Anda di halaman 1dari 44

ANALISIS BUKU SOSIOLOGI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian nasional di SMAN 3
SUBANG

Disusun oleh
Nama : Nanda Oktaviana
Kelas : XII IIS 4

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat


SMAN 3 Subang
Jalan Emo kurniaatmaja. No.1 Subang-Jawa Barat
LEMBAR PENGESAHAN

Judul KTI : Sosiologi untuk SMA/MA kelas XII


Nama : Nanda Oktaviana
NISN : 0006888284
Kelas : XII IPS 4
Program Studi : Sosiologi

Menyetujui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Guru Mata Pelajaran Wali Kelas

Ira Martiana, S.Sos Ira Martiana, S.Sos

Mengetahui,
Koordinator Gerakan Literasi Sekolah

Neni Resmini, S.Pd


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena Rahmat dan
KaruniaNya saya bisa menyusun karya tulis ilmiah ini,guna memenuhi syarat
mengikuti Ujian Nasional.
Karya Tulis Ilmiah merupakan salah satu syarat untuk mengikuti Ujian
Nasional di SMAN 3 Subang, dengan salah satu pilihan mata pelajaran peminatan
Ujin Nasional.
Saya ucapkan terima kasih untuk Ibu Neni Resmini S.Pd selaku guru mata
pelajaran B.Indonesia di SMAN 3 Subang yang telah membantu dan membimbing
saya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Namun terlepas dari itu saya
memohon maaf jika masih terdapat banyak kekurangan dalam Karya Tulis Ilmiah
ini.
Saya harap Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberi manfaat serta wawasan
bagi saya maupun bagi pembaca.

Subang, Januari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................... 1
C. Rumusan Masalah ................................................................................. 1

BAB II KAJIAN BUKU


A. Perubahan Sosial dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Masyarakat . 2
B. Globalisasi dan Perubahan Komunitas Lokal ..................................... 21
C. Ketimpangan Sosial Sebagai Dampak Perubahan Sosial
Di Tengah Globalisasi......................................................................... 29
D. Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas .................................. 33

BAB III PENUTUP


A. Simpulan ............................................................................................. 38
B. Saran ................................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 39


DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................... 40

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sosiologi merupakan mata pelajaran yang sekarang ini sedang
mendapat banyak peminat. Dalam ilmu, Sosiologi merupakan salah satu
bidang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu
telah memenuhi semua unsur ilmu pengetahuan. Studi sosiologi sangat
penting bagi kita sebagai makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan
orang lain dalam masyarakat.
Sosiologi membantu mengontrol dan mengendalikan tindakan dan
perilaku sosial tiap anggota masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

B. Tujuan
Karya Tulis Ilmiah ini saya buat untuk memberi pengetahuan serta
wawasan luas mengenai pelajaran sosiologi, serta agar para pembaca lebih
mendalami ilmu sosial.

C. Rumusan Masalah
1. Apa dampak dari perubahan sosial di kehidupan masyarakat?
2. Apa itu globalisasi dan perubahan komunitas lokal?
3. Apakah ketimpangan merupakan dampak dari perubahan sosial ditengah
globalisai?
4. Bagaimana tahap-tahap pemberdayaan komuniats?

1
BAB II
KAJIAN BUKU

A. PERUBAHAN SOSIAL DAN DAMPAKNHA TERHADAP


KEHIDUPAN MASYARAKAT
1. Perubahan Sosial dan Sebab-Sebab Terjadinya Perubahan Sosial
a. Hakikat dan Karakteristik Perubahan Sosial
Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan. Pada dasarnya,
perubahan merupakan proses modifikasi struktur sosial dan pola budaya
dalam suatu masyarakat. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat
disebut perubahan sosial, yaitu yang terjadi sepanjang masa pada setiap
masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar
manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Perubahan yang
terjadi di masyarakat meliputi perubahan norma norma sosial, pola pola
sosial, interaksi sosial, pola perilaku, organisasi sosial, lembaga
kemasyarakatan, lapisan lapisan masyarakat, serta susunan kekuasaan
dan kewenangan.
b. Pandangan Para Tokoh tentang Perubahan Sosial
1) Selo Soemardjan menyatakan bahwa perubahan sosial adalah
perubahan pada lembaga lembaga kemasyarakatan di dalam suatu
masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai nilai,
dan perilaku diantara kelompok kelompok dalam masyarakat.
2) Kingsley Davis menyatakan bahwa perubahan sosial adalah
perubahan perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi
masyarakat.
3) George Ritzer menyatakan bahwa perubahan sosial mengacu pada
variasi variasi antar individu, kelompok organisasi, kultur dan
masyarakat pada waktu tertentu.
Perubahan sosial dapat pula berupa kemajuan atau kemunduran.
Dalam berupa kemajuan, perubahan yang terjadi dalam masyarakat
mampu menciptakan kemudahan bagi masyarakat untuk memenuhi

2
kebutuhan hidupnya. Dalam rupa kemunduran, perubahan yang terjadi
dalam masyarakat pada aspek tertentu dapat membawa pengaruh yang
kurang menguntungkan.
c. Karakteristik Perubahan Sosial
Perubahan sosial tidak terlepas dari perubahan kebudayaan.
Secara teoretis, perubahan sosial dan perubahan kebudayaan dapat
dipisahkan. Namun, dalam kehidupan sehari-hari, tidak mudah
menentukan garis pemisah antara keduanya karena tidak ada
masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan. Sebaliknya tidak
Mungkin ada kebudayaan ton pada masyarakat sebagai pendukung.
Sosial dan kebudayaan mempunyai satu aspek yang sama, yaitu
berhubungan dengan suatu penerimaan cara cara baru atau perbaikan
dalam cara masyarakat memenuhi kebutuhan nya.
Dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial memiliki karakteristik
antara lain sebagai berikut.
1) Tidak ada masyarakat yang berhenti berkembang karena setiap
masyarakat mengalami perubahan, baik lambat ataupun cepat.
2) Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu
diikuti pula oleh perubahan pada lembaga lembaga sosial lainnya
yang berada dalam satu mata rantai.
3) Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau spritual
saja karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan Timbal balik
yang sangat kuat.
d. Teori-Teori Perubahan Sosial
1) Teori Siklus
Teori Siklus melihat perubahan sebagai suatu yang berulang
ulang. Apa yang terjadi sekarang pada dasarnya memiliki kesamaan
atau kemiripan dengan apa yang telah terjadi sebelumnya. Dalam
pola perubahan ini tidak tampak batas batas antara pola hidup
Primitif, tradisional, dan modern.

3
Para penganut teori Siklus juga melihat adanya sejumlah tahap
yang harus dilalui oleh masyarakat. Namun mereka berpandangan
bahwa proses peralihan masyarakat tidak sesuai pada tahap akhir
yang sempurna melainkan berputar kembali ke tahap awal untuk
peralihan selanjutnya.
2) Teori Perkembangan
Teori ini percaya bahwa perubahan dapat diarahkan ke. Tujuan
tertentu, seperti perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat
modern yang kompleks. Teori ini dikenal dengan teori
perkembangan atau linier.
Teori perkembangan dibagi menjadi dua yaitu teori evolusi dan
teori revolusi tokoh teori ini adalah Auguste Comte yang melihat
bahwa masyarakat bergerak dalam tiga perkembangan, yaitu tahap
teologis, tahap Metafisik, dan tahap positifis atau alamiah.
3) Teori Gerakan Sosial
Berdasarkan teori ini, ketidakpuasan terhadap kondisi tertentu
yang ada di dalam masyarakat ada kalanya menimbulkan gerakan
sosial, di mana sejumlah besar orang mengorganisasikan diri untuk
memperjuangkan perubahan.
Selain itu teori ini juga menyatakan bahwa perubahan suatu
Peradaban Keperadaban lain tidaklah selalu melalui jalan damai,
bahkan sejarah membuktikan perubahan Peradaban masyarakat
kerap terjadi melalui gerakan gerakan kolektif atau gerakan sosial.
Berikut jenis-jenis gerakan sosial yang diklasifikasikan oleh
David Aberlek (Sunarto, 2004):
a) Alternative Movement
b) Redemptive Movement
c) Reformative Movement
d) Transformative Movement
Adapun menurut Wood dan Jackson (sztompka,2010)
keterkaitan gerakan sosial dengan perubahan sosial adalah basis

4
yang menentukan ciri-ciri gerakan sosial. Mereka mengklasifikasi
kan tipe gerakan sosial sebagai berikut.
a) Gerakan sosial menurut lingkup atau bidang perubahan yang
diinginkan
b) Gerakan sosial berdasarkan kualitas perubahan yang diinginkan
c) Gerakan sosial yang berdasar target perubahan yang diinginkan.
4) Teori Moderniasi
Teori modernisasi melihat bahwa perubahan negara negara
terbelakang akan mengikuti jalan yang sama dengan negara industri
di barat. Cara tersebut adalah melalui proses modernisasi sehingga
negara terbelakang menjadi negara maju. Teori ini melihat bahwa
negara terbelakang lagi banyak kekurangan sehingga harus
menanggulangi kekurangan yang dimiliki untuk mencapai tahap
tinggal landas.
e. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial
1) Perubahan Lambat (Evolusi)
Perubahan secara lambat memerlukan waktu yang lama.
Biasanya perubahan ini merupakan rentetan rentetan perubahan kecil
yang saling mengikuti dengan lambat. Proses perubahan seperti ini
dinamakan evolusi. Pada evolusi, perubahan terjadi dengan
sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu. Masyarakat hanya
berusaha menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan kondisi
baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
2) Perubahan Cepat (Revolusi)
Perubahan sosial dan kebudayaan secara cepat dan
menyangkut dasar atau sendi sendi kehidupan masyarakat
dinamakan revolusi. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat
direncanakan atau tanpa direncanakan dan dapat dijalankan tanpa
kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran kecepatan suatu
perubahan relatif karena revolusi pun dapat memakan waktu lama.

5
3) Perubahan Kecil
Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur
unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau
berarti bagi masyarakat.
4) Perubahan Besar
Roman besar adalah perubahan yang berpengaruh terhadap
masyarakat dan lembaga lembaga nya seperti sistem kerja, hak milik
tanah, hubungan kekeluargaan dan Stratifikasi masyarakat.
5) Perubahan yang Dikehendaki atau Direncanakan
Direncanakan merupakan perubahan yang diperkirakan atau
direncanakan terlebih dahulu oleh pihak pihak yang hendak
mengadakan perubahan dalam masyarakat.
6) Perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan
Coba nanti ada di kandang atau tidak direncanakan merupakan
perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat
atau kemampuan masyarakat. Perubahan ini dapat menyebabkan
timbulnya akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat.
7) Perubahan Struktural dan Perubahan Proses
Selain bentuk bentuk yang telah disebut di atas perubahan
sosial dapat dibedakan atas dua bentuk, ini perubahan struktural dan
perubahan proses.
a) Perubahan Struktural
Perubahan struktural adalah perubahan yang sangat
mendasar yang menyebabkan timbulnya reorganisasi dalam
masyarakat.
b) Perubahan Proses
Perubahan proses adalah perubahan yang sifatnya tidak
mendasar. Perubahan tersebut hanya merupakan penyempurnaan
dari perubahan sebelumnya.

6
f. Faktor Penyebab Perubahan Sosial
1) Faktor Internal
a) Bertambahnya atau berkurangnya penduduk
Pertambahan penduduk yang sangat cepat menyebabkan
terjadinya perubahan struktur dalam masyarakat, terutama
lembaga kemasyarakatan nya.
b) Penemuan penemuan baru
Penemuan baru dibedakan dalam pengertian dalam
invention dan discovery. Invention adalah proses menghasilkan
suatu unsur kebudayaan baru dengan mengombinasikan atau
menyusun kembali unsur unsur kebudayaan lama dalam
masyarakat. Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan baru
berupa alat ataupun gagasan. Discovery dapat menjadi invention
jika masyarakat sudah mengakui, menerima, bahkan menerapkan
penemuan tersebut.
c) Pertentangan masyarakat (Konflik sosial)
Pertentangan atau konflik merupakan salah satu sebab
terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan. Pertentangan antara
generasi muda dengan generasi Tua Tentang nilai baru juga akan
membawa perubahan.
d) Terjadinya pemberontakan atau revolusi
Adanya revolusi atau pemberontakan dalam suatu negara
akan menimbulkan perubahan.
2) Faktor Eksternal
a) Lingkungan fisik yang ada di sekitar manusia
Terjadinya bencana alam, seperti gempa bumi,meletusnya
gunung berapi,banjir bandang,angin topan, dan semacamnya
mengakibatkan masyarakat harus berpindah tempat ke tempat
tinggal yang baru (bedol desa). Mereka harus beradaptasi dengn
keadaan alam baru yang menuntut perubahan pada lembaga-
leembaga kemasyarakatannya.

7
b) Peperangan
Peperangan dengan negara lain dapat pula mengakibatkan
terjadinya perubahan. Negara yang menang dalam peperangan
biasanya akan memaksakan kebijakannya terhadap negara yang
kalah. Bentuk-bentuk pemaksaan tersebut antara lain berupa
dominasi kebudayaan,politik dan ekonomi.
c) Pengaruh kebudaan masyarakat lain
Perubahan sosial juga disebabkan oleh pengaruh budaya
masyarakat lain. Berarti dalam hal ini dua kebudayaan saling
bertemu dan kebudayaan msyarakat lain memberikan pengaruh.
g. Faktor-Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial
1) Faktor Pendorong Perubahan Sosial
a) Kontak dengan kebudayaan lain
Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua
masyarakat mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan
pengaruh timbal balik. Artinya,masing-masing masyarakat selain
memengaruhi juga menerima pengaruh dari masyarakat lain.
Penyebaran kebudayaan atau pengaruh dari satu daerah ke daerah
lain ini dapat terjadi secara langsung ataupun tidak langsung.
Proses ini disebut difusi. Menurut soerjono soekanto (2003), ada
dua tipe difusi yaitu:
(1) Difusi intramasyarakat
(2) Difusi antarmasyarakat
Masuknya Pengaruh suatu kebudayaan terhadap
kebudayaan lain dapat pula dilakukan dengan penetrasi
(pemasukan).
a) Penetrasi Damai (Penetration Pasifique)
Artinya, masuknya sebuah kebudayaan yang dilakukan
dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh
kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan
kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan

8
konflik, tetapi memperkaya khazanah budaya masyarakat
setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak
mengakibatkan hilangnya unsur unsur asli budaya
masyarakat.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan
menghasilkan hal-hal berikut:
(a) Akulturasi, yaitu perpaduan dua kebudayaan yang
menghasilkan suatu bentuk kebudayaan baru dengan
tidak menghilangkan unsur aslinya.
(b) Asimilasi, yaitu bercampurnya dua kebudayaan yang
menghasilkan kebudayaan baru.
(c) Sintesis, yaitu pencampuran dua kebudayaan yang
menghasilkan kebudayaan baru yang berbeda dari
keduanya.
b) Penetrasi Paksa (Penetration Violence)
Artinya, masuknya sebuah kebudayaan dilakukan
secara paksa dan merusak.
b) Sistem Pendidikan Formal yang maju
Pendidikan formal yang maju pasti akan mengajarkan ke
aneka ragaman kemampuan memberikan nilai nilai mengajarkan
cara berpikir ilmiah, dan mengajarkan berpikir objektif.
Tujuannya adalah agar individu individu yang dihasilkan ini
mampu bersaing dengan perkembangan jaman.
c) Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk
maju
Menghargai hasil karya orang lain dijadikan sebagai
Pendorong perubahan sosial dan bisa jadi menyebabkan semakin
banyak teman penemuan baru, dan untuk menghargai karya film
film sineas anak negeri kemudian dibentuklah festival film
Indonesia.

9
d) Toleransi
Toleransi merupakan sikap menerima perbuatan perbuatan
yang dianggap menyimpang atau berbeda sikap ini penting sekali
untuk ditanamkan sejak kecil terutama di Indonesia karena negara
ini banyak sekali berbeda misalnya perbedaan agama, ras, suku,
bahasa, dan adat kebiasaan.
e) Sistem lapisan masyarakat yang terbuka
Sistem masyarakat yang terbuka memudahkan terjadinya
perubahan sosial. Artinya memberikan kesempatan kepada
individu atau masyarakat untuk melakukan perubahan perubahan
sesuai dengan kemampuannya mereka sendiri.
f) Penduduk yang heterogen
Penduduk yang beranekaragam latar belakang latar akan
mempermudah terjadinya pertentangan atau konflik konflik inilah
yang nantinya akan mendorong terjadinya perubahan sosial.
g) Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang bidang kehidupan
tertentu
Masyarakat yang tidak puas dengan kehidupan tertentu
cenderung akan mengalami perubahan dibandingkan dengan
masyarakat yang lebih cepat puas. Mereka cepat puas akan
cenderung status dan tidak bergerak.
h) Orientasi ke masa depan
Masyarakat Yang berorientasi ke masa depan pasti sudah
mempersiapkan perencanaan perencanaan yang matang. Mereka
sudah tahu pasti hal hal yang harus dilakukan, karena
perencanaannya sudah dirancang untuk jangka panjang.
i) Adanya nilai bahwa manusia harus berikhtiar untuk memperbaiki
hidupnya
Untuk memperbaiki taraf hidupnya, setiap individu harus
senantiasa berikhtiar, bekerja keras, serta optimis agar hidupnya
menjadi sejahtera dan terbakar yang lebih baik.

10
2) Faktor Penghambat Perubahan Sosial
Disamping faktor yang mendorong terjadinya suatu perubahan
terdapat juga beberap faktor yang menghambat terjadinya perubahan
dalam masyarakat, antara lain sebagai berikut:
a) Kurangnya hubungn dengan masyarakat lain menyebabkan
suatu masyarakat tidak mengetahui perkembangan yang terjadi
di masyarakat lain yang dapat memperkaya kebudayaan
masyarakat tersebut.
b) Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat dapat
disebabkan oleh kehidupan masyarakat yang tertutup.
c) Sikap masyarakat yang masih mengagungkan tradisi masa
lampau dengan cenderung konservatif.
d) Adanya kepentingan yang sudah tertanam kuat(vested interest).
e) Kebiasaan tertentu dalam masyarakat yang cenderung sukar
diubah karena sudah mendarah daging.
f) Nilai bahwa hidup pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin
diperbaiki.
2. PERUBAHAN SOSIAL DAN PERUBAHAN HUBUNGAN ANTAR
INDIVIDU DAN ANTAR KELOMPOK
Dalam kehidupan masyarakat, perubahan sosial menggambarkan
proses perkembangan suatu masyarakat. Perubahan sosial pada masyarakat
ini dapat berupa perubahan yang mengarah pada kemajuan atau
kemunduran. Perubahan sosial dapat terjadi karena suatu sebab yang
bersifat alamiah dan suatu sebab yang direncanakan. Perubahan sosial
yang terjadi di masyarakat berakibat perubahan di berbagai sektor
kehidupan. Apabila kita Kaji dari uraian tersebut adanya perubahan sosial
memengaruhi perubahan hubungan antar individu dan antar kelompok
yang terdapat dalam masyarakat. Individu atau kelompok merupakan
pelaku perubahan sosial. Sementara itu, di individu atau kelompok yang
sebagai object berarti mereka lah yang menerima pengaruh perubahan
sosial baik positif maupun negatif. Apabila individu dijadikan sebagai

11
pelaku atau agen perubahan, diharapkan dapat memengaruhi kelompok
atau tatanan sosial.
3. PERUBAHAN SOSIAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP
KESENJANGAN SOSIAL DI MASYARAKAT
Masyarakat merupakan suatu organisasi yang terdiri Atas unsur
unsur yang merupakan satu kesatuan, Yang disebut sebagai sistem.
Apabila dalam suatu sistem salah satu unsur nya tidak berfungsi dengan
baik, keseimbangan sistem akan terganggu secara keseluruhan.
Ketidakseimbangan atau ketidakserasian unsur dalam masyarakat akan
mengakibatkan timbulnya disorganisasi sosial yang lama-kelamaan
berubah menjadi Disintegrasi sosial
Apabila terjadi disintegrasi sosial, situasi di dalam masyarakat itu
lama-kelamaan akan menjadi chaos (kacau). Pada keadaan yang demikian,
akan dijumpai anomie (tanpa aturan), yaitu suatu keadaan di saat
masyarakat tidak mempunyai pegangan mengenai hal yang baik dan
buruk, dan tidak bisa melihat batasan yang benar dan salah.
Proses disintegrasi sebagai akibat perubahan sosial yang terjadi di
masyarakat antara lain dapat berbentuk pergolakan,demonstasi yang
anarkis,kriminalitas,dan kenakalan.
a. Pergolakan daerah
Sejak merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan masa
pembangunan sekarang ini, Indonesia beberapa kai mengalami
perlawanan atau pergolakan daerah. Hal ini terjadi karena adanya
ketidakpuasan dari kelompok-kelompok tertentu terhadap pemerintah.
Beberapa contoh pergolakan daerah adalah sebagai berikut.
1) Pemberontakan PKI di Madiun
2) Pemberontakan DI/TII
3) Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
4) Pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)
di Sumatera Barat dan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) di
Sulawesi Utara

12
b. Aksi Protes dan Demonstrasi
Aksi protes merupakan gerakan yang dapat dilakukan secara
perseorangan ataupun bersama-sama untuk menyampaikan rasa tidak
puas terhadap tindakan atau kebijakan seseorang atau lembaga tertentu.
Salah satu bentuk aksi protes adalah demonstrasi, yaitu tindakan yang
dilakukan secara berkelompok atau bersama-sama untuk
menyampaikan rasa tidak puas.
Ditinjau dari sudut pandang sosiologi, aksi protes dan
demonstrasi merupakan alat kotrol sosial yang dapat membawa
perubahan ke arah perbaikan karena kontrol dilakukan terhadap
lembaga pemerintah secara terbuka. Namun, jika tidak terorganisasi
dengan baik, tidak jarang aksi protes dan demonstrasi menjadi anarki
dan membawa kerugian bagi masyarakat.
1) Kriminalitas
Kriminalitas atau tindakan kriminal merupakan tindakan sosial
yang disosiatif. Kriminalitas ditandai dengan perilaku-perilaku
menyimpang yang cenderung melawan hukum atau norma-norma
yang berlaku di masyarakat. Tindakan kriminal bukan bawaan lahir
dna dapat dilakukan oleh pria ataupun wanita dari beragam usia,
mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, bahkan mereka yang
telah berusia lanjut. Tindakan kriminalitas dapat dilakukan melalui
perencanaan atau tanpa perencanaan. Bentuk tindakan kriminal,
antara lain pembunuhan, perampokan, penculikan, pemerkosaan,
pemerasan, penipuan, pelanggaran sumpah, korupsi, intimidasi
(ancaman), penyalahgunaan obat terlarang, dan sebagainya.
Penanggulangan segala bentuk tindakan kriminal dapat
dilakukan dengan preventif ataupun koersif. Cara preventif adalah
cara penanggulangan dengan pola mencegah, seperti himbauan atau
penyuluhan. Cara koersif adalah cara penanggulangan dengan pola

13
keras, seperti penangkapan dan pemenjaraan sampai dengan
penembakan atau pembunuhan.
2) Kenalakan Remaja
Remaja merupakan anggota masyarakat yang masih berusia
muda. Dari perkembangan fisik nya, remaja mengalami perubahan
yang begitu cepat dibandingkan pada kurun usia yang lain.
Umumnya perubahan fisik yang cepat tersebut apabila dibandingkan
dengan perkembangan psikologisnya tidak sepadan karena
perkembangan psikologis seseorang dipengaruhi proses
sosialisasinya. Adapun perkembangan fisik seseorang lebih banyak
bergantung dari faktor biologis, seperti gen, makanan, dan
kesehatan. Ketidakseimbangan antara perkembangan fisik dan
perkembangan jiwanya menyebabkan remaja berada pada kondisi
labil. Dalam mencari jati dirinya, remaja sangat dipengaruhi oleh
kondisi sekitarnya seperti keluarga, lingkungan pergaulan, dan
sekolah.
Dari berbagai uraian di atas menunjukkan bahwa perubahan
sosial mengandung dampak negatif. Namun demikian, perubahan
perubahan yang terjadi dalam masyarakat juga membawa dampak
positif. Dampak positif perubahan sosial ini antara lain sebagai
berikut.
Semakin mudah dan cepat nya manusia menyelesaikan segala
aktivitas.
Semakin baik nya kualitas individu atau masyarakat, seiring
dengan perkembangan teknologi baru.
a) Semakin meningkatnya integrasi sosial.
b) Semakin cepatnya mobilitas sosial.
c) Semakin berkembangnya pola pikir manusia melalui pertukaran
budaya serta pertukaran informasi yang dapat dilakukan kapan
saja dan di mana saja.

14
Beberapa uraian diatas merupakan dampak perubahan sosial
di masyarakat. Setiap perubahan yang terjadi dalam masyarakat
tentunya akan menimbulkan berbagai dampak seperti di atas.
Tidak hanya dampak negatif, tetapi juga dampak positif yang
keduanya berjalan saling beriringan.
4. PERUBAHAN SOSIAL, KEMAJUAN MASYARAKAT, DAN
PERKEMBANGAN MASYARAKAT MENUJU KEHIDUPAN
MASYARAKAT YANG DEMOKRATIS
a. Modernisasi
Kata modern nisasi dengan kata dasar modern berasal dari bahasa
latin modernus yang dibentuk dari kata modo dan ernus. Modo berarti
cara dan ernus menunjuk pada adanya periode waktu masa kini.
Modernisasi berarti proses menuju masa kini atau proses menuju
masyarakat modern. Modernisasi dapat pula berarti perubahan dari
masyarakat tradisional menuju masyarakat yang maju. Jadi,
modernisasi merupakan suatu proses perubahan sosial di mana
masyarakat yang sedang memperbaharui dirinya berusaha mendapatkan
ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki masyarakat modern.
Di Indonesia, istilah modernisasi seringkali disalahartikan. Orang
cenderung mengartikan modernisasi sebagai westrenisasi, terutama
pada sikap para pelakunya yang cenderung selalu meniru secara mutlak
pengaruh Barat yang masuk. Jika orang tidak mengikuti cara ini, orang
akan dianggap tidak modern walaupun sebenarnya banyak pengaruh
Barat tidak cocok dengan kebudayaan bangsa kita. Tidak sedikit orang
menganggap bahwa Modernisasi sebagai suatu bentuk kebebasan yang
tidak lagi menghiraukan norma-norma yang melekat pada suatu
masyarakat.
Modernisasi juga tidak sama dengan sekularisasi. Sekularisasi
adalah suatu proses pemisahan antara nilai nilai keagamaan dan nilai
nilai duniawi dengan penekanan pada kepentingan duniawi. Jadi,
sekularisasi merupakan semacam idelogi menganggap bahwa hidup ini

15
adalah semata mata untuk kepentingan dunia. Untuk orang Indonesia
yang religius, sekulerisme sulit diterima.
b. Bentuk Perubahan dalam Modernisasi
Bentuk perubahan dalam pengertian modernisasi adalah
perubahan yang terarah (directed change) yang didasarkan pada suatu
perencanaan. Sedangkan object perubahan tersebut adalah seluruh
aspek yang terkait dengan manusia. Aspek aspek tersebut adalah
sebagai berikut.
1) Aspek sosio demografi
2) Aspek struktur organisasi sosial
Modernisasi sosial menyangkut perubahan sikap dan mentalitas,
pengetahuan, keterampilan, serta struktur sosial masyarakat menuju
suatu kehidupan yang modern (sesuai tuntutan zaman). Adapun gejala
Modernisasi ditandai dengan majunya pendidikan, teknologi, dan
perekonomian, serta pesatnya urbanisasi.
c. Ciri Manusia Modern
Modernisasi dapat terwujud apabila masyarakat memiliki individu
yang mempunyai sikap modern. Seseorang disebut modern apabila
memiliki ciri-ciri berikut.
1) Menghormati hak dan kewajiban orang lain
2) Lebih berorientasi pada masa kini.
3) Berpendirian kuat dan menghargai ilmu pengetahuan.
4) Menyadari potensi diri dan mau mengembangkannya.
5) Memiliki kepekaan terhadap masalah masalah di sekitarnya.
6) Bersikap terbuka terhadap pengalaman dan penemuan baru, tidak
bersikap apriori atau menaruh Prasangka.
7) Senantiasa mempunyai informasi yang lengkap sehingga penilaian
terhadap perubahan didasarkan pada kekurangan kekurangan yang
dihadapinya.

16
d. Karakteristik Modernisasi
Menurut Peter L. Berger (Usman, 2004) modernisasi mempunyai
karakteristik sebagai berikut.
1) Modernisasi telah merusak ikatan solidaritas sosial yang melekat
dalam kehidupan masyarakat tradisional.
2) Terjadi ekspansi pilihan personal (personal choice). Modernisasi
telah mengubah masyarakat tradisional menjadi masyarakat yang
individualis.
3) Terjadi peningkatan keragaman keyakinan. Modernisasi telah
membuka peluang terjadinya rekontruksi nilai dan norma.
4) Terjadi orientasi ke depan dan kesadaran atas waktu.
e. Syarat-Syarat Modernisasi
Selain dorongan modernisasi, terdapat pula syarat-syarat
modernisasi. Menurut soerjono soekanto, syarat-syarat tersebut adalah
sebagai berikut.
1) Cara berpikir ilmiah (scirntific thinking) yang sudah melembaga dan
tertanam kuat dalam kalangan pemerintah maupun masyarakat luas.
2) Sistem administrasi negara yang baik dan benar mewujudkan
birokrasi.
3) Sistem pengumpulan data yang baik, teratur dan terpusat pada suatu
lembaga atau badan tertentu sebagai Biro Pusat Statistik (BPS).
4) Penciptaan iklim yang menyenangkan terhadap modernisasi
terutama media massa.
5) Tingkat organisasi yang tinggi, terutama disiplin diri.
6) Sentralisasi wewenang dalam perencanaan sosial yang tidak
mementingkan kepentingan pribadi atau golongan.

17
f. Sikap Mental Manusia Modern
Kebudayaan suatu masyarakat dapat menjadi Pendorong
sekaligus penghambat proses modernisasi. Oleh karena itu, sikap
mental dan nilai budaya suatu masyarakat sangat menentukan diterima
atau ditolaknya suatu perubahan atau Modernisasi. Sikap mental yang
dapat menjadi Pendorong proses moderenisasi antara lain adalah rajin,
tepat waktu, berani mengambil risiko, disiplin, kompetitif, adil, jujur,
rasional, toleran, dan peduli lingkungan.
g. Gejala-Gejala Modernisasi
Gejala gejala Modernisasi dapat ditinjau dari berbagai bidang
kehidupan manusia berikut ini.
1) Bidang budaya, ditandai dengan semakin terdesak nya budaya
tradisional oleh masuknya pengaruh budaya dari luar, sehingga
budaya asli semakin memudar.
2) Bidang politik, ditandai dengan semakin banyaknya negara yang
lepas dari penjajahan, munculnya negara negara yang baru merdeka,
tumbuhnya negara negara demokrasi, lahirnya lembaga lembaga
politik, dan semakin di akuinya hak hak asasi manusia.
3) Bidang ekonomi, ditandai dengan semakin kompleksnya kebutuhan
manusia akan barang barang dan jasa sehingga sektor industri
dibangun secara besar besaran untuk memproduksi barang. Dengan
demikian, kita akan semakin mudah untuk memperoleh barang dan
jasa.
4) Bidang sosial, ditandai dengan semakin banyaknya kelompok baru
dalam masyarakat, seperti kelompok buruh, kaum intelektual,
kelompok manajer, dan kelompok ekonomi kelas (kelas menengah
dan kelas atas). Dengan demikian, terdapat banyak ragam
spesialisasi pekerjaan sesuai dengan peran nya.

18
h. Proses Penyesuaian Terhadap Perubahan
Kondisi masyarakat yang serasi dan harmoni adalah kondisi yang
diharapkan oleh semua masyarakat. Dalam kondisi keserasian ada
kalanya mengalami gangguan misalnya unsur unsur baru dan lama
bertentangan dan secara bersamaan memengaruhi nilai nilai dan norma
norma yang kemudian akan berpengaruh juga kepada masyarakat.
Apabila gangguan tersebut setelah terjadi perubahan bisa dipulihkan,
maka kondisi tersebut dinamakan penyesuaian (adjusment). Namun,
jika gangguan tersebut tidak bisa dipulihkan, keadaan tersebut
dinamakan ketidakpenyesuaian sosial (maladjusments) dan kondisi ini
dapat menimbulkan anomie (perilaku tanpa arah).
i. Saluran-Saluran Perubahan Sosial
Untuk mencapai perubahan diperlukan adanya saluran saluran
perubahan sosial budaya (channel of change). Saluran saluran
perubahan tersebut meliputi lembaga lembaga kemasyarakatan dalam
bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi, dan
sebagainya. Lembaga lembaga kemasyarakatan tersebut dianggap yang
paling penting dan mendapatkan penilaian tertinggi dari masyarakat.
Lembaga kemasyarakatan tersebut biasanya disebut dengan cultural
focus. Lembaga kemasyarakatan ini akan memengaruhi lembaga
lembaga kemasyarakatan yang lain.
j. Kesinambungan Masyarakat Indonesia
Agar Kesinambungan masyarakat Indonesia berjalan terus, kita
perlu menjaga keutuhan masyarakat majemuk dan mempercepat proses
integrasi sosial budaya.
1) Menjaga keutuhan masyarakat majemuk
Bangsa Indonesia memiliki potensi konflik yang begitu besar
karena ke aneka ragam man ras, etnis, agama, dan kebudayaan yang
dimilikinya. Oleh karena itu, sikap yang harus dikembangkan adalah
sikap akomodatif yang toleran dengan mengedepankan komunikasi
dialogis antara mereka.

19
2) Mempercepat proses integrasi sosial
Upaya upaya pemerintah tidaklah cukup untuk mempercepat
integrasi sosial budaya apabila tidak disertai partisipasi aktif dari
masyarakat. Masyarakat adalah subjek dan sekaligus obyek kegiatan.
Untuk itulah sangat diperlukan proses Penyadaran agar masyarakat
Indonesia menyadari bahwa Kesinambungan negara dan bangsanya
merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya tanggung jawab
pemerintah saja.

20
B. GLOBALISASI DAN PERUBAHAN KOMUNITAS LOKAL
1. GLOBALISASI DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERUBAHAN
SOSIAL DI TINGKAT LOKAL ATAU KOMUNITAS
a. Pengertian Globalisasi
Globalisasi sering disebut sebagai fenomena dunia berwajah
banyak. Oleh kerena itu, globalisasi sering diidentikkan dengan
internasionalisasi, liberalisasi, universalisasi, westernisasi, dan de-
teritorialisasi. Berikut penjelasan satu persatu.
1) Internasionalisasi adalah hubungan antarnegara dengan ciri
meluasnya arus perdagangan dan penanaman modal.
2) Liberalisasi adalah pencabutan pembatasan-pembatasan
pemerintahan untuk membuka ekonomi tanpa pagar dalam hambatan
perdagangan, pembatasan keluar masuk mata uang, kendali devisa,
dan izin masuk suatu negara.
3) Westernisasi adalah ragam hidup model budaya Barat atau Amerika.
4) Deteritorialisasi adalah perubahan-perubahan geografis sehingga
ruang sosial dalam pembatasan, tempat, dan jarak berubah.
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan
dengan peningkatan keterkaitan antar bangsabangsa dan antarmanusia
diseluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya
populer, dan bentuk-bentuk interaksi lain.
b. Karakteristik Globalisasi
Robin Cohen dan Paul Kennedy berpendapat bahwa globalisasi
adalah “seperangkat transformasi yang saling memperkuat” dunia.
Seperangkat transformasi ini merupakan suatu karakteristik yang
meliputi hal-hal berikut.
1) Perubahan dalam konsep ruang dan waktu.
2) Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi
saling bergantungan sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan,
pembagian pekerjaan yang baru secara internasional.

21
3) Penikatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa
(terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olahraga
internasional).
4) Meningkatkan masalah bersama, misalnya dalam aspek-aspek
berikut.
a) Ekonomi
b) Lingkungan
c) permasalahan lazim lainnya seperti AIDS, flu babi, flu burung,
perdagangan obat terlarang internasional, dan terorisme
internasional.
c. Proses Globalisasi
Globalisasi sebenarnya mulai menarik perhatian ketika dibahas
oleh para ilmuan penganut paham Marvix, salah satunya adalah Gunder
Frank. Ia mengemukakan bahwa gejala globalisasi adalah modernisasi,
yaitu perkembangan yang bermula dari Eropa Barat dan menyebar ke
seluruh penjuru dunia (Stenger, 2008).
d. Faktor Pendorong Globalisasi
1) Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
2) Semakin terbukanya sistem perekonomian negara-negara di dunia
3) Mengglobalnya pasar uang
e. Teori-Teori Globalisasi
Terdapat sejumbal teori globalisasi yang dikemukakan para ahli,
berikut sebagian di antaranya.
1) Cochrane dan Pain
2) George Ritzer
3) Thomas Friedman
4) Roland Ribertson
5) Thomas Meyer
6) William Robinson

22
f. Gejala-Gejala Globalisasi di Indonesia
1) Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kemajuan ilmu pengetahuan selalu diikuti dengan kemajuan
teknologi. Hal ini terbuktu dengan banyaknya penemuan dalam
bidang teknologi guna memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam
melakukan berbagai aktivitas seharai-hari.
2) Bidang Ekonomi
Globalisasi ekonomi adalah meningkatnya saling
ketergantungan ekonomi negara di dunia berkat percepatan
pergerakan barang, jasa, teknologi, dan modal lintas perbatasan.
Globalisasi ekonomi merupakan proses peningkatan integrasi
ekonomi antar negara yang Berujung pada munculnya pasar global
dan pasar dunia tunggal. Jenis Globalisasi ekonomi ini lebih spesifik
lagi seperti yang dikemukakan oleh Tanri Abeng, yaitu sebagai
berikut.
a) Globalisasi produksi
b) Globalisasi pembiayaan
c) Globalisasi tenaga kerja
d) Globalisasi jaringan informasi
e) Globalisasi perdagangan
3) Bidang Politik
Keberhasilan pembangunan di bidang politik semakin
memantapkan tatanan kehidupan politik dan kenegaraan yang
berdasarkan demokrasi Pancasila, memantapkan perkembangan
organisasi sosial politik dan kemasyarakatan, serta mendorong
peningkatan kesadaran berpolitik rakyat.
4) Bidang Budaya
Globalisasi budaya telah meningkatkan kontak lintas budaya.
Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa,
terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita internasional.
Saat ini kita dapat merasakan hasil gagasan dan pengalaman baru

23
mengenai hal-hal yang melintas keberagaman budaya, misalnya
dalam bidang fashion/busana, literatur, dan makanan.
5) Bidang Agama
Globalisasi di bidang agama lebih terfokus pada aplikasi ajaran
agama dalam konteks kekinian tanpa melanggar atau menabrak
akidah-akidah agama. Globalisasi juga memicu penganut agama
untuk memahami dan menghargai penganut agama yang lain dalam
konteka toleransi sehingga tecermin kehidupan yang harmonis dalam
masyarakat multikultural.
g. Pengertian Komunitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunitas (community)
adalah kelompok organisme (orang dan sebagainya) yang hidup dan
saling berinteraksi di daerah tertentu; paguyuban. Istilah community
juga dapat diistilahkan sebagai masyarakat setempat. Dengan demikian,
masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang
ditandai oleh suatu daerah hubungan sosial tertentu. Keberadaan
komunitas ini biasanya didasari oleh lokalitas dan perasaan komunitas
(community sentiment).
h. Dampak Globalisasi terhadap Perubahan Sosial di Tingkat Lokal
atau Komunitas
1) Urbanisasi
Globalisasi melahirkan kembali industraliasasi dalam bentuk
yang lebih maju dalam hampir seluruh aspek kehidupan manusia.
Muncullah urbanisasi. Urbanisasi adalah proses perpindahan
penduduk dari desa ke kota atau dari pekerjaan pertanian di desa ke
pekerjaan industri di kota.
2) Kesenjangan Sosial Ekonomi
Secara etimologis, kesenjangan berarti tidak seimbang, tidak
simetris, atau berbeda. Kesenjangan sosial ekonomi dapat diartikan
sebagai tingkat pertumbuhan sosial ekonomi yang tidak sama yang
terjadi pada masyarakat yang melaksanakan pembangunan.

24
3) Pencemaran Lingkungan Alam
Masyarakat yang melakukan pembangunan harus
memperhatikan kelestarian dan perbaikan lingkungan alam nya.
Alam sebagai tempat hidup manusia dan makhluk hidup yang lain
seperti Flora dan Fauna tidak boleh dikorbankan hanya karena
kebutuhan jangka pendek. Manusia dan lingkungan hidupnya
merupakan satu kesatuan ekosistem. Sehubungan dengan masalah
pencemaran alam, Eitzen mengklasifikasikan berbagai jenis
pencemaran sebagai berikut.
a) pencemaran udara yang berasal dari asap mobil, asap pabrik, asap
pembakaran minyak, dan asap pembakaran sampah.
b) Pencemaran kimiawi berupa produksi bahan bahan Sintesis yang
digunakan bahan deterjen, pupuk, pastisida, plastik, dan pakaian.
c) Limbah padat yang berupa sampah buangan kegiatan individu
atau bisnis tertentu.
d) Polusi panas berupa peningkatan temperatur air dan panas
atmosfer yang disebabkan oleh berbagai ulah manusia.
4) Kriminalitas
Salah satu dampak pembangunan adalah meningkatnya
Kriminalitas atau tindak kejahatan, baik secara kualitas maupun
kuantitas. Pembangunan yang dilakukan negara berkembang, seperti
Indonesia sering memunculkan masalah masalah sosial sebagai
berikut.
a) Menipisnya rasa kekeluargaan.
b) Meningkatnya sikap individualistis.
c) Meningkatnya tingkat persaingan.
d) Meningkatnya pola hidup konsumtif.
Masalah masalah sosial tersebut dapat memicu munculnya
tindak kriminal. Tekanan sosial dalam proses Globalisasi yang
semakin besar memunculkan pola hidup yang memuja kesenangan.

25
Kondisi ini dapat mendorong orang mencari jalan pintas dengan
melakukan tindak kriminal.
2. PERMASALAHAN SOSIAL AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL DI
TINGKAT LOKAL ATAU KOMUNITAS DISEBABKAN
GLOBALISASI
Globalisasi telah membawa pengaruh yang besar bagi masyarakat.
Namun, perubahan yang terjadi akibat Globalisasi ini juga menimbulkan
berbagai permasalahan sosial bagi masyarakat. Masalah yang timbul dari
proses Globalisasi bukan pada konsep nya, namun terletak pada kesiapan
masyarakat menghadapi dan melaksanakan perubahan perubahan yang
ditimbulkan oleh pembangunan. Kondisi ketidaksiapan atau
ketidaksanggupan tersebut dinamakan Gegar budaya (cultural shock).
Culture shock adalah kondisi ketika masyarakat mengalami guncangan
mental akibat belum siapnya menerima unsur unsur kebudayaan asing
yang berbeda dengan kebudayaan sendiri.
Selain cultural shock, permasalahan yang muncul adalah
ketimpangan kebudayaan (cultural lag). Cultural lag adalah kondisi tidak
seimbangnya unsur unsur kebudayaan yang berkembang di dalam
masyarakat.
3. GLOBALISASI DAN DAMPAK KETIMPANGAN SOSIAL DI
MASYARAKAT
Globalisasi adalah masalah kehidupan modern yang tidak
terhindarkan. Dengan adanya Globalisasi ini muncul berbagai
permasalahan sosial, salah satunya adalah ketimpangan sosial. Seperti
yang sudah dijelaskan pada materi sebelumnya. Ketimpangan sosial adalah
kondisi tidak seimbangnya atau tidak sesuai dengan sebagaimana
mestinya.

26
Ketimpangan atau kesenjangan yang muncul dalam masyarakat
antara lain sebagai berikut.
a. Kesenjangan penguasaan iptek.
b. Kesenjangan ekonomi.
c. Kesenjangan di bidang politik.
d. Kesenjangan sosial budaya.
4. STRATEGI DAN BERBAGAI PENDEKATAN PEMBERDAYAAN
UNTUK MENGATASI KETIMPANGAN SOSIAL AKIBAT
GLOBALISASI
a. Reaksi Komunitas Lokal terhadap Globalisasi
Jauh sebelum Globalisasi muncul, komunitas lokal sudah ada di
daerah masyarakat. Mereka melakukan kegiatan sehari-hari sesuai
dengan tradisi dan adat kebiasaan yang berlaku. Dampak Globalisasi
yang terjadi dalam masyarakat, tentu akan berpengaruh juga pada kita
sebagai anggota masyarakat dalam komunitas lokal, dan lebih luas
sebagai bangsa Indonesia. Ada beberapa macam reaksi komunitas lokal
sebagai respon arus globalisasi ini.
1) Kita dapat mencampur unsur unsur global untuk menghasilkan
penemuan baru dari hasil penggabungan itu.
2) Komunitas global berarti bahwa sekarang sulit bagi orang untuk
tidak memikirkan dengan sungguh sungguh kejadian kejadian di
dunia atau mengakui bahwa kita hidup di tengah tengah dunia yang
berciri kan “risiko”.
3) Pengetahuan kita tentang hal hal global dapat Meninggi kan
kesadaran dan kesetian kita terhadap hal hal penting bagi komunitas
lokal.
4) Beberapa kelompok religius dan etnis berusaha mencegah terjadinya
Globalisasi karena mereka mengerti akan hal tersebut sebagai sebuah
bentuk penjajahan Barat atau serangan terhadap kemurnian budaya
dan agama atau kepercayaan mereka.

27
b. Menghadapi Tantangan Globalisasi
Menurut Selo Soemardjan, untuk menghadapi tantangan global,
bangsa Indonesia membutuhkan unsur unsur kepribadian sebagai
berikut:
1) Setiap individu harus mempunyai pengetahuan yang luas.
2) Harus mempunyai keahlian.
3) Mempunyai cita cita hidup.
4) Memiliki rasa harga diri dan kepercayan diri untuk ikut serta dalam
tata masyarakat.
5) Memiliki kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara.
6) Berprilaku sesuai nilai nilai sosial dan kaidah kaidah hukum.
7) Mempunyai kemampuan dan kebiasaan berpikir secara rasional.
c. Strategi dan Pendekatan Pemberdayaan untuk Mengatasi
Ketimpangan Sosial akibat Globalisasi
Selain mengidentifikasi kekuatan yang dapat digunakan sebagai
pemberdayaan, agar upaya pemberdayaan dapat berjalan secara efektif,
diperlukan pula investigasi terhadap faktor faktor penyebab atau akar
permasalahan. Setelah itu, barulah melakukan strategi dalam upaya
memperdaya masyarakat. Jim lfe membagi strategi pemberdayaan
tersebut menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1) Pemberdayaan melalui perencanaan dan kebijakan yang
dilaksanakan dengan membangun atau mengubah struktur dan
lembaga yang dapat memberikan akses yang sama terhadap sumber
daya, pelayanan, dan kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan
masyarakat.
2) Pemberdayaan melalui pendidikan dan penumbuhan kesadaran yang
dilakukan dengan proses pendidikan dalam berbagai aspek yang
cukup luas.
3) Pemberdayaan aksi aksi sosial dan politik yang dilakukan
perjuangan politik dan gerakan dalam rangka membangun kekuasaan
yang efektif.

28
C. KETIMPANGAN SOSIAL SEBAGAI DAMPAK PERUBAHAN
SOSIAL DI TENGAH GLOBALISASI
1. Globalisasi dan Dampaknya Terhadap Perubahan Sosial Di Tingkat
Lokal
a. Ketimpngan Global
Perkembangan masyarakat global dapat dicirikan dengan
pergerakan antar bangsa tanpa ada batasan ruang dan waktu. Dalam hal
ini, negara bersifat terbuka terhadap negara lain tanpa adanya Sekat
teritorial, ruang, ataupun waktu. Keadaan ini menimbulkan tantangan
terbesar, yaitu ketidakseimbangan pertumbuhan sosial, politik, budaya,
dan ketimpangan pertumbuhan ekonomi. Jika tidak disikapi dengan
tepat, ini akan berimbas pada persaingan antar pasara dan tenaga kerja
secara global.
b. Teori Ketimpangan Global
Banyak teori untuk menerangkan ketimpangan global, berikut
beberapa diantaranya.
1) Teori Kolonialisme
Teori ini merujuk pada satu negara yang menjadikan banyak
wilayah sebagai koloninya. Kegiatan ini diawali oleh negara industri
atau negara kapitalis. Maksud Kolonialisme di sini adalah untuk
Meng Eksploitasi rakyat dan sumber daya suatu bangsa demi
keuntungan negara kapitalis.
2) Teori Sistem Dunia
Teori ini dikemukakan oleh Immanuel Wallerstein. Dia
menganalisis bagaimana industrialisasi menghasilkan tiga kelompok
bangsa, yaitu negara inti adalah negara yang lebih dulu melakukan
industrialisasi dan mendominasi negara yang lemah, negara
semiperiferi yaitu negara yang bergantung pada perdagangan negara
inti, dan negara periferi yaitu negara pinggiran.

29
3) Teori Ketergantungan (Dependensi)
Teori ketimpangan yang lain adalah teori ketergantungan.
Teori ketergantungan menganggap bahwa keterbelakangan sebagai
akibat suatu sistem kapitalis internasional yang Yang berbentuk
perusahaan perusahaan multinasional dan bersekutu dengan Elit
lokal di dunia ketiga yang menggunakan kelebihan mereka yang
istimewa untuk mempertahankan kedudukan mereka.
4) Pendekatan Struktural
Pendekatan Struktural adalah cara lain untuk memandang
ketimpangan dunia dalam hal kesejahteraan dan kekuasaan.
Pendekatan ini memandang bahwa Kamis kanan dan ketergantungan
dunia ketiga tidak disebabkan oleh keputusan kebijakan yang
sengaja dibuat di Amerika, Inggris, atau moskow. Namun
sebaliknya, ketergantungan ini berasal dari struktur sistem
internasional yang kontraksinya dibuat sedemikian rupa sehingga
bangsa bangsa pengeskpor bahan mentah terpaksa kehilangan
bagiannya dari keuntungan produksi.
5) Teori Fingsionalis
Teori fungsionalis percaya bahwa ketidaksetaraan tidak bisa
dihindari dan memainkan fungsi penting dalam masyarakat. Dalam
teori ini, posisi posisi dengan tanggung jawab lebih besar menonton
pertanggung jawaban yang lebih besar juga. Dengan demikian,
posisi penting dalam masyarakat memerlukan lebih banyak pelatihan
sehingga harus menerima imbalan lebih tinggi. Ketimpangan sosial
dan Stratifikasi sosial menurut pandangan ini, menyebabkan
meritokrasi yang berdasarkan kemampuan.
6) Teori Konflik
Teori konflik melihat ketimpangan kelompok dengan kekuatan
mendominasi kelompok yang kurang kuat. Mereka percaya bahwa
kesenjangan sosial menjaga dan menghambat kemajuan masyarakat
karena mereka yang berkuasa akan Menindas orang orang tak

30
berdaya untuk mempertahankan status. Kedudukan atau posisi
menjadi penting selama mereka yang berkuasa menganggap
kedudukan tersebut signifikan.
7) Teori Pertumbuhan Neoklasik
Teori ini memunculkan sebuah prediksi tentang hubungan
antar tingkat pembangunan ekonomi nasional suatu negara dengan
ketimpangan pembangunan antar wilayah.
c. Bentuk Bentuk Ketimpangan Sosial
Sampai saat ini, ketimpangan sosial masih saja menjadi masalah
di berbagai negara dunia. Permasalahan ini tidak hanya terjadi di negara
berkembang, tetapi juga terjadi di negara maju. Menurut Andrinof
Chaniago, paling tidak terdapat enam ketimpangan yang terjadi yaitu
sebagai berikut.
1) Ketimpangan desa dan kota
2) Kesenjangan pembangunan diri manusia Indonesia
3) Ketimpangan antar golongan sosial ekonomi yang diperlihatkan
dengan semakin meningkatnya kesenjangan ekonomi antara
golongan golongan dalam masyarakat
4) Ketimpangan penyebaran aset di kalangan swasta dengan ciri
sebagian besar kepemilikan aset Indonesia berkonsentrasi pada skala
besar
5) Ketimpangan antar sektor ekonomi dengan ciri sebagian sektor,
misalnya Properti, mendapat tempat yang istimewa
6) Ketimpangan antar wilayah dan subwilayah dengan ciri konsentrasi
ekonomi terpusat pada wilayah Perkotaan, terutama ibu kota,
sehingga daerah hanya mendapatkan konsentrasi ekonomi yang
sangat kecil

31
2. Permasalahan Ketimpangan Sosial di Masyarakat
a. Masalah Ketimpangan Sosial di Masyarakat
Membahas masalah ketimpangan sosial kita harus melihat tunggu
latar belakang terjadinya ketimpangan. Ada beberapa faktor yang
melatarbelakangi ketimpangan sosial antara lain sebagai berikut.
1) Stratifikasi Sosial
2) Sikap prejudice
3) Diskriminasi
b. Akibat Ketimpangan Sosial
Ketimpangan sosial menimbulkan sejumlah akibat, sebagai berikut.
1) Kriminalitas
2) Melemahnya Jiwa wirausaha
3) Monopoli
4) Kemiskinan
5) Kemerosotan moral
6) Pencemaran Lingkungan alam
c. Upaya Mengatasi Ketimpangan Sosial
Perlunya identifikasi penyebab timbulnya ketimpangan sosial
menjadi penting untuk mencari solusi. Untuk mencari berbagai solusi
alternatif, langkah yang harus diambil adalah sebagai berikut.
1) Tentukan masalah yang akan dicari solusinya.
2) Identifikasi faktor faktor penyebab masalah itu timbul.
3) Cari beberapa alternatif solusi nya.
4) Pilih yang paling penting yang harus diselesaikan dahulu, kemudian
lanjutkan ke solusi berikutnya.
Menyelesaikan masalah secara bijak merupakan kewajiban hidup
setiap orang. Untuk itu, perlu kebijakan atau regulasi yang jelas dan
tindakan Hukum yang tegas bagi anggota masyarakat yang
melanggarnya.

32
D. KEARIFAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS
1) PEMBERDAYAAN KOMUNITAS BERBASIS KEPEMILIKAN
LOKAL DAN PASTISIPASI WARGA MASYARAKAT
a. Hakikat Kearifan Lokal
Kearifan Lokal masyarakat merupakan hasil dari proses adaptasi
turun menurun dalam periode waktu yang sangat lama terhadap
lingkungan alam tempat mereka tinggal. Kearifan lokal menjadi tata
nilai kehidupan yang diwarisi antara generasi. Pada umumnya, kearifan
lokal berbentuk lisan atau tulisan tentang sistem sosial suatu
masyarakat. Namun, pada Era modern ini, tampaknya nilai nilai luhur
dalam kearifan lokal di khawatirkan mulai meredup, memudar, Dan
kehilangan maknanya. Bagi sebagian orang, Hal ini tidak terlepas dari
pengaruh budaya luar yang masuk ke Indonesia melalui arus
Globalisasi.
b. Ciri-ciri dan Fungsi Kearifan Lokal
Ciri ciri kearifan lokal tersebut adalah.
1) Mampu bertahan terhadap budaya luar.
2) Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur unsur budaya luar.
3) Mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke
dalam budaya asli.
4) Mempunyai kemampuan mengendalikan.
5) Mampu memberi arah pada perkembangan budaya.
Fungsi kearifan lokal tersebut adalah.
1) Berfungsi untuk konservasi dan Pelestarian sumberdaya alam.
2) Berfungsi untuk pengembangan sumberdaya manusia, misalnya
berkaitan dengan upacara daur hidup, konsep kanda pat rate.
3) Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
4) Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan,sastra dan pantangan.
c. Bentuk Kearifan Lokal di Indonesia
Terdapat pendapat lain yang mengklasifikasikan bentuk kearifan
lokal, sebagai berikut.

33
1) Bentuk Nyata (Tangible)
Bentuk kearifan lokal yang berwujud nyata meliputi beberapa
aspek.
a) Tekstual
b) Benda Cagar Budaya/Tradisional (karya seni)
c) Bangunan/Arsitektural
2) Tidak Berwujud (Intangible)
Selain bentuk kearifan lokal yang berwujud, terdapat bentuk
kearifan lokal yang tidak berwujud. Contohnya petuah yang
disampaikan secara verbal dan seni suara berupa nyanyian, pantun,
cerita yang sarat nilai-nilai ajaran tradisional.
d. Potensi Kearifan Lokal di Indonesia
Pada prinsipnya kearifan lokal mempunyai peran yang sangat
strategis dalam membangun Peradaban suatu masyarakat. Nilai-nilai
dalam kearifan lokal yang dianut oleh masyrakat akan menjadi identitas
bagi masyarakat itu sebagai komunitas masyarakat yang bermartabat.
Pada masyarakat Indonesia, kearifan-kearifan lokal dapat ditemui
dalam nyanyian, pepatah, sasantu, patuah, semboyan, dan kitab-kitab
kuno yang melekat dalam perilaku seharai-hari. Kearifan lokal biasanya
tercermin dalam kebiasaan kebiasaan hidup masyarakat yang telah
berlangsung lama.
Terkadang, nilai-nilai kearifan lokal tidak terekspos karena status
marginal dari komunitas penganutnya, akan tetapi nilai nilai kearifan
lokal yang mereka anut membawa mereka dalam harkat dan martabat
yang tinggi sebagai manusia.
e. Pemberdayaan Komunitas
Kearifan lokal tidak terlepas dari nilai-nilai yang dipertahankan di
suatu daerah atau komunitas tertentu. Nilai-nilai tersebut tentu tidak
akan mudah diubah paradigma atau sudut pandangnya. Maka,
diperlukan strategi pemberdayaan komunitas agar pengaruh positif dari

34
kearifan lokal tetap terjaga namun masyarakat atau komunitas dapat
mempelajari dan mengubah hal hal yang dianggap perlu diubah.
f. Hakikat Pemberdayaan Komunitas
Secara etimologis, pemberdayaan beradal dari kata “daya” yang
berarti kekuatan atau mengembangkan kemampuan. Pemberdayaan
dapat diartikan sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses untuk
memperoleh daya/kekuatan/kemampuan, atau proses pemberian
daya/kekuatan/kemampuan kepada pihak yang kurang atau belum
berdaya.
g. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberdayaan Komunitas
Pemberdayaan suatu komunitas dapat dianggap sebagai suatu
konsep yang baik dan membawa manfaat. Namun terkadang dalam
implementasinya, masyarakat tidak langsung berpartisipasi penuh
dalam program tersebut. Menurut Sumaryadi, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pemberdayaan kominitas yaitu sebagai
berikut.
1) Kesediaan suatu komunitas untuk menerima pemberdayaan
bergantung pada situasi yang dihadapi.
2) Adanya pemikiran bahwa pemberdayaan tidak untuk semua orang,
dan adanya persepsi dari pemegang kekuasaan dalam komunitas
tersebut bahwa pemberdayaan dapat mengorbankan diri mereka
sendiri.
3) Dorongan dari para pemimpin setiap komunitas untuk tidak mau
melepaskan kekuasaannya, karena inti dari pemberdayaan adalah
berupa pelepasan sebagian kewenangan untuk diserahkan
keadabmasyarakat.
4) Adanya kepercayaan dari para pemimpin komunitas untuk
mengembangkan pemberdayaan dan mengubah persepsi mereka
tentang anggota komunitasnya.
5) Pemberdayaan membutuhkan dukungan sumber daya (resource)
yang besar, baik sari segi pembiayaan maupun waktu.

35
2) AKTIFITAS PEMBERDAYAAN KOMUNITAS
a. Strategi Pemberdayaan Komunitas Berlandasan Kearifan Lokal
Di Era Globalisasi sekarang ini strategi pemberdayaan komunitas
berbasis kearifan lokal merupakan upaya untuk memperkuat nilai nilai
norma norma leluhur dari nenek moyang kita yang ada dimasyarakat
agar tetap terjaga sebagai bentuk kearifan lokal.
b. Potensi Kearifan Lokal dalam Pemberdayaan Komunitas
Indonesia memiliki berbagai kearifan lokal yang mengakar
disetiap daerah. Oleh karena itu sangat dibutuhkan peran dari
pemerintah dan masyarakat. Beberapa contoh tindakan yang ini bisa
dilakukan untuk tetap melestarikan kearifan lokal sekaligus
mengintegrasikannya dengan kemajuan jaman adalah sebagai berikut.
1) Menjaga keautentikan berbagai kearifan lokal.
2) Menjaga eksustensi budaya lokal.
3) EVALUASI DAN HIKMAH PEMBELAJARAN DARI AKTIVITAS
PEMBERDAYAAN KOMUNITAS
Evaluasi merupakan fungsi Menejemen yang dilakukan setelah
kurun waktu tertentu atau setelah suatu kegiatan telah berlalu.
Dalam hal ini, evaluasi mecakup hal hal berikut.
1) Penilaian atas dampak kolektif
2) Deskripsi keluaran dan hasil/manfaat
a. Pentingnya Evaluasi Pemberdayaan Komunitas
Kegiatan melakukan evaluasi (penilaian) terhadap program
pemberdayaan komunitas sangatlah penting karena berkaitan dengan
kegiatan menilai dan mengukur sesuatu, apakah sudah sesuai harapan
dan tujuannya.
Dari hasil evaluasi terhadap program-program pemberdayaan
komunitas, diharapkan dapat diambil hikmah/kebijaksanaan terhadap
berbagai program pemberdayaan tersebut, yang selama ini telah
dijalankan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat.

36
b. Jenis Evaluasi
Secara umum, ada dua jenis evaluasi, yaitu sebagai berikut.
1) Evaluasi proses
2) Evaluasi dampak
c. Langkah-Langkah Melakukan Evaluasi
Langkah-langkah nya sebagai berikut.
1) Menyusub rencana kerja. Dalam penyusunan rencana kerja ini
sepakatilah hal-hal berikut.
a) Apa yang akan dievaluasi (didasarkan paa hasil atau manfaat
yang telah ditentukan dalam rencana program dan dengan
menggunakan sejumlah kecil indikator dan target kunci).
b) Basis data yang akan digunakan.
c) Kapan evaluasi akan dilaksanakan.
2) Pilihlah pihak pelaksana evaluasi yang independen dan objektif.
3) Bahaslah laporan hasil evaluasi dengan pihak-pihak pelaksana
evaluasi.

37
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Perubahan sosial yang ada di masyarakat saat ini tidak hanya
memberikan dampak positif saja pada masyarakat, namun banyak juga
dampak negatifnya. Tentu saja tidak mudah bagi masyarakat untuk mengatasi
perubahan sosial yang terjadi, maka dari itu diperlukan usaha untuk
pemberdayaan masyarakat.
B. Saran
Saran saya untuk pemerintah lebih di optimalkan lagi cara kerjanya.
Dan untuk SMAN 3 Subang agar lebih dikembangkan lagi budaya membaca
ataupun gerakan literasi agar murid-murid lebih luas wawasan nya dan
memberi manfaat sebagai generasi yang akan datang.

38
DAFTAR PUSTAKA

Mayati, Kun, dan Juju Suryawati.2016.Sosiologi.Jakarta:PT. Penerbit Erlangga


Mahameru

39
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nanda Oktaviana


Kelas : XII IPS 4
Alamat : Jln. Otista gang anggrek, Subang

40

Anda mungkin juga menyukai