Oleh:
SISWORINI
2010727169
JAKARTA, 2012
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SISWORINI
ABSTRAK
Caring adalah proses yang meliputi pengetahuan dan tindakan yang digambarkan dalam
sepuluh faktor karatif yang dapat digunakan untuk mengukur perilaku caring dalam situasi
klinik.
Perilaku caring perawat diartikan sebagai sikap yang ramah, respon cepat terhadap
kebutuhan pasien serta mau mendengarkan keluhan pasien.
Perilaku caring perawat selain ditentukan oleh faktor individu juga didukung oleh
lingkungan kerja yang baik. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan lingkungan kerja
dengan perilaku caring. Jenis penelitian deskriftif korelasi dengan penekatan cross sectional
dan dilakukan di Rumah Sakit Marinir Cilandak dengan sampel 65 pasien dan 65 perawat.
Persentase perawat yang berperilaku caring tinggi adalah 55%. Hasil analisis menggunakan
uji Chi Square menyatakan pengaturan beban kerja berhubungan dengan perilaku caring (p
= 0,007), Rumah sakit perlu meninjau kembali kebutuhan tenaga dan beban kerja perawat,
menjadikan caring sebagai salah satu komponen penilaian kinerja perawat dan
meningkatkan role model kepala ruangan.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan metodologi riset dengan judul
“Hubungan Lingkungan Kerja Dengan Perilaku Caring Perawat di Rumah Sakit Marinir
Cilandak”. Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk memenuhi
tugas akhir semester akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan Program B Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
Penyusunan penelitian ini telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Muhammad Hadi, SKM. M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu
2. Komandan Rumkital Marinir Cilandak, Kolonel Laut (K) dr Arie Zakaria, SpOT,
FICS dan Staff, seluruh perawat yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
3. Bapak Ns. Rochman Azzam, M.Kep., Sp. KMB selaku Kepala Bidang Akademik
Jakarta.
ii
4. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan
5. Seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan semangat dan semua pihak yang
Kerja dengan Perilaku Caring Perawat di Rumah Sakit Marinir Cilandak”, ini masih
banyak kekurangan. Dan untuk itu penulis juga sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun agar dapat lebih baik lagi dalam penyelesaian penelitian ini.
Akhir kata penulis berharap agar tugas ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, terkhusus ilmu keperawatan, dan bagi mahasiswa Program Studi Ilmu
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………….. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………. 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
iv
B. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 21
C. Definisi Operasional ........................................................................ 22
BAB VI PEMBAHASAN
A. INTERPRETASI DAN DISKUSI HASIL ..................................... 41
B. KETERBATASAN PENELITIAN ………………………………. 49
C. IMPLIKASI PENELITIAN ……………………………………. . 49
1. Implikasi Penelitian Untuk Pelayanan Keperawatan ………. . 49
2. Implikasi Penelitian Untuk Perkembangan Ilmu Pengetahuan .. 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.2 Analisis Karakteristik Perawat (Lama kerja) Di Ruang Rawat Inap
DiRuang Rawat Inap Rumah Sakit Marinir Cilandak Bulan Juni 2012 36
DiRuang Rawat Inap Rumah Sakit Marinir Cilandak Bulan Juni 2012 37
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan untuk dapat
membuktikan sebagai profesi yang diperhitungkan. Pengakuan baik dari masyarakat terhadap
Kegiatan melakukan kajian terhadap kepuasan pasien merupakan hal yang penting dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan karena merupakan salah satu indikator mutu
pelayanan keperawatan.
Kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan lebih didasarkan pada perilaku caring
perawat seperti sikap yang ramah, respon cepat terhadap kebutuhan pasien, mendahulukan
kepentingan pasien serta mau mendengarkan keluhan pasien. Menurut Azwar (1996)
menegaskan bahwa bagi pasien mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi
petugas dengan pasien, serta keramahtamahan petugas dalam melayani pasien dan atau
Perilaku caring perawat oleh pasien diartikan sebagai sikap yang ramah, respon cepat
terhadap kebutuhan pasien serta mau mendengarkan keluhan pasien. Beberapa ahli
keperawatan mengartikan caring sebagai proses interaksi atau hubungan antar manusia atau
ciri atau karakter dari manusia serta kewajiban moral dari perawat.
1
2
Watson (2007) mendefinisikan caring sebagai proses yang meliputi pengetahuan dan
tindakan yang digambarkan dalam sepuluh faktor karatif yang dapat digunakan untuk
mengukur perilaku caring dalam situasi klinik. Sepuluh faktor karatif tersebut terdiri dari: a)
membentuk dan menghargai sistem nilai humanistik dan altruistik, b) menanamkan sikap
penuh penghargaan, c) menanamkan sikap sensitifitas terhadap diri sendiri dan orang lain, d)
menerima ekspresi perasaan positif dan negatif, f) menggunakan metoda sistematis dalam
lingkungan fisik, mental, sosiokultural dan spiritual yang suportif, protektif dan korektif, i)
eksistensial-phenomenologikal-spiritual.
Perilaku Caring merefleksikan esensi atau hakekat dari keperawatan sebagaimana dinyatakan
pada Lokakarya Keperawatan tahun 1983 bahwa Keperawatan merupakan suatu bentuk
pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
didasarakan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan biopsikososial dan spiritual
yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit
maupun sehat pada kehidupan manusia. Perilaku caring mempunyai korelasi yang tinggi
dengan kepuasan pasien. Menutut Agustin (2002) bahwa salah satu komponen dari caring
yaitu kesiapan membantu pasien mempunyai hubungan yang erat dengan kepuasan pasien.
Jika dihubungkan pelayanan keperawatan yang bermutu dengan pelaksanaan perilaku caring,
maka perilaku caring tersebut membutuhkan kepribadian perawat yang unggul dan dukungan
3
dari organisasi atau lingkungan kerja yang kondusif juga role model dan kepemimpinan yang
Penampilan kinerja perawat memegang peranan penting salah satunya dukungan organisasi
seperti lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang bermasalah dapat berupa, stres kerja, beban
kerja tinggi, jam kerja tinggi, injuri dan kesehatan psikologis. Lingkungan kerja yang baik
menurunkan angka kematian, menurunkan angka kejadian yang tidak diharapkan, dan
Beban kerja menjadi hal yang penting dalam penerapan perilaku caring karena beban kerja
yang tinggi dapat menyebabkan kurang atau buruknya komunikasi antara pasien dengan
Faktor kepemimpinan juga memegang peranan penting dalam pelaksanaan perilaku caring
dalam sebuah organisasi. Selain itu seorang manajer keperawatan memiliki tugas dalam
(controlling).
dirumah Sakit Marinir Cilandak. Rumah Sakit Marinir Cilandak (RSMC) merupakan rumah
sakit tingkat II yang memiliki kapasitas tempat tidur 186 tempat tidur dengan jumlah perawat
dan bidan sebanyak 212 orang. Pada tahun 2012 rata-rata bed occupation rate (BOR) 65 %
4
per bulan dan leng of stay (LOS) 5 hari, bed turn over rate (BTO) 3 dan turn over interval
(TOI) 3 hari.
Kinerja perawat dalam pelaksanaan caring kepada pasien diketahui dari evaluasi kepuasan
pasien. Aspek yang dinilai dari evaluasi kepuasan pasien terhadap perawat adalah
keramaham, ketelitian, kecepatan pelayanan serta komunikasi dan informasi. Data yang
didapat dari Bidang Keperawatan Rumah Sakit Marinir Cilandak pada tahun 2011
menyatakan bahwa angka kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan sebesar 70% dan
masih terdapat keluhan pasien mengenai perilaku caring perawat seperti perawat yang kurang
ramah, kurang cepat dalam memberikan pelayanan keperawatan seperti pada saat pasien
membutuhkan pertolongan perawat tidak cepat datang, perawat tidak stand by didekat pasien
Ketidak puasan tersebut terjadi dibeberapa ruangan rawat inap salah satunya di ruang
Flamboyan dilihat berdasarkan angket kepuasan pasien diruang rawat inap tahun 2011.
Indikator lain dari lingkungan kerja adalah sistem penghargaan yang diberikan kepada
perawat. Sistem penghargaan yang dibentuk rumah sakit sangat penting karena memiliki
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang diatas diketahui bahwa perilaku caring sebagai inti dari praktik
diantaranya dapat menjaga martabat dan integritas pasien, meningkatkan status pemulihan
pasien, menurunkan gejala yang dirasakan pasien, dan meningkatkan kepuasan pasien serta
Beberapa permasalahan muncul dalam lingkungan kerja seperti beban kerja yang dirasakan
tinggi seperti billing pasien pulang masih dikerjakan oleh perawat sehingga merasakan fisik
dan emosional, serta hambatan komunikasi baik dengan teman sejawat maupun profesi lain,
Mengingat begitu besarnya peranan perilaku caring terhadap peningkatan kualitas pelayanan
keperawatan dirumah sakit maka peneliti ingin mengetahui tentang hubungan lingkungan
kerja dengan perilaku caring perawat di Rumah Sakit Marinir Cilandak Jakarta.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
Cilandak Jakarta.
2. Tujuan Khusus
Cilandak Jakarta.
6
Cilandak Jakarta
Cilandak Jakarta.
D. Manfaat Penelitian
perilaku caring yang menjadi salah satu indikator mutu pelayanan keperawatan
perawat.
yang berhubungan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka dalam penelitian ini menggambarkan teori-teori yang berhubungan dengan
variabel penelitian yang meliputi manajemen keperawatan, perilaku, caring dan lingkungan
kerja.
berupa dana, peralatan dan sumber daya manusia sehingga efektifitas dan efisiensi
keperawatan menurut Huber (1996) adalah suatu koordinasi dan integrasi dari
pelaksanaan kerja yang memanfaatkan pegawai, sumber daya dan sumber daya
8
9
tentang visi, misi dan nilai-nilai yang dimiliki, filosofi dan tujuan organisasi serta
strategi yang ingin akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk
kesempurnaan hasil yang akan diperoleh, maka pada proses perencanaan ini
semua unsur yang terlibat dalam organisasi dilibatkan agar lebih aspiratif dan
memberdayakan tim kerja dan kelompok untuk mencapai tujuan (Gillies, 1999,
Swanburg, 1999)
komunikasi yang paling efektif dan dapat memecahkan masalah (Huber, 1996).
10
Menurut Monica (1998) fungsi pengarahan ini mempunyai area yang paling besar
karena terkait dengan sumber daya manusia yang sangat berkontribusi dalam
membandingkan hasil kerja yang dicapai dengan standar penampilan dan target
yang telah dirumuskan pada tahap perencanaan serta melakukan tindakan koreksi
Huber, 1996).
B. Konsep Perilaku
1. Pengertian Perilaku
atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Lebih lanjut
tertentu sedangkan operant respon atau instrumental respon yaitu respon yang
muncul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu.
stimulus dan melihat perilaku dalam bentuk yang sudah terlihat atau belum.
seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup yang terbatas
pada perhatian, persepsi, pengetahuan/ kesadaran dan sikap yang terjadi pada
orang yang menerima stimulus tersebut dan belum diamati secara jelas oleh orang
lain. Sedangkan perilaku terbuka (overt behaviour) atau respon terbuka yaitu
respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata yang dengan
2. Perubahan Perilaku.
2007). Perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus yang diberikan benar-
keseimbangan dalam diri individu, maka berarti sudah terjadi ketegangan diri
c. Teori Fungsi
yang bersangkutan.
menurun.
adanya stimulus yang datang dari luar. Stimulus itu akan berinteraksi dengan
C. Konsep Caring
1. Pengertian Caring
Watson (2007) mendefinikan caring sebagai ideal moral dari keperawatan yang
bila dimensi spiritualnya meningkat. Hal ini ditunjukan dengan penerimaan diri,
tingkat kesadaran diri yang tinggi dan kekuatan diri dalam diri.
Pakar keperawatan melengkapi pengertian caring sebagai ciri atau karakter dari
manusia (Hoover, 2002 dalam Liu, 2004) dan caring sebagai kemurahan hati
Leininger 2002 dalam Suliman, 2009, mengatakan bahwa manusia tidak dapat
yang universal dan akan dipersepsikan berbeda oleh manusia tergantung latar
dalam tindakan, proses dan pola yang berbeda. Knott menekankan saat proses
caring terjadi, perawat harus lebih peka terhadap perbedaan budaya seperti
2. Elemen Caring
Sepuluh faktor karatif dari caring menurut Watson (2007) dapat diaktualisasikan
dalam setiap kegiatan ketika pasien berada bersama pasien dan membutuhkan
aktualisasi perawat secara personal, sosial, moral dan spiritual. Sepuluh karatif
fisik, mental, sosial dan spiritual yang suportif, protektif dan korektif, 9)
seperti kebaikkan, empati, perhatian, cinta terhadap diri sendiri dan orang lain,
keperawatan karena pada saat nilai-nilai ini diaolikasikan kepada pasien maka
pasien. Perawat yang terbiasa peka terhadap perasaan dan kebutuhan sendiri maka
membangun sebuah hubungan baik (rapport) antara perawat dan pasien. Bila
sebuah hubungan baik telah dimiliki maka secara alamiah kepercayan dan saling
pikiran dan perilaku seseorang. Proses merasakan terjadi setelah adanya proses
berfikir, pengalaman dan perilaku. Pasien yang sadar dengan perasaan yang
Salah satu peran perawat sebagai educator atau pendidik dan memiliki peran
informasi. Dalam proses tersebut terjadi kegiatan dan hubungan timbal balik
antara pasien dan perawat. Oleh karena itu pembelajaran tidak saja dipandang
sebagai proses menerima informasi tetapi lebih kepada sebuah hubungan caring
dimana perawat berperan sebagai mentor (coach) bagi pasien (Watson, 2007).
Faktor kedelapan, menyediakan lingkungan fisik, mental, sosial dan spiritual yang
suportif, protektif dan korektif. Tersebut diatas merupakan salah satu langkah
(Watson, 2007).
dasar manusia merupakan inti dari kegiatan perawat. Kebutuhan pasien tersebut
Faktor ini menjelaskan bahwa perawat harus menghargai pasien sebagai personal,
b. Masa kerja. Terdapat hubungan positf antara senioritas atau lama kerja dengan
melaksanakan pekerjaannya.
kinerjanya.
D. Lingkungan Kerja
Beban kerja perawat adalah total waktu yang dibutuhkan oleh perawat untuk
kegiatan administrasi (Needham dalam Morris, 2007). Saat ini keperawatan sering
kerja yang tinggi, kondisi ini tidak baik untuk lingkungan kerja perawat karena hal
ini dapat menimbulkan dampak merugikan, dapat juga menyebabkan kurang atau
kewenangan yang dimiliki. Kontrol diri merupakan hal yang penting bagi perawat
Dukungan organisasi. Mempunyai arti bahwa organisasi memiliki misi, nilai dan
BAB III
A. Kerangka Konsep
Kerangka teori dalam penelitian ini tentang caring yang diambil dari Theory of Human
Caring dari Watson (2007) di mana perilaku caring perawat digambarkan dalam komponen-
Perilaku caring oleh Watson digambarkan dalam sepuluh faktor karatif yaitu : 1) membentuk
menumbuhkan kepekaan terhadap diri dan orang lain, 4) mengembangkan hubungan saling
percaya dan membantu, 5) meningkatkan penerimaan terhadap ekspresi perasaan positif dan
dan spiritual yang suportif, protektif dan korektif, 9) membantu kebutuhan dasar serta 10)
Teori tentang lingkungan kerja meliputi, pengaturan beban kerja, kepemimpinan, kontrol
20
21
Lingkungan Kerja
Data Demografi
Karakteristik perawat :
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Status Pernikahan
4. Lama Bekerja
B. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Mayor :
2. Hipotesis Minor :
Marinir Cilandak.
C. Definisi Operasional
Untuk memberikan pemahaman yang sama tentang variabel yang akan diteliti
Tabel A
Definisi Operasional
1= Usia ≥ 40
tahun
memiliki
nilai score ≥
mean
1 = wanita,
memiliki
nilai score ≥
mean
1= > 1 tahun,
memiliki
nilai score ≥
mean
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk meneliti hubungan antara variabel
satu dengan variabel yang lain. Dalam penelitian cross sectional, variabel sebab atau
resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur atau
dikumpulkan secara simultan atau dalam waktu yang bersamaan (Notoatmojo, 2007).
Dalam penelitian deskriptif korelasi ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara
variabel independen yaitu lingkungan kerja dengan variabel dependen yaitu perilaku
terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dan
sampel dalam penelitian ini adalah perawat Rumah Sakit Marinir Cilandak
1) Populasi
Dalam penelitian ini yang disebut populasi adalah seluruh perawat Rumah Sakit
Marinir Cilandak yang bertugas diruang rawat inap sebanyak 212 perawat.
26
27
2) Sampel
kesempatan yang sama untuk terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel
(Sastroasmoro, 2010)
penelitian ini adalah : 1) bertugas diruang rawat inap, 2) masa kerja minimal 1
n = Z² x PQ
d²
nk = n
1+(─)
Keterangan :
n = besar sampel
Q = 1–P
P = proporsi (45%)
(0,1)²
= 95 perawat
nk = 95
1 + 95
212
= 95
1 + (0,45)
= 65 perawat
Berdasarkan rumus diatas, maka jumlah sampel pada penelitian ini adalah 65 perawat.
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Marinir Cilandak Jakarta pada ruang rawat
inap, dengan alasan pertama, belum ada penelitian sejenis yang dilakukan sebelumnya
di RSMC dan kedua adalah memberikan masukan kepada RSMC mengenai faktor
dominan terkait perilaku caring perawat di RSMC sehingga hasil penelitian ini dapat
D. Waktu Penelitian
E. Etika Penelitian
Setelah mendapat izin dari Kepala Rumah Sakit Marinir Cilandak, peneliti
informasi tentang rencana dan tujuan penelitian sehingga responden dapat mengambil
bahwa penelitian ini tidak berisiko apapun terhadap perawat dan peneliti
dan Hamid (2007) bahwa responden penelitian memiliki hak sebagai berikut :
responden berhak untuk tidak dirugikan secara fisik, emosi, hukum, keuangan atau
bebas dari ikatan, paksaan dan pengaruh untuk menjadi responden penelitian dan.
menjadi responden tanpa khawatir tentang yang akan terjadi pada dirinya karena
subjek yang diberikannya tidak akan diketahui oleh orang lain tanpa persetujuannya.
Dalam proses pengolahan datanya nama subjek tidak dicantumkan tetapi dalam
bentuk koding
F. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner baik untuk variabel dependen
tidak setuju, jika pernyataan tersebut sama sekali tidak sesuai dengan pendapat atau
kondisi yang sebenarnya, 2 = tidak setuju, jika pernyataan tersebut tidak sesuai
dengan pendapat atau kondisi yang dialami, 3 = setuju, jika pernyataan tersebut sesuai
dengan pendapat atau kondisi yang dialami dan 4 = sangat setuju, jika pernyataan
1 sampai 4 dimana 1 = sangat tidak setuju, jika pernyataan tersebut sama sekali tidak
sesuai dengan pendapat atau kondisi yang sebenarnya, 2 = tidak setuju, jika
pernyataan tersebut tidak sesuai dengan pendapat atau kondisi yang dialami, 3 =
setuju, jika pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat atau kondisi yang dialami dan
4 = sangat setuju, jika pernyataan tersebut sangat sesuai dengan pendapat atau kondisi
yang dialami.
Proses analisa data terhadap variabel penelitian didahului oleh proses editing, coding,
coding yaitu merubah data dalam bentuk huruf menjadi data yang berbentuk bilangan
berikutnya processing yaitu memproses data dan melakukan analisis data dengan
1. Analisis Univariat
Untuk data numerik digunakan nilai mean (rata-rata), median dan standar deviasi,
sedangkan data katagorik hanya dapat menjelaskan angka/ nilai jumlah dan
Pada penelitian ini data numerik yaitu karakteristik individu seperti : masa kerja
perawat, dilakukan analisis nilai mean, median, standar deviasi, nilai minimum
dan maksimum, nilai CI 95% atau = 0,05. Sedangkan untuk data kategorik, yaitu
jenis kelamin perawat, umur perawat dan status pernikahan perawat disajikan
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variebel yang diduga berhubungan atau
berkorelasi. Uji statistik yang digunakan tergantung pada jenis data yang
32
dianalisis. Berdasarkan variabel dalam penelitian ini, maka uji statistik bivariat
Tabel B
Analisis uji statistik variabel penelitian hubungan antara lingkungan kerja dengan
perilaku caring perawat Rumah Sakit Marinir Cilandak Jakarta
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Rumah Sakit Marinir
Cilandak Jakarta. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 20 Juni 2012 – 27 Juni 2012. Bab ini
menyajikan hasil analisis data penelitian yang terdiri dari analisis kuantitatif dan kualitatif.
A. Analisis Univariat
seluruh variabel karakteristik pasien (umur, jenis kelamin, lama hari dirawat,
umur dan lama kerja), lingkungan kerja dan perilaku caring, seperti diuraikan di
bawah ini :
1. Karakteristik Perawat
Jenis Kelamin
a. Pria 7 10,8
b. Wanita 58 89,2
Status Pernikahan :
a. Menikah 54 83
b. Tidak Menikah 11 17
Umur :
a. < 40 tahun 56 86,2
b. ≥ 40 tahun 9 13,8
Jumlah 65 100
33
34
Berdasarkan karakteristik perawat pada tabel 1.1, dapat dilihat bahwa sebagian besar
responden perawat berjenis kelamin wanita yaitu sebanyak 89,2%. Umur perawat
dalam kategori < 40 tahun adalah sebanyak 86,2%, perawat yang tidak menikah
sebanyak 17%.
Tabel 1.2. Analisis karakteristik perawat (lama kerja) di ruang rawat inap
Rumah Sakit Marinir Cilandak Jakarta bulan Juni 2012 (n=65)
Berdasarkan karakteristik perawat tabel 1.2 dapat disimpulkan bahwa rata-rata masa
2. Lingkungan Kerja
lingkungan kerja baik sebanyak 64,6% dan lingkungan kerja tidak baik adalah
35,4%
35
bahwa proporsi setiap kategori baik dan tidak baik hampir separuhnya.
Variabel N Persentase
Perilaku Caring
g. a. Tinggi 36 55
b Rendah 29 45
Jumlah 65 100
36
Berdasarkan tabel 3.1 dapat disimpulkan bahwa persepsi pasien terhadap perilaku
caring perawat tinggi sebanyak 55% dan persepsi pasien terhadap perilaku caring
Jumlah 65 100
37
Berdasarkan tabel 3.2 diatas maka dapat disimpulkan bahwa dari sepuluh faktor
karatif yang belum dilaksanakan dengan baik oleh perawat adalah faktor menanamkan
B. Analisis Bivariat
caring perawat.
Tabel 4.1 Hubungan Lingkungan Kerja dengan perilaku caring perawat di ruang
rawat inap Rumah Sakit Marinir Cilandak bulan Juni 2012 (N=65)
Perilaku Caring
Rendah Tinggi
OR P
Variabel N % N % Total
(95% CI) Value
Pengaturan beban
kerja
p. a. Tidak baik 27 64,3 15 35,7 42 5,100 0,007
b Baik 6 26,1 17 73,9 23 1,656 - 15,702
Kepemimpinan
q. a. Tidak baik 16 55,2 13 44,8 29 1,376 0,698
b Baik 17 47,2 19 52,8 36 0,515 - 3,671
Kontrol terhadap
praktek
r. a. Tidak baik 22 53,7 19 46,3 41 1,368 0,725
b Baik 11 45,8 13 54,2 24 0,498 -3,760
Pengembangan
professional
s. a. Tidak baik 21 60 14 40 35 2,250 0,174
b Baik 12 40 18 60 30 0,832 – 6,088
Dukungan
organisasi
t. a. Tidak baik 13 43,3 17 56,7 30 0,574 0,389
b Baik 20 57,1 15 42,9 35 0,214 – 1,535
38
Pengaturan beban kerja yang baik dapat menciptakan perilaku caring pada katagori
tinggi sebanyak 17 (73,9%). Pengaturan beban kerja yang baik dengan kepercayaan
95% rata-rata score berada diantara 1,656 – 15,702. Nilai Odd Ratio sebesar 5,100
yang bermakna pengaturan beban kerja yang tidak baik berpeluang 5,100 kali
memiliki perilaku caring yang rendah dibandingkan dengan pengaturan beban kerja
yang tidak baik. Analisis lebih lanjut menyatakan terdapat hubungan yang bermakna
Kepemimpinan yang baik dapat menciptakan perilaku caring perawat pada kategori
rata-rata score berada diantara 0,515 – 3,671. Analisis lebih lanjut menyatakan tidak
perawat. (p = 0,698)
Kontrol perawat terhadap praktek yang baik dapat menciptakan perilaku caring
perawat pada kategori tinggi sebanyak 13 (54,2%). Kontrol perawat terhadap praktek
yang baik dengan kepercayaan 95% rata-rata score berada diantara 0,498 – 3,760.
Analisis lebih lanjut menyatakan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
pada kategori tinggi yaitu sebanyak 18 (60%). Pengembangan professional yang baik
dengan kepercayaan 95% rata-rata score berada diantara 0,832 – 6,088. Analisis lebih
39
Dukungan organisasi yang baik dapat menciptakan perilaku caring perawat pada
95% rata-rata score berada diantara 0,214 – 1,535. Analisis leboh lanjut menyatakan
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan organisasi dengan perilaku
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang hasil penelitian, keterbatasan penelitian dan implikasi penelitian
untuk keperawatan.
Hasil analisa terhadap variabel perilaku caring perawat didapatkan data bahwa
perawat yang telah melaksanakan perilaku caring dengan katagori tinggi sebanyak
yang hampir sama seperti hasil penelitian Suprihatin (2009) yang menunjukkan
sebanyak 58% perawat yang menunjukkan perilaku caring dengan katagori baik.
Hasil analisa terhadap faktor karatif dari teori caring menyatakan bahwa sebagian
besar factor karatif telah dilaksanakan dengan baik oleh perawat tetapi ada dua
pengajaran interpersonal (42%). Inti dari kedua faktor karatif ini adalah bahwa
Pasien yang memiliki harapan dan kepercayaan dapat menerima informasi yang
40
41
yang efektif antara perawat dan pasien. Menanamkan kepercayaan kepada pasien
juga membutuhkan kepribadian dari perawat seperti pribadi yang ramah, jujur,
percaya diri serta kesediaan untuk menolong. Selain itu kemampuan perawat
untuk berkomunikasi dengan pasien merupakan salah satu elemen penting dalam
menciptakan hubungan saling percaya antara pasien dan perawat. Elemen yang
komunikasi dua arah antara pasien dan perawat serta kemampuan perawat dalam
menjelaskan setiap prosedur dari tindakan yang akan dilakukan saat memberikan
asuhan keperawatan.
adalah dengan menciptakan waktu bersama perawat dan pasien. Perawat yang
menjadi lebih mudah karena pasien yang sudah percaya akan menerima seluruh
Selain itu aspek penting yang harus diciptakan untuk menciptakan hubungan baik
antara pasien dan perawat adalah menciptakan kondisi perawat yang seimbang
dalam beban kerjanya sehingga perawat terhindar dari kejenuhan dan kelelahan
yang berlebihan.
42
perawat diberbagai rumah sakit Fenomena ini akan terus menjadi perhatian dan
menarik untuk diteliti karena perilaku caring sangat penting atau merupakan inti
perilaku caring perawat baik untuk pasien maupun untuk perawat. Dampak
perilaku caring bagi pasien adalah dapat menjaga martabat dan integritas pasien,
kerja, selain itu dampak perilaku caring dapat meningkatkan emosi, rasa
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan perilaku caring perawat yang masih
belum baik. Terdapat tiga faktor yang membentuk sebuah perilaku yaitu faktor
43
terwujud dalam lingkungan fisik dimana tersedianya sarana dan fasilitas kesehatan
masih belum maksimal adalah pengetahuan perawat tentang perilaku caring masih
belum maksimal. Konsep dan teori caring telah dikemukakan tetapi dalam konteks
pelayanan keperawatan konsep dan teori caring ini belum diterapkan secara
profesi keperawatan.
atau membantu kebutuhan dasar pasien tetapi lebih dari itu bagaimana
memperlakukan pasien sebagai manusia yang memilik martabat dan harga diri
oleh pasien untuk mendukung proses penyembuhannya. Dan hal ini tidak dapat
dihasilkan dalam waktu singkat tetapi membutuhkan proses yang cukup lama dan
perawat terhadap lingkungan kerja belum dapat dikatakan baik. Sebanyak 48%
menciptakan perilaku caring yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan
kerja yang baik akan menciptakan perilaku caring perawat yang tinggi. Simon
caring sendiri merupakan proses yang berkelanjutan dan dapat direncanakan oleh
organisasi.
pasien, perawat dan rumah sakit. Lingkungan kerja yang baik pun akan
kepada pasien. Perilaku caring tinggi pada perawat dapat diwujudkan dengan
menciptakan lingkungan kerja yang baik untuk perawat karena caring merupakan
Analisis Univariat pada sub variable pengaturan beban kerja menunjukkan bahwa
persepsi perawat terhadap pengaturan beban kerja yang baik akan menciptakan
perilaku caring perawat dalam kategori tinggi sebanyak 73,9% dan terdapat
45
hubungan yang bermakna antara pengaturan beban kerja dengan perilaku caring
perawat. Penelitian lain yang sejalan adalah penelitian yang dilakukan oleh
pengaturan beban kerja menurut Gifford (2002, dalam Putra, 2006) adalah kondisi
keperawatan yang aman, kompeten dan etis. Beberapa hal yang dapat dilakukan
Selain itu adalah kurangnya waktu yang dimiliki perawat untuk berdiskusi dengan
bekerja lembur, jadwal kerja yang kurang fleksibel serta memiliki rekan kerja
yang kurang ahli., hal ini dapat menyebabkan komunikasi yang dibangun dalam
rangka perilaku caring menjadi tidak baik., perawat yang sering kerja lembur akan
energinya.
Vollers et all (2009) menyatakan bahwa seorang pemimpin memiliki peran dalam
otoritas untuk membuat keputusan dan memilik akses untuk informasi yang
visi kedepan dan memiliki peran sebagai advokat untuk pelayanan keperawatan
yang berkualitas untuk mendukung praktik keperawatan yang aman serta perawat
Hasil analisis kurang baik dari sub variable kepemimpinan adalah kurangnya
mengenai tugas dan tanggung jawab perawat diruangan. Seorang pemimpin juga
Konsep caring sebenarnya sudah menjadi dasar atau landasan dalam memberikan
Analisis univariat menyatakan bahwa control terhadap praktik yang tinggi akan
kebebasan dalam bertindak sesuai dengan kewenangan yang dimiliki, selain itu
control terhadap praktik artinya perawat memiliki otoritas, tanggung jawab dan
serta kolaborasi perawat dalam satu profesi maupun dengan profei lain.
pekerjaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Hal ini dapat
ketrampilan dan sikap perawat meliputi kegiatan formal dan non formal.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa dukungan organisasi yang baik akan
Dukungan organisasi mempunyai arti bahwa organisasi memiliki misi, nilai dan
organisasi ini adalah komponen komunikasi. (Maxfield 2007, dalam Voller, 2009)
49
pencapaian organisasi.
Hasil analisis dari Univariat menyatakan bahwa jenis kelamin perawat dengan
kategori tinggi adalah wanita. Pada dasarnya wanita lebih bersedia untuk
Hasil analisis dari Univariat menyatakan bahwa umur perawat < 40 tahun dalam
Hasil analisis dari Univariat menyatakan bahwa rata-rata masa kerja perawat
adalah 8,06 tahun. Semakin lama masa kerja seorang akan memiliki ketrampilan
jenis kelamin, umur dan masa kerja perawat berpengaruh terhadap perilaku caring
perawat.
50
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dari penelitian ini terdapat pada saat pengumpulan data. Idealnya satu
orang pasien akan menilai satu orang perawat dalam perilaku caringnya. Rumah sakit
di beberapa ruangan menggunakan metode tim dimana satu pasien tidak hanya
dirawat oleh satu orang perawat tetapi dirawat oleh sekelompok perawat yang
tergabung dalam sebuah tim sehingga sulit bagi pasien untuk melakukan penilaian
khusus terhadap satu orang perawat. Oleh karena itu penilaian pasien terhadap
perawat dilakukan dengan cara menilai perawat yang sedang berdinas pada saat
penelitian berlangsung.
C. Implikasi Penelitian
Hasil penelitian tentang perilaku caring perawat dan lingkungan kerja ini
belum dikatakan baik. Dari hasil analisis univariat didapatkan bahwa komponen
dari faktor karatif yang belum dilaksanakan dengan baik oleh perawat adalah
pasien yang memiliki harapan dan kepercayaan dapat menerima informasi yang
interpersonal. Salah satu peran perawat adalah sebagai edukasi atau pendidik.
51
Proses pembelajaran dan pengajaran memiliki arti sebagai sebuah kegiatan dan
hubungan kerjasama dalam hubungan timbal balik antara pasien dan perawat.
berpikir pasien, memberikan arti dan pentingnya sebuah informasi terhadap pasien
sambil mengkaji sejauh mana pasien dapat menerima informasi yang diberikan.
Oleh karena itu pembelajaran tidak saja dipandang sebagai proses menerima
informasi saja tetapi lebih kepada sebuah hubungan caring dimana perawat
Pengaturan beban kerja perawat merupakan hal yang sangat penting untuk
mencegah perawat dari kejenuhan dan kelelahan. Rumah sakit perlu mengkaji
kesesuaian dari jumlah staf yang ada dengan kebutuhan dari ruangan.
BAB VII
Pada bab ini diuraikan tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan serta saran
A. Kesimpulan.
perawat tetapi dari deskripsi univariat dapat dilihat bahwa persentase antara
lingkungan kerja yang baik dan tidak baik yang dapat menciptakan perilaku
caring perawat dalam kategori tinggi, hal ini mengindikasikan bahwa lingkungan
kerja merupakan salah satu factor yang dapat menciptakan perilaku caring
perawat tinggi.
besar sudah menikah, sebagian besar termasuk kategori umur < 40 tahun dan rata-
rata lama kerja adalah 8,06 tahun. Kesimpulannya sebagian besar perawat berada
dalam kategori usia produktif dan merupakan asset yang dapat dikembangkan
antara kategori perilaku caring tinggi dengan kategori caring rendah, artinya
masih banyak perawat yang belium melaksanakan perilaku caring. Hal ini akan
keperawatan.
52
53
komponen yang harus diprioritaskan oleh pihak rumah sakit dalam meningkatkan
B. Saran
a. Agar lebih jelas pada penelitian yang akan datang dalam pengumpulan data
Aiken, L.H. & Ptrician, P.A. (2000). Measuring Organizational traits of hospital: the reviset
nursing work index. Nursing research, volume 49 (3). Lippincott William &
Wilkins Inc rawat inap bedah dewasa rumah sakit dr Muhammad Hoesein
Palembang. Tesis FIK UI.
Agustin (2002), Perilaku Carng Perawat dan Hubungannya Dengan Kepuasan Klien di
Instalasi Rawat Inap Bedah Dewasa Rumah Sakit dr Muhammad Hoesin
Palembang. Tesis FIK UI.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Edisi Revisi ; Jakarta ;
Rineka Cipta.
Baumann et all (2001), Commitment & Care : The benefit of a healthy workplace for Nurses,
their patients and the system. http://www.chsrf.ca/funding opportunis/ commioned
research/polisyn/pdf/pscorncare e.pdf. diunduh Juli 2012
College of Registered Nurses of British Collumbia (2005). Guidelines for A Quality Practice
Environment for Nurses in British Collumbia. http://www.crnbc.co/
downloads/409.pdf.
Depkes, RI. (2006). Rancangan pedoman pengembangan sistem jenjang karier professional
perawat, Jakarta: Direktorat Keperawatan dan Keteknisian Medik Dirjen Yan
Med Depkes RI.
Gardner & Hawkins (2007). The relationship between nurse’s perception of the hemodyalisis
unit work environment and nursing turnover, patient satisfaction and
hospitalization, Nefrology nursing journal. Vol 3
Gillies, D.A. (1994). Nursing management a system approach. Philadelphia: W.B. Sounders
Company.
Julianti (2009). Hubungan beban kerja perawat pelaksana dengan pelaksanaan perilaku
caring menurut persepsi klien di IRNA lantai Jantung RS. Husada Jakarta. Tesis
FIK UI.
Lea & Watson (1998). Caring in nursing: A multivariate analysis. Journal of advanced
nursing. 28 (3), 662-671.
Liu (2004). What caring means to geriatric nursing. Journal of nursing research. Vol 12 (2),
143-151.
Sastroasmoro & Ismael (2010). Dasar-dasar metodelogi penelitian klinis. Jakarta: Sagung
Seto.
Sitorus (2006). Model praktek keperawatan professional di rumah sakit: panduan struktur
dan proses (sistem) pemberian asuhan keperawatan di ruang rawat, Jakarta:EGC.
Sobirin (2006). Hubungan beban kerja dan motivasi dengan penerapan perilaku caring
perawat pelaksana di RSUD Unit Swadana Kabupaten Subang. Tesis FIK.UI
Sulliman et all (2009). Apllying Watson’s theory to assess patient perception of being cared
for in a multicultural. Journal of nursing research. Volume 17 (4), 209-300
KUESIONER B
Petunjuk Pengisian
1. Mohon bantuan dan kesediaan bapak dan ibu untuk mengisi seluruh pertanyaan yang
ada.
2. Berilah tanda ( √ ) pada kolom yang anda pilih sesuai dengan keadaan sebenarnya
dengan alternatif jawaban sebagai berikut :
a. Sangat tidak setuju jika pernyatan tersebut sama sekali tidak sesuai dengan pendapat
atau kondisi yang dialami.
b. Tidak sutuju jika pernyatan tersebut tidak sesuai dengan pendapat atau kondisi yang
dialami
c. Setuju jika pernyatan tersebut sesuai dengan pendapat atau kondisi yang dialami
d. Sangat setuju jika pernyataan tersebut sangat sesuai dengan pendapat atau kondisi
yang dialami.
BIODATA RESPONDEN
Kode Responden
Petunjuk :
Teman sejawat mohon untuk mengisi kuesioner ini dengan cara mengisi titik-titik atau
memberi tanda check ( √ ) pada kolom yang tersedia.
( ) Wanita
( ) Tidak Menikah
BIODATA RESPONDEN
Kode Responden
Petunjuk :
Mohon kesediaan Bapak dan ibu untuk mengisi kuesioner ini dengan cara mengisi titik-titik
atau memberi tanda check ( √ ) pada kolom yang tersedia.
( ) Wanita
( ) Tidak Menikah
Petunjuk Pengisian
1. Mohon bantuan dan kesediaan bapak dan ibu untuk mengisi seluruh pertanyaan yang
ada.
2. Berilah tanda ( √ ) pada kolom yang anda pilih sesuai dengan keadaan sebenarnya
dengan alternatif jawaban sebagai berikut :
a. STS (Sangat Tidak Setuju) jika pernyatan tersebut sama sekali tidak sesuai dengan
pendapat atau kondisi yang dialami.
b. TS (Tidak Setuju) jika pernyatan tersebut tidak sesuai dengan pendapat atau kondisi
yang dialami
c. S (Setuju) jika pernyatan tersebut sesuai dengan pendapat atau kondisi yang dialami
d. SS (Sangat Setuju) jika pernyataan tersebut sangat sesuai dengan pendapat atau
kondisi yang dialami.
NO Pernyataan STS TS S SS
Sumber : Modifikasi dari Caring Behaviour Assesment Tool (Cronin dan Harrison, 1988)