Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

PEMBAHASAN

Data subjektif merupakan data yang diperoleh dari anamnesis dan

berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien (Muslihatun, 2009;h.123).

Dari hasil anamnesa, didapatkan hasil bahwa ibu bernama Ny.U berusia 22 tahun

G1P1A0 dalam keadaan fisiologis dan tidak ditemukan masalah berkaitan dengan

umur beresiko, riwayat kesehatan ibu dan keluarga yang dapat mempengaruhi

kehamilan maupun riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu. Data subyektif

di daptkan dari hasil wawancara dengan keluarga atau pasien itu sendiri.

Dari data hasil wawancara yang di dapatkan Ny.U dan keluarga dalam

keadaan sehat tidak mendapatkan penyakit yg menurun atau pun menular, dan dalam

kehamilan ibuk tidak mempuyai riwayat penyakit dalam kehamilan. Menurut

penelitian Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fajarriyanti (2016) diperoleh nilai p

sebesar 0,025 (p < alfa) yang berarti H0 ditolak artinya terdapat hubungan antara

penyakit kehamilan dengan kejadian asfiksia neonatorum. Artinya baik penyakit

anemia, hipertensi, preeklamsi ringan, preeklamsi berat, maupun eklamsi dapat

menyebabkan terjadinya asfiksia. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa,

bayi dengan ibu anemia yang mengalami asfiksia sebanyak 26 (72,2%), bayi dengan

ibu hipertensi mengalami asfiksia sebanyak 1 (0,5%), bayi dengan ibu preeklamsi

ringan yang mengalami asfiksia. sebanyak 62 (30,5%), bayi dengan ibu preeklamsi

berat yang mengalami asfiksia sebanyak 93 (45,8%), dan bayi yang mengalami

asfiksia dengan ibu eklamsi sebanyak 15 (7,4%). Hal ini menunjukkan kejadian

asfiksia neonatorum dapat terjadi pada bayi dari ibu yang mengalami penyakit
anemia, hipertensi, preeklamsi ringan dan berat, maupun eklamsi. Namun dalam hasil

pengkajian tidak ada riwayat penyakit dari ibu atau keluarga.

Di lihat dari status perkawinan Ny U menikah saat usia 21 tahun dimana usia

tersebut merupakan umur yang sudah matang. Menurut teori Sarwono 2010 Umur ibu

untuk mengetahui apakah ibu hamil terlalu muda atau terlalu tua. umur ibu kurang

dari 20 tahun lebih dari 35 tahun merupakan faktor predisposisi kelahiran premature,

namun dalam kasus umur ibu merupakan umur yang sudah matang karena dengan

kehamilan dan persalinan kurang bulan akan menyebabkan terjadinya asfiksia namun

pada kasus pengkajian riwayat kehamilan ibu mengatakan umur kehmailan 42 lbih 3

hari karena ibu tidak merasakan tanda- tanda persalinan. Menurut (Marmi, 2015;

h.105-106) asfiksia merupakan salah satu masalah yang diakibatkan karena

postmaturitas, selain itu masalah yang dapat terjadi dari persalinan ini diantaranya

adalah respiratory distress syndrome, hipotermia, neonatal feeding problem, hipoksia

dan asfiksia sekunder (kekurangan oksigen pada bayi) mengakibatkan kompresi tali

pusat, prolaps uteri, dry labour, partus lama, APGAR SCORE rendah. Menurut hasil

penelitian yang dilakukan oleh Fitriani tahun 2010 dengan judul “Hubungan

Persalinan Postmatur dengan Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir di RSU PKU

Muhammadiyah Bantul” yaitu responden yang memiliki bayi dengan asfiksia sedang

yaitu 25 orang (53,2%) dan yang paling sedikit adalah bayi yang mengalami asfiksia

berat yaitu 7 orang (14,9%) dengan responden yang mengalami persalinan postmatur

sebanyak 65 orang. Hasil tersebut menunjukan adanya hubungan antara kejadian

asfiksia pada bayi dengan persaalinan postmatur. Dengan demikian tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktik yang terjadi karena pada kasus Ny U dengan

umur kehamilan 42 lebih 3 hari yang berarti ny.U mengalami kehamilan postmaturus
dan pada pemeriksaan fisik BBL didapati kuku panjang , kulit mengelupas dan tali

pusat tampak layu , bayi lahir spontan dengan asfiksia sedang .

Nilai apgar score yang di dapatakan bayi Ny U saat setelah lahir adah 5,

menurut Winkjosasto 2010 h 89 nilai apgar score 4- 6 masuk dalam kategori asfiksia

sedang yang memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lender yang

menyumbat jalan napas, atau pemberian oksigen untuk membantu bernapas.. Menurut

Depkes RI 2008 h; 151 Nilai skor APGAR tidak digunakan sebagai dasar keputusan

untuk tindakan resusitasi. Penilaian harus dilakukan segera, sehingga keputusan

resusitasi tidak didasarkan penilaian APGAR, tetapi skor APGAR tetap dipakai untuk

menilai kemajuan kondisi BBL pada saat I menit , dan 5 menit setelah kelahiran.

Penilain APGAR yang di lakukan antara lain :

Tabel 2.1 skor APGAR


Klinis Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 Akronim
Warna kulit Seluruh badan Warna kulit tubuh Warna kulit tubuh, Appeareance
biru atau pucat normal merah tangan dan kaki
muda, tetapi normal merah
tangan dan kaki muda, tidak ada
kebiruan. sianosis.

Denyut jantung Tidak ada < 100 kali per > 100 kali per Pulse
menit menit

Respon reflek Tidak ada respon Menangis atau Menangis atau Grimace
terhadap menangis lemah bersin atau batuk
stimulasi. ketika ketika saat stimulasi
distimulasi saluran napas.

Tonus otot Lemah atau tidak Sedikit gerakan Bergerak aktif Activity
ada
Pernafasan Tidak ada Lemah atau tidak Merah seluruh Respiration
teratur tubuh. Menangis
kuat, pernafasan
baik dan teratur.
Sumber : Wiknjosastro, 2010.
Pada kasus bayi lahir menangis merintih warna kebiruan ( sianosis) dan reflek

lemah maka penatalaksaan segera yang dapat di lakukan penanganan HAIKAL. Menurut

Teori 5 langkah awal dalam pennganan asfiksia adalah jaga bayi tetap Hangat , Atur posisi

bayi, Isap lendir, Keringkan dan rangsang bayi, Atur kembali posisi kepala bayi dan
selimuti bayi dan lakukan penilain ulang bila bayi bernafas normal lakukan asuhan pasca

resusitasi dan Bila bayi megap-megap atau tidak bernafas : mulai lakukan ventilasi bayi

Wiknjowsastro 2010.

Pada kasus sudah di berikan penatalaksaan yang sesuai dengan teori untuk menjaga

kehanggatan bayi, bayi sudah di tempatkan di bawah suction warmer yang di nyalakan di

lanjutkan dengan suction, pada kasus setelah di lakukan suction bayi dapat menangis warna

berangsur kemerahan dan reflek sudah bagus di lanjutkan dengan pengukuran antopometri

dan tindakan lanjutakan pemasangan oksigen. Setelah di observasi beberapa jam keadaan

bayi berangsur membaik dan stabil.

Anda mungkin juga menyukai