Anda di halaman 1dari 15

BAB I

STATUS PASIEN

Identitas Pasien

Nama : Ny. Diana

Umur : 21 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Kauling Serut No.52 Taman harapan Indah,Bekasi Barat

Tgl MRS : 08 – 05 – 2011 Jam 23’15 wib

No. RMK : 65.10.01

Anamnesis

Os datang setelah dirujuk oleh bidan dengan keluhan nyeri perut bagian bawah sejak 1 hari yang
lalu SMRS. Os juga mengeluh pada akhir maret keluar flek-flek sampai saat ini. Pada 1 hari
sebelum MSRS,Os mengeluh keluar darah dari kemaluan sebanyak 1 softek, namun tidak penuh.
mual (+), muntah (+), pusing . Os merasa sedang hamil 7 minggu.

 Riwayat Pemeriksaan kehamilan

Ibu belum pernah memeriksakan kehamilanya.

 Riwayat Penyakit Dahulu

Hipertensi disangkal, Asma disangkal,DM disangkal.

 Riwayat Penyakit Keluarga

Hipertensi disangkal, Asma disangkal,DM disangkal.


 Riwayat Pengobatan

Sebelum masuk RS minum obat anti nyeri sebanyak 3x/hari.

 Riwayat Perkawinan

Pernikahan 1x, masih menikah , lama pernikahan 3 tahun

 Riwayat Haid

HP :12 tahun,teratur,nyeri (+), lama 7hari, siklus haid 28 hari


 HPHT : 05 – 03 - 2011

 Riwayat Alergi

Alergi makanan disangkal, Alergi obat-obatan disangkal.

 Riwayat Operasi

Belum pernah operasi apapun sebelumnya.

 Riwayat kebiasaan

Sebelum hamil suka mengkonsumsi jamu beras kencur (2x/Bln),Alkohol disangkal.

PEMERIKSAAN FISIK (08 Mei 2011 )

Keadaan Umum : Sakit Sedang

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital

-Tekanan Darah : 80/60 mmHg


- Suhu : 36,2°C
- Nadi : 106x/mnt
- Pernapasan : 23x/mnt

Status Generalis
 Kepala : Normocephal
 Rambut : Hitam, distribusi rambut merata, tidak rontok.
 Mata : konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), refleks pupil(+) Ishokor.
Paru :
 Auskultasi : vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)
 Jantung : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

 Abdomen :

Inspeksi : Abdomen sedikit cembung

Palpasi : Nyeri tekan (+) sebelah kiri


Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran abdomen
Auskultasi : Bising usus (+) normal
 Ekstremitas
Akral dingin (+/+)
Edema (-/-)

PEMERIKSAAN OBSTETRI
 Inspeksi : Distensi abdomen
 Palpasi : Nyeri tekan, defans
TFU : Tidak teraba jelas
 Pemeriksaan dalam :
Portio : Lunak dan nyeri goyang
OUI : Tertutup

Hasil laboratorium tgl 7-05-2011

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Hematologi

Hemoglobin 11,3 gr/dl 12,5 – 15, 5gr/dl

Leukosit 6900 ribu 4000 – 10.000 ribu

Trombosit 176000ribu 150-400 ribu

Hematokrit 33% 40 – 50 %
Pemeriksaan Urinalisa Hasil
Warna Kuning
Kejernihan Keruh
Nitrit/Bakteri Negatif
Leukosit urin Negatif
Leukosit Sedimen 6–8
Eritrosit sedimen 4 -6
Silinder Hyalin Negatif
Silinder granular Negatif
Epitel Squamosa (+1)
Epitel Bulat Negatif
Kristal Amorf Negatif
Kristal Oksalat Negatif
Jamur Negatif
Reduksi/Glukosa Urine Negatif
Kristal asam urat Negatif
Kristal phospat Negatif
Bakteri (+1)
Bilirubin urin Negatif
Keton (+1)
Berat jenis 1015
Darah samar (+1)
PH urine 7,0
Urobilinogen Negatif

Pemeriksaan Laboratorium tgl 08 – 05 – 2011

Pemeriksaan Hematologi Hasil Nilai Normal

Hemoglobin 7,9 gr/dl 12,5 – 15, 5gr/dl

Leukosit 19,3ribu 4000 – 10.000 ribu

Trombosit 200 ribu 150-400 ribu

Hematokrit 22,9% 40 – 50 %
Pemeriksaan Urinalisa Hasil
Warna Kuning
Kejernihan Keruh
PH 5,5
BJ 1025
Albumin Positif 1 (+)
Glukosa Negatif
Keton Positif 1 (+)
Urobilinogen 0,2
Bilirubin Negatif
Darah samar Positif 3 (+++)
Leukosit Esterase Positif 1 (+)
Nitrit Negatif
Eritrosit 5-8
Leukosit 15 - 20
Silinder Negatif
Epitel Negatif
Kristal Negatif
Bakteri Positif 1 (+)
Darah samar (+1)
PH urine 7,0

Pemeriksaan Laboratorium tgl 08 – 05 – 2011 jam 21:58 wib

 Hb : 5,3 gr/dl

Pemeriksaan Laboratorium tgl 09-05-2011 jam 02: 04 AM


Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Hemoglobin 4,6gr/dl 12,5 – 15, 5gr/dl

Leukosit 12,200ribu 4000 – 10.000 ribu

Trombosit 123 ribu 150-400 ribu

Hematokrit 13 % 40 – 50 %

Blooding Time 2 1-3

Cloothing Time 5 2-6

Gol darah ABO B

Gol darah Rhesus (+)

LED 14

Eritrosit 1,5

Basofil 0 Pemeriksaan
Laboratorium
Eosinofil 0
Post Operasi
Neutrofil 83
09 – 05 –2011
Limfosit 11 Jam 04:15 AM
 Hb :
Monosit 6
4,3

Ureum 0,9 g/dl


Pemeriksaan
Creatinin 45 laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal 09 – 05 – 2011
SGOT 15
Hemoglobin 10,1 gr/dl 12,5 – 15, 5gr/dl Jam 18.00 wib
SGPT 16
Leukosit 17,3ribu 4000 – 10.000 ribu
Gula darah sewaktu 102
Trombosit 92 ribu 150-400 ribu

Hematokrit 29% 40 – 50 %

Ureum 30

Creatinin 0,7

HBs Ag 0,590
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Hemoglobin 9,9 gr/dl 12,5 – 15, 5gr/dl

Leukosit 9900ribu 4000 – 10.000 ribu

Trombosit 149,6ribu 150-400 ribu

Hematokrit 28% 40 – 50 %

HBs Ag 0,590

DIAGNOSIS
 G1P0A0 Hamil 8 minggu dengan KET disertai DIC
PENATALAKSANAAN
 Transfusi darah
 Kalfoxim I gr No. IV ( 2 dd 1)
 Claneksi tab XV (3 dd 1)
 Mefinal tab X (3 dd 1)
 Torasic tab X (2 dd 1)
 Rantin tab X (2 dd 1)
 Rovital plus tab XXX( 1 dd 1), Albumin 20% 100 cc, lasix amp No.1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

2.1 Defenisi

Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar kavum uteri.Bila berakhir
dengan abortus atau ruptur maka disebut Kehamilan Ektopik Terganggu

2.2 Etiologi
Kehamilan ektopik pada dasarnya disebabkan segala hal yang menghambat perjalanan
zigot menuju kavum uteri.

 Kerusakan tuba yang disebabkan oleh :

 Inflamasi

 Infeksi

 Pembedahan

Faktor Resiko :

 Ada berbagai macam faktor yang dapat menyebabkan kehamilan ektopik. Namun perlu
diingat bahwa kehamilan ektopik dapat terjadi pada wanita tanpa faktor risiko. Faktor
risiko kehamilan ektopik adalah :

1. Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya.

2. Penggunaan kontrasepsi spiral.

3. Kerusakan dari saluran tuba

 Merokok : kehamilan ektopik meningkat sebesar 1,6 – 3,5 kali dibandingkan wanita yang
tidak merokok. Hal ini disebabkan karena merokok menyebabkan penundaan masa vulasi
(keluarnya telur dari indung telur), gangguan pergerakan sel rambut silia di saluran tuba,
dan penurunan kekebalan tubuh

 Penyakit Radang Panggul

 Endometriosis

2.3 Lokasi
• Kehamilan ektopik paling sering terjadi di daerah tuba falopi (98%),
• Ujung fimbriae tuba falopii (17%)
• Ampula tubae ( 55%)
• Isthmus tuba falopii (25%)
• Pars interstitsialis tuba falopii (2%)
• ovarium (indung telur),
• rongga abdomen (perut),
• serviks (leher rahim)

2.4 Gejala klinis


 Ada riwayat terlambat haid dan gejala kehamilan muda.
 Akut abdomen, terutama nyeri perut kanan / kiri bawah.
 Perdarahan per vaginam (dapat juga tidak ada).
 Keadaan umum ibu dapat baik sampai buruk / syok, tergantung beratnya perdarahan
yang terjadi.
 Kadang disertai febris.
2.5 Diagnosis
Ditegakkan berdasarkan :
- Anamnesis
- Gejala klinis
- Pemeriksaan fisis
- Pemeriksaan ginekologis
- Pemeriksaan penunjang

1. Anamnesis : riwayat terlambat haid / amenorrhea, gejala dan tanda kehamilan muda,
dapat ada atau tidak ada perdarahan per vaginam, ada nyeri perut kanan / kiri bawah.
2. Pemeriksaan fisis : keadaan umum dan tanda vital dapat baik sampai buruk, ada tanda
akut abdomen. Saat pemeriksaan adneksa dengan vaginal touché, ada nyeri bila porsio
digerakkan (nyeri goyang porsio).
3. Pemeriksaan penunjang diagnostik : urine B-hCG (+), kuldosentesis (ditemukan darah di
kavum Douglasi), USG.
4. Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi.

2.6 Penatalaksanaan
• Perbaiki keadaan umum
• Jika gejala klinis (+) dan pemeriksaan penunjang (+) ® laparotomi dan
salpingektomi (memotong bagian tuba yang terganggu).
• Kehamilan ovarium: ovarial kistektomi
• Kehamilan abdominal : keluarkan anak saja, plasenta ditinggalkan
• Kehamilan serviks : kuret, tampon/ ligasi arteri hipogastrika.
• Bila jumlah anak cukup : histerektomi total

2.7 Prognosis
• Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengan diagnosis
dini dengan persediaan darah yang cukup.
• Penderita mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami kehamilan
ektopik kembali.
• Selain itu, kemungkinan untuk hamil akan menurun. Hanya 60% wanita yang
pernah mengalami kehamilan ektopik terganggu dapat hamil lagi, walaupun angka
kemandulannya akan jadi lebih tinggi.
• Angka kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0 – 14,6%.
Kemungkinan melahirkan bayi cukup bulan adalah sekitar 50%
TINJAUAN PUSTAKA
DIC(Disseminated Intravascular Coagulation)

3.1 Definisi

Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) merupakan suatu keadaan dimana system


koagulasi atau fibrinolitik teraktivasi secara sistematik, menyebabkan koagulasi
intravaskular luas dan melebihi mekanisme antikoagulan alamiah.

3.2 Etiologi
• Kelainan obstetri : emboli air ketuban, solutio plasenta,eklamsia,abortus.
• Hemolisis intravaskular : reaksi hemolisis tranfusi,hemolisis minor,tranfusi masif.
• Sepsis : Gram negatf (endotoksin) atau positif (mukopolisakarida)
• Viremia : HIV,hepatitis,varisela,sitomegalovirus
• Metastasis kanker
• Leukemia
• Luka bakar, cedera karena trauma dan nekrosis jaringan dll.

3.3 Gambaran Klinis


Manifestasi klinis DIC berkaitan dengan peristiwa DIC itu sendiri, dengan penyakit yang
mendasari/keduanya.
Gambaran :
• Perdarahan pada kulit(petekie,ekimosis,dari bekas suntikan/tempat infus/pada
mukosa.
• Perdarhan masif(traktus gastrointestinal,paru,susunan saraf pusat/mata)
3.4 Diagnosis laboratorium
• Leukositosis sering ditemukan
• Granulositopenia (Granulositopenia akibat ketidakmampuan sumsus tulang untuk
mengimbangi kerusakan neutrofil yang cepat.)

• Trombositopenia (Trombositopenia akibat : kerusakan trombosit yang


meningkat,perlekatan trombosit pada endotel mikrovaskular dan pembentukan
mikroagregat yang menyumbat kapiler, produksi sumsum tulang yang kurang,
pooling yang berlebihan pada limfa.)
• Anemia (Anemia disebabkan perdarahan, pemendekan umur eritrosit pada keadaan
sepsis, gangguan hematopoesis dan hemodelusi pasca resusitasi cairan.)
• Pada pemeriksaan mikroskopis ( schistocytes) terbentuk akibat interaksi eritrosit
dengan fibrin.
• Memanjangnya PT/aPTT dalam pemeriksaan serial merupakan petanda DIC yang
sensitif.
• Pemeriksaan hemostasis yang rutin dapat dilakukan : masa protrombin(protrombin
time/PT), masa thromboplastin parsial teraktivasi (activated partial thromboplastin
time/aPTT), D-dimer, antitrombin-III,fibrinogen dan masa trombin.

3.5 Penatalaksanaan
• Segera mengatasi penyakit yang mendasari
• Terapi suportif yang agresif termasuk mengatasi hipovolemia dan hipoksemia.
• Pemberian faktor pembekuan seperti kriopresipitat,plasma beku segar diperlukan jika
kadar fibrinogen, trombosit/faktor pembekuan rendah, dan pasien mengalami
perdarahan.
• Jika diperlukan terapi heparin, kadar trombosit harus diperiksa 30-60 menit setelah
tranfusi dan setiap 6 jam.
• Indikasi pemberian heparin : ( tadanya trombosis, kematian janin intra uterin,
hemangioma raksasa, aneurisma aorta,tumor padat dan APL.

DAFTAR PUSTAKA

Obstetri Williams edisi. 21 vol. 2


Ilmu kebidanan, edisi ke 3, cetakan ke 8 2006.
www.emedicin.com
www.ACOG.org
www.Nejm.org
LAPORAN TUTORIAL

“KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU”


DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK STASE OBGYN RSIJ PONDOK KOPI

Pembimbing: dr. H.M.Natsir Nugroho Sp.OG

PROGRAM STUDI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Penulis ucapkan karena dengan rahmat dan
hidayahNya penulis dapat menyelesaikan tugas refreshing ini tepat pada waktunya.

Refreshing ini penulis susun untuk memenuhi tugas pada kepaniteraan klinik Ilmu
Kebidanan dan Kandungan di RSIJ Pondok Kopi. Terima kasih penulis ucapkan kepada
pihak-pihak yang telah membantu tersusunnya laporan ini terutama dr.H.M.Natsir Nugroho,
Sp.OG selaku pembimbing.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari sempurna dan
memiliki banyak kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak yang membaca ini, agar penulis dapat mengoreksi diri dan
dapat membuat laporan kasus yang lebih sempurna di lain kesempatan.

Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, sekarang maupun masa
yang akan datang.
Jakarta, Mei 2011

Penulis

Anda mungkin juga menyukai