PENDAHULUAN
1 Universtias Sriwijaya
2
Universitas Sriwijaya
3
Universitas Sriwijaya
4
2014, Riftiana, 2010), pendidikan yang rendah merupakan faktor risiko terjadinya
filariasis (Salim, 2016, Ramli, 2014), pengetahuan yang rendah tentang filariasis juga
berpotensi terhadap kejadian filariasis (Amelia, 2014, Salim, 2016), kebiasaan keluar
rumah pada malam hari menjadi faktor risiko kejadian filariasis (Juriastuti, 2010,
Amelia, 2014, Salim, 2016), kebiasaan penggunaan obat nyamuk pada waktu tidur di
malam hari berisiko terhadap kejadian filariasis (Febrianto, 2008), kebersihan
lingkungan rumah juga menjadi faktor risiko terhadap kejadian filariasis (Kamarudin,
2013), genangan air disekitar rumah menjadi faktor risiko kejadian filariasis (Sapada,
2015), keberadaan kandang ternak di sekitar rumah berpotensi mengakibatkan
kejadian filariasis (Febrianto, 2008, Kamarudin, 2014, Widiastuti, 2010), keberadaan
Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) memiliki risiko terhadap penularan
filariasis (Nugraheni, 2011, Santoso, 2014, Widiastuti, 2010)
Berdasarkan data awal dan beberapa penelitian tersebut, faktor-faktor
karakteristik, lingkungan dan perilaku diduga memiliki potensi sebagai faktor risiko
kejadian filariasis di wilayah kerja Puskesmas Muara Sabak Barat. Sehingga penulis
tertarik untuk meneliti determinan kejadian filariasis di wilayah kerja Puskesmas
Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.
Universitas Sriwijaya
5
Universitas Sriwijaya
6
Universitas Sriwijaya
7
Universitas Sriwijaya