Anda di halaman 1dari 12

E-Voting Pemilihan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa pada STMIK MURA

Lubuklinggau
Andri Anto Tri Susilo, Indra Mustika Puspa
Program Studi Teknik Informatika, STMIK Musi Rawas Lubuklinggau
Jl. Jend Besar HM Soeharto Kel.Lubuk Kupang Kec.Lubuklinggau Selatan II Kota Lubuklinggau
Sumatera Selatan
Telp: (0733 ) 452258
E-Mail : wildananto@gmail.com

ABSTACT

Students Executive Board (BEM) election can not be separated from Tertiary , it
Educational Intitution. Taking and counting a vote is a crucial part in the election process.
The election at STMIK-MURA Lubuklinggau was help through conventional method. It was
done by using ballots to get the election result. In the development of technology and
information nowdays it causes a great change in the election system especially the method
using in voting implementation at STMIK-MURA Lubuklinggau. The using of computer
technology in voting system is known as electronic voting or e-voting. In designing e-voting
application, the researcher used a program called PHP. More over, MySql was used as
database server. Finally, E-Voting was faocused on web based technology.

Key words : Students Executive Board ( BEM ) election, Electroic election aplication

ABSTRAK
Pemilihan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Perguruan Tinggi, pemungutan dan perhitungan suara adalah bagian
penting dari proses pemilihan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Pemilihan yang
dilakukan pada Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STMIK MURA) masih
menggunakan cara konvensional yaitu dengan menggunakan media kertas suara untuk
proses pemilihan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Dalam pelaksanaan pemilihan Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) secara konvensional masih mempunyai banyak kelemahan.
Kemajuan teknologi dan informasi saat ini telah membawa perubahan yang besar bagi
manusia, termasuk cara untuk melaksanakan voting. Penggunaan teknologi komputer pada
pelaksanaan voting dikenal dengan istilah elektronic voting atau lazim disebut dengan e-
voting. Dalam pembuatan aplikasi e-voting peneliti menggunakan bahasa pemograman
PHP, dan memanfaatkan database MySQL sebagai database server. Aplikasi e-voting
difokuskan pada teknologi berbasis web.

Kata Kunci : Pemilihan BEM, aplikasi pemilihan elektronik


1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI

Seiring dengan kemajuan teknologi Dalam penulisan penelitian ini banyak


diberbagai bidang, seakan tidak pernah ada memerlukan informasi yang akurat, relevan,
matinya untuk memperlajarinya, dari hari dan valid maka penulis mengumpulkan data
kehari kamajuan teknologi terus dengan cara :
berkembang salah satunya adalah pada a. Metode Observasi
pemilihan umum baik pemilihan umum Metode observasi adalah metode
skala besar seperti pemilihan presiden pegumpulan data dengan cata melakukan
sampai pemilihan umum skala kecil seperti pengamatan dan pencatatan langsung pada
pemilihan kepala daerah, pemilihan kepala Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu
desa bahkan pemilihan Badan Eksekutif Komputer Musi Rawas Lubuklinggau, serta
Mahasiswa (BEM) pada perguruan tinggi pihak-pihak yang terkait didalam nya.
sekalipun. Pemilihan Badan Eksekutif
Mahasiswa merupakan bagian yang tidak b. Metode Dokumentasi
terpisahkan dari Perguruan Tinggi, Metode dokumentasi adalah metode
pemungutan dan perhitungan suara adalah pengumpulan data dimana penulis
bagian penting dari proses pemilihan ketua mangambil langsung dokumen-dokumen
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Saat ini yang diperlukan melalui bantuan seluruh
proses pemungutan suara di Sekolah Tinggi element yang ada pada Sekolah Tinggi
Manajemen dan Ilmu Komputer Musi Manajemen dan Ilmu Komputer Musi
Rawas Kota Lubuklinggau masih dilakukan Rawas Lubuklinggau.
dengan cara konvensional yaitu c. Metode Interview
menggunakan media kertas suara dan Metode interview merupakan metode
perhitungan suara yang masih dengan cara pengumpulan data dengan melakukan tanya
manual serta meneliti keabsahan kertas jawab atau wawancara secara langsung
suara yang akan dihitung. kepada pihak yang bersangkutan mengenai
Pemilihan secara konvensional dapat data-data dan informasi yang berhubungan
menimbulkan berbagai maslah, namun dengan penelitian ini.
berbagai masalah yang muncul dapat diatasi
dengan Electronic voting atau biasa disebut d. Metode Perpustakaan
e-voting. E-Votingadalah proses pemungutan Metode perpustakaan merupakan
suara yangmemanfaatkan metode pengumpulan data menggunakan
elektronik.(salahudin 2009). Dengan adanya data-data dari buku-bukuserta pedoman
sistem E-Voting ini, dapat mempercepat dan penyusunan proposal penelitian yang
mempermudah mahasiswa dalam berhubungan dengan masalah yang
memberikan suara dalam pemilihan BEM. dibahas.
Pembuatan sistem E-voting ini, difokuskan
pada teknologi berbasis web dengan 3. LANDASAN TEORI
menggunakan bahasa pemograman PHP dan
Mysql a. E-Voting
Dari latar belakang diatas maka Menurut Shalahuddin (2009), dalam
penulis hendak melakukan penelitian dengan tesis yang berjudul Pembuatan Model E-
judul “E-Voting Pemilihan Ketua Badan Voting Berbasis Web. E-voting adalah proses
Eksekutif Mahasiswa pada STMIK MURA pemungutan suara yang memanfaatkan
Lubuklinggau” Dengan dibangunnya Sistem elektronik. Penelitian mengenai e-voting
ini diharapkan dapat mengatasi masalah telah berlangsung cukup lama. Sebagai
yang ada. contoh, pada 1 Juni 1869 Thomas A. Edison
menerima paten dari pemerintah Amerika
untuk sebuah “electronic vote recorder”
yang akan digunakan pada Kongres, tetapi panjang pesan 448 bit, maka pesan tersebut
teknologi tersebut tidak pernah digunakan ditambah dengan 512 bit menjadi 960 bit. Jadi,
karena anggota Kongres belum siap untuk panjang bit-bit p engganjal adalah antara 1
menggunakannnya. Seiring dengan sampai 512.
perkembangan jaman, ada pergeseran makna  Bit-bit pengganjal terdiri dari sebuah bit 1
diikuti dengan sisanya bit 0.
terkait e-voting
E-voting saat ini lebih dikhususkan pada
pemanfaatan teknologi informasi khususnya 2. Penambahan nilai panjang pesan semula.
jaringan internet pada pelaksanaan  Pesan yang telah diberi bit-bit pengganjal
pemungutan suara. Penelitian terkait e- selanjutny a ditambah lagi dengan 64 bit yang
voting yang memanfaatkan teknologi menyatakan panjang pesan semula.
informasi mulai banyak bermunculan pada  Setelah ditambah dengan 64 bit, p anjang
tahun 1990a. pesan sekarang menjadi 512 bit.
3. Inisialisasi penyangga (buffer) MD.
b. Algoritma SHA1 (Scure Hash Algorithm 1)
 SHA membutuhkan 5 buah penyangga
Menurut Handoyo (2012) dalam sebuah (buffer) yang masing-masing panjangnya 32 bit
jurnal yang berjudul Sistem Pengamanan (M D5 hanya mempunyai 4 buah penyangga).
Data Pemiliihan Umum E-voting dengan Total panjang penyangga adalah 5 x 32 = 160
Menggunakan Algoritma SHA-1 (Scure bit. Keempat p enyangga ini menampung hasil
Hash Algorithm 1), Mengatakan bahwa antara dan hasil akhir.
SHA1 (Scure Hash Algortithm 1) adalah  Kelima penyangga ini diberi nama A, B, C,
sebuah fungsi hash satu arah yang didesain D, dan E. Setiap penyangga diinisialisasi dengan
oleh National Security Agency (NSA) dari nilai-nilai (dalam notasi HEX) sebagai berikut:
Amerika Serikat pada tahun 1993. Saat ini A = 67452301
SHA sudah memiliki 4 versi yaitu SHA-0, B = EFCDAB89
C = 98BADCFE
SHA-1, SHA-2 dan SHA-3. SHA-1 adalah
D = 10325476
fungsi SHA yang paling sering digunakan E = C3D2E1F0
untuk keamanan aplikasi dan protokol
seperti SSL, SSH, TLS dan S/MIME. Selain 4. Pengolahan pesan dalam blok
untuk keamanan SHA juga digunakan untuk berukuran 512 bit.
menjamin integritas data pada aplikasi  Pesan dibagi menjadi L buah blok yang
seperti Git. masing-masing panjangnya 512 bit (Y0 sampai
Algoritma SHA menerima masukan berupa YL – 1).
pesan dengan ukuran maksimum 264 bit  Setiap blok 512-bit diproses bersama
(2.147.483.648 gigabyte) dan menghasilkan dengan penyangga MD menjadi keluaran 128-
bit, dan ini disebut proses HSHA. Gambaran
message digest yang panjangnya 160 bit,
proses HSHA diperlihatkan pada gambar berikut
atau 40 bit dalam bilangan Hexa. :
Berikut ini adalah langkah-langkah
pembuatan SHA-1 :
1. Penambahan bit-bit pengganjal (padding
bits).
 Pesan ditambah dengan sejumlah bit
pengganjal sedemikian sehingga panjang pesan
(dalam satuan bit) kongruen dengan 448 modulo
512. Ini berarti panjang pesan setelah ditambahi
bit-bit pengganjal adalah 64 bit kurang dari
kelipatan 512. Angka 512 ini muncul karena
SHA memperoses pesan dalam blok-blok yang
berukuran 512. Gambar 1 Pengolahan Blok 512 bit (Proses
 Pesan dengan panjang 448 bit pun tetap HSHA)
ditambah dengan bit-bit pengganjal. Jika
 Proses HSHA terdiri dari 80 buah putaran (M + = operasi penjumlahan modulo 232 atau
D5 hanya 4 putaran), dan masingmasingputaran dapat dinyatakan dalam kode program
menggunakan bilangan penambah Kt, yaitu: berikut :
Putaran 0 ≤ t ≤ 19 Kt = 5A827999
Putaran 20 ≤ t ≤ 39 Kt = 6ED9EBA1
Putaran 40 ≤ t ≤ 59 Kt = 8F1BBCDC
Putaran 60 ≤ t ≤ 79 Kt = CA62C1D6
 Pada gambar diatas, Yq menyatakan blok
512-bit ke-q dari pesan yang telah ditambah bit-
bit pengganjal dan tambahan 64 bit nilai panjang
pesan semula. M Dq adalah nilai message digest
160-bit dari proses HSHA ke-q. Pada awal
proses, M Dq berisi nilai inisialisasi penyangga
MD.
 Setiap putaran menggunakan operasi dasar
yang sama (dinyatakan sebagai fungsi f). Op
erasi dasar SHA diperlihatkan pada gambar
berikut :
 Fungsi ft adalah fungsi logika yang
melakukan operasi logika bitwise. Op erasi
logika yang dilakukan dapat dilihat p ada tabel
dibawah.
Tabel Fungsi logika ft pada setiap putaran

Catatan : operator logika AND, OR, NOT,


Gambar 2 Operasi dasar SHA dalam satu XOR masing-masing dilambangkan dengan
putaran v, , ~, 
 Nilai W1 sampai W16 berasal dari 16
 Operasi dasar SHA yang diperlihatkan word pada blok yang sedang diproses,
pada gambar tersebut dapat ditulis dengan sedangkan nilai Wt berikutnya didapatkan dari
persamaan sebagai berikut : persamaan Wt = Wt – 16  Wt – 14 Wt – 8  Wt
a, b, c, d, e (CLS5(a) + ft(b, c, d) + e + Wt –3
+ Kt), a, CLS30(b), c, d  Setelah putaran ke-79, a, b, c, d, dan e
yang dalam hal ini : ditambahkan ke A, B, C, D, dan E dan selanjutny
o a, b, c, d, e = lima buah peubah penyangga a algoritma memproses untuk blok data
32-bit (berisi nilai penyangga A, B,C, D, E) berikutnya (Yq+1). Keluaran akhir dari
t = putaran, 0 ≤ t ≤ 79 algoritma SHA adalah hasil penyambungan bit-
ft = fungsi logika bit di A, B, C, D, dan E.
CLSs = circular left shift sebanyak s bit Algoritma SHA mengambil pesan yang
Wt = word 32-bit y ang diturunkan dari blok panjangnya kurang dari 264 bit dan
512 bit y ang sedang diproses menghasilkan message digest 160-bit.
Kt = konstanta penambah Sehingga algoritma ini lebih lambat
daripada M D5, namun message digest yang
lebih besar membuatnya semakin aman dari a. PHP (Personal Home Page)
bruteforce collision dan serangan inversi. Menurut Kadir (2013:17) PHP adalah
bahasa pemograman yang ditujukan untuk
c. Dreamweaver kepentingan pembuatan aplikasi web.
Menurut Sibero (2011:384) Menurut Nugroho (2009:114) PHP
Dreamweaver adalah produk Web (personal Home Page) merupakan bahasa
Developer yang dikembangkan oleh Adobe pemograman yang digunakan dalam dunia
Systems Inc., sebelumnya produk website, php adalah bahasa pemograman
Dreamweaver dikembangkan oleh Macro yang berbentuk skrip yang terletak didalam
Adobe System Inc. Setelah diambil alih oleh program server web. Jika kita lihat dari
Adobe Systems Inc., Dreamweaver sejarahnya mulanya php diciptakan oleh ide
dikembangkan dan dirilis dengan kode nama Rasmus Lerdof untuk kebutuhan pribadinya,
Creative Suit (CS). skrip tersebut sebenarnya dimaksudkan
Menurut Nugroho (2009:1) dreamweaver untuk digunakan sebagai keperluan
adalah suatu bentuk program editor web membuat website pribadi akan tetapi
yang dibuat oleh macromedia dengan alamat kemudian dikembangkan lagi sehingga
website www.macromedia.com. Dengan menjadi sebuah bahasa yang disebut
menggunakan program ini seorang “Personal Home Page”.
programer web dapat dengan mudah
membuat dan mendesain webnya, karena 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
bersifat WYSIWYG (What You See Is What
You Get) a. Analisis Sistem Yang Sedang
Menurut pendapat diatas dapat disimpulkan Berjalan
bahwa Dreamweaver adalah produk yang Pada tahapan ini penulis meganalisis
dikembangkan oleh oleh Adobe Systems proses pemilihan BEM pada STMIK MURA
Inc., untuk membuat, mendesain dan Lubuklinggau, diamana pemilih mendatangi
mengedit dokumen HTML secara visual dan tempat pemilihan suara, kemudian
mengelola halaman sebuah situs. mendaftar dan melakukan pemilihan dibilik
suara yang telah disediakan, pemilihan
e. MySQL kandidat masih menggunakan sistem
Menurut Nugroho (2009:91) MySQL pemilihan konvensional yaitu menggunakan
(My Structured Query Languange) atau media kertas suara kemudian mencoblos
yang biasa dibaca mai-se-kuel adalah salah satu kandidat BEM. Dalam melakukan
program pembuat dan pengolah database perhitungan suara masih dilakukan secara
atau yang sering disebut dengan DBMS manual yaitu perhitungan suara hanya bisa
(DataBase Management System), sifat dari dilakukan setelah pemilihan selesai, dengan
DBMS ini adalah Open Source. Menurut meneliti satu persatu kertas suara dan
Kristanto (2009:79) DBMS adalah memeriksa keabsahan kertas suara yang
kumpulan data yang dapat digambarkan dicoblos. Flowchart sistem pemilihan BEM
sebagai aktifitas dari satu atau lebih yang sedang berjalan pada STMIK MURA
organisasi yang berelasi. lubuklinggau dapat dilihat pada gambar 3.2
Menurut Sibero (2011:97) MySQL atau berikut ini
diabaca My Sekuel adalah suatu RDBMS
(Relational Data Base Management System)
yaitu aplikasi yang menjalankan fungsi
pengolahan data.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa MySQL adalah sebuah perangkat
lunak pengolah database yang saling
berhubungan.
c. Perancangan Sistem
Perancangan sistem merupakan
kegiatan yang dilakukan mulai dari
menganalisis sistem yang sedang berjalan
dan yang akan diusulkan, kemudian melihat
alur kerja yang akan dibuat dengan
menggunakan, DFD (Data Flow Diagram),
melihat hubungan antar table database ERD
(Entity Relationship Diagram), mendesain
database, mendesain input dan mendesain
output.
d. Perancangan Dengan
Menggunakan DFD
DFD (Data Flow Diagram)
Mengambarkan alir data dalam proses
Gambar 3. Flowchart Analisis Sistem yang
pemilihan BEM pada STMIK MURA
Sedang Berjalan
Lubuklinggau secar menyeluruh. Diagram
b. Alternatif Pemecahan Masalah ini dimaksudkan untuk memberikan
Setelah melakukan analisis terhadap penjelasan kemana saja aliran data saling
sistem lama yang sedang berjalan dalam berhubungan dalam proses pemilihan BEM
proses pemilihan BEM pada STMIK STMIK MURA Lubuklinggau.
MURA, maka penulis ingin membuat suatu
sistem pemilihan elektronik (e-voting) yang e. Diagram Konteks
terintegrasi langsung kedalam database dan Diagram konteks merupakan
pemilihan dilakukan secara online, sehingga diagram arus data (DAD) yang
dapat mempermudah pemilih dalam menggambarkan proses pemilihan BEM
melakukan proses pemilihan kandidat BEM pada STMIK MURA Lubuklinggau secara
pada STMIK MURA Lubuklinggau secara menyeluruh. Diagram ini memberikan
cepat, efektif dan efisien. gambaran dengan pihak mana saja sistem ini
Alternatif pemecahan masalah dapat berinteraksi, dan data apa saja yang
digambarkan melalui flowchart pada gambar mengalir diantaranya. Adapun bentuk
4 dibawah ini : diagram konteksnya dapat dilihat pada
gambar 5 dibawah ini :

Gambar 4 Flowchart Alternatif Pemecahan


Masalah Gambar 5. Diagram Konteks
f. Data Flow Diagram Level 0 h. Desain Basis Data
DFD level 0 mengambarkan Desain Basis Data menjelaskan field-
keseluruhan proses yang ada didalam sistem. field yang akan digunakan dalam pembuatan
Diagram ini menjelaskan proses dan urutan- program e-voting pemilihan BEM pada
urutanya sebagai komponen yang menyusun STMIK MURA Lubuklinggau, yang terdiri
keseluruhan sistem. DFD level 0 pemilihan dari table kandidat, table pemilih, table user,
BEM pada STMIK MURA Lubukllinggau table voting, table peraturan , table tatacara,
dapat dilihat pada gambar 6 berikut ini : dan table jadwal.
Tabel 5. Tabel kandidat

Tabel 6. Tabel pemilih

Gambar 7. DFD (Data Flow Diagram)

g. Entity Relationship Diagram (ERD)


Diagram hubungan entitas pada
analisis pemilihan BEM pada STMIK
MURA dapat dilihat pada gambar dibawah
ini :
Tabel 7. Tabel user

Gambar 8. Entity Relation Diagram (ERD)


Tabel 8. Tabel voting i. Relasi Antar Tabel
Berikut ini relasi antar tabel database
e-voting pemilihan BEM pada STMIK
MURA Lubuklinggau, dapat dilihat pada
gambar 9 dibawah ini :

Tabel 9. Tabel peraturan

Tabel 10. Tabel Tatacara


Gambar 9. Relasi Antar tabel

j. Implementasi Sistem

HalamanUtama
Halaman ini merupakan tampilan
awal ketika mengakses website e-voting
pemilihan BEM STMIK-MURA
Lubuklinggau. Halaman ini berisi menu
login admin, manu login pemilih, menu
peraturan, menu daftatr pemilih, manu
kandidat, manu tatacara, dan menu jadwal
Tabel 11. Tabel jadwal pemilihan. Tampilan halaman utama dapat
dilihat pada gambar 11 dibawah ini :
Gambar 11. Halaman Menu Utama

Halaman Login Admin Gambar 13. Halaman Login Pemilih


Halaman ini berisikan form login
yang terdiri dari Username dan Password Halaman Pemilih
sebelum masuk ke halaman admin dan Halaman ini merupakan halaman
melakukan pengolahan data. Tampilan pemilih untuk memilih salah satu kandidat
halaman Login Admin dapat dilihat pada ketua BEM STMIK MURA Lubuklinggau.
gambar 12 dibawah ini : Terdiri dari manu beranda, menu tatacara
memilih dan menu logout. Tampilan
halaman pemilih dapat dilihat pada gambar
15 dibawah ini :

Gambar 12 Halaman Login Admin

Gambar 15. Halaman Pemilih


Halaman Login Pemilih
Halaman ini dibuat untuk mengakses
Halaman Output Hasil Pemilihan
halaman pemilih dengan cara memasukan
NIM dan Password yang valid. Tampilan Halaman ini menampilkan grafik
halaman login pemilih dapat dilihat pada hasil pemilihan berikut dengan jumlah suara
gambar 13. yg diperoleh oleh masing-masing kandidat
dan presentasenya, halaman ini berada pada
halaman administrator. Tampilan halaman
output hasil pemilihan dapat dilihat pada
gambar 16 dibawah ini :

Gambar 16. Halaman Output Hasil Gambar 18 Implementasi Algoritma


Pemilihan Kriptografi SHA-1

Implementasi Algoritma SHA-1 Pada Sistem Login Administrator


Berikut ini merupakan implementasi
source code algoritma SHA-1 pada aplikasi
E-Voting Pemilihan BEM (Badan Eksekiutif
Mahasiswa) pada STMIK-MURA
Lubuklinggau. Implementasi Algoritma
Kriptografi SHA-1 dapat dilihat pada
gambar 17 dibawah ini :

Gambar 19 Implementasi Algoritma


Kriptografi SHA-1 Pada Daftar Pemilih

Output Enkripsi Algoritma SHA-1


Berikut ini merupakan tampilan
Enkripsi Algoritma SHA-1 pada aplikasiE-
Gambar 17 Implementasi Algoritma Voting Pemilihan BEM(Badan Eksekutif
Kriptografi SHA-1 Mahasiswa) pada STMIK-MURA. Tampilan
enkripsi SHA-1 dapat dilihat pada gambar
Pada Sistem Login Pemilih 30 dibawah ini :
k. SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan kegiatan yang dilakukan


oleh penulis selama penelitian sampai
implememtasi aplikasi e-voting, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
a) Dengan adanya e-voting ini pemilih
dapat memberikan hak suaranya
diamanapun dan kapanpun dengan
menggunakan media elektronik yang
terkoneksi dengan jaringan internet.
b) SHA-1(Scure Hash Algorithm
1)adalah sebuah fungsi hash satu
arah yang mengubah masukan
dengan panjang variable menjadi
keluaran dengan panjang tetap yaitu
160-bit atau 40 bit dalam hexa.
c) Dengan adanya e-voting dapat
Gambar 20 Output Enkripsi Algoritma mempercepat dan mempermudah
SHA-1 pada Daftar Pemilih proses pemilihan BEM STMIK-
MURA Lubuklinggau.
d) E-Voting akan mempermudah
rekapitulasi perhitungan suara.
e) E-Voting dapat meminimalisir
jumlah golput dan kecurangan dalam
pemilihan, yang selama ini sering
terjadi.

Saran
Sisteme-voting ini tidak terlepas dari
kekurangan dan kelemahan, maka dari itu
saran yang diberikan dari Penelitian ini
sebagai berikut :
a. Jika sisteme-voting ini akan
digunakan untuk kasus-kasus e-
voting yang lain misalnya pada
pemilihan kepala daerah,
referendum, dll, maka harus
dilakukan penyesuaian terlebih
dahulu khususnya terkait faktor
hukum, sosial, dan prosedur
operasional
b. Dalam pengimplementasiannya
sistem ini hanya memakai sistem
Gambar 21 Output Enkripsi Algoritma operasi Windows, dan belum
SHA-1 pada Database mencoba ke beberapa sistem operasi
seperti Linux, dan MACintosh,
c. Untuk pengembangan lebih lanjut Institut Teknologi Bandung :
diharapkan untuk mengembangkan Bandung
sistem keamanan e-voting.
d. Pengembangan tampilan yang lebih Saputra Agus, 2014,MegaProyek 125 Juta
menarik lagi, tanpa mengurangi Sistem Informasi Akademik
kemudahan dalam menggunakan Kampus,CV. ASFA Solution :
nya. Cirebon

Setyawan Anggit Puguh, 2013, Analisis Dan


l. DAFTAR PUSTAKA Perancangan Sistem Informasi
Perpustakaan Berbasis Web di
Al-Bahra, 2005, Analisis Dan Desain Sistem
SMAN 3 Wonogiri, STMIK-
Informasi, Graha Ilmu : Yogyakarta
AMIKOM : Yogyakarta
Bahri Saipul., dkk, 2012, Studi Dan
Wikipedia Indonisia, 2013, Diagram Alir,
Implementasi Pengamanan Basis
http://id.wikipedia.org/wiki/
DataMenggunakan Metode Enkripsi
Diagram_alir
Md5(Message-Digest Algorihm 5),
Universitas Guna Darma :Palembang

Handoyo Abdurrosyid Broto, 2012,


Pengamanan Data Pemiliihan
Umum E-voting dengan
Menggunakan Algoritma SHA-1
(Scure Hash Algorithm 1), Intitut
Teknolgi Bandung : Yogyakarta

Kristanto Andri, 2008, Perancangan Sistem


Informasi dan Aplikasinya, Gava
Media : Yogyakarta

Kadir Abdul, 2013, Buku Pintar


Programmer Pemula PHP,
MediaKom : Yogyakarta

Nugroho Bunafit, 2009, Latihan Membuat


Aplikasi Web PHP dan MySQL
dengan Dreamweaver,Gava Media:
Yogyakarta

Sibero K.F Alexander, 2011, Kitab Suci


Web Programingm, MediaKom :
Yogyakarta

Sardiyo., dkk, 2014, Buku Pedoman


Penulisan Penelitian, STMIK
MURA : Lubuklinggau

Shalahuddin Muhammad, 2009, Pembuatan


Model E-Voting Berbasis Web,

Anda mungkin juga menyukai