Anda di halaman 1dari 6

Penanganan Potensi Konflik di Daerah Melalui

Kontrol Persebaran Hoaks

Proposal Perencanaan Rekayasa

Disusun oleh:

Abdul Hadi 16/400336/TK/45350

Dzakiy Harissalam 17/413897/TK/46337

Rafel Permata S R 17/413916/TK/46356

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi terutama teknologi informasi semakin hari semakin
berkembang dengan pesat. Sekarang, setiap orang bisa dengan mudah mengakses
internet dari manapun dan kapanpun mereka inginkan. Akses internet tersebut
sebagian besar digunakan untuk mengakses sosial media. Menurut data dari
Kementerian Komunikasi dan Informasi, pengguna internet di Indonesia mencapai
kurang lebih 150 juta pengguna, dengan 130 juta dari pengguna tersebut
menggunakannya untuk mengakses sosial media.
Adanya sosial media memang memberikan banyak keuntungan kepada
masyarakat. Seperti misalnya kita menjadi semakin mudah untuk bertemu orang –
orang dengan minat yang sama, berbagi informasi secara cepat, dan masih banyak lagi.
Namun, selain keuntungan, adanya media sosial tentu juga memiliki kekurangan. Salah
satunya yang cukup fatal adalah mudahnya pembuatan dan penyebaran berita palsu,
bohong, tidak sesuai dengan fakta yang ada, atau yang sering disebut hoaks. Bagi orang
– orang yang sudah memiliki faktanya, tentu tidak akan ada masalah ketika bertemu
dengan berita yang demikian, tetapi berbeda dengan kebanyakan orang yang biasanya
belum dilengkapi dengan fakta – fakta yang ada ditambah dengan mudahnya orang –
orang tersebut terpengaruh dengan isi berita tersebut yang biasanya memang
digunakan untuk menyesatkan orang.
Semakin hari, semakin banyak kita dengar mengenai berita hoaks yang tersebar
di Indonesia. Beberapa diantaranya bahkan memicu kasus lain yang lebih besar yang
merambah kemana – mana. Salah satu akibat yang sering terjadi dari adanya hoaks ini
adalah konflik pada masyarakat, bisa pada tingkat daerah maupun tingkat yang lebih
tinggi. Dari penjelasan di atas, kami memandang bahwa salah satu pemicu utama dari
adanya konflik di daerah adalah karena adanya dan semakin maraknya peredaran hoax
di Indonesia. Maka dari itu kami mengusulkan untuk membuat suatu solusi yaitu
dengan

B. Tujuan
Proyek kami ini memiliki tujuan utama untuk mengurangi dan jika
memungkinkan, memberantas penyebaran hoaks di Indonesia. Selain itu, diharapkan
masyarakat menjadi lebih awas dan waspada terhadap segala berita yang diterimanya
jika berita tersebut tampak mencurigakan atau terlihat ingin menyesatkan atau
mengajak untuk menimbulkan suatu rasa permusuhan terhadap seseorang, kelompok,
atau organisasi.

C. Hipotesis
Kami memandang bahwa di Indonesia masih banyak sekali masyarakat yang
mudah sekali terpengaruh dengan hoaks. Serta dengan kemajuan teknologi sekarang
dan semakin mudahnya akses internet, masyarakat yang dimaksud akan semakin mudah
untuk mendapatkan hoaks hingga akhirnya terpengaruh dan jika berlanjut terus, dapat
menimbulkan suatu konflik. Selain itu ada pula pihak - pihak yang memanfaatkan
keadaan tersebut dengan secara sengaja membuat dan menyebarkan hoaks yang dapat
menyesatkan orang dan memicu konflik. Maka dengan diadakannya proyek ini, kami
memandang bahwa akan ada keadaaan - keadaan yang diharapkan terjadi di
masyarakat, diantaranya:
a. semakin banyak orang yang sadar akan bahaya hoaks, sehingga lebih berhati -
hati ketika mendapatkan suatu berita yang masih belum jelas.
b. penyebaran hoaks dapat ditekan dan dikurangi, sehingga tidak mudah tersebar
terutama ke orang - orang awam.
c. adanya pihak atau perangkat yang dapat mencegah tersebarnya suatu hoaks
dengan cara mendeteksi dan mengenali hoaks sehingga dapat melakukan
tindakan preventif sebelum hoaks tersebut tersebar luas.

BAB II
RENCANA PENYELESAIAN MASALAH
A. Deskripsi Aplikasi
[INPUT NAME HERE] adalah sebuah aplikasi berbasis (sementara) android yang
dilengkapi dengan kecerdasan buatan di dalamnya yang nantinya akan bertugas untuk
mendeteksi hoaks dari suatu berita, pesan, dan yang lainnya. Aplikasi ini bekerja dengan
cara menerima masukan dari pengguna yang bisa berupa suatu berita, pesan, maupun
pesan berantai yang diterima oleh pengguna. Setelah menerima masukan, kecerdasan
buatan yang ada di dalam sistem akan menganalisa dan mendeteksi adanya pola - pola
yang menunjukkan bahwa masukan tersebut adalah hoaks. Jika sistem mendeteksi
adanya pola - pola hoaks hingga mencapai suatu nilai ​threshold ​yang sudah ditentukan,
maka berita tersebut berarti hoaks.

B. Metodologi Perancangan
Aplikasi dikembangkan menggunakan bahasa pemrograman Java/Kotlin dengan
menggunakan Android Studio. Aplikasi akan disambungkan ke ​cloud menggunakan
layanan Google Firebase. Untuk keperluan algoritma kecerdasan buatan, kami
menggunakan pendekatan ​deep learning.​ Kami akan menggunakan ​framework
​ ntuk membuat model
Tensorflow dengan bahasa pemrograman Python sebagai ​tools u
kecerdasan buatannya.
Gambar 2.1 Metode Pengembangan Aplikasi

Untuk metode pengembangan aplikasi, kami akan menggunakan metode


pengembangan Agile. Metode ini kami gunakan, karena kami membutuhkan kelincahan
saat mengembangkan aplikasi kami. Dengan menggunakan metode Agile, kami dapat
menerima ​feedback dari pengguna dan memperbaikinya lebih cepat tanpa harus
mengetahui ​requirement aplikasi secara penuh. Hal ini sangat berguna untuk
memvalidasi kebergunaan dan kebermanfaatan fitur-fitur yang kami kembangkan.
Berikut penjelasan dari diagram di atas:

1. Analisis permasalahan dan kebutuhan

Pada tahap ini kami menentukan permasalahan yang akan kami selesaikan.
Kemudian, kami menganalisis permasalahan yang telah ditentukan tersebut.
Setelah itu, kami membuat daftar kebutuhan target pengguna kami agar
implementasi [INSERT NAME HERE] menjadi tepat sasaran.

2. Desain perangkat lunak

Pada tahap ini kami mendesain aplikasi [INSERT NAME HERE] sesuai dengan hasil
analisis dan daftar kebutuhan target pengguna kami. Proses desain ini kami
butuhkan guna memperjelas mengenai alur kerja serta detail aplikasi yang akan
kami buat. Dengan demikian, eksekusi pembangunan dan implementasi aplikasi
dapat berjalan maksimal dan tepat sasaran.

3. Implementasi perangkat lunak

Implementasi perangkat lunak berupa proses coding aplikasi berdasarkan desain


yang telah kami buat. Kami mengembangkan aplikasi kami dengan IDE Android
Studio.

4. Uji coba dan evaluasi

Uji coba terhadap hasil implementasi yang telah kami buat sangatlah penting
untuk menemukan kesalahan-kesalahan maupun ​bugs y​ ang mungkin terjadi saat
proses pengembangan aplikasi. Selain itu, kami juga akan mendapatkan ​feedback
langsung dari pengguna aplikasi untuk menyempurnakan hasil implementasi
yang dibuat.
C. Artificial Intellligence
Algoritma kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) yang digunakan adalah Recurrent
Neural Network (RNN). Algoritma tersebut termasuk salah satu algoritma dari deep
learning. Algoritma RNN berguna untuk memproses data sekuensial yang mana cocok
pemrosesan teks yang merupakan masukan dari aplikasi.
D. Karakteristik Luaran
Luaran yang ingin dicapai dari pengerjaan proyek ini adalah rancang bangun
aplikasi filter hoaks dengan fitur sebagai berikut :
● Identifikasi hoaks
● Saluran pelaporan hoaks ke pihak berwajib
● Daftar sumber - sumber yang dapat dipercaya

BAB III
PERALATAN PENUNJANG

No Peralatan & Perlengkapan Kegunaan

1 Laptop Pengembangan aplikasi

2 Smartphone Android Pengembangan serta uji aplikasi

3 Dataset Data untuk diproses oleh algoritma ​deep learning

4 Tensorflow framework deep learning

5 Android Studio IDE untuk pengembangan aplikasi

BAB IV
KESIMPULAN
Di zaman modern seperti sekarang dimana semua orang dapat dengan mudah
mengakses internet terutama media sosial, hoaks semakin mudah untuk tersebar dari satu
pihak ke pihak lainnya. penyebaran hoaks tersebut dapat menyebabkan banyak hal tidak
diinginkan, seperti kebencian, permusuhan, bahkan hingga menimbulkan konflik. Sudah ada
dan cukup banyak kasus - kasus konflik yang terjadi dikarenakan adanya hoaks yang tersebar.
maka dari itu, dengan dibuatnya aplikasi ini diharapkan dapat mengurangi dampak dari adanya
hoaks dengan cara memberikan layanan pengecekan hoaks terhadap suatu pesan atau berita
sehingga hoaks menjadi tidak mudah untuk tersebar dan orang - orang tidak mudah
terpengaruh karena sudah mengetahui bagaimana kredibilitas dari berita yang didapatkan.
Proyek ini tidak kami niatkan untuk dibuat menjadi sebuah startup sendiri, melainkan
kami tawarkan kepada pihak lain yang memiliki ketertarikan terhadap produk yang kami buat
ini. Namun kami akan tetap mengusahakan untuk terlibat dalam proyek ini. Hal tersebut kami
pilih mengingat bahwa saat ini kami masih berstatus sebagai mahasiswa dimana kami masih
belum memiliki banyak pengalaman. Akan lebih baik jika pihak lain yang sudah berpengalaman
yang mengurus proyek ini lebih jauh. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh CEO Go-jek
Nadiem Makarim ketika beliau diwawancarai dalam acara “The Enterpreneur Diaries”, dimana
beliau berpendapat bahwa seseorang sebaiknya merasakan dulu bagaimana bekerja dimana
bukan dia yang menjadi bosnya. Mencoba merasakan bagaimana bekerja di bawah orang lain,
“untuk bisa memimpin, harus bisa ngikutin dulu orang (lain)” kurang lebih begitulah yang
diucapkan beliau dalam wawancara tersebut.

REFERENSI

[1] Databoks. (2019). Berapa Pengguna Media Sosial Indonesia?. Retrieved 4 October 2019,
from
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/02/08/berapa-pengguna-media-sosial-indon
esia
[2] Sak, Hasim; Senior, Andrew; Beaufays, Francoise (2014). ​"Long Short-Term Memory
recurrent neural network architectures for large scale acoustic modeling"​ (PDF).
[3] ​Li, Xiangang; Wu, Xihong (2014-10-15). "Constructing Long Short-Term Memory based Deep
Recurrent Neural Networks for Large Vocabulary Speech Recognition". ​arXiv​:​1410.4281​[​cs.CL​].

Anda mungkin juga menyukai