Anda di halaman 1dari 8

Reaksi Asetilasi

Asetilasi merupakan jalur metabolisme obat yang mengandung gugus amin primer
seperti amin aromatic primer (AR-NH2), sulfonamide (H2N-C6H4-SO2-NH-R),
hidrazin (-NH-NH2), Hidrazid (-CONH-NH2) dan amin alifatik primer (R-NH2)
Fungsi :
Membuat senyawa menjadi tidak aktif & untuk detoksifikasi
Hasil N-asetilasi tidak banyak meningkatkan kelarutan dalam air & terkadang bersifat
lebih aktif dibandingkan senyawa induknya seperti N-asetilprokainamid, atau bersifat
lebih toksik seperti N-asetilisoniazid
Turunan obat yang mengalami asetilasi yaitu :
1) Amin aromatic, contoh: anilin, asam para-aminobenzoat, asam oara
aminosalisilat, prokainamid dan dapson
2) Sulfonamida, contoh: sulfanilamide, sulfametoksazol, sulfisoksazol,
sulfapiridin, dan sulfametazin
3) Hidrazin dan hidrazid, contoh: hidralazin, fenelzin, dan isoniazid
4) Amin alifatik, contoh :histamine dan meskalin
Sulfonamide terutama terasetilasi pada posisi N4. Metabolit N-asetilsulfonamida
mempunyai kelarutan dalam air yang cenderung lebih rendah dibanding sulfonamide,
sehingga kemungkinan dapat membentuk kristal pada tubulus ginjal (kristaluria) dan
menyebabkan keruskan ginjal. Hal ini terjadi terutama pada sulfonamide klasik,
seperti sulfatiazol, sulfisoksazol dan sulfametoksazol bentuk asetilnya mempunyai
kelarutan dalam air lebih besar, sehingga kemungkinan pembentukan kristaluria lebih
kecil.

 Asetilasi beberapa obat, seperti isoniazid, hidralazin dan prokainamid


mempunyai dua karakter (polimorfisme asetilasi ) yaitu :
A. Tipe asetilator lambat, konjugasi dengan asetil koenzim A pada individu
berjalan lambat.
B. Tipe asetilator cepat, konjugasi dengan asetil koenzim A pada individu
berjalan cepat. Pada isolator ini isoniazid dapat menyebabkan kerusakan hati
karena N-asetilisoniazid terhidrolisis menjadi asetilhidrazin dan kemudian
teroksidasi menghasilkan senyawa antara reaktif yang dapat mengikat
jaringan hati melalui ikatan kovalen sehingga terjadi nekrosis
Variasi kemampuan asetilasi ini disebabkan oleh perbedaan aktvitas enzim N-
asetiltransferase.
Pada reaksi asetilasi, enzim utama yang berperan adalah arylamine N-
acetyltransferase. Kofaktor dari N-asetylransferase adalah asetylcoenzym A (coA-S-
Ac) dimana gugus asetil terikat pada ikatan tioester.
Substrat dari asetilasi terlihat pada gambar , dimana kebanyakan terdiri dari amina.
Beberapa basic amina (primer atau sekunder )pada pengobatan akan membentuk
metabolit N-asetylasi (reaksi 1) , dan ketika telah terbentuk N asetilasi , nilai yieldnya
akan rendah. Hal ini berbeda ketika adanya variasi amina primer yang membentuk
N-asetilasi (reaksi 2).
• Arylhydroxylamines juga dapat mengalami asetilasi , tetapi reaksinya adalah
O-asetilasi. Reaksi ini dikatalisasi oleh EC.2.3.1.1.18 dengan asetil KoA
sebagai asetil donor. Konjugat yang sama juga dapat dibentuk melalui transfer
intramolecular N,O-asetil, ketika asam arylhdrixamic sebagai substrat dari eC
2.31.56. Asam Arylhdroxamic bisa ditransfer pada bagian asetilnya pada
aseiltransferase, yang dapat mengasetilasi arylhydroxylamine (intermolecular
N,N atau N,O- asetiltransferase)
Selain amina, gugus yng mengandung nitrogen lainnya juga mengalami N-asetilasi
yaitu pada hydrazine dan hydrazide

Pada obat contohnya yaitu pada isoniazid dan hydralazine


Asetilasi pada Asam Vanilat

• Aspirin mampu menghambat rasa sakit dengan cara mengasetilasi gugus aktif
dari enzim siklooksigenase sehingga pembentukan prostaglandin sebagai
reseptor rasa nyeri akan terhambat.
• Vanilin memiliki gugus aktif aldehid yang dapat mengalami reaksi oksidasi
sehingga diperoleh senyawa asam karboksilat sebagai salah satu gugus aktif
senyawa aspirin.
• Selain itu terdapat gugus hidroksi yang dapat mengalami asetilasi dengan
senyawa anhidrida asam membentuk senyawa asetil vanilat. Gugus asetil
yang disubstiusikan ke dalam senyawa asam vanilat dapat mengasetilasi
gugus aktif dari enzim siklooksigenase sehingga produksi hormon
prostaglandin sebagai reseptor rasa nyeri terhambat. (iskandar dan susy ,
2016)

DAFTAR PUSTAKA
Burger, A. Medical Chemistry and Drug Discovery
Iskandar, D., dan Sussy Y.P. 2016. Sintesis Senyawa Vanilat
sebagai Komponen Senywawa Analgesik . Jurnal Ilmu dasar,
Vol 17 (2).
Lemke, T. L., 2012. Review of Organic Functional Groups:
Introduction to Medicinal Organic Chemistry. New York: Wolters
Kluwer.
Muchtaridi., Yanuar . A., Megantara , S., dan Hari Purnomo.
2018. Kimia Medisinal Dasar-Dasar Dalam Perancangan Obat
.Jakarta : Prenada media grup.
Siswandono. 2016 . Kimia Medisinal 1 Edisi Kedua.Surabaya :
Airlangga University Press.

Anda mungkin juga menyukai