Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi memegang peranan sangat penting dalam pelayanan
keperawatan, bahkan dapat dikatakan komunikasi merupakan kegiatan mutlak
dan menentukan bagi hubungan atau interaksi perawat dengan pasien untuk
menunjang kesembuhan pasien (Mirnawati. 2014). Komunikasi merupakan kunci
sukses sebuah kerjasama yang merupakan suatu proses yang kompleks yang
tidak boleh diabaikan. Sebab perawat sangat membutuhkan keahlian ini setiap
setiap hari dalam pekerjaan mereka untuk berkomunikasi dengan pasien,
keluarga pasien dan rekan kerja mereka (Anita Finkelman. 2012).
Komunikasi merupakan sebuah faktor yang paling penting, yang
digunakan untuk menetapkan hubungan terapeutik antara perawat dan klien.
Dalam proses asuhan keperawatan, komunikasi ditujukan untuk mengubah
perilaku klien guna mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Sandra, 2013).
Komunikasi yang efektif adalah penting begi manajer. Seperti apa yang
dikatakan Monica (1986), komunikasi merupakan keterampilan yang sangat
penting dalam kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Komunikasi terjadi
dalam setiap tahap proses manajemen. Handoko (1999) menyampaikan bahwa
ada dua alasan mengapa komunikasi penting bagi manajer, antara lain: (1)
komunikasi adalah proses melalui fungsi-fungsi manajemen perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dapat dicapai, dan (2)
komunikasi adalah kegiatan manajer untuk mencurahkan sebagian besar proporsi
waktu mereka (Asmuji, 2012).
Proses komunikasi memungkinkan manajer untuk
melaksanakan tugas-tugasnya. Komunikasi merupakan alat bagi manajer
untuk mengumpulkan informasi sebagai dasar membuat perencanaan.
Rencana yang telah dibuat juga harus dikomunikasikan kepada bawahan atau
pihak lain agar dilaksanakan. Pengorganosasian juga perlu dikomunikasikan
kepada pihak lain atau bawahan untuk mengetahui tugas dan tanggung

1
jawabnya. Pengarahan mengharuskan manajer untuk berkomunikasi dengan
bawahan agar tujuan dapat tercapai. Pengawasan akan efektif jika manajer
mampu mendapatkan informasi yang akurat dan tepat pada waktunya
sehingga mampu melihat perkembangan terhadap tujuan yang diinginkan.
Pengumpulan informasi yang akurat ini ditentukan juga proses komunikasi
yang terjadi antara manajer dan pihak-pihak lain (Asmuji, 2012).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan definisi komunikasi?
2. Bagaimana proses komunikasi manajemen keperawatan?
3. Bagaimana prinsip komunikasi manajemen keperawatan?
4. Apa saja model komunikasi manajemen keperawatan?
5. Bagaimana strategi komunikasi dalam praktik keperawatan di rumah sakit?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan definisi komunikasi.
2. Mengetahui bagaimana proses komunikasi manajer keperawatan.
3. Mengetahui bagaimana prinsisp komunikasi manajemen keperawatan.
4. Mengetahui apa saja model komunikasi manajemen keperawatan.
5. Mengetahui bagaimana strategi komunikasi dalam praktik keperawatan di
rumah sakit.

2
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Komunikasi


Hardjana (2003) menyatakan bahwa secara etiomologis komunikasi
berasal darin bahasa latin cum yang berarti bersama dengan, dan kata umus yang
berarti satu. Dua kata tersebut kemudian membentuk kata benda communion
yang berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan pergaulan atau
hubungan. (Asmuji. 2012).
Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan
yang disampaikan melalui lambing tertentu, mengandung arti dilakukan oleh
penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. (Wijaya, 2000).
Komunikasi adalah sebuah proses interaksi untuk berhubungan dari satu
pihak kepihak lainnya, yang pada awalnya berlangsung sangat sederhana,
dimulai dengan sejumlah ide-ide yang abstrak atau pikiran dalam otak seseorang
untuk mencari data atau menyampaikan informasi yang kemudian dikemas
menjadi sebentuk pesan untuk disampaikan secara langsung maupun tidak
langsung menggunakan bahasa berbentuk kode-kode, seperti kode visual, kode
suara, atau kode tulisan (Asmuji. 2012).
Komunikasi adalah suatu seni untuk dapat menyusun dan menghantarkan
suatu pesan dengan cara yag mudah sehingga orang lain dapat mengerti dan
menerima. Berikut definisi komunikasi menurut para ahli :
1. Komunikasi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan, pendapat dan
memberikan nasehat dimana terjadi antara dua orang atau lebih yang saling
bekerjasama (Tappen,1995)
2. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna
bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan
media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah
orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan (Effendy, 2000 : 13).

3
3. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan,
informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),
secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin
communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Dalam kata
communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu
suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Jadi, Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi
dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah
pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya,
komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan,
menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
2.2 Proses Komunikasi Manajer Keperawatan
Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat menciptakan
informasi sampai dipahami oleh komunikan. Komunikasi adalah sebuah
proses, sebuah kegiatan yang berlangsung kontinu. Joseph De Vito (1996)
mengemukakan komunikasi adalah transaksi. Hal tersebut dimaksudkan
bahwa komunikasi merupakan suatu proses, dimana komponen-komponen
saling terkait. Bahwa para pelaku komunikasi beraksi dan bereaksi sebagai
satu kesatuan dan keseluruhan (Suprapto, Tommy. 2009).
Berdasarkan paradigma Laswell, Effendy (1994:11-19) membedakan
proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
1. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang sebagai
media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan
verbal (bahasa), dan pesan nonverbal.

4
Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang
diterima oleh komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama komunikator
menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Ini
berarti komunikator memformulasikan pikiran atau perasaannya ke dalam
lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan.
Kemudian, komunikan menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini
berarti komunikan menafsirkan lambang yang mengandung perasaan dan
pikiran komunikator.
Menurut Wilbur Schramm (dalam Effendy,1994) menyatakan bahwa
komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator
cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni perpaduan
pengalaman dan pengertian yang diperoleh komunikan. Kemudian Schramm
juga menambahkan, bahwa komunikasi akan berjalan lancara apabila bidang
pengalaman komunikator sama dengan dengan bidang pengalaman
komunikan. Sebagai contoh : si A seorang mahasiswa ingin berbincang-
bincang mengenai perkembangan valuta asing dalam kaitannya dengan
pertumbuhan ekonomi. Bagi si A tentunya akan sangat mudah dan
lancaraapabila pembicaraan mengenai hal tersebut dilakukan dengan si B
yang juga sama-sama mahsiswa. Seandainya si A membicarakan hal tersebut
dengan si C yang yang seorang pemuda desa tamatan SD tentunya proses
komunikasi tidak akan berjalan lancar.
2. Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah prosese penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana
sebagai media kedua setelah memakai lambing sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke daola dua komunikasi
karenakomunikan sebagai sarana berada di tempat yang relative jauh atau
jumlahnya banyak. Surat, te;epon fax, radiao, majalah, dll merupakan media
yang sering digunakan dalan komunikasi.

5
Faktor internal

Komunikator
Faktor eksternal

Tertulis

Verbal
Pesan

Non verbal

Faktor internal

Komunikan
Faktor eksternal

Gambar 8.1. Diagram Proses komunikasi (Marquis & Huston, 1998 : 290)
2.3 Prinsip Komunikasi Manajemen Keperawatan
Walaupun komunikasi dalam suatu organisasi adalah sangat kompleks,
manajer harus dapat melaksanakan komunikasi melalui beberapa tahap tersebut
di bawah ini :
1. Manajer harus mengerti struktur organisasi, termasuk pemahaman tentang
siapa yang akan kena dampak dari pengambilan keputusan yang telah dibuat.
2. Komunikasi bukan hanya sebagai perantara, akan tetapi sebagai bagian
proses yang tak terpisahkan dalam kebijaksanaan organisasi.
3. Komunikasi harus jelas, sederhana dan tepat.
4. Manajer hafrus meminta umpan balik apakah komunikasi dapat diterima
secara akurat.
5. Menjadi pendengar yang baik adalah komponen yang penting bagi manajer.

Nursalam (2001) mengemukakan prinsip komunikasi seorang perawat


profesional adalah CARE:Complete,Acurte,Rapid,English. Artinya setiap
melakukan komunikasi (lisan/tulisan) dengan teman sejawat atau profesi

6
kesehatan lain harus memenuhi ketiga unsur diatas. Profil perawat masa
depan yang terpenting adalah mampu berbicara dan menulis bahasa asing,
minimal bahasa inggris.
1. Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasidapat diterima
secara akurat, salah satu caranya bertanya / mengulangi pesan yang telah
disampaikan.
2. Menjadi pendengar yang baik, menerima semua informasi yang disampaikan
orang lain dan menunjukkan rasa menghargai dan ingin tahu terhadap pesan
yang disampaikan.
2.4 Model Komunikasi manajemen keperawatan
Menurut Nursalam, 2012. Model komunikasi yaitu:
1. Komunikasi Tertulis
Bagian yang penting dalam organisasi. Dalam mencapai setiap kebutuhan
individu atau staff, setiap organisasi telah mengembangkan metode
penulisan dalam mengkomunikasikan pelaksanaan pengelolaan, misalnya
publikasi perusahaan, surat menyurat ke staff, pembayaran, dan jurnal.
Manager harus terlibat dalam komunikasi tertulis, khususnya kepada stafnya.
Menurut asosiasi pendidikan kesehatan di amerika (1988) komunikasi
tertulis dan memo dalam suatu organisasi meliputi :
a. Mengetahui apa yang ingin disampaikan sebelum memulai menulis.
b. Menulis nama orang dalam tulisan anda dan perlu dipertimbangkan
dampaknya.
c. Gunakan kata aktif, dimana akan mempunyai pengaruh yang baik.
d. Tulis kata yang sederhana, pamiliar, spesifik, dan nyata, karena akan
lebih mudah dipahami dan memungkinkan untuk dibaca orang lain.
e. Gunakan seminimal mungkin kata-kata yang tidak penting dan temukan
cara yang baik untuk menggambarkan inti tulisan sehingga orang lain
mudah mengerti.
f. Tulis kalimat dibawah duapuluh kata, dan masukkan satu ide tiap
kalimat, tuliskan kalimat yang penting dan menjadi topic utama.

7
g. Berikan pembaca petunjuk, konsistensi, penggunggunaan istilah dan
pesan.
h. Atur isi tulisan secara sistematis.
i. Gunakan paragraph untuk mempermudah pembaca. Untuk memo antara
8- 10 baris, dan untuk surat tidak lebih dari 6 baris setiap paragraph.
j. Komunikasi dilakukan secara ,jelas dan focus.
2. Komunikasi Secara Langsung
Manager selalu mengadakan komunikasi verbal kepada atasan dan
bawahan baik secara formal maupun informal. Mereka juga menggunakan
komunikasi secara verbal pada pertemuan formal, baik kepada individu
dalam kelompok dan peresentasi secara formal. Tujuan komunikasi verbal
adalah assertivenes. Perilaku assertive adalah suatu cara komunikasi yang
memberikan kesempatan individu untuk mengekspresikan perasaannya
secara langsung, jujur, dan dengan cara yang sesuai tanpa menyinggung
perasaan orang lain yang diajak berkomunikasi.
Hal yang harus dihindari pada komunikasi secara assertif adalah pasif
dan agresif, khususnya agresif yang tidak langsung. Komunikasi pasif terjadi
jika individu tidak tertarik terhadap topic atau karena enggan berkomunikasi,
sedangkan komunikasi agresif terjadi jika individu merasa superior terhadap
topic yang dibicarakan.
3. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi dengan menggunakan
ekspresi wajah gerakan tubuh, dan sikap tubuh (body language). Menurut
Arnold dan Boogs (1989) komunikasi nonverbal lebih mengandung arti yang
signifikan dibangingkan komunikasi verbal karena menganddung komponen
emosi terhadap pasan yang diterima atau disampaikan. Tetapi akan menjadi
sesuatu yang membahayakan jika komunikasi nonverbal disalahartikan tanpa
adanya penjelasan secara verbal. Manager yang efektif akan melakukan
komunikasi verbal dan nonverbal, supaya individu (atasan atau bawahan)
dapat menerima pesan secara jelas.

8
Dibawah ini adalah komponen utama komunikasi nonverbal yang
dapat terjadi tanpa atau dengan komunikasi verbal.
a. Lingkungan, yaitu tempat dimana komunikasi dilaksanakan merupakan
bagian penting pada proses komunikasi.
b. Penampilan, misalnya pakaian, kosmetik, dan sesuatu yang menarik,
merupakan bagian dari komunikasi verbal yang perlu diidentifikasi.
c. Kontak mata memberikan makna terhadap kesediaan seseorang untuk
berkomunikasi.
d. Postur tubuh dan gesture, bobot suatu pesan bias ditunjukan dengan
orang yang menudingkan telunjuknya, berdiri, atau duduk.
e. Ekspresi wajah, komunikasi yang efektif memerlukan respon wajah
yang setuju terhadap pesan yang disampaikan.
f. Suara, intonasi, dan refleks cara tersebut menandakan bahwa pesan
dapat ditransfer dengan baik.
4. Komunikasi Via Telepon
Pada era global ini, komunikasi manager bergantung pada telepon.
Dengan kemudaahan sarana komunikasi tersebut, memungkinkan manager
untuk merespon setiap perkembangan masalah dalam organisasi. Oleh
karena itu, untuk menjaga citra organisasi, manager dan semua staf harus
belajar dan sopan serta menghargai setiap menjawab telepon. Jika orang lain
harus menunggu untuk berbicara, maka waktu yang diperlukan harus singkat
untuk menghindari kesan yang nagatif.
2.5 Strategi Komunikasi Dalam Praktik Keperawatan Di Rumah Sakit
Komunikasi pada tahapan ini tidak hanya ditujukan secara spesifik
melalui strategi perencanaan. Tetapi tiga komponen, yaitu struktur, budaya, dan
teknologi harus mendapat perhatian yang sama.
Struktur dalam organisasi bertujuan untuk mencapai status praktik
komunikasi efektif yang dapat direncanakan dan diterapkan oleh kolompok kerja.
Setiap struktur yang ada harus memiliki kelompok klinik yang dirancang untuk

9
pelaksanaan prinsip-prinsip asuhan keperawatan kepada pasien, keterampilan
yang baik dan dapat membantu penyelesaian masalah organisasi.
Budaya dalam suatu organisasi bukan sesuatu yang mudah untuk diubah
dalam waktu sesaat. Kita percaya bahwa kita akan bekerja dengan lingkungan
dan individu yang mempunyai budaya yang berbeda. Keadaan ini penting untuk
diperhatikan mengingat perubahan suatu budaya dalam manajemen adalah aspek
yang penting pada proses perubahan yang efektif.
Tehnologi merupakan komponen ketiga dalam praktik komunikasi yang
efektif. Komunikasi interpersonal dan organisasi sering memerlukan perantara
yang akan sangat bermanfaat dimasa akan datang, yaitu tehnologi elektronik dan
penggunaan media. Setiap suatu perubahan dirumah sakit harus selalu didukung
oleh perencanaan Health Information system (HIS) yang efektif,. Komunikasi
melalui tehnologi akan selalu dipantau dan dievaluasi pada setiap tahap proses
perubahan (Nursalam. 2012).

10
MISI ORGANISASI
(terbaik dalam pelayanan,
pendidikan, dan penelitian)

Penampilan praktik yang


terbaik

pendidikan penghargaan komunikasi benchmarking

Struktur Budaya Teknologi

TUJUAN TUJUAN
Peningkatan struktur Untuk mendukung
TUJUAN
kesehatan dalam komunikasi dalam
Fokus pada pasien dan
meningkatkan kepuasan pengambilan keputusan
orang, dan nilai – nilai
pasien dan perawat dan meningkatkan
budaya
PENCAPAIAN: kepuasan pasien dan staf
PENCAPAIAN:
1. Struktur implementasi PENCAPAIAN:
1. Survey kepuasan staf
fokus kepada klien 1. Sistem pembayaran
2. Strategi manajemen
2. Struktur strategi 2. Jaringan dengan
3. Perkembangan filosofi
manajemen mobile phone, mata,
RS
3. Struktur/ bagian.
dll
3. Forum CEQ
4. jurnal

Gambar 8.2. Diagram Strategi Komunikasi yang Terbaik dalam Praktik Keperawatan
(Walker, Evans, and Robbson, 1996).

11
BAB 3

PENUTUP

3.1 Simpulan
Komunikasi adalah sebuah proses interaksi untuk berhubungan dari
satu pihak kepihak lainnya, yang pada awalnya berlangsung sangat sederhana,
dimulai dengan sejumlah ide-ide yang abstrak atau pikiran dalam otak seseorang
untuk mencari data atau menyampaikan informasi yang kemudian dikemas
menjadi sebentuk pesan untuk disampaikan secara langsung maupun tidak
langsung menggunakan bahasa berbentuk kode-kode, seperti kode visual, kode
suara, atau kode tulisan (Asmuji. 2012).
Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat mencuptakan
informasi sampai dipahami oleh komunikan. Komunikasi adalah sebuah proses,
sebuah kegiatan yang berlangsung kontinu. Joseph De Vito (1996)
mengemukakan komunikasi adalah transaksi. Hal tersebut dimaksudkan bahwa
komunikasi merupakan suatu proses, dimana komponen-komponen saling terkait.
Bahwa para pelaku komunikasi beraksi dan bereaksi sebagai satu kesatuan dan
keseluruhan (Suprapto, Tommy. 2009).
Nursalam (2001) mengemukakan prinsip komunikasi seorang perawat
profesional adalah CARE:Complete,Acurte,Rapid,English. Artinya setiap
melakukan komunikasi (lisan/tulisan) dengan teman sejawat atau profesi
kesehatan lain harus memenuhi ketiga unsur diatas. Profil perawat masa depan
yang terpenting adalah mampu berbicara dan menulis bahasa asing, minimal
bahasa inggris.
1. Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasidapat diterima
secara akurat, salah satu caranya bertanya / mengulangi pesan yang telah
disampaikan.
2. Menjadi pendengar yang baik, menerima semua informasi yang disampaikan
orang lain dan menunjukkan rasa menghargai dan ingin tahu terhadap pesan
yang disampaikan.

12
Model komunikasi menurut Nur Salam 2012 ada beberapa jenis yaitu :
komunikasi tertulis, komunikasi secara langsung, komunikasi non verbal,
dan komunikasi via telepon.
Struktur dalam organisasi bertujuan untuk mencapai status praktik
komunikasi efektif yang dapat direncanakan dan diterapkan oleh kolompok kerja.
Setiap struktur yang ada harus memiliki kelompok klinik yang dirancang untuk
pelaksanaan prinsip-prinsip asuhan keperawatan kepada pasien, keterampilan
yang baik dan dapat membantu penyelesaian masalah organisasi.
3.2 Saran

Diharapkan mahasiswa agar dapat meningkatkan pemahamannya


terhadap materi mengenai komunikasi manajemen keperawatan. Diharapkan
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dan menambah pengetahuan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Asmuji. 2012. Manajemen Keperawatan Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-ruzz


Media.

Finkelman, Anita. 2012. Leadership and Management for Nurrses. Amerika: Pearson
Education.

Nursalam. 2002. Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta.


Salemba Medika.

Nursalam. 2009. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Sandra. 2013. Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Kepuasan Pasien


Di Ruang Instalasi Rawat Inap Non Bedah (Penyakit Dalam Pria Dan
Wanita) Rsup Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013.

14

Anda mungkin juga menyukai