami dan Sholihah (2016) ada hubungan perilaku eksternal douching


vagina sabun mandi dengan kejadian keputihan patologi dengan p

value 0,000.

d. Mengeringkan daerah vagina dengan handuk bersih, lembut dan kering

namun tidak digosok-gosok

e. Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari, memakai pakaian

dalam berbahan katun untuk mempermudah penyerapan keringat

f. Menghindari penggunaan celana dalam yang terlalu ketat karena

celana dalam yang ketat akan menekan otot vagina sehingga

mengakibatkan lembab

g. Mengganti pembalut setiap kali terasa telah basah atau setiap 3-4 jam

sekali (Pemerintah Kota Bandung,2017;h.13), mencuci vagina terlebih

dahulu setiap kali akan mengganti pembalut. Pembalut yang dipakai

tidak mengandung gel, sebab gel dalam pembalut dapat menyebabkan

iritasi dan rasa gatal

h. Menghindari penggunaan air yang berada di bak atau ember. Air yang

tergenang di bak toilet umum mengandung 70% jamur Candida

albicans penyebab keputihan dan rasa gatal pada vagina, sedangkan air

yang mengalir dari kran mengandung 10-20% jamur Candida albicans

i. Pemakaian pantyliner tidak dianjurkan setiap hari. Pantyliner

sebaiknya digunakan saat keputihan banyak, jangan menggunakan

pantyliner yang berparfum karena dapat menyebabkan iritasi pada

kulit. Sebaiknya membawa celana dalam ganti daripada memakai

pantyliner setiap hari.


j. Membiasakan diri mencukur rambut di sekitar daerah kemaluan untuk

menghindari tumbuhnya bakteri yang menyebabkan gatal pada daerah

reproduksi.

Anda mungkin juga menyukai