DOSEN PEMBIMBING
Wusnah, ST.,MT
Disusun Oleh:
Kelompok 2 (A3)
Atas berkat rahmat tuhan yang maha kuasa dan dengan karunia dan
hidayahnya sehingga kami masih diberi nikmat kesehatan dan kesempatan,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah proses industri kimia I yang berjudul
industri Bioetanol. Makalah ini kami susun berdasarkan referensi yang kami
ambil serta ilmu yang kami peroleh dari berbagai sumber.
Makalah Proses Industri Kimia I yang telah kami susun ini dibuat dalam
rangka memenuhi tugas dari dosen dan merupakan tanggung jawab kami sebagai
mahasiswa untuk menyelesaikan materi pembelajaran, dengan selesainya
penyusunan makalah ini kami mengucapkan terimakasih kepada dosen maupun
kepada teman-teman dalam penyusunan makalah ini.
Kami sangat menyadari keterbatasan dan kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, maka dari itu kami mohon maaf jika adanya kekeliruan dalam
penyampaian materi ini. Kami juga sangat mengharapkan kritik dan saran dari
dosen maupun dari teman-teman sekalian, agar kami dapat menyusun makalah
yang lebih baik lagi kedepannya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. 2
4.1 Kesimpulan...................................................................................24
1.3 Tujuan
Adapun Tujuan dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Mengetahui definisi dari bioetanol
2. Mengetahui bahan bahan apa saja yang digunakan untuk membuat fermentasi
bioetanol
3. Mengetahui jenis mikroba apa yang digunakan atau terkandung dalam proses
fermentasi bioetanol
4. Mengetahui Mekanisme proses pembuatan dan fermentasi bioetanol
5. Mengetahui manfaat dan fungsi bioetanol dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
b. Fermentasi
Tahap selanjutnya pada produksi bioetanol adalah proses fermentasi.
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi
anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan
fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor
elektron eksternal. Pada proses fermentasi penguraian bahan - bahan karbohidrat
tidak menimbulkan bau busuk dan menghasilkan gas karbondioksida. Suatu
fermentasi yang busuk merupakan fermentasi yang mengalami kontaminasi.
Fermentasi pembentukan alkohol dari gula dilakukan oleh mikroba. Mikroba
yamg biasa digunakan adalah Saccharomyces cereviseae. Perubahan yang terjadi
biasanya dinyatakan dalarn persamaan berikut:
C6H12O6 + Saccharomyces cereviseae 2 C2H5OH + 2 CO2
Gula sederhana + ragi (yeast) alkohol + karbondioksida
Yeast tersebut dapat berbentuk bahan murni pada media agar - agar atau dalam
bentuk yeast yang diawetkan (dried yeast). Misalnya ragi roti dengan dasar
pertimbangan teknik dan ekonomis, maka biasanya sebelum digunakan untuk
meragikan gula menjadi alkohol, yeast terlebih dahulu dibuat starter.
Tujuan pembuatan starter adalah :
Memperbanyak jumlah yeast, sehingga yang dihasilkan lebih banyak,
reaksi biokimianya akan berjalan dengan baik.
Melatih ketahanan yeast lerhadap kondisi must.
Untuk tujuan tersebut yang perlu diperhatikan adalah zat asam yang terlarut.
Karena itu botol pembuatan starter cukup ditutup dengan kapas atau kertas saring,
dikocok untuk memberi aerasi. Aerasi ini penting karena pada pembuatan starter
tidak diinginkan terjadinya peragian alkohol.
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + energi
c. Pemurnian / Destilasi
Untuk memisahkan alkohol dari hasil fermentasi dapat dilakukan
dengan destilasi. Destilasi adalah metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik
didih. Proses ini dilakukan untuk mengambil alkohol dari hasil
fermentasi.Destilasi dapat dilakukan pada suhu 80°C, karena titik alkohol 78°C.
sedangkan titik didih air 100oC.
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit
operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori
bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik
didihnya. Distilasi dilakukan untuk memisahkan etanol dari beer (sebagian besar
adalah air dan etanol).
Berikut skema proses industri kimia secara umum dapat dilihat dibawah ini :
Distilasi atau lebih umum dikenal dengan istilah penyulingan dilakukan
untuk memisahkan alkohol dalam cairan beer hasil fermentasi. Dalam proses
distilasi, pada suhu 78 derajat celcius (setara dengan titik didih alkohol) ethanol
akan menguap lebih dulu ketimbang air yang bertitik didih 95 derajat celcius. Uap
ethanol didalam distillator akan dialirkan kebagian kondensor sehingga
terkondensasi menjadi cairan ethanol. Kegiatan penyulingan ethanol merupakan
bagian terpenting dari keseluruhan proses produksi bioethanol. Dalam
pelaksanaannya dibutuhkan tenaga operator yang sudah menguasai teknik
penyulingan ethanol. Selain operator, untuk mendapatkan hasil penyulingan
ethanol yang optimal dibutuhkan pemahaman tentang teknik fermentasi dan
peralatan distillator yang berkualitas.
Dehidrasi
Cara kerja dari jenis alat ini ialah proses pengubahan dilakukan dengan
cara mengalirkan uap kedalam ruangan yang berisi susunan pipa dan uap tersebut
akan memenuhi permukaan luar pipa sedangkan air yang berfungsi sebagai
pendingin akan mengalir di dalam pipa (tube side), maka akan terjadi kontak
antara keduanya dimana uap yang memiliki temperatur panas akan bersinggungan
dengan air pendingin yang berfungsi untuk menyerap kalor dari uap tersebut,
sehingga temperatur steam (uap) akan turun dan terkondensasi. Surface condenser
terdiri dari dua jenis yang dibedakan oleh cara masuknya uap dan air pendingin,
berikut jenis-jenisnya:
Cara kerja dari kondensor jenis ini yaitu proses kondensasi dilakukan
dengan cara mencampurkan air pendingin dan uap secara langsung. Jenis dari
kondensor ini disebut spray condenser, pada alat ini proses pencampuran
dilakukan dengan menyemprotkan air pendingin ke arah uap. Sehingga steam
akan menempel pada butiran-butiran air pendingin tersebut dan akan mengalami
kontak temperatur, selanjutnya uap akan terkondensasi dan tercampur dengan air
pendingin yang mendekati fase saturated (basah).
Perlu kita ketahui, bahwa setiap industri terkadang memiliki cara kerja
pertukaran panas yang berbeda-beda, misalnya saja pada industri migas, fraksi
yang panas akan mengalir melalui pipa sedangkan minyak mentah (dingin) akan
mengalir diluar pipa. Hal ini dikarenakan fraksi yang mengalir di dalam pipa
merupakan hasil yang telah diolah pada menara destilasi sehingga memiliki
temperatur yang panas, panas dari fraksi inilah yang dimanfaatkan untuk
memanaskan miyak mentah yang akan dimasukkan kedalam kolom destilasi.
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran