Anda di halaman 1dari 1

DAMPAK GLOBALISASI

A. Pendahuluan
Mengawali pembahasan mengenai globalisasi, baiklah kita kutip ungkapan
menarik yang dikemukakan oleh Ivan A. Hadar, sebagai berikut:
Apakah globalisasi hambatan atau peluang bagi negara berkembang, termasuk
Indonesia? Nampaknya, jawaban atas pertanyaan ini mengundang kontroversi.
Para pendukung globalisasi, misalnya WTO (World Trade Organization) dan
Bank Dunia, menyuarakan kabar kembira bahwa liberalisasi pasar otomatis
memicu pertumbuhan ekonomi yang pada gilirannya meningkatkan
kemakmuran. Namun, serta-merta, pertanyaan yang muncul adalah,
kemakmuran bagi siapa? Mereka yang kritis mengatakan bahwa “berkah”
globalisasi hanya bagi negara-negara industri kaya. Sementara itu, hanya
sedikit negara berkembang – itu pun hanya segelintir penduduknya – yang
memperoleh berkah globalisasi. Pendeknya, oleh para pendukungnya
globalisasi dijuluki “Mesin Kemakmuran”, sementara bagi kelompok
penentangnya globalisasi adalah “Ledakan Profit, yang Menyengsarakan
Orang Miskin”. (Ivan A. Hadar. 2004. Uang, Kemiskinan dan Globalisasi.
Yogyakarta: Lapera Pustaka Utama, hal. 41).
Kutipan tersebut menunjukkan, bahwa ternyata globalisasi dipahami dan
diterima secara berbeda oleh berbagai pihak dalam masyarakat. Sebagian pihak
berpendapat bahwa globalisasi akan memacu pertumbuhan ekonomi, yang akhirnya
dapat meningkatkan kemakmuran. Akan tetapi, sebagian lainnya memandang
globalisasi justru sebagai sistem yang menyengsarakan orang miskin. Manakah
yang benar?

Anda mungkin juga menyukai