Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA

DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik

Dosen : Ahmad Arifin S.Kep., Ners.

Disusun oleh :

Aulia Septiani
1116028

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANJUT USIA

1. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama : Ny. N
Umur : 62 tahun
Alamat : kaswari 2 rt 09 rw 02 Des. Maleber Kec. Andir Bandung
Pendidikan : SD
Jenis kelamin : perempuan
Suku : sunda
Agama : islam
Status perkawinan : kawin
b. Status kesehatan
1. Status Kesehatan Saat ini.
Keluhan-keluhan kesehatan utama (sekarang) : PQRST
P : klien mengatakan suka pusing jika Ny N kelelahan dan kecapean
Q : klien mengatakan pusing yang dirasakan seperti tertusuk
R : klien mengatakan nyeri dirasakan di kepala bagian belakang leher dan
pundak
S : klien mengatakan skala nyerinya 4
T : klen mengatakan pusingnya hilang timbul.
Data Objektif TD : 140/100 mmHg , N : 84x/menit, RR: 20 x/menit suhu :
36,5֠ C.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan riwayat dahulu mempunyai tekanan darah tinggi
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan ibu dari Ny. N mempunyai riwayat diabetes
4. Tinjauan Sistem
a. Keadaan umum
b. Integumen
Kebersihan cukup, warna kulit sawo matang, dan tidak ada ganguan
pada kulit
c. Sistem Hemopoetik
d. Kepala
Rambut klien tampak beruban, tidak ada luka, tidak ada benjolan
dan bila ditekan tidak terasa sakit.
e. Mata
Bentuk mata klien simetris, konjungtiva tampak anemis, scelera
tidak ikterik, pupil isokor, penglihatan kabur, tidak ada peradangan,
tidak ada nyeri dan tidak ada benjolan.
f. Telinga
Bentuk telinga klien simetris, tidak ada luka, tidak terdapat
serumen, tidak ada peradangan, tidak nyeri tekan pada bagian
belakang telinga, tidak ada benjolan, pendengan masih bagus.
g. Mulut dan tenggorok
mulut klien nampak simetris tidak ada luka dan benjolan, dibagian
gigi terlihat berlubang dan tidak kesulitan menelan saat makan.
h. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada luka, klien
mengeluh leher bagian belakang terasa berat.
i. Payudara
j. Sistem Pernapasan
k. Sistem Kardiovaskuler
l. Sistem Gastrointestinal
m. Sistem Perkemihan
n. Sistem Genitoreproduksi (Pria/Wanita)
o. Sistem Muskuloskeletal
p. Sistem Saraf pusat
q. Sistem Endokrin
c. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
1. Psikososial :
a. Kemampuan sosialisasi
 Klien mengatakan sosialisasi dengan tetangga selalu baik dan dengan
keluarganya juga baik dan komunikasi dengan keluarga maupun orang
di sekitarnya baik.
 Klien mempunyai harapan bahwa setelah klien bersosialisasi dengan
sesamanya klien dapat masukan tentang cara pengobatan penyakit yang
diderita klien.
b. Identifikasi Masalah Emosional :
PERTANYAAN TAHAP I
 Apakah klien mengalami sukar tidur ? TIDAK
 Apakah klien sering merasa gelisah ? TIDAK
 Apakah klien sering murung atau menangis sendiri ? TIDAK
 Apakah klien sering was-was atau kuatir ? TIDAK
Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2, jika ≥ 1 jawaban “Ya”
c. Spiritual
 Klien mengatakan kegiatan keagamaannya suka mengikuti pengajian
di masjid dan selalu melakukan ibadah solat di rumah.
 Klien mempunyai konsep bahwa mati merupakan hal biasa karena
menurut klien kematian bisa terjadi kepada siapa saja dan tidak ada
yang tau kematian itu bisa terjadi
 Harapan klien semoga bisa sembuh dari penyakitnya.
d. Pengkajian Fungsional Klien
1. KATZ Indeks :
Termasuk/Kategori yang manakah klien ?
Kat Kemampuan
A Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK, BAB),
menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah, dan mandi.
B Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi di atas
C Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain.
D Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi yang
lain.
E Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu fungsi
yang lain
F Mandiri, kecuali mandiri berpakaian, ke toilet, berpindah dan
satu fungsi yang lain.
G Ketergantungan untuk semua fungsi di atas.

Keterangan : A

Mandiri : berarti tanpa pengawasan, dalam makan, kontenensia (BAK,


BAB), menggunakan pakaian, pergi ke toilet sendiri, berpindah dan mandi
sendiri.
2. Barthel Indeks

N Kriteria Denga Mandiri Keterangan


o n
Bantu
an

1 Makan 5 10 Frekuensi : 3x sehari

Jumlah : 1 piring

Jenis : nasi

2 Minum 5 10 Frekuensi : 8 gelas perhari

Jumlah : 330 ml

Jenis : air putih

3 Berpindah dari kursi 5 – 10 15


roda ke tempat tidur,
sebaliknya

4 Personal toilet (cuci 0 5 Frekuensi : 5x


muka,menyisir
rambut, gosok gigi)

5 Keluar masuk toilet 5 10


(mencuci pakaian,
menyeka tubuh,
menyiram)

6 Mandi 5 15

7 Jalan di permukaan 0 5
datar
8 Naik turun tangga 5 10

9 Mengenakan 5 10
pakaian

10 Kontrol bowel 5 10 Frekuensi :


(BAB)
Konsistensi :

11 Kontrol bladder 5 10 Frekuensi : 4 x


(BAK)
Warna : kuning

12 Olah raga/latihan 5 10 Frekuensi : 2 x

Jenis : olah raga ringan (peregangan )

13 Rekreasi/pemanfaata 5 10 Jenis: menonton Tv dan bermain


n waktu luang dengan cucu

Frekuensi : 1 x

Keterangan :

a. 130 : Mandiri

b. 65 – 125 : Ketergantungan sebagian

c. 60 : Ketergantungan total

e. Pengkajian Status Mental Gerontik

1. Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan


Short Portable Mental Status Questioner (SPSMQ)

Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua
jawaban. Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10
Pertanyaan
BENAR SALAH NO PERTANYAAN

√ 01 Tanggal berapa hari ini ?

√ 02 Hari apa sekarang ini ?

√ 03 Apan nama tempat ini ?

√ 04 Dimana alamat Anda

√ 05 Berapa umur Anda

√ 06 Kapan Anda lahir ? (minimal


tahun lahir)

√ 07 Siapa Presiden Indonesia


sekarang ?

√ 08 Siapa Presiden Indonesia


sebelumnya ?

√ 09 Siapa nama ibu Anda

√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap


pengurangan 3 dari setiap
angka baru, semua secara
menurun

Score total 10 (fungsi intelektual utuh)

Interpretasi hasil :

a. Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh


b. Salah 4 – 5 : Kerusakan intelektual ringan

c. Salah 6 – 8 : Kerusakan intelektual sedang

d. Salah 9 – 10 : Kerusakan intelektual beratIdentifikasi


aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE
(Mini Mental Status Exam) :

No Aspek Nilai Nilai Kriteria


Kognitif Maks Klien

1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :

o Tahun √
o Musim √
o Tanggal √
o Hari √
o Bulan √
Orientasi 5 5 Dimana kita sekarang berada ?

o Negara Indonesia
o Propinsi Jawa Barat
o Kota..BANDUNG........√
o Desa MALEBER ..........√
o Kecamatan ANDIR .......√....
2 Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 obyek (oleh pemeriksa) 1
detik untuk mengatakan masing-masing obyek.
Kemudian tanyakan kepada klien ketiga obyek
tadi. (Untuk disebutkan)

o Obyek. KIPAS ANGIN.........√


o Obyek..TELEVISI........√
o Obyek..JENDELA .......√.
3 Perhatian dan 5 4 Minta klien untuk memulai dari angka 100
kalkulasi kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali/tingkat.
o 93 √
o 86
o 79 √
o 72 √
o 65 √
4 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek
pada No.2 (registrasi) tadi. Bila benar, 1 point
untuk masing-masing obyek.

5 Bahasa 9 9 Tunjukkan pada klien suatu benda dan


tanyakan namanya pada klien.

o (misal jam tangan)


o (misal pensil)
Minta klien untuk mengulang kata berikut :
”tak ada jika, dan, atau, tetapi:. Bila benar,
nilai satu point.

o Pernyataan benar 2 buah : tak ada


tetapi.
Minta klien untuk mengikuti perintah berikut
yang terdiri dari 3 langkah :

”Ambil kertas di tangan Anda, lipat dua dan


taruh di lantai”.

o Ambil kertas di tangan Anda


o Lipat dua
o Taruh di lantai
Perintahkan pada klien untuk hal berikut (bila
aktivitas sesuai perintah nilai 1 point)

o ”Tutup mata Anda”


Perintahkan pada klien untuk menulis satu
kalimat dan menyalin gambar.

o Tulis satu kalimat


o Menyalin gambar
Total Nilai 29 Aspek kognitif dan fungsi mental klien baik

Interpretasi hasil :

>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik

18 - 22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan

≤ 17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat.

f. Pengkajian keseimbangan
Pengkajian keseimbangan dinilai dari dua komponen utama dalam
bergerak, dari kedua komponen tersebut dibagi dalam beberapa gerakan
yang perlu diobservasi oleh perawat. Kedua komponen tersebut adalah:
1. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukkan kondisi di bawah ini :
 Bangun dari tempat tidur (dimasukkan dalam analisis)
Tidak bangun dari tempat tidur dengan sekali gerakan, akan
tetapi lansia mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan atau
bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil
pada saat berdiri pertama kali.
 Duduk ke kursi (dimasukkan dalam analisis)
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi
Ket : kursi harus yang keras tanpa lengan
 Menahan dorongan pada sternum (Pemeriksa mendorong
sternum sebanyak 3 kali dengan hati-hati) Klien
menggerakkan kaki, memegangn obyek untuk dukungan, kaki
tidak menyentuh sisi-sisinya.
 Mata tertutup
Lakukan pemeriksaan sama seperti di atas tapi klien disuruh
menutup mata
 Perputaran leher
Menggerakkan kaki, menggenggam objek untuk dukungan
kaki: Keluhan vertigo, pusing atau keadaan tidak stabil
 Gerakan menggapai sesuatu
Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi
sepenuhnya sementara berdiri pada ujung jari-jari kaki, tidak
stabil memegang sesuatu untuk dukungan.
 Membungkuk
Tidak mampu membungkus untuk mengambil objek-objek
kecil (misalnya pulpen) dari lantai, memegang objek untuk
bisa berdiri lagi, dan memerlukan usaha-usaha yang keras
untuk bangun.
2. Komponen gaya berjalan atau pergerakan
Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukkan kondisi di bawah ini,
atau beri nilai 1 jika klien menunjukkan salah satu dari kondisi di
bawah ini:
 Minta klien untuk berjalan ke tempat yang ditentukan
Ragu-ragu, tersandung, memegang objek untuk dukungan (1)
 Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki saat melangkah)
Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau
menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi (> 5 cm) (1)
 Kontinuitas langkah kaki (lebih baik diobservasi dari samping
klien)
Setelah langkah-langkah awal menjadi tidak konsisten,
memulai mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain
menyentuh lantai (1)
 Kesimetrisan langkah (lebih baik diobservasi dari samping
klien)
Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke
sisi. (1)
 Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik
diobservasi dari samping kiri klien)
Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke
sisi (1)
 Berbalik
Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan,
bergoyang, memegang objek untuk dukungan.(0)
Interpretasi Hasil:
Jumlahkan semua nilai yang diperoleh klien, kemudian
interprestasikan sebagai berikut :
0 – 5 : Resiko jatuh rendah
6 – 10 : Resiko jatuh sedang
11 -15 : Resiko jatuh tinggi
Dari hasil penilaian komponen gaya berjalan atau pergerakan
didapatkan hasil bahwa klien Ny. N faktor resiko rendah
g. Pengkajian Kondisi Depresi
INVENTARIS DEPRESI BECK
Petunjuk :
Baca seluruh kelompok pertanyaan, kemudian pilih satu pernyataan dalam
kelompok tersebut sesuai yang dirasakan. Yakinkan untuk membaca semua
pertanyaan pada setiap kelompok sebelum membuat pilihan.

Aspek yang ditanyakan Sko


re

Kesedihan 3

 Saya sangat sedih atau tidak bahagia dimana saya tak


dapat menghadapinya 2
 Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan saya tidak
dapat keluar darinya
 Saya merasa sedih dan galau
 Saya tidak merasa sedih 1

Pesimisme  Saya merasa masa depan adalah sia-sia dan tidak dapat 3
membalik
 Saya merasa tidak memiliki apa-apa untuk memandang ke 2
depan 1
 Saya merasa kecil hati mengenai masa depan
 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa 0
depan
Rasa 3
 Saya merasa benar-benar gagal sebagai orangtua,
kegagalan 2
suami/istri
 Seperti melihat ke belakang, semua yang saya lihat hanya
kegagalan
 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya 1
 Saya tidak merasa gagal
0

Ketidakpua 3
san
 Saya tidak puas dengan segalanya 2
 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan 1
 Saya tidak merasa tidak puas
0

Rasa  Saya merasa seolah-olah saya sangat buruk atau tak 3


Bersalah berharga 2
 Saya merasa sangat bersalah
 Saya merasa buruk atau tak berharga sebagai bagian dari 1
yang baik
 Saya tidak merasa benar-benar bersalah 0

Tidak 3
menyukai
 Saya benci diri saya sendiri 2
diri sendiri  Saya muak dengan diri saya sendiri
 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri 1
 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
0

Membahay  Saya akan membunuh diri sendiri jika ada kesempatan 3


akan Diri  Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
Sendiri  Saya merasa lebih baik mati 2
 Saya tidak punya pikiran mengenai membahayakan diri
sendiri 1

Menarik 3
Diri dan
 Saya telah kehilangan semua minat pada orang lain dan
Sosial
tidak peduli pada mereka semua.
 Saya telah kehilangan semua minat pada orang lain dan 2
mempunyai sedikit perasaan pada mereka
 Saya kurang berminat pada orang lain daripada
sebelumnya 1
 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
0

Keragu- 3
raguan  Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat 2
keputusan
1
 Saya berusaha mengambil keputusan
 Saya membuat keputusan yang baik 0

Perubaha 3
Gambara  Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikan
Diri 2
 Saya merasa ada perubahan-perubahan yang permanen
dalam hidup saya dan ini membuat saya tidak menarik
 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
 Saya tidak merasa tampak lebih buruk daripada 1
sebelumnya
0

Kesulitan  Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali 3


Kerja  Saya telah mendorong keras diri saya untuk melakukan
sesuatu 2
 Saya memerlukan upaya tambahan untuk mulai
1
melakukan sesuatu
 Saya dapat bekerja sebaik sebelumnya
0

Keletihan 3
 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu 2
 Saya lelah untuk melakukan sesuatu
 Saya lelah lebih dari yang biasanya 1
 Saya tidak lebih lelah dari biasanya
0

. Anoreksia 3
 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali 2
 Nafsu makan saya sekarang sangat memburuk
 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya 1
 Nafsu makan saya tidak buruk dari sebelumnya
0

Penilaian :

0–4 : Depresi tidak apa atau minimal

5–7 : Depresi ringan

8 – 15 : Depresi sedang

> 16 : Depresi berat

Dari hasil inventaris depresi beck didapatkan hasil Ny. N depresi tidak
apa atau minimal

h. PENGKAJIAN SOSIAL
Hubungan lansia dengan keluarga memerankan peran sentral pada
seluruh tingkat kesehatan dan kesejahteraan lansia. Pengkajian aspek sistem
sosial ini dapat menghasilkan informasi penting untuk memberi gambaran
dukungan keluarga terhadap lansia. Suatu alat skrining singkat yang dapat
digunakan untuk mengkaji fungsi sosial lansia adalah APGAR Keluarga
(Smilkstein et al, 1982 dalam lueckenotte, 1998) meliputi adapatasi
(Adaptation), hubungan (Partnership), pertumbuhan (Growth), afeksi
(Affection) dan pemecahan (Resolve).

APGAR Keluarga

Komponen Skore

A Adaptation (adaptasi)

Saya puas bahwa saya dapat kembali 2 : Selalu


pada keluarga (teman-teman) saya untuk
membantu pada waktu sesuatu 1 : Kadang-kadang
menyusahkan saya
0 : Tidak pernah

P Partnership (hubungan)

Saya puas dengan cara keluarga (teman- 2 : Selalu


teman) saya membicarakan sesuatu
dengan saya dan mengungkapkan 1 : Kadang-kadang
masalah dengan saya 0 : Tidak pernah

G Growth (pertumbuhan)

Saya puas bahwa keluarga (teman- 2 : Selalu


teman) saya menerima dan mendukung
keinginan saya untuk melakukan 1 : Kadang-kadang
aktivitas atau arah baru 0 : Tidak pernah

A Affectiion (afeksi)
Saya puas dengan cara keluarga (teman- 2 : Selalu
teman) saya mengekspresikan afek dan
berespons terhadap emosi saya seperti 1 : Kadang-kadang
marah, sedih atau mencintai 0 : Tidak pernah

R Resolve (pemecahan) 2 : Selalu

Saya puas dengan keluarga (teman- 1 : Kadang-kadang


teman) saya menyediakan waktu
bersama-sama. 0 : Tidak pernah

Penilaian : 10 menunjukkan bahwa Ny. N memiliki disfungsi keluarga


ringan atau disfungsi keluarga.

<3 : disfungsi keluarga sangat tinggi

4–6 : disfungsi keluarga sedang

7 – 10 : disfungsi keluarga ringan atau tidak disfungsi keluarga

2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri (akut), sakit kepala berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit hipertensi.
b. Resiko penurunan curah jantung brhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah keluarga
c. Resiko injury (jatuh) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
penyakit hipertensi.
3. Perencanaan
N Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria Intervensi keperawatan
o hasil
1 Nyeri (akut), sakit kepala b.d Tujuan umum : nyeri  Mengajarkan keluarga cara
ketidakmampuan keluarga hilang perawatan bagi penderita
merawat anggota keluarga Tujuan khusus : hipertensi khususnya yang
yang sakit hipertensi keluarga mampu mempunyai nyeri.
merawat anggota  Menggunakan teknik dan
keluarga yang sakit peralatan yang diketahui
atau yang ada di rumah
untuk membantu
perawatan nyeri.
 Mengajarkan teknik
relaksasi bagi keluarga
yang menderita hipertensi.
2 Resiko penurunan curah Tujuan umum : keluarga  Memberikan lingkungan
jantung b.d ketidakmampuan mampu beradaptasi yang tenang, nyaman, dan
keluarga mengenal masalah dalam aktifitas yang kunrangi
keluarga menurunkan tekanan aktifitas/keributan
darah atau beban kerja lingkungan.
a. jantung.  Mempertahankan
Tujuan khusus : pembatasan aktifitas,
keluarga mampu seperti istirahat di tempat
mengenal hipertensi tidur/kursi.
khususnya untuk  Melakukan tindakan
mempertahankan tindakan yang nyaman,
tekanan darah dalam seperti pijatan punggung
rentang individu yang dan leher, meninggikan
dapat diterima. kepala di tempat tidur.
3 Resiko injury (jatuh) b.d Tujuan umum : keluarga  Memberikan informasi
ketidakmampuan keluarga mampu mencegah resiko tentang pengertian,
mengenal penyakit hipertensi injuri (jatuh) penyebab, tanda gejala dan
Tujuan khusus : perawatan hipertensi.
keluarga mampu  Mengkaji ulang visus
mengenal hipertensi klien, tanyakan keluhan
khususnya masalah terhadap pandangan kabur
resiko injury (jatuh)  Mendorong sikap emosi
yang sehat dalam
menghadapi penyakit
hipertensi
 Pantau keluarga dalam
melakukan perawatan
dalam mengatasi masalah
hipertensi.
LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

A. Definisi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah di atas normal
atau tekanan darah persistem dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan
diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai
tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastoliknya 90 mmHg. Hipertensi merupakan
penyakit yang dapat diminimalisasikan tingkat kekambuhannya, hal tersebut dapat
dilakukan dengan tetap menjaga gaya hidup berupa asupan makanan yang seimbang serta
aktivitas fisik yang cukup. Pada lansia penderita hipertensi diperlukan pengukuran tekanan
darah yang rutin agar tekanan darahnya dapat terpantau dengan baik.
Hipertensi dapat dicegah dengan menghindari faktor penyebab terjadinya hipertensi
yaitu pengaturan pola makan, gaya hidup yang benar, menghindari kopi, merokok dan
alkohol, mengurangi komsumsi garam yang berlebihan dan aktivitas yang cukup seperti
olahraga yang teratur.
B. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan
1. Hipertensi primer (esensial)
Disebut juga hipertensi diopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang
mempengaruhinya yaitu : genetik, lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis sistem
renim. Angiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor – faktor yang
meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alkohol, dan polisitemia.
2. Hipertensi sekunder
Penyebabnya yaitu : penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom chusing dan
hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
Hipertensi di usia lanjut dibedakan atas :
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan tekanan
diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan
tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Penyebab hipertensi pada orang lanjut usia adalah terjadinya perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20
tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
Secaraklinis derajat hipertensi dapat dikelompokan yaitu :

No Kategori Sistolok (mmHg) Diastolic


(mmHg)
1 optimal ˂120 ˂80
2 Normal 120-129 80-84
3 Nigh normal 130-139 85-89
4 hipertensi
Garade 1 (ringan ) 140-159 90-99
Garade 2 (sedang) 160-179 100-109
Garade 3 (berat) 180-209 100-119
Garade 4 (sangat berat) ˃210 ˃120

C. Patofisiologi
Meningkatnya tekanan darah didalam saluran arteri bisa terjadi melalui beberapa cara,
yaitu: jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya, arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak
dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut, karenanya
darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh darah yang sempit
daripada biasanya yang menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia
lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan karena arteriosklorosis.
D. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan
darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Berdasarkan pasien yang menderita hipertensi yaitu :
1. Mengeluh sakit kepala, pusing
2. Lemas, keletihan
3. Sesak nafas
4. Gelisah
5. Mual
6. Muntah
7. Epistaksis
8. Kesadaran menurun.
E. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
- Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas)
dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti: hipokoagulabilitas, anemia.
- BUN/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi atau fungsi ginjal
- Glucosa: hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketokolamin
- Urinalisa: darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada DM
2. CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG: Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang p adalah
salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
4. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal, perbaikan ginjal
5. Photo dada: menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung.

Anda mungkin juga menyukai