PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
cepat dan mudah. Menjawab tantangan pendidikan di era digital ini, maka guru
perkembangan jaman, dalam hal ini adalah perkembangan teknologi, selain itu
hal tersebut, maka pembelajaran IPA adalah salah satu solusinya. IPA
1
berpikir. Kemampuan berpikir inilah yang dapat membantu siswa
yang akan datang. Berdasarkan survey yang dilakukan peringkat dan capaian
terakhir ini. Peringkat dan capaian nilai PISA Indonesia untuk 2015 naik dari
peringkat 71 pada 2012 menjadi 64 pada 2015. Penilaian ini diukur dari 72
(OECD). Dimana lonjakan tertinggi adalah bidang sains yaitu dari 327 poin
menjadi 359 poin. Peningkatan prestasi ini sangat membanggakan, dan harus
mendapatkan apresiasi lebih, namun disisi lain hasil yang didapatkan belum
tidak mungkin jika setiap tahunnya Indonesia mendapatkan hasil yang terus
2
Pendekatan yang cocok untuk pengembangan kemampuan HOT
tahapan inkuiri sebenarnya menuntut siswa untuk berpikir analisis, selain itu
guru menyiapkan materi untuk dihafal, namun lebih dari itu karena siswa
dengan hal tersebut, maka pendekatan inkuiri ini sangat cocok untuk diterapkan
pada pembelajaran IPA. IPA merupakan materi yang sangat potensial untuk
kendala, yakni keterbatasan alat, waktu, dan kondisi alam. Fakta lain hasil
dalam kelompok besar karena keterbatasan alat yang ada dan tidak semua siswa
kurang merata antara siswa yang aktif dan kurang aktif dalam belajar.
3
Permasalahan-permasalahan tersebut sebenarnya dapat diatasi dengan
media pembelajaran berbasis komputer, dimana alat yang tidak ada dalam
itu media pembelajaran dengan komputer ini juga lebih efektif dan efisien
waktu serta tidak tergantung pada cuaca. Sejalan dengan hal tersebut maka di
dalam kurikulum 2013 ini menuntut guru untuk memiliki kemampuan dalam
mengajar dengan kompleksitas peran sesuai dengan tugas dan fungsi yang
guru dan siswa, dimana siswa sudah sangat maju dengan kemajuan digital
beragam, dari kesulitan mencari media yang tepat, tidak dapat membuat media,
dan kebiasaan guru dalam menggunakan media LKS, modul, dan buku paket
terdapat laboratorium komputer, selain itu seluruh guru mata pelajaran disana
4
juga telah memiliki fasilitas laptop masing-masing. Meskipun demikian,
dibandingkan LCD.
guru IPA disana tidak dapat membuat media pembelajaran berbasis komputer.
media pembelajaran cetak, hal ini terlihat dari antusias siswa dalam
sehingga mereka tidak fokus terhadap pembelajaran, berbeda halnya saat guru
bergantung pada cuaca, lebih efektif dan efisien waktu, serta memungkinkan
5
siswa mendapatkan pengalaman yang sama, karena dapat melaksanakan
pemecahan masalah.
animasi, suara, gambar, grafik, audio, video dalam satu media yang menjadikan
komputer.
visual adalah pembelajaran IPA, karena di dalam materi IPA terdapat beberapa
materi yang harus divisualisasikan karena sifatnya yang abstrak atau sulit
6
Pemilihan materi virtual laboratory dalam penelitian ini didasarkan
pada materi yang sulit diamati secara langsung dengan panca indra karena
terjadi di atmosfer yang sangat luas dan melibatkan gas rumah kaca yang
wawancara dengan beberapa guru IPA SMP pada materi Global Warming ini
merupakan materi yang sulit dipahami oleh siswa, karena prosesnya yang tidak
dapat teramati dan kompleks, waktu pembelajaran yang singkat namun materi
kegiatan eksperimen. Oleh karena itu, penelitian tentang virtual laboratory ini
kelas VII dengan materi Global Warming. Dari berbagai uraian di atas,
B. Identifikasi Masalah
7
sepenuhnya, hal ini didasarkan pada observasi yang dilakukan, terlihat
8
8. Fasilitas sekolah untuk menggunakan media pembelajaran audio visual
C. Pembatasan Masalah
pada materi Global Warming ini, peneliti membatasi masalah pada nomer 2,
3, 4, 5, 6, dan 7.
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
9
dengan materi Global Warming ditinjau dari aspek pembelajaran, aspek
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
2. Bagi guru
3. Bagi Peneliti
10
G. Spesifikasi Produk dan Keterbatasan
1. Spesifikasi Produk
terdiri dari cover, nama, menu, petunjuk pengunaan, KI dan KD, tujuan
sudah ada adalah karena pada media ini bertujuan untuk meningkatkan
dimana dengan format ini maka media virtual laboratory dapat dibuka
11
disemua komputer dengan sistem operasi windows, sedangkan untuk linux
tidak dapat membuka media ini dalam bentuk exe, namun dalam bentuk
swf. Media pembelajaran ini dapat digunakan dimana saja, kapan saja,
penggunaannya.
eksplorasi menghitung gas buang emisi CO2 dan kegiatan kedua adalah
2. Keterbatasan
H. Definisi Operasional
yang dibuat dari adobe flash CS5 yang memungkinkan dibuatnya animasi
12
fenomena yang abstrak ataupun eksperimen yang tidak dapat dilakukan
kemampuan analisis.
melenceng dari konsep yang sebenarnya. Dengan kata lain peran guru
13
masalah, merumuskan hipotesis, melakukan percobaan, menganalisis
akal dan pikiran yang logis, bukan berdasar perasaan atau tebakan.
menghubungkan.
14