Makalah Pancasila
Makalah Pancasila
Disusun Oleh:
Nama: 1. Egi Setiawan
2. Aditya Dwi Kurniawan
3. Daniel
4. David Chang
5. Herlina Damaiyanti
6. Ilham Syaifullah
Kelas : 1 C
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat meyelesaikan makalah yang berjudul “PANCASILA
SEBAGAI DASAR NEGARA”. Makalah ini berisi tentang Dinamika dan
Tantangan Pancasila sebagai Dasar Negara, Argumen tentang Tantangan terhadap
Pancasila, Esensidan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara,
HubunganPancasiladenganProklamasi, Implementasi Pancasila
dalamPerumusanKebijakan.
Penulisan makalah ini tidaklah lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
2. Orang tua kami, yang selalu memberikan dukungan dan doa restunya
yang tak pernah berhenti,
3. Teman-teman yang tak dapat disebutkan satu persatu, yang selalu
memberikan masukan serta dukungan dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami meminta saran dan kritik yang membangun agar kedepannya
kami dapat membuat suatu makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat untuk pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................................. 1
Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
Tujuan .............................................................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN
Argumen Tentang Dinamika Pancasila Sebagai Dasar Negara ....................... 3
Argumen Tentang Tantangan terhadap Pancasila ............................................ 8
Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Negara ...................................... 10
Hubungan Pancasila Dengan Proklamasi dan UUD 1945 ............................... 15
Implementasi Pancasila Dalam Kebijakan Negara .......................................... 17
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan ...................................................................................................... 21
Saran ................................................................................................................. 21
1.1.Latar Belakang
Ketika Negara-bangsa tersusun, maka sebenarnya telah ada berbarengan
dengan eksistensi negara itu, suatu perjanjian bersama “Kontrak Sosial”, sebagai
kebulatan pikiran atau cita-cita dalam mendirikan negara bangsa tersebut,
perjanjian ini sebagai pengejawantahan dari kemauan bersama untuk menyusun
hidup bersama dalam suatu wadah yang disebut negara. Selanjutnya, bangunan
negara yang didirikan itu tegak di atas sebuah “keyakinan kokoh bersama suatu
komnitas politik” yang kemudian biasa disebut sebagai kepercayaan politik
(political belief) milik seluruh bangsa yang kemudian menjadi sebuah “Ideologi”.
Yang dijadikan sebagai landasan, pedoman, serta cita-cita suatu bangsa. Maka
keyakinan politik itu akhirnya menajdi gagasan abadi untuk diaktualisasikan
dalam kehidupan perpolitikan komunitas sebuah negara.
Pancasila telah disepakati dan disetujui oleh rakyat Indonesia melalui
perdebatan dan tukar pikiran baik dalam sidang BPUPKI maupun PPKI oleh para
pendiri negara. Kita sebagai masnyarakat Indonesia memiliki kewajiban untuk
tunduk pada pancasila serta mempertahankannya.
Kedudukan pancasila sebagai dasar (filsafat) memiliki tiga implikasi,
yakni implikasi politis, etis, dan yuridis bagi kehidupan bernegara. Implikasi
politis adalah menjadikan pancasila sebagai ideologi nasional. Implikasi etis
adalah menjadikan pancasila sebagai sumber norma etik bernegara. Implikasi
yuridis adalah menjadikan pancasila sebagai sumber hukum negara, pancasila
merupakan unsur pokok dari UUD 1945, yang selanjurnya unsur tersebut terjabar
dalam pasal-pasal UUD 1945 sebagai norma hukum dasar bernegara. UUD 1945
sebagai norma hukum dasar negara selanjutnya dijabarkan lagi dalam undang-
undang dan seterusnya pada peraturan perundangan di bawahnya secara hierarkis.
Pancasila sebagai dasar negara, berarti pula pancasila sebagai Norma
Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perkataan “Norma Dasar” teridiri
dari kata “Norma”, yang berarti hukum atau “kaidah” dan kata “Dasar”, yang
berarti “pokok”atau “Fondamen”, jadi norma dasar berarti hukum pokok atau
kaidah pokok. Karena itu yang dimaksud dengan pancasila sebagai Norma Dasar
Negara Republik Indonesia ialah pancasila yang menjadi hukum pokok dalam
negara bangsa Indonesia. Artinya, semua peraturan perundangan yang berlaku
dalam negara bangsa Indonesia bersumber pada pancasila dan sah berlaku jika
tidak bertentangan dengan pancasila. Dengan pengertian tersebut maka pancasila
merupakan “sumber dari segala sumber hukum”. Oleh karena itu, setiap
warganegara yang menjalankan dan mematuhi semua peraturan yang ada secara
terortis telah mengamalkan pancasila sebagai Dasar Negara. Sebagai Dasar
Negara, pengalaman pancasila pada hakikatnya merupakan penjabaran nilai-nilai
pancasila di dalam berbagai kesatuan negara guna mengatur pelaksanaan berbagai
macam pola dan bidang kehidupan, agar benar-benar sesuai dan dijiwai oleh nilai-
nilai pancasila.
1.2.Rumusan Masalah
1) Bagaimana dinamika dan tantangan pancasila sebagai dasar negara?
2) Apa saja esensi dan urgensi pancasila sebagai dasar negara?
3) Bagaimana hubungan pancasila dengan proklamasi, pembukaan UUD
1945 dan pasal pasal UUD 1945?
4) Apa saja implementasi Pancasila dalam perumusan kebijakan?
1.3.Tujuan
1) Mengetahui dinamika dan tantangan pancasila sebagai dasar negara
2) Membuat argumen tentang tantangan terhadap pancasila
3) Mengetahui esensi dan urgensi pancasila sebagai dasar negara
4) Memahami hubungan pancasila dengan proklamasi, pembukaan UUD
1945, dan pasl-pasal UUD 1945.
5) Mengetahui implementasi pancasila dalam perumusan kebijakan
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara lahir dan berkembang melalui proses yang
sangat panjang. Pada awalnya pancasila bersumber dari nilai-nilai yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia yang adadalam adat istiadat, agama, serta dalam pandangan
hidup bangsa. Oleh karena itu nilai pancsila telah diyakini kebenarannya,
kemudian diangkat menjadi dasar negara sekaligus sebagai ideologi bangsa.
“Pancasila sebenarnya bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945,
melainkan telah melalui proses yang panjang, dimatangkan oleh sejarah
perjuangan bangsa kita sendiri, melihat pengalaman bangsa-bangsa lain, diilhami
oleh ide ide besar dunia, dengan tetap berakar pada kepribadian dan ide besar
bangsa kita sendiri,” demikian ditandaskan oleh Presiden Soeharto pada
Peringatan Hari Ulang Tahun Parkindo yang ke-24 di Surabaya pada 15
November 1969.
Nama Pancasila lahir atas usulan atau ide Presiden Soekarno pada tanggal
1 juni 1945 pada sidang BPUPKI yang pertama. Saat itu usulan beliau disambut
baik oleh para anggota rapat. Dengan demikian dicapailah kesepakatan bahwa
Indonesia akan dibangun atas dasar lima sila yang disebut Pancasila.
A. Perkembangan Pancasila Pada Masa Kependudukan Jepang
Dengan adanya proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 maka pada saat
itulah bangsa Indonesia resmi merdeka. Lalu pada tanggal 18 Agustus 1945
BPUPKI mengesahkan pembukaan dan batang tubuh UUD 1945. Dengan
demikian, maka pancasila yang dalam artian lima dasar negara resmi menjadi
dasar negara Republik Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 alenia keempat, yaitu:
a. Membubarkan Konstituante
b. Menyatakan berlakunya kemnbali UUD 1945 dan tidak berlakunya
lagi UUDS 1950
c. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS)\
Dengan keluarnya dekrit Presiden Soekarno tersebut, maka berlakulah
kembali UUD 1945, dan secara otomatis dinyatakan pula eksistensi pancasila
sebagai dasar negara. Dengan dekrit tersebut, kedudukan pancasila sebagi dasar
negara dan sumber hukum dikukuhkan, meskipun hal ini tidak disampaikan secara
langsung dalam dekrit presiden Soekarno. Dan hal itu pula yang menyebabkan
terjadinya pergulatan ideologi tidak berhenti.
Pada era globalisasi ini banyak hal yang akan merusak mental dan nilai
moral Pancasila yang menjadi kebanggaan bangsa dan negara Indonesia. Dengan
demikian, Indonesia perlu waspada dan berupaya agar ketahanan mental-ideologi
bangsa Indonesia tidak tergerus. Pancasila harus senantiasa menjadi benteng
moral dalam menjawab tantangan-tantangan terhadap unsur-unsur kehidupan
bernegara yaitu sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama.
Tantangan yang muncul, antara lain berasal dari derasnya arus paham-
paham yang bersandar pada otoritas materi, seperti liberalisme, kapitalisme,
komunisme, sekularisme, pragmatisme, dan hedonisme, yang menggerus
kepribadian bangsa yang berkarakter nilai-nilai Pancasila. Hal inipun dapat dilihat
dengan jelas, betapa paham-paham tersebut telah merasuk jauh dalam kehidupan
bangsa Indonesia sehingga melupakan kultur bangsa Indonesia yang memiliki
sifat religius, santun, dan gotong-royong.
1. Kebijakan umum dan politik hukum harus tetap menjaga integrasi atau
keutuhan bangsa, baik secara ideologi maupun secara teritori.
2. Kebijakan umum dan politik hukum haruslah didasarkan pada upaya
membangun demokrasi (kedaulatan rakyat) dan nomokrasi (negara
hukum) sekaligus.
3. Kebijakan umum dan politik hukum haruslah didasarkan pada upaya
membangun keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Indonesia
bukanlah penganut liberalisme, melainkan secara ideologis menganut
prismatika antara individualisme dan kolektivisme dengan titik berat
pada
kesejahteraan umum dan keadilan sosial.
4. Kebijakan umum dan politik hukum haruslah didasarkan pada prinsip
toleransi beragama yang berkeadaban. Indonesia bukan negara agama
sehingga tidak boleh melahirkan kebijakan atau politik hukum yang
berdasar atau didominasi oleh satu agama tertentu atas nama apapun,
tetapi Indonesia juga bukan negara sekuler yang hampa agama
sehingga
setiap kebijakan atau politik hukumnya haruslah dijiwai oleh ajaran
berbagai agama yang bertujuan mulia bagi kemanusiaan.
1. Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala sumber tertib
hukum Indonesia. Dengan demikian, Pancasila merupakan asas
kerohanian hukum Indonesia yang dalam Pembukaan Undang-Undang
Negara Republik Indonesia dijelmakan lebih lanjut ke dalam empat pokok
pikiran.
2. Meliputi suasana kebatinan (Geislichenhintergrund) dari UUD 1945.
3. Mewujudkan cita-cita hukum bagi dasar negara (baik hukum dasar tertulis
maupun tidak tertulis).
4. Mengandung norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang
mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara (termasuk
penyelenggara partai dan golongan fungsional) memegang teguh cita-cita
moral rakyat yang luhur.
5. Merupakan sumber semangat abadi UUD 1945 bagi penyelenggaraan
negara, para pelaksana pemerintahan. Hal tersebut dapat dipahami karena
semangat tersebut adalah penting bagi pelaksanaan dan penyelenggaraan
negara karena masyarakat senantiasa tumbuh dan berkembang seiring
dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat (Kaelan, 2000:
198--199)
A. Hubungan formal
Pancasila sebagai norma dasar hukum positif yang dicantumkan dalam
pembukaan UUD 1945. Dengan demikian cara kehidupan, tata negara tidak hanya
bertopang kepada asas-asas sosial, ekonomi, politik, akan tetapi dalam
perpaduanya dengan keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu perpaduan
asas-asas kultural, religius dan asas-asas kenegaraan yang unsurnya berdampak
pada pancasila. Berdasarkan tempat terdapatnya pancasila dalam UUD 1945
secara formal dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Bahwa rumusan pancasila sebagi dasar negara republik indonesia adalah
seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV.
2) Bahwa pembukaan UUD 1945 berdasarkan pengertian ilmiah, merupakan
pokok kaidah negara yang fundamental
3) Bahwa Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi sebagai
sesuatu yang bereksistensi sendiri, yang hakekat kedudukan hukum nya
berbeda dengan pasal-pasal nya. Karena pembukaan UUD 1945 yang
intinya adalah pancasila tidak tergantung pada batang tubuh UUD 1945,
bahkan sebagai sumber.
4) Pancasila sebagai inti pembukaan UUD 1945, dengan demikian
mempunyai kedudukan yang kuat, tetap dan tidak dapat diubah yang
terlekat pada kelangsunagn hidup negara republik indonesia.
B. Hubungan material
Hubungan pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila selain hubungan yang
bersifat formal, sebagaimana yang dijelaskan di atas juga hubungan secara
material sebagai berikut:
1) Ditinjau dari proses perumusan Pancasila secara kronologis, materi yang
dibahas oleh BPUPKI yang pertama-tama adalah dasar filsafat Pancasila
baru kemudian pembukaan UUD 1945. Jadi berdasarkan urut-urutan tertib
hukum Indonesia pembukaan UUD 1945 adalah sebagai tertib hukum
yang tertinggi, dan tertib hukum Indonesia bersumberkan pada Pancasila.
Pancasila sebagai tertib sumber hukum Indonesia meliputi sumber nilai,
sumber materi sumber bentuk dan sifat. Dalam pancasila terdapat
penjabaran tertib hukum Indonesia yang mana hal ini menunjukkan bahwa
pembukaan UUD 1945 sebagai tertib hukum Indonesia berhubungan
secara material dengan pancasial.
2) Selain UUD 1945 masih ada hukum dasar tidak tertulis yang juga
merupakan sumber hukum. Dalam UUD 1945 dijelaskan bahwa hukum
tidak tertulis ini merumerupakan aturan dasar yang timbul dan terpelihara
dalam praktek penyelenggaraan negara, meskipun tidak tertulis, inilah
yang dimaksuk denagn konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan sebagai
pelengkap atau pengisi kekosongan yang timbul dari praktek kenegraan,
oleh karena itu tersebut tidak terdapat dalam Undang-Undang dasar.