Anda di halaman 1dari 9

SITOLOGI I

Oleh:
Nama : Angga Mahardika
NIM : B1A018066
Rombongan : B2
Kelompok :4
Asisten : Amalia Shofie

LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN

Sitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sel, penemu pertama adalah
Robert Hooke, ia menentukan sel gabus yang tidak mempunyai membran atau tidak
mempunyai protoplasma (sel mati). Sel terdiri dari sel tumbuhan dan sel hewan. Sel
tumbuhan dan sel hewan berbeda, salah satu perbedaan khas yang dimiliki sel
tumbuhan dibandingkan sel hewan adalah adanya dinding sel pada sel tumbuhan
yang mengandung bahan selulosa. Dinding sel ini berfungsi untuk melindungi isi sel
dan member bentuk pada sel tumbuhan (Gabriel, 1988). Sel tumbuhan memiliki
organel khas yaitu vakuola, plastida, dan dinding sel. Vakuola terdapat di dalam
sitoplasma, berisi cairan (getah) sel, memiliki membran tunggal yang disebut
tonoplas yang bersifat semipermeabel (Syamsuri, 1997).
Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang
secara independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan
kehidupan lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel
dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara
lain melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya. Suatu sel hidup harus
memiliki protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam dinding sel. Protoplas
dibedakan atas komponen protoplasma dan non protoplasma. Komponen
protoplasma yaitu terdiri atas membran sel, inti sel, dan sitoplasma (Winarto, 1981).
Sel hanya berupa ruangan kosong saja. Sel mati sendiri berasal dari sel
hidup. Sel menjadi mati disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik
maupun faktor lingkungan. Sel mati atau biasa yang disebut bagian ergastik pada sel
tumbuhan memiliki dua bentuk substansi, yakni padat dan cair. Substansi cair
meliputi karbohidrat, protein, lemak, minyak atsiri dan hars, alkaloid, dan lain-lain.
Sementara, substansi padat meliputi kristal Ca-oksalat, silika, amilum, butir aleuron,
zat putih telur, dan lain-lain (Beck, 2010).
II. TUJUAN

Tujuan acara praktikum histologi I yaitu:

1. Melihat dan mengetahui struktur besera bentuk sel tumbuhan


2. Mengetahui bagian-bagian sel tumbuhan hidup
III. MATERI DAN CARA KERJA

A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara sitologi diantaranya
mikroskop cahaya, baki preparat, kamera, alat tulis, object glass, cover glass,
pipet tetes, tissue, dan silet.
Bahan-bahan yang digunakan di antaranya rambut biji kapuk randu (Ceiba
pentandra), irisan melintang empulur batang singkong (Manihot esculenta),
selaput bagian dalam umbi lapis bawang merah (Allium cepa), irisan membujur
mahkota bunga alamanda (Allamanda cathartica), dan air.

B. Metode
Metode yang dilakukan dalam praktikum acara Sitologi I antara lain:
1. Rambut buah Ceiba pentandra (kapuk randu) diambil 2-3 helai dan
diletakkan di atas object glass, lalu ditetesi air dan ditutup dengan cover
glass.
2. Irisan melintang dibuat pada empulur batang Manihot esculenta (singkong)
setipis mungkin dengan menggunakan silet, lalu irisan diletakkan di atas
object glass dan ditetesi air, kemudian ditutup dengan cover glass.
3. Selaput bagian dalam umbi lapis Allium cepa (bawang merah) diambil
dengan menggunakan tangan, kemudian diletakkan di atas object glass,
ditetesi air, lalu ditutup dengan cover glass.
4. Irisan membujur dibuat pada mahkota Allamanda chatartica (bunga
alamanda) setipis mungkin, kemudian diletakkan di atas object glass,
ditetesi air, lalu ditutup dengan cover glass.
5. Semua preparat diamati di bawah mikroskop cahaya dengan perbesaran
100X, kemudian diamati bentuk selnya dan bagian-bagian yang terlihat,
digambar, dan diberi keterangan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Keterangan :
1
1. Dinding sel
2. Ruang udara
2 Bentuk sel: silindris

Gambar 1. Rambut Buah Ceiba pentranda Perbesaran 100X

Keterangan :

1 1. Dinding sel
Bentuk sel:
heksagonal

Gambar 2. Ø. L. Empulur Batang Manihot esculenta Perbesaran 100X

Keterangan :
1
1. Dinding Sel
2
2. Sitoplasma

3 3. Nukleus
Bentuk sel:
Memanjang

Gambar 3. Selaput Bagian Dalam Umbi Lapis Allium cepa Perbesaran 100X
Keterangan :

1. Dinding sel
1 2. Xantofil
3 3. Sitoplasma
Bentuk sel:
2
Isodiametris

Gambar 4. Ø. L. Mahkota bunga Allamanda chatartica Perbesaran 100X


B. Pembahasan
Preparat yang digunakan pada acara Sitologi I adalah rambut buah
Ceiba pentandra (kapuk randu) termasuk dalam familia malvaceae, irisan
melintang empulur batang Manihot esculenta (singkong) termasuk dalam
familia euphorbiaceae (Luis et al. 2018). Selaput bagian dalam umbi lapis
Allium cepa (bawang merah) termasuk dalam familia amaryllidaceae,
Sedangkan irisan membujur mahkota bunga Allamanda chatartica (bunga
alamanda) termasuk kedalam familia apocynaceae.
Sel hewan dan tumbuhan mempunyai perbedaan, namun tetap
mempunyai persamaan persamaan dasar tertentu mengenai sifat, bentuk
dan fungsi dari bagian bagain selnya. Sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan
terutama karenasel tumbuhan mempunyai dinding sel, vakuola dan kloroplas.
Sedangkan sel hewan mempunyai perbedaan dari sel tumbuhan selain tidak
mempunyai dinding sel, kloroplas, dan tidak mempunyai vakuola, Sedangkan
pada sel hewan mempunyai lisosom, sentrosom yang di dalamnya terdapat dua
sentriol, serta kemungkinan adanya flagella pada sel-sel tertentu (Tim Dosen
Pembina, 2017).
Bagian utama dari sel tumbuhan yakni adalah dinding sel.
Dinding sel dapat berfungsi sebagai pemberi bentuk sel, dimana bentuk sel
tumbuhan akan bervariasi mulai dari kubus, peluru, prisma, poliedris, silindris,
memanjang, balok, dan sebagainya. Bentuk sel gabus heksagonal, tersusun
rapat antara satu dan lainnya. Fungsi dinding sel meliputi proteksi dan penguat
isi sel. Fungsi ini berkaitan dengan kandungan dan penyusun dari dinding sel
yaitu zat organik dan zat anorganik seperti zat selulose, lignin, hemiselulose,
suberin, kitin, dan lain-lain. Walaupun selulose merupakan penyusun utama
dinding sel yang umum, dinding sel tidak pernah disusun oleh satu jenis zat
penyusun saja (Beck, 2010).
Sel yang masih hidup mempunyai protoplasma, sel tersebut
dikatakan masih hidup dengan pengertian bahwa sel dalam keadaan normal.
Bagian-bagian sel yang hidup dalam sel adalah nukleus, sitoplasma, plastida,
mitokondria, diktiosom, reticulum endoplasma mikrobodi dan lisosom. Nukleus
memiliki bentuk bulat atau lonjong. Hampir semua sel memiliki nukleus,
karena nukleus ini berperan penting dalam aktivitas sel, terutama dalam
melakukan sintesis protein. Sitoplasma merupakan tempat terjadinya atau
berlangsungnya metabolisme sel (Soemarwoto, 1980). Plastida dibagi menjadi
empat macam, yaitu leukoplas (plastida tak berwarna), kloroplas (plastida
berwarna hijau), dan khromoplas (plastida berpigmen selain warna hijau).
Sementara mitokondria berfungsi untuk respirasi sel (Cutler & Stevenson,
2007).
Selain bagian-bagian yang hidup tersebut, terdapat organel-
organel lain seperti diktiosom, retikulum endoplasma, ribosom, mikrofilamen,
mikrobodi, lisosom, dan sferosom. Diktiosom berfungsi untuk transpor protein
yang juga dimodifikasi di dalamnya. Retikulum endoplasma bersama dengan
ribosom untuk sintesa protein. Mikrofilamen memungkinkan pergerakan sel
dengan mengikat protein, lisosom untuk pencernaan sel, dan sferosom sebagai
badan lemak (Cutler & Stevenson, 2007).
Berdasarkan pengamatan, sel rambut buah Ceiba pentranda
(kapuk randu) berbentuk silindris yang di dalamnya terdapat gelembung udara.
Sementara bentuk sel pada irisan melintang empulur batang Manihot esculenta
(singkong) adalah heksagonal. Walaupun bentuk kedua sel berbeda, bentuk dari
keduanya ditentukan oleh dinding sel (Beck, 2010). Sel hidup adalah sel yang
memiliki semua bagian hidup sel yang meliputi inti sel, sitoplasma, dan
organel-organel. Preparat selaput bagian dalam umbi lapis Allium cepa
(bawang merah) memiliki sel berbentuk heksagonal dan di dalamnya terdapat
dinding sel, sitoplasma, dan nukleus. Sementara pada preparat irisan membujur
mahkota bunga Allamanda chatartica memiliki bentuk sel isodiametris dan
selnya tersusun atas dinding sel, xantofil, dan sitoplasma. Sel bulat telur,
memanjang, tidak beraturan, dan agak ramping di ujungnya merupakan
beberapa ciri dari bentuk sel isodiametris (Lestari & Ariyanti, 2017).
Berdasarkan bagian-bagian yang diamati tersebut, dapat dikatakan bahwa sel
pada preparat Allium cepa (bawang merah) merupakan sel hidup (Evert &
Eichhorn, 2006).
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan, yaitu :
1. Sel tumbuhan memiliki bentuk bervariasi yakni kubus, peluru, prisma, poliedris,
silindris, memanjang, heksagonal, dan balok.
2. Bagian sel tumbuhan yang bersifat hidup yaitu nukleus, sitoplasma, plastida, dan
mitokondria.
B. Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah praktikan harus lebih teliti saat
membuat preparat agar hasilnya mudah diamati.
DAFTAR PUSTAKA

Beck, C. B. 2010. An Introduction to Plant Structure and Development, Plant


Anatomy for the Twenty-First Century, Second Edition. London: Cambridge
University Press.
Cutler, D.F, Botha T, Stevenson D.W. 2007. Plant Anatomy: An Applied Approach.
New York : John Wiley & Sons.
Evert, R. F. & Eichhorn, S. E. 2006. Esau's Plant Anatomy: Meristems, Cells, and
Tissues of the Plant Body: Their Structure, Function, and Development, 3rd
Edition. New York : John Wiley & Sons.
Lestari, R. W., & Ariyanti, N. S. (2017). BAZZANIA (MARCHANTIOPHYTA:
LEPIDOZIACEAE) DI TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER
(SUMATRA). Floribunda, 5(7)
Luis, F. Lopez, D. Kevin, C. & M.V. Vidala. 2018. Evaluation of the Production of
Starch from Bitter Cassava (Manihot utilissima) using Different
Methodologies. Chemical EngineeringTransaction, 65, pp. 613-618.
Soemarwoto, I. 1980. Biologi Umum II. Jakarta: PT Gramedia.
Tim Dosen Pembina. 2017. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember: Doble Helix
Studio.
Gabriel, J.F. 1988. Ringkasan Biologi. Bandung: Ganeca Exack.
Syamsuri, Y. 1997. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.

Winarto, L. M. 1981. Penuntun Pelajaran Biologi. Bandung: Ganeca Exack.

Anda mungkin juga menyukai