LTM 4
LTM 4
Kelompok : 3
I. Outline
1.1 Spektrofotometri IR
1.1.1. Cara Kerja dan Instrumentasi Spektrofotometri IR
1.1.2. Pengolahan Data
1.2 Kelebihan dan Kekurangan Spektrofotometri IR
1.2.1. Kelebihan Spektrofotometri IR
1.2.2. Kekurangan Spektrofotometri IR
II. Penjelasan
2.1 Metode Analisis untuk Mendeteksi Merkuri
2.1.1 Cara Kerja dan Instrumentasi Spektrofotometri IR
(c)
(b)
Gambar 2. (a) Spektrofotometer IR Dispersif; (b) Spektrofotometer IR Berkas Rangkap; (c)
Spektrofotometer FTIR
Sumber Gambar:
https://lms.ipb.ac.id/pluginfile.php/122689/mod_resource/content/1/spektrometri%20IR%202016.pdf
a) Sumber Radiasi
Prinsip sumber radiasi IR dipancarkan oleh padatan lembam yang dipanaskan
sampai pijar dengan aliran listrik. 3 macam sumber radiasi IR :
1) Kawat nikhrom yang dipijar dengan aliran listrik sampai temperature 1100
o
C akan memancarkan radiasi IR akan tetapi pancaran radiasi IR dari pijaran
kawat nikhrom ini memberikan bilangan gelombang lebih dari 5000 cm-1
dengan intensitas yang lemah.
2) Nernst Glower, juga sebagai hasil pijaran Zirkonium oksida yang dijepit
kedua ujungnya dengan keramik pada temperature 1200 K – 2200 K
3) Global, senyawa silicon karbida yang mempunyai kehandalan dapat
dipijarkan langsung sampai temperature 1300 – 1500 K,sumber radiasi
sangat banyak dipakai
a) Sampel Kompartemen
Cuplikan atau sampel yang dianalisis dapat berupa cairan, padatan atau pun gas.
Karena energi vibrasi tidak terlalu besar sampel dapat diletakan langsung
berhadapan dengan sumber radiasi IR. Karena gelas kuarsa atau mortar yang terbuat
dari porselene dapat memberikan kontaminasi yang menyerap radiasi IR, maka
pemakaian alat tersebut harus dihindari. Preparasi cuplikan harus menggunakan
mortar yang terbuat dari batu agate dan pengempaan dilakukan dengan
menggunakan logam monel.
b) Monokromator
Monokromator merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mendispersikan sinar
dari sinar polikromatik menjadi sinar monokromatik. Ada dua macam tipe
monokromator yaitu monokromator prisma dan monokromatorgratting (kisi
difraksi). Monokromator dalam spektrofotometer IR biasanya terbuat dari garam
NaCl, KBr, CsBr, LiF. Oleh sebab itu, spektrofotometer IR harus diletakkan disuatu
tempat dengan kelembapan yang rendah untuk mencegah rusaknya peralatan
optiknya.
c) Detektor
Detektor berfungsi mengubah sinyal radiasi IR menjadi sinyal listrik. Selain itu
detektor dapat mendeteksi adanya perubahan panas yang terjadi karena
adanya pergerakan molekul. Detektor spelktrofotometer yang bersifat
menggandakan elektron tidak dapat dipakai pada spektrofotometer IR sebab radiasi
IR sanngat lemah dan tidak dapat melepaskan elektron dari katoda yang ada pada
system detektor. Ada tiga tipe detektor yang dapat digunakan pada spektrofotometer
IR, yaitu :
a. Thermal transducer: Terdiri dari dua logam bercabang dimana suhu
tergantung pada potensialnya.
b. Pyroelectric transducer : Berupa kristal cairan dari triglisin sulfat (TGS) dimana
temperatur dipengaruhi oleh polaritas senyawa.
c. Photoconducting transducer : Terbuat dari bahan semikonduktor seperti
timbal sulfida, eaksatelurida, dan cadmium telurida, indium antimonida.
e) Indikator
Recorder Signal yang dihasilkan dari detectorkemudian direkam sebagai
spectrum infra merah yang berbentuk puncak-puncak absorpsi. Spektrum infra
merah ini menunjukkan hubungan antara absorpsi dan frekuensi/bilangan
gelombang. Sebagai absis dan frekuensi dan sebagai ordinat adalah
transmitan/absorbans. Dapat berupa rekorder atau komputer
𝐴𝑠 = ε𝐶𝑠 𝑙 (2)
𝐴𝑥 = ε𝐶𝑥 𝑙 (3)
sehingga
𝐴𝑠 𝐴𝑥
= = ε𝑙 (4)
𝐶𝑠 𝐶𝑥
Nilai konsentrasi sampel ini juga dapat dihitung dari nilai gradien persamaan
garis standar dengan cara membandingkan nilai absorbansi dari satu volum adisi
standar dengan nilai absorbansi dengan volum adisi standar yang berbeda, maka:
𝐴𝑠2 𝐶𝑥 + 𝐶𝑠2
= = ε𝑙 (5)
𝐴𝑠1 𝐶𝑥 + 𝐶𝑠1
𝐶𝑠 = 𝐶𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 𝑉𝑠 ÷ 𝑉𝑇 (8)
Maka apabila disubtitusi ke persamaan di atas:
𝐶 × 𝑉𝑠2 𝐶 × 𝑉𝑠1
𝐴𝑠1 ( 𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙 ) − 𝐴𝑠2 ( 𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙 )
𝑉𝑇 𝑉𝑇 (9)
𝐶𝑥 =
𝐴𝑠2 − 𝐴𝑠1
(𝑪𝒔 𝒂𝒘𝒂𝒍 )(𝑨𝒔𝟏 ×𝑽𝒔𝟐 − 𝑨𝒔𝟐 ×𝑽𝒔𝟏 )
𝑪𝒙 = (10)
(𝑽𝑻 )(𝑨𝒔𝟐 − 𝑨𝒔𝟏 )
Berdasarkan hukum Lambert-Beer, besarnya nilai absorbansi berbanding
lurus dengan nilai konsentrasi suatu unsur. Semakin besar konsentrasi, maka akan
semakin besar nilai absorbansi. Sebaliknya, semakin rendah konsentrasi maka
absorbansi yang dihasilkan akan semakin kecil juga..
Bila intersep bernilai a dan kemiringan kurva bernilai b, maka persamaan
garisnya yaitu :
𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥 (11)
Jika persamaan linear ini dikaitkan dengan persamaan yang dihasilkan pada
persamaan nomor 5 akan menjadi :
𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥
(12)
𝐶𝑠 𝑉𝑠 𝐶𝑥 𝑉𝑥 (13)
𝐴𝑡 = 𝑘 ( )+𝑘( )
𝑉𝑡 𝑉𝑡
𝐶𝑠 𝐶𝑥 𝑉𝑥
Dimana 𝑏 = 𝑘 dan 𝑎 = 𝑘
𝑉𝑡 𝑇
Berdasarkan persamaan tersebut dapat dibentuk persamaan baru, yaitu :
𝐶𝑥 𝑉𝑥
𝑎
= 𝑘 𝑉𝑡
𝑏 𝑘 𝐶𝑠
𝑉𝑡
𝑎 𝐶𝑥 𝑉𝑥
= (14)
𝑏 𝐶𝑠
Sehingga, untuk mencari nilai konsentrasi diperoleh persamaan :
𝒂 𝑪𝒔
𝑪𝒙 =
𝒃 𝑽𝒙 (15)