Anda di halaman 1dari 40

BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI

A. DESKRIPSI ORGANISASI

1. Profil Organisasi

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Lampung Barat berdiri pada tahun

1972. Madrasah ini awalnya bernama Madrasah Ibtidaiyah Tanjung Raya

Kecamatan Sukau. Madrasah ini didirikan oleh Bapak Abdul Rahma Masidin

yang pada waktu itu menjabat sebagai Kepala Suku bagi Pekon Tanjung Raya. MI

Tanjung Raya berdiri diatas tanah seluas 3. 065 M2 . Pada awalnya di bangun 4

ruang belajar dengan cara gotong royong oleh masyarakat. Bangunan Madrasah

Ibtidaiyah ini bermula dari bangunan yang sangat sederhana, bahkan bisa

dikatakan dengan bangunan darurat. Bangunan bertiang kayu, dindingnya terbuat

dari pelupuh (bambu) dan atapnya sebagian genteng dan yang lainnya terbuat dari

ilalang. Bangunan tersebut berukuran 7 M x 32 M untuk 4 kelas.

Pada tahun 1975 Madrasah Ibtidaiyah Tanjung Raya menjadi Madrasah

Negeri dan berubah nama menjad MIN 2 Krui di Tanjung Raya. Pada tahun 2014

MIN 2 Krui berubah nama menjadi MIN 1 Lampung Barat. Saat ini MIN 1

Lampung Barat memiliki gedung, fasilitas, sarana dan prasarana yang cukup baik

untuk menunjang kegiatan pembelajaran. MIN 1 Lampung Barat memiliki 11

ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang Kepala madrasah, 1 ruang TU, 1 ruang

perpustakaan, 1 ruang UKS, 1 ruang koperasi, 1 ruang yang difungsikan sebagai

gudang dan 6 ruang toilet siswa dan 3 ruang toilet guru. MIN 1 Lampung Barat

belum memiliki Mushola sendiri sehingga untuk kegiatan ibadah solat dhuha dan

6
solat dzuhur berjamaah dilaksanakan di masjid yang berada tepat disamping

gedung Madrasah.

Sejak berdirinya MIN 1 Lampung Barat hingga sekarang telah beberapa

kali terjadi pergantian pemimpin (Kepala Madrasah). Berikut nama-nama Kepala

Madrasah dan masa tugasnya:

Tabel 2.1
Nama-nama Kepala MIN 1 Lampung Barat

No Nama Tahun
1 Lukman Hakim 1972 s.d 1977
2 Sumbul Hadi 1977 s.d 1982
3 Mahbubillah 1982 s.d 1986
4 Dahrin 1986 s.d 1991
5 Hatimi 1991 s.d 1997
6 Hasuni Musa 1997 s.d 2003
7 Sunardi, M.Pd.i 2003 s.d Januari 2015
7 Bakri, M.Pd.i 2015 S.d 16 November 2018
8 Iksanudin, M.Pd 16 November 2018 s.d. Sekarang

Saat ini MIN 1 Lampung Barat memiliki 28 orang tenaga pendidik yang

terdiri dari 15 orang PNS dan 13 orang tenaga honorer. Dari 28 orang tenaga

pendidik tersebut bertugas sebagai kepala Madrasah, 2 orang sebagai Waka, 19

orang sebagai wali kelas, 5 orang sebagai guru mata pelajaran, 1 orang sebgai

operator madrasah, 1 orang sebagai TU dan 1 orang sebagai penjaga.

2. Visi, Misi dan Nilai-nilai Organisasi

Berikut ini merupakan Visi dan Misi MIN 1 Lampung Barat yang

menjadi panduan dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

7
a. Visi : Mewujudkan Madrasah yang berlandaskan Iman dan taqwa

(IMTAQ) dan tanggap terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

(IPTEK).

b. Misi :

1) Menciptakan siswa/i Madrasah sebagai kader bangsa yang agamis.

2) Meningkatkan prestasi siswa/i dari berbagai displin ilmu.

3) Membudayakan disiplin dan kejujuran sejak dini baik dilingkungan

madrasah maupun di lingkungan masyarakat.

4) Mengupayakan peningkatan kinerja Guru dan pegawai melalui

penataran atau tugas belajar.

5) Menjalin kerja sama dan kemitraan dengan aparatur pemerintah, tokoh

masyarakat, tokoh agama, tokoh adat,komite madrasah dan

masayarakat itu sendiri dalam mengelola Madrasah.

c. Tujuan Organisasi:

1) Siswa/i MIN 1 Lampung Barat mampu bersaing dengan siswa/i dari

sekolah lain yang sederajat.

2) Siswa/i MIN 1 Lampung Barat dapat menjadi contoh dalam

berahlak,bertindak dan bertingkah laku dalam pergaulan sehari- hari

di masyarakat.

3) Siswa/i MIN 1 Lampung Barat mampu melanjutkan pendidikan

kejenjang sekolah yang lebih tinggi, baik SMP maupun MTs yang

bermutu tanpa meninggalkan ciri khas agamanya.

8
4) Siswa/i MIN 1 Lampung Barat mampu di depan dalam berbagai

kegiatan yang ada di masyarakat.

d. Nilai-nilai Organisasi

MIN 1 Lampung Barat dalam menjalankan tugasnya mengedapankan

nilai-nilai budaya yang di ambil dari nilai-nilai budaya kerja kementerian

agama. Nilai-nilai tersebut adalah:

1) Integritas

2) Profesionalitas

3) Inovasi

4) Tanggung jawab

5) Keteladanan

B. DESKRIPSI ISU

Mengenai Rancangan Aktualisasi ini, di dalamnya harus diangkat beberapa

isu dan dipilih isu utama untuk ditemukan solusi terbaik melalui beberapa

kegiatan yang nantinya akan dihubungkan dengan nilai-nilai dasar PNS yaitu

ANEKA (Akuntabel, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi)

dan agenda kedudukan serta peran ASN dalam kerangka NKRI (Whole

Goverment, Pelayanan Publik, Manajemen ASN).

Guru sebagai ujung tombak fungsi pelaksanaan pelayanan di bidang

pendidikan merupakan profesi yang sangat mulia sekaligus membutuhkan aparat

yang berlandaskan ANEKA guna mencapai tujuan dan sasaran pokok

sebagaimana yang tercantum dalam Tugas Pokok dan Fungsi guru.

9
Penulis mendapat tugas di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Lampung Barat

sebagai guru kelas 1, selama penulis menjalankan tugasnya menemukan beberapa

isu yang berhubungan dengan proses kegiatan belajar mengajar di kelas, isu

tersbut antara lain adalah sebagai berikut:

1. Banyak siswa yang belum bisa membaca.

2. Rendahnya minat dan motivasi belajar siswa

3. Rendahnya konsentrasi belajar siswa.

4. Siswa masih sulit disiplin dalam belajar

5. Siswa kurang memahami metode yang digunakan oleh guru.

6. Siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.

7. Kurangnya dukungan dari orang tua untuk membantu siswa belajar di

rumah.

C. ANALISIS ISU

Dari beberapa isu terkait proses pembelajaran, saya menganalisis isu untuk

menetapkan isu teraktual dengan kualitas isu tertinggi, untuk itu saya mencoba

menganalisisnya dengan USG. Analisis USG adalah pengukuran skala dengan

melihat kadar dari Urgency, seriousness, growth untuk menentukan kualitas isu:

1. Urgency : seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan


ditindaklanjuti
2. Seriousness: seberapa serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan
akibat yang ditimbulkan
3. Growth: seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani sebagaimana mestinya.

Tabel 2.2
Hasil Analisis Isu dengan Analisis USG

10
Analisis
No Kegiatan Urgency Seriousness Growth Jumlah Peringkat
(1-5) (1-5) (1-5)
1. Banyak siswa yang
belum bisa 5 5 5 15 1
membaca
2. Rendahnya minat
dan motivasi belajar 3 3 2 8 7
siswa
3. Rendahnya
konsentrasi belajar 4 4 4 12 3
siswa.
4. Siswa masih sulit
disiplin dalam 4 3 3 10 4
belajar
5. Siswa kurang
memahami metode
4 4 5 13 5
yang digunakan
oleh guru
6. Siswa kurang aktif
dalam kegiatan 3 4 4 11 2
pembelajaran.
7. Kurangnya
dukungan dari wali
murid untuk 3 3 3 9 6
membantu siswa
belajar di rumah.

Tabel 2.3
Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu melalui analisis USG

BBobott Keterangan
5 Sangat kuat
4 Kuat
3 Sedang
2 Kurang
1 Sangat kurang

11
Dari hasil analisis USG di atas, terlihat nilai yang paling dominan adalah

nilai pada isu ke-1, yaitu pada masih banyak siswa yang belum bisa membaca.

Sebagaimana diketahui bahwa membaca merupakan salah satu kemampuan

berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa sekolah dasar terutama untuk kelas satu.

Ketika kemampuan membaca di kelas satu masih rendah maka akan berdampak

pada perkembangan kemampuan belajar yang lain di kelas selanjutnya. Guru yang

terkadang hanya menggunakan satu metode pembelajaran yang sama diulang-

ulang, guru juga kurang optimal dalam menggunakan media yang menarik dalam

pembelajaran. Akhirnya, minat belajar baca siswa rendah dan kemampuan siswa

membaca juga rendah.

D. ARGUMENTASI TERHADAP CORE ISSUE TERPILIH

Masih banyak siswa yang belum bisa membaca menjadi core issue yang

dibidik dalam rancangan aktualisasi ini. Hal ini karena isu tersebut sangat

berdampak apabila tidak segera diselesaikan. Sebagaimana diketahui bahwa

membaca merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang harus dimiliki oleh

siswa sekolah dasar terutama untuk kelas satu. Ketika kemampuan membaca di

kelas satu masih rendah maka akan berdampak pada perkembangan kemampuan

belajar yang lain di kelas selanjutnya.

Berpijak dari isu tersebut, diharapkan CPNS dapat menemukan

penyelesaian isu tersebut dengan internalisasi nilai-nilai dasar PNS dalam kegiatan

yang dilakukan sesuai profesi guru. Selanjutnya, guru sebagai ujung tombak fungsi

pelaksanaan pelayanan di bidang pendidikan merupakan profesi yang sangat mulia

sekaligus membutuhkan aparat yang berlandaskan ANEKA guna mencapai tujuan

12
dan sasaran pokok sebagaimana yang tercantum dalam Tugas Pokok dan Fungsi

guru.

Adapun Tugas pokok dan fungsi guru berdasarkan UU No. 15 tahun 2018

pasal 3 ayat (1) adalah sebagai berikut:

1. Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan

2. Melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan

3. Menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan

4. Membimbing dan melatih peserta didik

5. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan

kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.

Oleh sebab itulah, penulis menyusun rancangan aktualisasi ini. Rancangan

aktualisasi ini akan dilakukan guna menyelesaikan isu tersebut di atas dengan

mengambil titik fokus pada Optimalisasi penggunaan media kartu huruf dan

suku kata untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada siswa

kelas 1C MIN 1 Lampung barat.

E. NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi

untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Akuntabilitas

dimaknai sebagai sebuah hubungan dan proses yang direncanakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan sejak awal, penempatan sumber daya yang tepat, dan

13
evaluasi kinerja. Tujuan utama akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja

PNS dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Ada sembilan indikator

nilai yang harus diterapkan PNS untuk menciptakan lingkungan kerja yang

akuntabel yakni;

a. Tanggungjawab,

b. Jujur,

c. Kejelasan Target,

d. Netral,

e. Mendahulukan kepentingan publik,

f. Adil,

g. Transparan,

h. Konsisten dan

i. Partisipatif.

2. Nasionalisme

Nasionalisme menurut KBBI ialah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa

dan negara sendiri. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai

Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan

persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas

kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela

berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia

dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan

derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa;

14
menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap

tenggang rasa.

Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN, bahkan tidak

sekadar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam

menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan

dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi

berfikir yang mementingkan kepentingan publik.

3. Etika Publik

Etika publik merupakan refleksi atas standar/norma yang menentukan

baik/buruk, benar/salah tindakan keputusan, perilaku untuk mengarahkan

kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.

Adapun nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalm Undang-

Undang ASN yakni sebagai berikut;

a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila

b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan

Republik Indonesia 1945

c. Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak.

d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.

e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.

f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.

g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.

15
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program

pemerintah.

i. Memberikan layanan kepada public secara jujur, tanggap, cepat, tepat,

akurat, berdayaguna, berhasil guna, dan santun.

j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.

k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.

l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

4. Komitmen Mutu

Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan

berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain:

mengedepankan komitmen terhadap kepuasan dan memberikan layanan yang

menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara. Mata diklat komitmen mutu

memfasiltasi pembentukan nilai dasar inovatif dan komitmen mutu pada PNS,

melalui pembelajaran tentang efektivitas, efisiensi, inovasi dan kualitas

penyelenggaraan pemerintahan, konsekuensi dari perubahan, beserta analisis

dampaknya.

5. Anti Korupsi

Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk

memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma

16
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat

baik secara langsung maupun tidak.

Mata Diklat anti korupsi memfasilitasi pembentukan nilai-nilai dasar anti

korupsi pada peserta Diklat melalui pembelajaran penyadaran anti korupsi,

menjauhi perilaku korupsi, membangun sistem integritas, proses internalisasi nilai-

nilai dasar anti korupsi beserta analisis dampaknya.

Dalam melawan korupsi dapat dilakukan dengan menanamkan nilai-nilai

anti korupsi dalam diri kita masing-masing. Nilai tersebut antara lain adalah

kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras,

keberanian, kesederhanaan dan keadilan.

6. Indikator Nilai - Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara

ASN sebagai pelayan masyarakat yang memiliki integritas dan

mengutamakan kepentingan publik harus mampu menerapkan nilai-nilai dasar

Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.

Dari nilai-nilai dasar profesi PNS memiliki indikator yang akan digunakan untuk

menerapkan kegiatan yang dilakukan PNS. Berikut ini nilai-nilai dasar PNS dan

indikator-indikatornya pada tabel berikut:

Tabel 2.3
Indikator Nilai-Nilai Dasar PNS

17
NO NILAI DASAR INDIKATOR
Tanggungjawab
Jujur
Kejelasan Target
Netral
1. AKUNTABILITAS Mendahulukan kepentingan publik
Adil
Transparan
Konsisten
Partisipatif
Religius (patuh ajaran agama)
Hormat menghormati
Kerjasama
Tidak memaksakan kehendak
Jujur
Amanah (dapat dipercaya)
Adil
Persamaan derajat
Tidak diskriminatif
Mencintai sesama manusia
Tenggang Rasa
Membela kebenaran
Persatuan
Rela berkorban
2 NASIONALISME Cinta tanah air
Memelihara ketertiban
Disiplin
Musyawarah
Kekeluargaan
Menghormati keputusan
Tanggung jawab
Kepentingan bersama
Gotong royong
Sosial
Tidak menggunakan hak yang bukan
miliknya
Hidup sederhana
Kerja keras
Menghargai karya orang lain
3. ETIKA PUBLIK Jujur
Bertanggung jawab
Integritas tinggi
Cermat
Disipilin

18
Hormat
Sopan
Taat pada peraturan perundang-undangan
Taat perintah
Menjaga rahasia
Efektivitas
KOMITMEN MUTU Efisiensi
4.
Inovasi
Berorientasi mutu
Jujur
Disiplin
Tanggung jawab
Kerja keras
5. ANTI KORUPSI Sederhana
Mandiri
Adil
Berani
Peduli

F. KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI

1. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai

ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi

politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.

Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai

sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN yang unggul selaras

dengan perkembangan zaman.

a. Kedudukan ASN

Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini

dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang profesional. Untuk

dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam

19
UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5

Tahun 2014 tentang ASN.

1) Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil

(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS

merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,

diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina

kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor

induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga negara

Indonesia yang memnuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat

pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan

kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka

melaksanakan tugas pemerintahan.

2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan

kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus

bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.

Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.

Selain itu untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hai ini

dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN,

serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran dan tenaga pada tugas

yang dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karir

pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang

yaitu pejabat karir tertinggi.

20
3) Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar negeri. Namun demikian

pegawai ASN merupakan kesatuan. Kesatuan bagi pegawai ASN sangat

penting, mengingat dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah,

sering terjadinya isu putra daerah yang hampir terjadi dimana-mana

sehingga perkembangan birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah.

Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.

b. Peran ASN

Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN berfungsi

dan bertugas sebagai berikut:

1) Pelaksana kebijakan publik

2) Pelayan publik

3) Perekat dan pemersatu bangsa

c. Hak dan kewajiban ASN

Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum,

suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat

diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar

melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik , dapat meningkatkan

produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN

diberikan hak. Hak ASN dan PPPK yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 2014

tentang ASN sebagai berikut;

PNS berhak memperoleh:

a. gaji, tunjangan, dan fasilitas;

b. cuti;

21
c. jaminan pensiun dan jaminan hari tua;

d. perlindungan; dan

e. pengembangan kompetensi.

PPPK berhak memperoleh:

a. gaji dan tunjangan;

b. cuti;

c. perlindungan; dan

d. pengembangan kompetensi.

Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70 UU No. 5

Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa setiap pegawai ASN memiliki hak dan

kesempatan untuk mengembangkan kompetensi. Berdasarkan Pasal 92 pemerintah

juga wajib memberikan perlindungan berupa:

1) Jaminan kesehatan;

2) Jaminan kecelakaan kerja;

3) Jaminan kematian;

4) Bantuan hukum

Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat

kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah suatu yang sepatutnya

diberikan.Pegawai ASN berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN wajib:

1) setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan

pemerintah yang sah;

2) menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;

22
3) melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang

berwenang;

4) menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;

5) melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,

kesadaran,dan tanggung jawab;

6) menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan

dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar

kedinasan;

7) menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia

jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; danh.

bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

d. Kode etik dan kode perilaku ASN

Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa ASN sebagai

profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode

perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik

dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar pegawai ASN.

1) melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan

berintegritas tinggi.

2) melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;

3) melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan

23
4) melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

5) melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat

yangberwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan

6) menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan

7) menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara

bertanggung jawab,efektif, dan efisien

8) menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan

tugasnya.

9) memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada

pihak lain yangmemerlukan informasi terkait kepentingan

kedinasan

10) tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status

kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari

keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.

11) memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan

integritas ASN

12) melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai

disiplin Pegawai ASN.

24
2. Whole Of Government (WoG)

Definisi WoG yang dinyatakan dalam laporan APSC sebagai: “[it] denotes

public service agencies working across portfolio boundaries to achieve a shared

goal and an integrated government response to particular issues. Approaches can

be formal and informal. They can focus on policy development, program

management and service delivery” (Shergold & others, 2004). Dalam pengertian

ini WoG dipandang menunjukkan atau menjelaskan bagaimana instansi pelayanan

publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan

sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu.

Dari definisi ini diketahui bahwa WoG merupakan pendekatan yang

menekankan aspek kebersamaan dan menghilangkan sekat-sekat sektoral yang

selama ini terbangun dalam model NPM. Bentuk pendekatannya bisa dilakukan

dalam pelembagaan formal atau pendekatan informal.

a. Penerapan Whole of Government

Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat

dilakukan, baik dari sisi penataan institusi formal maupun informal.

Cara-cara ini pernah dipraktekkan oleh beberapa negara, termasuk

Indonesia dalam level-level tertentu.

1) Penguatan koordinasi antar lembaga.

2) Membentuk lembaga koordinasi khusus, pembentukan lembaga

terpisah dan permanen yang bertugas dalam mengkoordinasikan

sektor atau kementrian adalah salah satu cara melakukan WoG.

25
3) Membangun gugus tugas, gugus tugas merupakan bentuk

pelembagaan koordinasi yang dilakukan di luar struktur formal,

yang setidaknya tidak permanen..

4) Koalisi sosial, koalisi sosial merupakan bentuk informal dari

penyatuan koordinasi antar sektor atau lembaga, tanpa perlu

membentuk pelembagaan khusus dalam koordinasi.

b. Praktek Whole of Government (WoG)

Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan

menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. Jenis

pelayanan publik yang dikenal dapat didekati oleh pendekatan WoG.

Pendekatan dalam pelaksanaan WoG antara lain sebagai berikut:

1. Pelayanan yang bersifat administratif


2. Pelayanan jasa
3. Pelayanan barang
4. Pelayanan regulative
c. Nilai-nilai dasar Whole of Government

Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan

menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik

berdasarkan nilai-nilai dasar berikut ini.

1. Koordinasi

Kompleksitas lembaga membutuhkan koordinasi yang efektif dan

efisien antar lembaga dalam menjalankan kegiatan kelembagaan

2. Integrasi

Integrasi dilakukan dengan pembauran sebuah sistem antar

lembaga sehingga menjadi kesatuan yang utuh

26
3. Singkronisasi

Singkronisasi merupakan penyelarasan semua kegiatan/data yang

berasal dari berbagai sumber , dengan menyingkronkan seluruh

sumber tersebut.

4. Simplifikasi

Simplikasi merupakan penyederhanaan segala sesuatu baik terkait

data/proses disuatu lembaga untuk mengefisienkan waktu, tenaga

dan biaya.

3. Pelayanan Publik

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik

menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan

dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,

dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan

publik. Tiga unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu pertama, organisasi

penyelenggara pelayanan publik, kedua, penerima layanan (pelanggan) yaitu

orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan ketiga, kepuasan yang

diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).

Aparatur Sipil Negara merupakan penyelenggara pelayanan publik dituntut

untuk memberikan kinerja dengan produktivitas yang baik dalam memberikan

pelayanan, memberikan kualitas pelayanan yang baik dan prima, dimana Aparatur

Sipil Negara responsive serta responsibel dalam melakasanakan dan memberikan

27
pelayanan publik kepada masyarakat dan bertanggung jawab atau ada pertanggung

jawaban (akuntabel) terhadap tugas dan fungsinya serta hasil pencapaian yang

telah dilaksanakannya.

Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan

prima adalah: Partisipatif, Transparan, Responsif, Non Diskriminatif, Mudah dan

Murah, Efektif dan Efisien, Aksesibel, Akuntabel, dan Berkeadilan. Prinsip-prinsip

Pelayanan Publik Penyelengaraan pelayanan publik juga harus memenuhi

beberapa prinsip pelayanan sebagaimana yang disebutkan dalam Keputusan

Menteri Pendayagunaan Negara Nomor 63 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

a. Kesederhanaan

b. Kejelasan

c. Kepastian waktu

d. Akurasi

e. Keamanan

f. Tanggung jawab

g. Kelengkapan sarana dan prasarana

h. Kemudahan akses

i. Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan

j. Kenyamanan

28
G. MATRIX RANCANGAN AKTUALISASI

Matrix Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Lampung Barat


Identifikasi Isu : 1. Banyak siswa yang belum bisa membaca

2. Rendahnya minat baca dan motivasi belajar siswa

3. Rendahnya konsentrasi belajar siswa

4. Siswa masih sulit disiplin dalam belajar

5. Siswa kurang memahami metode yang digunakan oleh guru.

6. Siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.

7. Kurangnya dukungan dari orang tua untuk membantu siswa belajar di rumah.
Isu yang Diangkat : Masih banyak siswa yang belum bisa membaca
Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi penggunaan media kartu huruf dan suku kata untuk meningkatkan

kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas 1C MIN 1 Lampung Barat

Kontribusi Kegiatan Kontribusi


Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Pencapaian Visi dan Pencapaian Time Schedule
No Kegiatan
Kegiatan Kegiatan Mata Pelatihan Misi Penguatan Nilai- (Penjadwalan)
Organisasi Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Koordinasi  Menghubungi  Terciptanya Akuntabilitas: tanggung Pelaksanaan konsultasi Kegiatan meminta 18- 19 Oktober

29
dengan Kepala Kepala Madrasah konsep jawab dan kejelasan dengan mentor izin dan 2019
Madrasah selaku mentor rancangan target mengenai rancangan berkonsultasi dengan
selaku mentor terkait rancangan pemecahan isu (bertanggung jawab untuk pemecahan isu yang atasan diharapkan
dalam aktualisasi yang yang menyampaikan ide akan dilakukan dapat memberikan
penyusunan akan dilakukan disepakati. rancangan yang akan dibuat merupakan cara untuk penguatan terhadap
rancangan  Catatan hasil sesuai target yang akan mewujudkan Visi-Misi nilai organisasi MIN
aktualisasi.  Mendiskusikan diskusi dicapai) MIN 1 Lampung Barat 1 Lampung Barat
gagasan kreatif  Foto saat yaitu dalam poin yakni nilai
dalam rangka diskusi dengan Nasionalisme: menjalin kerjasama kerjasama.
pemecahan isu; mentor. Menghargai pendapat dengan sesama
(saat diskusi berlangsung pegawai, guru, dan
harus dapat menghargai masyarakat sekitar
 Mendokumentasi pendapat orang lain dalam mengelola
kan hasil diskusi; sehingga tujuan yang madrasah.
diinginkan bersama dapat
 Mencatat hasil tercapai)
diskusi.
Etika publik: hormat,
sopan, dan santun
(berdiskusi dengan mentor
dengan sikap hormat dan
menggunakan kata-kata
yang sopan dan santun)

Komitmen mutu: efektif


dan efisien
(saat berdiskusi dengan
mentor menentukan
pemecahan isu yang paling
efektif dan efisien sesuai
tupoksi kita sebagai guru)
30
Anti korupsi: jujur
(Jujur dalam
menyampaikan rencana
kegiatan kepada atasaan)

Whole of Government:
koordinasi, kolaborasi
(berkoordinasi dengan
mentor merupakan salah
satu cara untuk mencapai
tujuan bersama)
2. Membuat  Merumuskan Tersusunnya Akuntabilitas: Konsisten Dengan membuat Dengan menyusun 21-23 Oktober
Rencana Kompetensi dasar Rencana tanggug jawab RPP maka guru Rencana 2019
Pelaksanaan (KD) Pelaksanaan (Membuat RPP merupakan melaksanakan tertib Pelaksanaan
Pembelajaran  Merumuskan Pembelajaran tanggung jawab kita administrasi dan Pembelajaran
(RPP) Tujuan (RPP) yang baik sebagai ASN dan manajemen sekolah (RPP) maka
pembelajaran dan benar sesuai hendaknya dalam membuat yang memadai sesuai Guru telah
 Merumuskan dengan kondisi RPP harus dengan jujur dan dengan kebutuhan menunjukkan
Indikator belajar di sekolah. konsisten untuk terus sekolah maka sikap
Pembelajaran menyiapkan perangkat kegiatan ini dapat profesionalnya
 Menentukan pembelajaran sebelum berkontribusi dalam bekerja
materi mengajar). terhadap visi dan misi sebagai seorang
pembelajaran sekolah yakni pendidik dan
 Merumuskan “Meningkatkan sesuai dengan
langkah-langkah Nasionalisme: professional Pendidik nilai sekolah
pembelajaran menghargai Karya orang dan Tenaga yakni integritas dan
 Menentukan lain kependidikan” professional.
Sumber belajar (Membuat RPP secara
mandiri bukan hasil
duplikasi buatan orang lain
merupakan salah satu
31
penerapan nilai
nasionalisme)

Etika Publik: taat


peraturan perundang-
undangan
(membuat RPP yang
sistematis merupakan tugas
pokok guru sesuai dengan
peraturan undang-undang)

Komitmen Mutu:
efektifitas dan efisiensi
(Merancang pembelajaran
dalam RPP harus
disesuaikan dengan tujuan
dan keadaan sarana
prasarana di madrasah)

Anti korupsi: jujur, kerja


keras dan mandiri
(Membuat RPP hasil karya
sendiri tanpa menduplikasi
atau membuat RPP hasil
karya sendiri bukan hasil
membayar jasa pembuatan)

Manajemen ASN: etika


profesi
(Membuat RPP merupakan
etika dalam profesi yang
harus dilaksnakan oleh guru
32
sebagai salah satu upaya
menjadi ASN professional)

Pelayan Publik:
pelaksana kebijakan
publik
(Membuat RPP merupakan
tugas seorang guru yaitu
melaksanakan kebijakan
yang telah ditetapkan)

3. Menyiapkan  Menyiapkan  Kartu huruf Akuntabilitas: Membuat media Dengan membuat 23-26 Oktober
media media kartu huruf dan suku kata tanggungjawab pembelajaran sesuai media 2019
pembelajaran yang menarik  Kartu huruf (bertanggungjawab dengan kebutuhan pembelajaran
kartu huruf visual siswa dan gambar mempersiapkan media sekolah maka dapat maka guru telah
 Menyiapkan  Media audio kartu huruf dan angka) berkontribusi menunjukkan
media kartu huruf visual berupa terhadap visi dan misi sikap
dalam jumlah tayangan sekolah yakni profesionalnya
yang banyak video Nasionalisme: “Meningkatkan sebagai seorang
 Menyiapkan penunjang kesamarataan, professional Pendidik pendidik dan
media kartu huruf pembelajaran kepentingan bersama dan Tenaga sesuai dengan
yang bervariasi (Menyiapkan media dalam kependidikan” nilai sekolah yakni
 Menyiapkan jumlah yang cukup sesuai professionalitas
media berbasis jumlah siswa) pendidik
ICT sebagai Etika publik: inovasi
penunjang media (menyiapkan media yang
kartu huruf baru kemudian memadukan
dengan media yang
menyenangkan siswa,
termasuk inovasi dalam
pembelajaran)

33
Komitmen mutu: efektif
dan efisien
(menyiapkan media
dilakukan seefektif dan
seefisien mungkin)

Anti korupsi: mandiri


(menyiapakn media
dilakukan secara mandiri)

Manajemen ASN: bebas


dari intervensi politik
(Menyiapkan media secara
mandiri atas ide sendiri
tanpa tekanan dari pihak
manapun merupakan salah
satu bentuk manajemen
ASN untuk menciptkan
ASN yang bebas dari
intervensi politik)

Pelayanan Publik:
sebagai pelayan publik
(Membuat media yang
menarik sesuai dengan
keinginan siswa merupakan
salah satu bentuk guru
melakukan pelayanan yang
baik terhadap publik)
4. Melaksanakan  Melakukan  Foto kegiatan Akuntabilitas: kejelasan Melaksananakan Dengan membuat 28 Oktober –
pembelajaran apersepsi untuk pembelajaran target pembelajaran media 09 November
sesuai dengan membangkitkan  Video kegiatan(melaksanakan berdasarkan pembelajaran 2019
34
RPP motivasi belajar pembelajaran pembelajaran sesuai RPP kurikulum K-13 dan maka guru telah
siswa dengan jelas dan sesuai RPP yang telah menunjukkan
 Melakukan target yang akan dicapai) disusun agar sikap
kegiatan inti menunjang profesionalnya
pembelajaran Nasionalisme: percaya tercapainya visi dan sebagai seorang
yang aktif dan diri, Cinta tanah air, misi sekolah yakni pendidik dan
menyenangkan. (guru percaya diri saat “Menerapkan sesuai dengan
 Menyimpulkan melaksanakan kegiatan nilai sekolah
akhir kegiatan pembelajaran di kelas, pembelajaran yang yakni
pembelajaran Melakukan apersepsi kreatif, efektif,inovatif, professionalitas
bersama-sama dengan menyanyikan lagu- menyenangkan
pendidik.
dengan siswa. lagu kebangsaan atau lagu (PAIKEM).
daerah)

Etika publik: integritas


tinggi, disiplin, cermat
(saat melaksanakan
pembelajaran harus cermat
penuh disiplin sesuai waktu
yang tertulis di RPP)

Komitmen mutu:
berorientasi mutu
(guru menjelaskan
pembelajaran dengan rinci
sehingga siswa dapat
dengan cepat mencapai
tujuan belajar)

Anti korupsi: peduli


(guru cepat menanggapi
apabila ada siswa yang
35
belum mengerti tentang
materi pelajaran)

Pelayanan publik:
pelayan public
(melaksanakan
pembelajaran yang baik
sesuai RPP merupakan
bentuk pelayann kepada
publik sebagaimana fungsi
ASN)
5. Mengapresiasi  Membuat lembar Papan/ lembar Akuntabilitas: konsisten Dengan kegiatan Dengan kegiatan 28 Oktober –
setiap kegiatan apresiasi siswa hasil apresiasi (guru konsisten akan selalu apresiasi yang apresiasi yang 09 November
belajar siswa  Mendokumentasi kegiatan belajar memberikan apresiasi diterapkan guru di diterapkan guru di 2019
kan lembar siswa dengan kepada setiap siswa)
setiap proses setiap proses
apresiasi tersebut tema dan warna
dengan yang menarik. Nasionalisme: persamaan pembelajaran dapat pembelajaran dapat
menempelnya di derajat dan tidak meningkatkan berkontribusi dalam
dinding kelas diskriminatif keberhasilan pencapaian pencapaian
(mengapresiasi seluruh misi Madrasah yaitu penguatan nilai-nilai
siswa tanpa membudayakan disiplin organisasi di
mendiskriminasi) dan kejujuran sejak dini Madrasah yaitu nilai
baik di lingkungan keteladanan.
Etika publik: cermat Madrasah maupun di
(guru cermat dan teliti lingkungan masyarakat.
dalam memberikan bukti
fisik apresiasi)

Komitmen mutu: efektif


dan efisien
(kegiatan yang dilakukan
36
tidak mengganggu kegiatan
belajar

Anti Korupsi: adil


(guru memberikan apresiasi
kepada semua siswa
dengan adil)

Whole of Government:
koordinasi, kolaborasi
(berkoordinasi dengan
siswa saat
mendokumentasikan bukti
fisik pemberian apresiasi)

Manajemen ASN:
(menjalankan tugas yang
direncanakan dengan baik
untuk menjadi ASN yang
professional)

6. Melaksanakan  Membuat lembar  Contoh lembar Akuntabilitas: transparan Evaluasi dan tindak Upaya evaluasi dan 11 November
evaluasi evaluasi evaluasi (proses evaluasi siswa lanjut yang telah tindak lanjut yang 2019
pembelajaran pembelajaran pembelajaran dilakukan dengan dilaksanakan termasuk dilakukan dapat
 Mencetak dan  Lembar transparan)
ke dalam visi MIN 1 mewujudkan nilai
menggandakan evaluasi
lembar evaluasi pembelajaran Nasionalisme: tidak Lampung Barat yaitu komitmen dan kerja
pembelajaran yang telah diisi diskriminatif meningkatkan prestasi keras terhadap
sebanyak jumlah oleh siswa (pelaksanaan evaluasi siswa/i dari berbagai pekerjaan.
siswa dilakukan secara adil/tidak displin ilmu sehingga
 Menjelaskan cara diskriminatif) mampu bersaing dengan
pengisian lembar sekolah-sekolah yang
37
evaluasi kepada Etika publik: cermat sederajat.
siswa (cermat dalam melakukan
 Melaksanakan pengawasan pelaksanaan
evaluasi evaluasi dan dalam
pembelajaran memberikan penilaian )
 Menilai hasil
evaluasi Komitmen mutu: efektif
pembelajaran dan efisien
(evaluasi dilakukan secara
efektif dan efisien)

Anti korupsi: berani


(guru berani
mengemukakan hasil
evaluasi yang telah
dilaksanakan,baik positif
maupun negatif).
7. Mengkonsultasi  Membuat laporan  Laporan Akuntabilitas: transparan Kegiatan Kegiatan 12-13
kan hasil penilaian hasil penilaian hasil (proses pembuatan laporan mengkonsultasikan mengkonsultasikan November
belajar siswa belajar siswa belajar siswa evaluasi siswa dilakukan hasil belajar siswa hasil belajar siswa 2019
kepada wali  Mensosialisasikan  Lembar dengan transparan)
kepada wali murid kepada wali murid
murid laporan hasil konsultasi wali
belajar tersebut murid dapat meningkatkan dapat meningkatkan
kepada wali murid keberhasilan misi MIN nilai-nilai organisasi
setiap minggu Nasionalisme: tidak 1 Lampung Barat yaitu di MIN 1 Lampung
 Memberi diskriminatif Menjalin kerja sama Barat yakni nilai
kesempatan (pelaksanaan konsultasi dan kemitraan dengan kerjasama.
kepada wali murid dilakukan kepada semua aparatur pemerintah,
untuk siswa secara adil/tidak
tokoh masyarakat,
memberikan kritik diskriminatif)
dan saran yang tokoh agama, tokoh
membangun untuk Etika publik: cermat adat,komite madrasah
38
perkembangan (cermat dalam pembuatan dan masayarakat itu
belajar siswa lembar konsultasi dan sendiri dalam
melalui lembar dalam menyampaikan hasil mengelola Madrasah
konsultasi. evaluasi )

Komitmen mutu: efektif


dan efisien
(konsultasi dilakukan
secara efektif dan
efisientanpa menyulitkan
wali murid)

Anti korupsi: berani


(guru berani
mengemukakan hasil
evaluasi yang telah
dilaksanakan,baik positif
maupun negatif)

Whole of Government:
koordinasi dan kolaborasi
(guru berkoordinasi dengan
wali murid tentang hasil
evaluasi siswa kemudian
berkolaborasi untuk
menemukan solusi bagi
siswa yang hasil
evaluasinya rendah)

Pelayanan publik: guru


mengerti akan kebutuhan
public
39
(menerima kritik dan saran
yang membangun dari wali
murid untuk kemajuan
proses pembelajaran)
8. Membuat  Menyiapkan alat  Hiasan Akuntabilitas: tanggung Kegiatan membuat Kegiatan membuat 14-16
hiasan dinding dan bahan yang dinding kelas jawab hiasan dinding ini hiasan dinding ini November
kelas yang dibutuhkan untuk  Bukti fisik (mengajak siswa bersam- dapat melatih siswa dapat melatih siswa
menimbulkan membuat hiasan berupa foto sama bertanggung jawab 2019
menumbuhkan rasa menumbuhkan rasa
semangat kelas proses menjaga hiasan yang sudah
membaca siswa  Menjelaskan pembuatan rapi) semangat, percaya diri semangat, percaya
meningkat kepada siswa cara hiasan dinding Nasionalisme: gotong- dan bergotong diri dan bergotong-
pembuatannya kelas royong royongguna royong sehingga
 Bersama-sama (guru dan siswa bergotong mewujudkan misi menjadi penguatan
siswa membuat royong untuk membuat madrasah yaitu siswa terhadap nilai nilai
hiasan dinding hiasan dinding dikelas) siswi mampu di depan kerjasama di
kelas Etika Publik: cermat
dalam kegiatan Madrasah.
 Mengajak siswa (cermat dalam membuat
bersama-sama hiasan dinding dan cermat kerjasam di
untuk selalu dalam menjelaskan cara masyarakat.
menjaga hiasan membuat hiasan tersebut
dinding tersebut kepada siswa)

Komitmen mutu: efektif


dan efisien
(kegiatan yang dilakukan
tidak mengganggu kegiatan
belajar)

Anti Korupsi: adil,


mandiri
(membuat hiasan dinding
40
tersebut secara mandiri
tanpa bergantung pada
biaya sekolah)

Whole of Government:
Koordinasi dan
kolaborasi
(membuat hiasan dinding
bersama-sama siswa)

Pelayanan publik:
(siswa ingin memiliki
suasana kelas yang
menyenangkan dan
berwarna, guru sebagai
pelaksana pelayanan publik
akan melakukan keinginan
pelanggan)
9. Menerapakan  Siswa dibagi kartu  Foto kegiatan Akuntabilitas: kejelasan Kegiatan penerapan Kegiatan ini dapat
media kartu huruf secara acak pembelajaran target media kartu untuk melatih siswa
huruf dalam kemudian  Video siswa (menerapkan media dalam belajar membaca ini menumbuhkan rasa
pembelajaran melafalkan huruf belajar kegiatan belajar dengan
dapat melatih siswa semangat, percaya
dalam kartu membaca jelas dan sesuai target yang
tersebut akan dicapai) menumbuhkan rasa diri dan bergotong-
 Guru Nasionalisme: saling semangat, percaya diri royong sehingga
menunjukkan menghargai, dan bergotong royong menjadi penguatan
kartu huruf (guru percaya diri saat guna mewujudkan misi terhadap nilai nilai
a,i,u,e,o menerapkan media madrasah yaitu siswa kerjasama di
 Siswa mengingat pembelajaran di kelas, siswi mampu di depan Madrasah.
bentuk huruf Melakukan apersepsi
dalam kegiatan
a,i,u,e,o. dengan bijak tanpa
 Guru diskriminasi) kerjasam di
41
menunjukkan masyarakat.
huruf b dan c Etika publik: integritas
berulang-ulang tinggi, disiplin, cermat
siswa mengikuti. (saat menerapkan media
 Guru pembelajaran penuh
menunjukkan disiplin supaya target
kartu suku kata tercapai tepat waktu)
yang terdiri dari
huruf vocal dan Komitmen mutu:
huruf b dan c. berorientasi mutu
Sehingga siswa (dalam menggunakan
mampu media pembelajaran
melafalkan mengutamakan mutu)
(ba,ca,be,ca, ci, ca
dan seterusnya). Anti korupsi: peduli
 Guu melanjutkan (guru cepat menanggapi
dengan apabila ada siswa yang
menampilkan belum mengerti tentang
kartu kata yang penerapan media)
terdiri dari huruf
vocal dan huru b, Pelayanan publik:
dan c. pelayan public
(baca, cabe, bibi, (menerapkan media
bobo, caca dan pembelajaran dan diikuti
seterusnya) kesabaran dalam
Setelah ingat mengajarkan kepada siswa
dengan huruf- termasuk bentuk melayani
huruf itu lalu kebutuhan public)
dilanjutkan ke
huruf berikutnya.
 Guru
mengajarkan
42
siswa membaca
kata dengan kartu
suku kata dan
dilanjutkan
membaca kalimat.

H. JADWAL KEGIATAN
Tabel 2.6
Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Aktualisasi
Oktober November
No Nama Kegiatan Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-4
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

43
Koordinasi dengan
1. Kepala Madrasah
selaku mentor.
Membuat Rencana
2. Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
Menyiapkan media
3. pembelajaran kartu
huruf
Melaksanakan
4. pembelajaran sesuai
dengan RPP
Mengapresiasi setiap
5.
kegiatan belajar siswa
Menerapkan media
6. kartu dalam kegiatan
pembelajaran
Melakukan evaluasi
7.
pembelajaran
Mengkonsultasikan
8. hasil belajar siswa
kepada wali murid
Membuat hiasan
dinding kelas yang
9.
menimbulkan minat
baca siswa

44
I. KENDALA DAN ANTISIPASI

Dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini penulis mungkin menemukan

beberapa kendala dalam pelaksanaannya. Kemudian penulis mencoba merumuskan

antisipasi dari kemungkinan kendala yang terjadi.

Tabel 2.7

Tabel Analisis Kendala Dan Antisipasi

Kemungkinan Antisipasi terhadap


No Rancangan kegiatan
Kendala Kemungkinan kendala
Terkendala waktu dan Memanfaatkan waktu
adanya tugas dengan efisien missal
1. Membuat RPP
tambahan lain di waktu luang dirumah
sekolah untuk menyusun RPP
Menyiapkan media Keterbatasan dana Menyiapkan media
2. pembelajaran pembelajaran secara
mandiri
Melaksanakan kegiatan Siswa kelas 1 yang Melakukan icebreaking
3. pembelajaran sesuai RPP masih sulit untuk untuk memfokuskan
fokus dalam belajar siswa.
Memberi apresiasi terhadap Terkendala waktu Memanfaatkan waktu
4. setiap kegiatan siswa pembelajaran seefektif dan seefisien
mungkin
Mengkonsultasikan hasil Tidak semua wali Sosialisasi dan
belajar siswa kepada wali murid tanggap memberikan pengertian
5. murid merespon lembar pentingnya konsultasi ini
konsultasi yang untuk kemajuan belajar
diberikan siswa.

45

Anda mungkin juga menyukai