Anda di halaman 1dari 98

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dengan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Majunya suatu bangsa banyak

ditentukan oleh kualitas pendidikan bangsa itu sendiri, karena pendidikan

sebagai upaya mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan

berdedikasi tinggi. Matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang

memberikan sumbangan signifikan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan

sekaligus pembangunan sumber daya manusia (dalam Harni, 2011:2).

Matematika sebagai salah satu ilmu yang harus dipelajari di setiap jenjang

pendidikan tersebut mempunyai objek yang bersifat abstrak. Sifat objek

matematika yang bersifat abstrak pada umumnya dapat membuat materi

matematika sulit ditangkap dan dipahami. Hal tersebut seharusanya bukan

menjadi alasan bagi siswa untuk takut terhadap pelajaran matematika, tetapi

justru menjadikan siswa tertantang untuk selalu mempelajarinya.

Di Indonesia pembelajaran mengacu pada empat rinci jenis kemampuan

penting yang harus dikuasai oleh siswa, diantaranya: pemecahan masalah

(problem solving), penalaran (reasoning), komunikasi (communication) dan

menghargai kegunaan matematika sebagai tujuan pembelajaran matematika

SD, SMP, SMA dan SMK. Dari sini jelas bahwa kemampuan bernalar

(reasoning ability) merupakan salah satu kompetensi matematika yang ingin

1
dicapai dalam pembelajaran matematika. Dijelaskan pada dokumen Peraturan

Dirjen Dikdasmen No.506/C/PP/2004 (dalam shadiq, 2009:14) tentang

indikator-indikator penalaran yang harus dicapai oleh siswa. Indikator yang

menunjukkan penalaran antara lain adalah: 1) Kemampuan mengajukan

dugaan, 2) Kemampuan melakukan manipulasi matematika, 3) Kemampuan

menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan/bukti terhadap

kebenaran solusi, 4) Kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan,

5) Memeriksa kesahihan suatu argument, 6) kemampuan menemukan pola

atau sifat dari gejala matematika untuk membuat generalisasi.

Matematika dan penalaran matematika merupakan 2 hal yang tidak

dapat dipisahkan yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran,

dipahami dan dilakukan melalui belajar matematika. Dalam hal ini guru

memiliki peranan penting sebagai tenaga pendidik untuk mengarahkan anak

didik kepada proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar

sesuai dengan apa yang diharapkan.

Kemampuan penalaran matematis diperlukan siswa baik dalam proses

memahami matematika itu sendiri maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam pembelajaran matematika, kemampuan penalaran berperan baik dalam

pemahaman konsep maupun pemecahan masalah. Terlebih dalam kehidupan

sehari-hari, kemampuan bernalar berguna pada saat menyelesaikan

permasalahan-permasalahan yang terjadi baik dalam lingkup pribadi,

masyarakat dan institusi-institusi sosial lain yang lebih luas.


Fenomena yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa penalaran

matematika belum begitu optimal. Ketidakoptimalan tersebut dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu internal dan eksternal. Faktor internal, yaitu faktor yang

muncul dari dalam diri siswa tersebut, misalnya masalah minat belajar.

Sedangkan, faktor eksternal misalnya model pembelajaran yang diterapkan

oleh pendidik kurang tepat, sehingga siswa kurang memaknai setiap

pembelajaran yang dialaminya. Keterlibatan peserta didik cenderung

terminimalisir sehingga mengakibatkan kemampuan penalaran matematik

peserta didik kurang terespon dengan baik.

Berdasarkan observasi di SMP DIPONEGORO 10 Pekuncen, guru

menjadi orang yang lebih aktif dalam proses belajar dibandingkan dengan

peserta didik. Hal ini mengakibatkan peserta didik menjadi pasif dan merasa

jenuh dalam proses belajar. Disamping itu guru belum memberi kesempatan

kepada peserta didik mengkonstruksi ide-idenya. Peserta didik hanya

menerima pendapat dari guru terhadap jawabannya yaitu benar atau salah

sehingga siswa cenderung takut salah dalam menyelesaikan soal matematika.

Hal tersebut diperkuat dari hasil tes awal penalaran matematika terhadap

siswa kelas VIII di SMP DIPONEGORO 10 Pekuncen. Dari hasil tes didapat

88,4% siswa kemampuan penalarannya rendah. Kemampuan penalaran terdiri

dari 6 indikator dan skor rata-rata tiap indikator tes kemampuan penalaran

matematika yaitu (1) mengajukan dugaan skor rata-rata 2,51, (2) melakukan

manipulasi matematika, menarik kesimpulan, menyusun bukti skor rata-rata

3,35, (3) menyusun bukti, memberikan alasan terhadap kebenaran solusi skor
rata-rata 3,81, (4) menarik kesimpulan dari pernyataan skor rata-rata 2,28, (5)

memeriksa kesahihan suatu argumen menemukan pola atau sifat dari gejala

matematis untuk membuat generalisasi skor rata-rata 0,56. Berdasarkan data

tersebut menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan rata-rata kemampuan

penalaran matematika kelas VIII B adalah 2,50 masih rendah. Dari sini

tampak bahwa secara keseluruhan siswa mengalami kesulitan ketika

berhadapan dengan tipe soal penalaran. Lebih jauh lagi, ketidakmampuan

siswa dalam menyelesaikan soal-soal penalaran dengan baik tentunya juga

ikut mempengaruhi hasil belajar siswa secara keseluruhan.

Selain faktor diatas, faktor lain yang dapat berakibat pada rendahnya

kemampuan penalaran adalah penggunaan model pembelajaran yang kurang

tepat dan tidak membuat siswa mengembangkan kemampuan penalaran

matematika. Untuk meningkatkan kemampuan penalaran diperlukan

pembelajaran yang tepat. Salah satu pembelajaran yang tepat untuk

meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa adalah model

pembelajaran inkuiri. Pembelajaran ini berpusat pada siswa sehingga siswa

benar-benar terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Adanya

keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran tersebut mampu

mendorong siswa untuk mendapatkan suatu penalaran matematika yang lebih

baik sehingga siswa akan lebih tertarik terhadap matematika. Dalam

pembelajaran ini, siswa dibimbing untuk dapat mempergunakan atau

mengkomunikasikan ide-ide matematikanya dan keterampilan yang sudah

mereka pelajari untuk menemukan suatu pengetahuan baru. Setiap siswa


memiliki kesempatan untuk memikirkan permasalahan yang telah disajikan

oleh guru atau permasalahan yang muncul dari siswa sendiri sehingga siswa

akan mampu mengkaji permasalahan tersebut dan mampu untuk menemukan

penalaran matematika melalui beberapa proses serta bimbingan guru sebatas

yang diperlukan.

Berdasarkan dari permasalahan yang terjadi di SMP DIPONEGORO 10

Pekuncen, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematika Melalui Pembelajaran

Inkuiri Pada Siswa Kelas VIII B SMP DIPONEGORO 10 Pekuncen”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan

kemampuan penalaran matematika siswa kelas VIII BSMP DIPONEGORO

10 Pekuncen?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa kelas

VIII B di SMP DIPONEGORO 10 Pekuncen dalam pembelajaran matematika

melalui pembelajaran inkuiri.


D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat

langsung bagi siswa, guru, sekolah, dan peneliti. Manfaat tersebut masing-

masing diuraikan sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa dan

memperoleh pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.

2. Bagi Guru

Dapat menambah pengetahuan guru dalam menerapkan model

pembelajaran serta dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Diharapkan sebagai masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan

kualitas pembelajaran matematika siswa.

4. Bagi peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengalaman, dimana dalam mengajar

matematika banyak cara yang dilakukan agar pelajaran itu diminati oleh

siswa, salah satu cara yaitu dengan menggunakan pembelajaran inkuiri.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kemampuan Penalaran Matematika

Istilah penalaran atau reasoning dijelaskan oleh Copi (dalam Shadiq,

2009:3) sebagai berikut: “Reasoning is a special kind of thinking in which

inference takes place, in which conclusions are drawn from premises”.

Dengan demikian jelaslah bahwa penalaran sebagaimana yang

dirumuskan Copi, merupakan kegiatan, proses atau aktivitas berpikir untuk

menarik suatu kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru berdasar pada

beberapa pernyataan yang diketahui benar ataupun yang dianggap benar

ataupun yang diasumsikan kebenarannya yang disebut dengan premis.

Selain itu, menurut Keraf (dalam Shadiq, 2009:2) Penalaran adalah

suatu proses atau aktivitas berfikir untuk menarik kesimpulan atau membuat

pernyataan baru yang benar berdasrkan pada pernyataan yang telah

dibuktikan (diasumsikan kebenarannya). Materi matematika dan penalaran

matematika merupakan 2 hal yang tidak dapat dipisahkan yaitu materi

matematika dipahami melalui penalaran dan penalaran dipahami dan dilatih

melalui pelajaran matematika.

Secara garis besar terdapat 2 jenis penalaran yaitu:

1) Penalaran Deduktif

Merupakan proses berfikir untuk menarik kesimpulan tentang

hal khusus yang berpijak pada hal umum atau hal sebelumnya telah
dibuktikan kebenarannya. Argumen secara deduktif dapat digunakan

untuk memperoleh sebuah kesimpulan yang valid.Pada penalaran

deduktif digunakan konsistensi pikiran dan konsistensi logika.

2) Penalaran Induktif

Merupakan proses berfikir untuk menarik kesimpulan tentang

hal umum yang berpijak pada hal khusus. Argumen secara induktif

digunakan untuk memperoleh kesimpulan yang kuat.Pada penalaran

induktif, dari kebenaran suatu kasus khusus dapat disimpulkan

kebenaran untuk semua kasus.

Kemampuan penalaran matematika adalah kemampuan dalam

menarik kesimpulan melalui langkah-langkah formal yang didukung oleh

argumen matematis berdasarkan pernyataan yang diketahui benar atau yang

telah diasumsikan kebenarannya, yang dilihat dari hasil tes siswa dalam

mengerjakan soal-soal tipe penalaran.

Penalaran merupakan suatu proses penting dalam pengerjaan

matematika. Ross (dalam Rochmad, 2008) menyatakan salah satu tujuan

terpenting dari pembelajaran matematika adalah mengajarkan kepada siswa

penaaran logis. Bila kemampuan bernalar tidak dikembangkan pada siswa,

maka bagi siswa matematika hanya akan menjadi materi yang mengikuti

serangkaian prosedur dan meniru contoh-contoh tanpa mengetahui

maknanya.
Penalaran merupakan kompetensi yang harus ditujukan siswa dalam

melakukan penalaran gagasan matematika. Indikator yang menunjukkan

penalaran antara lain adalah :

1. Mengajukan dugaan.

Bila siswa diberikan pernyataan secara lisan maupun tulisan maka siswa

mampu menduga menemukan jawabannya.

2. Melakukan manipulasi matematika.

Manipulasi adalah mengatur (mengerjakan) dengan cara yang pandai

sehingga tercapai tujuan yang dikehendaki.

3. Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan/bukti terhadap

kebenaran solusi.

Siswa mampu menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan

atau bukti terhadap kebenaran solusi apabila siswa mampu menunjukkan

lewat penyelidikan.

4. Menarik kesimpulan dari pernyataan.

Menarik kesimpulan dari pernyataan merupakan proses berpikir yang

memberdayakan pengetahuannya sedemikian rupa untuk menghasilkan

sebuah pemikiran.

5. Memeriksa kesahihan suatu argumen.

Kemampuan memeriksa kesahihan suatu argumen merupakan kemampuan

yang menghendaki siswa agar mampu menyelidiki tentang kebenaran dari

suatu pernyataan yang ada.


6. Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat

generalisasi.

Merupakan kemampuan siswa dalam menemukan pola atau cara dari suatu

pernyataan yang ada sehingga dapat mengembangkannya kedalam kalimat

matematika.

B. Pembelajaran Matematika

Pengertian belajar (Fontana, 1981:147) adalah proses perubahan

tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman.

Sedangkan pembelajaran adalah upaya penataan lingkungan yang memberi

nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan

demikian proses belajar bersifat internal dan unik dalam diri individu siswa,

sedangkan proses pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja direncanakan

dan bersifat rekayasa perilaku.

Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dalam pelayanan

terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang

beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara

siswa dengan siswa. Jadi, pembelajaran matematika adalah suatu proses atau

kegiatan guru mata pembelajaran matematika dalam mengajarkan

matematika kepada para siswa yang didalamnya terkandung upaya untuk

menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat,

bakat, dan kebutuhan siswa tentang matematika yang amat beragam agar

terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa denagn

siswa dalam mempelajari matematika tersebut.


Pembelajaran yang efektif menuntut kemampuan guru:

1) Merancang bahan belajar (stimulus) yang mampu menarik dan

memotivasi siswa untuk belajar.

2) Menggunakan berbagai strategi pembelajaran.

3) Mengelola kelas agar tertib dan teratur.

4) Menjadi nara sumber, fasilitator, dan motivator yang handal.

5) Terampil memberikan pertanyaan dan balikan.

6) Mereview pelajaran bersama siswa.

Salah satu hal yang menjadi ciri matematika adalah objeknya yang

bersifat abstrak. Pembelajaran matematika di sekolah tidak bisa lepas dari

sifat-sifat matematika yang abstrak serta kondisi intelektual dari peserta didik

di sekolah itu sendiri. Oleh karena itu, untuk menciptakan suatu pembelajaran

matematika yang baik, perlu memperhatikan beberapa sifat atau karakteristik

pembelajaran matematika di sekolah sebagai berikut:

1) Pembelajaran matematika adalah berjenjang (bertahap);

Yang dimaksud dengan pembelajaran matematika berjenjang yaitu

bahan kajian matematika harus diajarkan secara berjenjang atau

bertahap.Pembelajaran matematika dapat dimulai dari hal yang konkrit

dilanjutkan ke hal yang abstrak, dari hal yang sederhana ke hal yang

kompleks, atau dari hal yang mudah menuju ke konsep yang sukar.

2) Pembelajaran matematika mengikuti model spiral;

Yang dimaksud pembelajaran matematika mengikuti model spiral

yaitu dalam memperkenalkan konsep atau materi yang baru, perlu


memperhatikan konsep atau bahan yang telah dipelajari siswa

sebelumnya.Bahan yang baru tersebut harus selalu dikaitkan dengan

bahan yang telah dipelajari sekaligus untuk mengingatkan siswa kembali.

Pengulangan konsep dengan cara memperluas dan memperdalam

pemahaman adalah hal yang perlu dalam pembelajaran matematika.

3) Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif;

Matematika adalah ilmu deduktif (tersusun secara deduktif

aksiomatis).Namun demikian.Dalam penyampaiannya guru perlu

memilih pendekatan yang sesuai dengan kondisi siswa yang sedang

belajar.

4) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsisten;

Kebenaran dalam matematika sesuai dengan struktur deduktif

aksiomatisnya.Kebenaran-kebenaran dalam matematika pada dasarnya

merupakan kebenaran konsisten dimana tidak ada pertentangan antara

kebenaran suatu konsep dengan konsep lainnya.Suatu pernyataan

dianggap benar apabila didasarkan atas pernyataan-pernyataan terdahulu

yang telah diterima kebenarannya.Dalam pembelajaran matematika

sekolah, meskipun guru menerapkan pola induktif, tetapi generalisasi

konsep tetap harus bersifat deduktif.Kebenaran konsisten tersebut

mempunyai nilai didik yang sangat tinggi dan amat penting untuk

pembinaan sumber daya manusia dalam kehidupan sehari-hari (TIM

MKPBM UPI, 2001: 64-65).


C. Pembelajaran Inkuiri

a. Konsep Dasar dan Karakteristik Pembelajaran Inkuiri

Kata inkuiri berarti menyelidiki dengan cara mencari informasi

dan melakukan pertanyaan-pertanyaan. Dengan pembelajaran inkuiri ini

siswa dimotivasi untuk aktif berpikir, melibatkan diri dalam kegiatan, dan

mampu menyelesaikan tugas sendiri.

Sejalan dengan arti inkuiri di atas, kata inkuiri juga dapat berarti

suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal

seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara

sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan

sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri (Gulo, 2002:23).

Pembelajaran inkuiri beriorientasi pada keterlibatan siswa secara

maksimal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan kegiatan secara

maksimal dalam proses kegiatan belajar, mengembangkan sikap percaya

pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.

Ada tiga ciri pembelajaran inkuiri, yaitu: pertama, strategi inkuiri

menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan

menemukan (siswa sebagai subjek belajar). Kedua, seluruh aktivitas yang

dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban

sendiri yang sifatnya sudah pasti dari sesuatu yang sudah dipertanyakan,

sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sifat percaya diri. Ketiga,

tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah

mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis.


Penggunaan inkuiri harus memperhatikan beberapa prinsip, yaitu:

1) Berorientasi pada pengembangan intelektual (pengembangan

kemampuan berfikir)

Tujuan utama dari pendekatan inkuiri adalah pengembangan

kemampuan berpikir. Dengan demikian, pendekatan pembelajaran ini

selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses

belajar. Oleh karena itu, kriteria keberhasilan dari proses

pembelajaran dengan menggunakanpendekatan inkuiri bukan

ditentukan sejauh mana siswa dapat menguasaimateri pelajaran, akan

tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari danmenemukan.

2) Prinsip interaksi

Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik

interaksi antara siswa dengan siswa maupun interaksi antara siswa

dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran

sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai

sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur

interaksi itu sendiri.

3) Prinsip bertanya

Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan pendekatan

inkuiri adalah guru sebagai fasilitator.Dalam hal ini guru menyediakan

suatu pertanyaan untuk dijawab oleh siswa. Kemampuan siswa untuk

menjawab setiap pertanyaan dari guru, pada dasarnya sudah

merupakan sebagian dari proses berpikir.


4) Prinsip belajar untuk berfikir (learning how to think)

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar

adalah proses berpikir (learning how to think) yakni proses

mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak

kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan

otak secara maksimal.

5) Prinsip keterbukaan

Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan

berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan

kebenarannya.Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk

memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan

secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.

Pembelajaran inkuiri berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir

ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa

lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam

memecahkan masalah. Peranan guru dalam pembelajaran inkuiri adalah

sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah

yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun

dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh

siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi

siswa dalam rangkamemecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan

guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam

pemecahan masalah harus dikurangi.


b. Proses Pembelajaran Inkuiri

Pada hakikatnya, inkuiri adalah suatu proses. Dalam

implementasinya, pembelajaran matematika dengan pembelajaran

inkuiri memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

1) Merumuskan masalah

Guru menyajikan suatu masalah dalam bentuk LKS yang harus

dipecahkan oleh siswa. Perumusan masalah harus jelas, hindari

pernyataan yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang

ditempuh siswa tidak salah.

2) Merumuskan jawaban sementara (hipotesis)

Siswa dibimbing untuk menentukan hipotesis yang relevan dengan

permasalahan yang disajikan. Guru memberikan kesempatan pada

siswa untuk menyampaikan pendapat dalam membentuk hipotesis.

3) Mengumpulkan data

Siswa dimotivasi supaya membaca buku atau sumber lain untuk

mendapatkan informasi pendukung. Siswa mengamati dan

mengumpulkan data sebanyakbanyaknya dari sumber atau objek yang

diamati serta mengonstruksi pengetahuan yang dimiliki sebelumnya

untuk memperkuat data dalam menemukan suatu pengetahuan yang

baru. Pada tahap ini siswa akan mampu untuk menemukan konsep

matematika dari hasil analisis data yang diperolehnya.


4) Menguji hipotesis

Guru memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk

menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul dengan

menggunakan bahasa matematika, yakni dengan gambar, grafik, tabel,

maupun secara aljabar.

5) Menarik kesimpulan

Siswa memberikan kesimpulan dari hasil penyelidikannya.

Semua tahap dalam proses inkuiri tersebut di atas merupakan

kegiatan belajar dari siswa. Guru berperan untuk mengoptimalkan

kegiatan tersebut pada proses belajar sebagai motivator, fasilitator dan

pengarah. Pada strategi ekspositori murni, semua tahap dilakukan sendiri

oleh guru, sedangkan pada inkuiri dilakukan oleh siswa.

D. Materi Matematika Kelas VIII SMP Semester II

Pokok bahasan bangun ruang kelas VIII untuk Sekolah Menengah

Pertama SMP/MTs pada semester II, pokok bahasan Kubus, Balok, Prisma,

dan Limas mempunyai sub pokok bahasan sebagai berikut:

1) Mengenal bangun ruang.

2) Menemukan rumus luas permukaan kubus, balok, prisma, dan limas.

3) Menghitung luas permukaan kubus, balok, prisma, dan limas.

4) Menemukan rumus volume kubus, balok, prisma, dan limas.

5) Menghitung volume kubus, balok, prisma, dan limas.


E. Kerangka Pikir

1. Kemampuan mengajukan dugaan.


2. Kemampuan melakukan manipulasi matematika.
3. Kemampuan menyusun bukti, memberikan alasan/bukti
terhadap kebenaran solusi.
4. Kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan.
5. Memeriksa kesahihan suatu argumen, menemukan pola atau
sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi.

Berdasarkan hasil observasi serta tes kemampuan awal


kemampuan penalaran diketahui bahwa kemampuan penalaran
matematika dinyatakan masih rendah.

Diberi perlakuan pembelajaran dengan pembelajaran inkuiri


dengan 5 komponen, yaitu:
1. Merumuskan masalah.
2. Mengajukan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan
istilah hipotesis.
3. Mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk
menjawab hipotesisatau permasalahan.
4. Menguji hipotesis.
5. Merumuskan kesimpulan.

Dengan adanya perlakuan pembelajaran inkuiri diharapkan


kemampuan penalaran matematika siswa meningkat.

Gambar 1. Kerangka Berpikir Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan


Kemampuan Penalaran Matematika
Berdasarkan hasil observasi dan tes kemampuan penalaran di kelas

VIII B SMP DIPONEGORO 10 Pekuncen bahwa indikator kemampuan

penalaran yang meliputi : 1) Mengajukan dugaan, 2) Melakukan manipulasi

matematika, 3) Menyusun bukti, memberikan alasan/bukti terhadap kebenaran

solusi, 4) Menarik kesimpulan dari pernyataan, 5) Memeriksa kesahihan suatu

argumen, menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat

generalisasi dinyatakan masih rendah. Maka untuk meningkatkan kemampuan

penalaran siswa kelas VIII B SMP DIPONEGORO 10 Pekuncen, peneliti

memilih pembelajaran inkuiri yang berusaha mengembangkan cara berpikir

siswa.

Dalam pembelajaran inkuiri memiliki 5 fase, yaitu: Fase 1, guru

memberikan permasalahan atau pertanyaan-pertanyaan dari materi yang

disampaikan. Pada fase ini siswa mulai berpikir untuk mengubah

permasalahan ke dalam bentuk matematika dan merasa ingin tahu untuk

mengetahui cara penyelesaian dari permasalahan tersebut. Oleh karena itu,

tahap ini sesuai untuk mengembangkan indikator penalaran yang pertama

yaitu kemampuan mengajukan dugaan. Fase 2, siswa merumuskan jawaban

sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban

dari suatu permasalahan sehingga siswa dapat mengelompokkan atau

mengorganisasikan data untuk memilih salah satu hipotesis yang relevan

dengan permasalahan yang diberikan. Oleh karena itu, tahap ini sesuai untuk

mengembangkan indikator penalaran yang ketiga yaitu kemampuan menyusun

bukti, memberikan alasan/bukti terhadap kebenaran solusi.


Fase 3, siswa memisalkan data-data yang diperoleh kedalam bahasa

matematika sehingga siswa dapat menyajikan permasalahan ke berbagai

bentuk matematika dan melakukan percobaan dengan menggunakan metode

yang sesuai dengan data yang diperoleh. Oleh karena itu, tahap ini sesuai

untuk mengembangkan indikator penalaran yang kedua yaitu kemampuan

melakukan manipulasi matematika. Fase 4, siswa dapat menguji jawaban yang

dianggap benar. Pada tahap ini sesuai untuk mengembangkan indikator

penalaran yang kelima yaitu menarik kesahihan suatu argumen. Fase 5, guru

membimbing siswa untuk membuat kesimpulan tentang data mana yang

relevan dengan permasalahan. Dari proses menyimpulkan tersebut maka siswa

dapat menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Pada tahap ini

sesuai untuk mengembangkan indikator penalaran yang keempat yaitu

kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan.

Dengan adanya penggunaan pembelajaran inkuiri tersebut, diharapkan

indikator-indikator kemampuan penalaran siswa SMP DIPONEGORO 10

Pekuncen dapat meningkat.

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir maka dirumuskan hipotesis tindakan

yaitu melalui pembelajaran inkuiri kemampuan penalaran matematika siswa

kelas VIII B SMP DIPONEGORO 10 Pekuncen dapat meningkat.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu Penelitian dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2013/2014

di SMP DIPONEGORO 10 Pekuncen dari tanggal 19 Mei 2014 sampai

tanggal 06 Juni 2014.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah kelas VIII B SMP DIPONEGORO 10

Pekuncendengan jumlah siswa 42 yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 21

siswa perempuan.

C. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau

Classroom Action Research untuk meningkatkan kemampuan penalaran

matematika siswa pada mata pelajaran matematika.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus yaitu siklus I, siklus II, dan

siklus III. Setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan, dengan ketentuan

pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 waktu 2 x 40 menit, sedangkan

pertemuan ke-3 waktu 1 x 40 menit. Dua pertemuan digunakan untuk

pemberian materi dan satu pertemuan digunakan untuk tes evaluasi. Adapun

langkah-langkah yang akan ditempuh dalam setiap siklus pada penelitian ini

adalah sebagai berikut :


1. Perencanaan Tindakan

Dalam perencanaan ini meliputi kegiatan:

a. Membuat perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dengan pembelajaran inkuiri, yang dibuat

sebanyak 6 buah dengan masing-masing siklus 2 buah.

b. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) beserta kunci jawabannya

dengan masing-masing 6 buah.

c. Lembar observasi guru sebanyak 6 buah dengan masing-masing siklus

2 buah sesuai dengan tahap-tahap pembelajaran inkuiri. Lembar

observasi ini terdiri dari 11 aktivitas guru yang dapat diamati.

d. Lembar observasi aktivitas siswa 6 buah dengan masing-masing siklus

2 buah sesuai dengan tahapan dalam pembelajaran inkuiri. Lembar

observasi ini terdiri dari 9 aktivitas siswa yang dapat diamati.

e. Membuat soal evaluasi berupa tes tertulis dan kunci jawaban.

2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam melaksanakan pembelajaran guru mengacu pada Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat dengan menggunakan

Pembelajaran Inkuiri.

Pelaksanaan tindakan kelas siklus I terdiri dari 3 kali pertemuan.

Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 19 Mei 2014 jam ke-3

sampai dengan jam ke-4, pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Rabu

tanggal 21 Mei 2014 jam ke-5 sampai dengan jam ke-6, dan pertemuan 3
dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 23 Mei jam ke-3 sampai dengan jam

ke-4. Pada pertemuan 1 guru mengajarkan materi menemukan dan

menghitung luas permukaan sisi kubus, pada pertemuan 2 guru

mengajarkan menemukan dan menghitung volume kubus, dan pada

pertemuan 3 diadakan tes evaluasi siklus I.

Pelaksanaan tindakan kelas siklus II terdiri dari 3 kali pertemuan.

Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 26 Mei 2014 jam ke-3

sampai dengan jam ke-4, pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Rabu

tanggal 28 Mei 2014 jam ke-5 sampai dengan jam ke-6, dan pertemuan 3

dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 30 Mei jam ke-3 sampai dengan jam

ke-4. Pada pertemuan 1 guru mengajarkan materi menemukan dan

menghitung luas permukaan sisi balok, pada pertemuan 2 guru

mengajarkan menemukan dan menghitung volume balok, dan pada

pertemuan 3 diadakan tes evaluasi siklus II.

Pelaksanaan tindakan kelas siklus III terdiri dari 3 kali pertemuan.

Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 02 Juni 2014 jam ke-3

sampai dengan jam ke-4, pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Rabu

tanggal 04 Juni 2014 jam ke-5 sampai dengan jam ke-6, dan pertemuan 3

dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 06 Juni jam ke-3 sampai dengan jam

ke-4. Pada pertemuan 1 guru mengajarkan materi menemukan dan

menghitung luas permukaan sisi prisma, pada pertemuan 2 guru

mengajarkan menemukan dan menghitung volume prisma, dan pada

pertemuan 3 diadakan tes evaluasi siklus III.


Tabel 1.Langkah-langkah dalam proses pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pendahuluan
1. Guru menyiapkan kelas.
a. Mengucapkan salam. a. Menjawab salam dari guru.
b. Melakukan presensi. b. Tertib.
2. Guru menyampaikan tujuan dan model
pembelajaran yang digunakan.
a. Menyampaikan topik tentang materi a. Mendengarkan penjelasan
yang akan dibahas. yang diberikan guru.
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran b. Mendengarkan penjelasan
yang ingin dicapai. yang diberikan guru.
c. Menyampaikan langkah-langkah yang c. Mendengarkan penjelasan
harus ditempuh siswa selama proses yang diberikan guru.
pembelajaran dengan pembelajaran
inkuiri.
3. Guru memotivasi siswa dengan cara
menyampaikan kegunaan materi dalam
kehidupan sehari-hari.
a. Memberikan semangat siswa. a. Bersemangat belajar.
b. Menjelaskan manfaat materi untuk b. Mendengarkan penjelasan
kehidupan sehari-hari. yang diberikan guru.
4. Guru menyampaikan apresepsi dengan
cara mengingatkan kembali prasyarat
pembelajaran.
a. Mengulas pekerjaan rumah a. Mendengarkan penjelasan
sebelumnya. yang diberikan guru.
b. Menanyakan apakah ada permasalahan b. Bertanya pada guru saat
mengenai pekerjaan rumah menemukan kesulitan.
sebelumnya.
c. Dengan tanya jawab mengingat c. Menjawab pertanyaan yang
kembali materi yang terkait atau yang diberikan guru.
sebelumnya.
Kegiatan inti
1. Merumuskan masalah
a. Guru membagi siswa dalam kelompok, a. Melaksanakan apa yang
1 kelompok terdiri dari 4-5 siswa. perintah oleh guru.
b. Meminta siswa duduk sesuai dengan b. Berkumpul sesuai dengan
kelompoknya. kelompok yang telah
ditentukan.
c. Guru membagikan LKS pada masing- c. Menerima LKS yg diberikan
masing kelompok untuk didiskusikan. oleh guru.
2. Merumuskan hipotesis
a. Guru meminta siswa berdiskusi untuk a. Berdiskusi dengan sesama
mengidentifikasikan masalah yang anggota kelompoknya.
disajikan dalam LKS kegiatan A.
b. Siswa dibimbing untuk merumuskan b. Bertanya pada guru saat
jawaban sementara (hipotesis). menemukan kesulitan.
c. Guru memberikan kesempatan pada c. mempersiapkan diri untuk
siswa untuk menyampaikan hipotesis menyampaikan hipotesis
yang telah dirumuskan bersama kelompoknya.
kelompoknya.
d. Guru mengarahkan siswa pada satu d. Memperhatikan arahan dari
jawaban yang benar setelah siswa guru.
selesai menyampaikan hipotesisnya.
3. Mengumpulkan data
a. Guru meminta siswa untuk melakukan a. Melaksanakan apa yang
pengumpulan data dengan perintah oleh guru.
mengerjakan soal-soal di LKS
kegiatan B berdasarkan hipotesis yang
telah dibuat.
b. Guru memantau jalannya diskusi dan b. Bertanya pada guru saat
membimbing kelompok yang menemukan kesulitan.
mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal.
4. Menguji hipotesis
a. Guru meminta beberapa siswa a. Mempersiapkan diri untuk
mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil
mempresentasikan hasil diskusi. diskusinya.
b. Guru meminta siswa lainnya b. Menanggapi hasil presentasi.
menanggapi hasil presentasi.
5. Menarik kesimpulan
a. Guru memberikan penguatan tentang a. Memperhatikan dan
hasil presentasi tersebut. mendengarkan arahan dari
guru.
b. Siswa dibimbing untuk menarik b. Menarik kesimpulan dari
kesimpulan berdasarkan hasil hasil presentasi.
presentasi.
Penutup
1. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
terkait dengan materi yang telah
dipelajari pada pertemuan hari ini.
a. Menanyakan kembali jika masih ada a. Bertanya hal-hal yang belum
yang belum jelas. jelas.
b. Siswa diberi tugas untuk mempelajari b. Mendengarkan penjelasan
materi yang akan dibahas pada yang diberikan guru.
pertemuan berikutnya.
c. Guru memberikan PR pada buku c. Mencatat PR.
paket.
2. Guru mengakhiri pelajaran dengan
memberikan salam penutup pada siswa.
a. Memberikan pesan moral. a. Mendengarkan guru.
b. Mengucapkan salam penutup. b. Menjawab salam penutup.

3. Observasi

Tahap pengamatan dilakukan ketika berlangsungnya tindakan, jadi

keduanya dilakukan secara bersama-sama. Kegiatan observasi dalam

penelitian ini menggunakan lembar observasi guru dan siswa. Lembar

observasi guru digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dalam

mengelola kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran

inkuiri.Sedangkan lembar observasi siswa digunakan untuk mengamati

aktifitas siswa.

4. Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan pada setiap akhir siklus yang meliputi: 1)

Evaluasi aktivitas guru melalui lembar obsevasi guru untuk mengetahui

kinerja guru yang masih perlu perbaikan atau peningkatan dalam

melaksanakan pembelajaran denganpembelajaran inkuiri. 2) Evaluasi

aktivitas siswa melalui lembar observasi aktivitas siswa untuk mengetahui

aktifitas belajar matematika selama proses pembelajaran yang

menggunakan pembelajaran inkuiri.

5. Refleksi

Pada tahap ini seluruh hasil observasi dan evaluasi direfleksi untuk

mengadakan perbaikan atau peningkatan terhadap kinerja guru yang masih

dalam kriteria cukup. Peneliti menganalisis perbaikan atau peningkatan

yang akan dilaksanakan oleh guru sebagai upaya tindak lanjut dalam siklus
selanjutnya agar pembelajaran berlangsung sesuai dengan pembelajaran

inkuiri.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi digunakanuntuk mengetahui aktivitas guru dan siswa

selama proses pembelajaran berlangsung pembelajaran.

a. Lembar observasi aktivitas guru

Lembar observasi aktivitas guru digunakan untuk mengetahui

aktivitas guru pada saat pembelajaran berlangsung. Dalam tahap ini

aktivitas guru yang diamati antara lain: Guru menyiapkan kelas, Guru

menyampaikan tujuan dan model pembelajaran yang digunakan, Guru

memotiva sisiswa dengan cara menyampaikan kegunaan materi dalam

kehidupan sehari-hari, Guru menyampaikan apresepsi dengan cara

mengingatkan kembali prasyarat pembelajaran, Merumuskan masalah,

Merumuskan hipotesis, Mengumpulkan data, Mengujihi potesis,

Menarik kesimpulan, Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terkait

dengan materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari ini, Guru

mengakhiri pelajaran dengan memberikan salam penutup pada siswa.

b. Lembar observasi aktivitas siswa

Lembar observasi kreativitas siswa ini digunakan untuk

mengamati keaktifan belajar siswa pada saat pembelajaran inkuiri

berlangsung. Adapun hal-hal yang diamati: Memperhatikan penjelasan

dari guru, Menjawab pertanyaan dari guru, Bertanya pada guru saat
menemukan kesulitan. Melaksanakan arahan dari guru, Berkumpul

sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan, Berdiskusi dan

bertukar pendapat dengan teman kelompoknya, Merumuskan jawaban

sementara (hipotesis) dari permasalahan di LKS, Menanggapi hasil

diskusi yang dipresentasikan temannya, Menarik kesimpulan dari hasil

presentasi.

c. Tes kemampuan penalaran matematis

Digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan

penalaran matematika siswa setelah mengikuti pembelajaran

matematika dengan pembelajaran inkuiri. Adapun indikator penalaran

yang akan digunakan adalah:

1) Kemampuan mengajukan dugaan.

2) Kemampuan melakukan manipulasi matematika.

3) Kemampuan menyusun bukti, memberikan alasan/bukti terhadap

kebenaran solusi.

4) Kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan.

5) Memeriksa kesahihan suatu argumen, menemukan pola atau sifat

dari gejala matematis untuk membuat generalisasi.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan

menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan

pendekatan penelitian atau desain yang diambil. Terkait dengan hal itu

maka diperlukan adanya tehnik analisis data.


Analisis data yang digunakan dalam penelitian, yaitu:

1. Observasi

a. Observasi aktivitas guru

Pedoman penskoran untuk skala penilaian dan kriteria

penilaian yang digunakan dengan lembar observasi terhadap

aktivitas guru pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Pedoman Penskoran Aktivitas Guru

Skor 0 Guru tidak melakukan aktivitas


Skor 1 Guru melakukan aktivitas

Rumus untuk menghitung rata-rata aktivitas guru sebagai

berikut:

𝐏𝟏+𝐏𝟐 ∑𝐏
Nilai rata-rata = , dimana P =
𝟐 ∑ 𝐈𝐭𝐞𝐦 𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐢𝐭𝐚𝐬 𝐆𝐮𝐫𝐮

Keterangan :

P = Rata-rata skor tiap pertemuan

P1 = Skor tiap indikator pertemuan 1

P2 = Skor tiap indikator pertemuan 2

∑ P= Jumlah skor tiap pertemuan

Kriteria rata-rata skor aktivitas guru adalah :

0 ≤ 𝑥 < 0,2 : pembelajaran sangat kurang baik

0,2 ≤ 𝑥 < 0,4 : pembelajaran kurang baik


0,4 ≤ 𝑥 < 0,6 : pembelajaran cukup baik

0,6 ≤ 𝑥 < 0,8 : pembelajaran baik

0,8 ≤ 𝑥 ≤ 1 : pembelajaran sangat baik

(Arikunto, 2008)

b. Observasi aktivitas siswa

Penskoran aktivitas siswa adalah sebagai berikut :

Skor 1 : jika siswa melakukan kegiatan sesuai indikator aktivitas

siswa

Skor 0 : jika siswa tidak melakukan kegiatan sesuai indikator

aktivitas siswa

1) Untuk menghitung rata-rata aktivitas siswa pada setiap

indikator digunakan rumus :

P1 + P2
𝑥=
2

Keterangan :

𝑥 = Rata-rata aktivitas siswa pada setiap aspek

P1 = Jumlah skor aktivitas siswa pertemuan pertama pada

siklus

P2 = Jumlah skor aktivitas siswa pertemuan kedua pada siklus

2) Untuk menghitung persentase aktivitas siswa pada siklus

digunakan rumus :

∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓


Persentase = x 100%
∑𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

Kriteria penilaian adalah sebagai berikut :


0% ≤ 𝑥 < 20% : Aktivitas siswa sangat kurang

20% ≤ 𝑥 < 40% : Aktivitas siswa kurang

40% ≤ 𝑥 < 60% : Aktivitas siswa cukup

60% ≤ 𝑥 < 80% : Aktivitas siswa baik

80% ≤ 𝑥 ≤ 100% : Aktivitas siswa sangat baik

c. Tes kemampuan penalaran matematika

Setiap akhir siklus diadakan evaluasi menggunakan tes

untuk mengukur penalaran dan komunikasi matematika siswa.

Hasil tes digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan

penalaran siswa.

Untuk memperoleh persentase rata-rata setiap indikator

kemampuan penalaran matematis siswa, skor tes siklus dianalisis

sebagai berikut,

1) Masing-masing butir soal dikelompokkan sesuai dengan

indikator kemampuan penalaran matematis.

2) Berdasarkan pedoman penskoran, dihitung jumlah skor tiap

indikator selanjutnya dihitung rata-rata dengan rumus sebagai

berikut,

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎


Persentase = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100 %

3) Hasil perhitungan rata-rata kelas di atas dikualifikasikan

dengan ketentuan sebagai berikut,

0% ≤ 𝑥 ≤ 20% : sangat kurang baik

20% < 𝑥 ≤ 40% : kurang baik


40% < 𝑥 ≤ 60% : cukup baik

60% < 𝑥 ≤ 80% : baik

80% < 𝑥 ≤ 100% : sangat baik

Untuk memperoleh rata-rata kemampuan penalaran matematis

siswa, digunakan rumus sebagai berikut,

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎


Rata-rata = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100

Selanjutnya, rata-rata yang diperoleh dikualifikasikan dengan

ketentuan sebagai berikut,

0 ≤ 𝑥 ≤ 20 : sangat kurang baik

20 < 𝑥 ≤ 40 : kurang baik

40 < 𝑥 ≤ 60 : cukup baik

60 < 𝑥 ≤ 80 : baik

80 < 𝑥 ≤ 100 : sangat baik

Untuk mengetahui ketuntasan belajar menggunakan rumus:

n
Persentase (%) = x 100%
N

Keterangan :

n : jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 71

N : jumlah seluruh siswa

(Sudjana, 1990)
G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya

peningkatan kemampuan penalaran siswa yang ditandai dengan

peningkatan rata-rata skor tiap indikator ≥ 61% dengan kriteria baik dan

rata-rata kemampuan penalaran matematika siswa dapat mencapai

nilai ≥ 71 dengan kriteria baik dengan ketuntasan belajarnya ≥ 85%.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus yaitu siklus I, siklus II, dan

siklus III. Setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan, dengan ketentuan

pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 waktu 2 x 40 menit, sedangkan pertemuan

ke-3 waktu 1 x 40 menit. Dua pertemuan digunakan untuk pemberian materi

dan satu pertemuan digunakan untuk tes evaluasi. Adapun hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

a. Hasil perencanaan

Adapun hasil perencanaan yang telah disusun adalah sebagai

berikut:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1 dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2 dengan Pembelajaran Inkuiri.

2) Instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk aktivitas guru

dan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

3) Lembar Kerja Siswa (LKS) 1 dan Lembar Kerja Siswa (LKS) 2

dengan Pembelajaran Inkuiri.

4) Tes Evaluasi sebagai tolak ukur kemampuan penalaran matematis

siklus I.
b. Pelaksanaan tindakan

Dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

yang telah disusun, guru mengajarkan materi Kubus dan Balok

menggunakan pembelajaran inkuiri. Dari hasil pelaksanaan siklus I

dihasilkan :

1) Pertemuan 1

Pada pertemuan pertama, pada tahap awal sebelum

pembelajaran dimulai guru mengucakan salam dan diikuti jawaban

salam oleh seluruh siswa. Kemudian guru mengecek kehadiran siswa

serta menanyakan kabar. Guru menginformasikan kepada siswa

tentang materi pokok yang akan dipelajari pada pertemuan hari ini,

yaitu menggunakkan rumus untuk menghitung luas permukaan

kubus. Guru menginformasikan bahwa pembelajaran yang akan

digunakan dalam pembelajaran adalah dengan pembelajaran inkuiri

kepada para siswa, yaitu siswa akan dibagi dalam kelompok untuk

mendiskusikan masalah yang disajikan dalam LKS 1, siswa

berdiskusi untuk merumuskan jawaban sementara (hipotesis),

mengumpulkan data, menguji hipotesis dengan presentasi, dan

menarik kesimpulan dari hasil diskusi, seluruh siswa memperhatikan

penjelasan guru. Pada awal pembelajaran guru melakukan sesi tanya

jawab dengan siswa, diingatkan tentang luas persegi pada bangun

datar, guru menanyakan kepada seluruh siswa dikelas, “kalian masih

ingat luas persegi?” sebagian siswa dikelas menjawab “masih, Bu”


kemudian guru menanyakan kembali kepada siswa “Coba sebutkan

luas persegi?” siswa menjawab “Luas persegi= s x s” dan guru

menjawab “betul anak-anak”. Guru memperlihatkan kepada seluruh

siswa peraga bentuk kubus sebagai bangun ruang yang akan

dipelajari siswa.

Kemudian guru meminta siswa untuk membentuk kelompok

yang beranggotakan 4-5 siswa tiap kelompok. Setelah siswa duduk

berkumpul dengan anggota kelompoknya masing-masing, kemudian

guru dibantu peneliti membagikan LKS 1 kepada siswa untuk

didiskusikan bersama kelompoknya. Guru kemudian menyampaikan

kepada siswa untuk membaca secara teliti perintah dan informasi

yang terdapat di LKS. Guru meminta siswa berdiskusi untuk

mengidentifikasikan masalah yang disajikan dalam LKS 1 pada

kegiatan A, siswa dihadapkan pada masalah mengenai menemukan

rumus luas permukan kubus. Setiap siswa dianjurkan untuk aktif

selama diskusi berlangsung, siswa tampak sibuk mendiskusikan

masalah yang disajikan di LKS, namun ada juga siswa yang diam

saja dan ada pula yang masih jalan-jalan ke meja kelompok lain.

Setelah waktu untuk mendiskusikan permasalahn LKS 1

kegiatan A selesai, guru meminta beberapa siswa mewakili

kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan

kelas, guru menunjuk kelompok 4 dan kelompok 6 untuk

perwakilannya menyajikan hasil diskusinya di depan kelas. Setelah


siswa menuliskan hasil diskusinya di papan tulis, guru meminta

siswa untuk menjelaskan kepada siswa-siswa lainnya. Guru

menanyakan dan menyuruh kelompok yang tidak maju untuk

mengoreksi pekerjaan kelompok yang presentasi. Kemudian guru

bersama siswa membahas hasil diskusi yang sudah dipresentasikan

oleh dua kelompok, dari permasalahn pada LKS 1 kegiatan A

menemukan rumus luas permukaan kubus didapat kesimpulan

sebagai berikut:

Dari keterangan gambar di atas dapat diketahui untuk mencari luas

permukaan kubus dapat dicari dengan luas jarring-jaring bangun

datar pembentuk bangun ruang kubus. Maka luas kubus = luas 6 x

luas persegi atau L = 6 x s2.

Setelah permasalahan LKS 1 kegiatan A selesai, guru

menginformasikan kepada seluruh siswa untuk selanjutnya

mendiskusikan LKS 1 kegiatan B tentang cara menghitung luas

permukaan kubus serta menyelesaikan permasalahan yang terkait.

Setelah waktu untuk mendiskusikan permasalahn LKS 1 kegiatan B


selesai, guru menunjuk perwakilan kelompok 1 untuk menjawab

nomor 1, perwakilan kelompok 2 untuk menjawab nomor 2,

perwakilan kelompok 3 untuk menjawab nomor 3, dan perwakilan

kelompok 5 untuk menjawab nomor 4. Setelah soal dibahas semua,

guru meminta kepada siswa menanyakan kembali jika ada yang

belum jelas. Pada kegiatan penutup guru memberikan PR pada buku

BSE hal 214 uji kompetensi nomor 1 dan nomer 2, dan meminta

siswa untuk mempelajari materi tentang menemukan volume kubus

di rumah sebagai persiapan menghadapi pelajaran selanjutnya.

Selanjutnya, guru mengucapkan salam pada akhir pertemuan.

2) Pertemuan 2

Pada pertemuan kedua, pada tahap awal sebelum

pembelajaran dimulai guru mengucapkan salam dan guru mengabsen

serta menanyakan kabar. Guru menginformasikan kepada siswa

materi pokok yang akan dipelajari pada pertemuan kali ini, yaitu

menggunakan rumus untuk menghitung volume kubus. Kemudian

guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu setelah proses

pembelajaran diharapkan siswa dapat menggunakan rumus untuk

menghitung volume kubus, seluruh siswa memperhatikan penjelasan

guru. Guru menginformasikan bahwa pembelajaran yang akan

digunakan dalam pembelajaran adalah dengan pembelajaran inkuiri

kepada para siswa, yaitu siswa akan dibagi dalam kelompok untuk

mendiskusikan masalah yang disajikan dalam LKS 2, siswa


berdiskusi untuk merumuskan jawaban sementara (hipotesis),

mengumpulkan data, menguji hipotesis dengan presentasi, dan

menarik kesimpulan dari hasil diskusi, seluruh siswa memperhatikan

penjelasan guru. Kemudian guru menanyakan tugas rumah yang

diberikan pada pertemuan pertama dan menanyakan kepada siswa

adakah yang kesulitan dalam mengerjakan. Guru menunjuk 2 siswa

untuk menuliskan hasil jawabannya dan membahas bersama-sama

dengan siswa.

Kemudian guru bertanya jawab dengan siswa tentang

apersepsi materi volume kubus “ingat anak-anak, siapakah di antara

kalian yang masih ingat ciri-ciri bangun ruang kubus?”,”Apakah

benda-benda di sekeliling kalian yang berbentuk kubus?”, “berapa

liter air yang kalian butuhkan untuk mengisi bak mandi kalian

hingga penuh?”, siswa mencermati dan menjawab pertanyaan yang

diajukan guru tersebut. Selanjutnya guru meminta kepada siswa

untuk menempatkan diri sesuai dengan kelompoknya yang telah

terbentuk pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru dibantu

peneliti membagikan LKS 2 kepada siswa untuk didiskusikan

bersama kelompoknya, dan menyampaikan kepada siswa untuk

membaca secara teliti perintah dan infaormasi yang terdapat di LKS.

Dan guru juga menyediakan alat peraga berupa kubus-kubus

berukuran kecil dan sebuah kubus berukuran besar kepada setiap

kelompok agar membantu siswa menemukan rumus volume kubus.


Guru meminta siswa berdiskusi untuk mengidentifikasikan masalah

yang disajikan dalam LKS 2 pada kegiatan A, siswa dihadapkan

pada masalah mengenai menemukan rumus volume kubus. Guru

menganjurkan kepada siswa untuk selalu aktif dan saling bekerja

sama memecahkan permasalahan saat diskusi berlangsung, siswa

mendengarkan arahan dari guru.

Setelah waktu untuk mendiskusikan permasalahn LKS 2

kegiatan A selesai, guru meminta beberapa siswa mewakili

kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan

kelas, guru menunjuk kelompok 2 dan kelompok 5 untuk

perwakilannya menyajikan hasil diskusinya di depan kelas. Setelah

siswa menuliskan hasil diskusinya di papan tulis, guru meminta

siswa untuk menjelaskan kepada siswa-siswa lainnya. Guru

menanyakan dan menyuruh kelompok yang tidak maju untuk

mengoreksi pekerjaan kelompok yang presentasi. Kemudian guru

bersama siswa membahas hasil diskusi yang sudah dipresentasikan

oleh dua kelompok, dari permasalahn pada LKS 2 kegiatan A

menemukan rumus volume kubus didapat kesimpulan bahwa

Volume kubus besar = jumlah kubus kecil yang memenuhi kubus

besar. Jumlah kubus kecil yang memenuhi kubus besar adalah 8

buah seperti pada gambar di bawah ini:


Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa

Alas kubus besar terdiri atas 2 kubus satuan x 2 kubus satuan = 4

kubus satuan

Tinggi kubus besar = 2 kubus satuan

Jadi banyaknya isi atau volume kubus besar

= alas kubus besar x tinggi kubus besar

= 4 kubus satuan x 2 kubus satuan

= 8 kubus satuan

Kubus satuan tersebut dapat di ganti dengan panjang rusuk kubus.

Sehingga volume kubus besar dengan panjang rusuk 2 kubus

satuan adalah :

Volume kubus = s x s x s = s3

Setelah permasalahan LKS 2 kegiatan A selesai, guru

memberitahu kepada seluruh siswa untuk kembali mendiskusikan

LKS 2 kegiatan B tentang cara menghitung volume kubus serta

menyelesaikan permasalahan yang terkait. Setelah waktu untuk

mendiskusikan permasalahn LKS 2 kegiatan B selesai, guru

menunjuk perwakilan kelompok 5 untuk menjawab nomor 1,


perwakilan kelompok 7 untuk menjawab nomor 2, perwakilan

kelompok 8 untuk menjawab nomor 3, dan perwakilan kelompok 10

untuk menjawab nomor 4. Setelah soal dibahas semua, guru

meminta kepada siswa menanyakan kembali jika ada yang belum

jelas. Pada kegiatan penutup guru memberikan PR pada buku BSE

hal 216 uji kompetensi nomor 1 dan nomer 2, dan meminta siswa

untuk mempelajari materi tentang menemukan luas balok di rumah

sebagai persiapan menghadapi pelajaran selanjutnya. Selanjutnya,

guru mengucapkan salam pada akhir pertemuan.

c. Observasi

Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.

Pengamatan dimaksudkan untuk mengumpulkan data, data yang

dikumpulkan meliputi:

1) Hasil observasi guru dalam melaksanakan pembelajaran

Data ini diperoleh menggunakan lembar observasi guru. Dari

pengamatan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I


Nilai Rata-
No Aktivitas Guru Kriteria
P1 P2 Rata
Pendahuluan
1 Menyiapkan kelas
a. Mengucapkan salam Sangat
1 1 1
Baik
b. Melakukan presensi Sangat
1 1 1
Baik
2 Menyampaikan tujuan dan model
pembelajaran yang digunakan
a. Menyampaikan topik tentang Sangat
1 1 1
materi yang akan dibahas Baik
b. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin 0 1 0,5 Cukup
dicapai
c. Menyampaikan langkah-
langkah yang harus ditempuh
Sangat
siswa selama proses 1 1 1
Baik
pembelajaran dengan
pembelajaran inkuiri
3 Guru memotivasi siswa dengan
cara menyampaikan kegunaan
materi dalam kehidupan sehari-hari
a. Memberikan semangat siswa Sangat
0 0 0
Kurang
b. Menjelaskan manfaat materi Sangat
0 0 0
untuk kehidupan sehari-hari Kurang
4 Guru menyampaikan apresepsi
dengan cara mengingatkan kembali
prasyarat pembelajaran
a. Mengulas pekerjaan rumah
0 1 0,5 Cukup
sebelumnya
b. Menanyakan apakah ada
permasalahan mengenai 0 1 0,5 Cukup
pekerjaan rumah sebelumnya
c. Dengan tanya jawab mengingat
kembali materi yang terkait atau 0 1 0,5 Cukup
yang sebelumnya
Kegiatan Inti
1 Merumuskan masalah
a. Guru membagi siswa dalam
Sangat
kelompok, 1 kelompok terdiri 1 1 1
Baik
dari 4-5 siswa
b. Meminta siswa duduk sesuai Sangat
1 1 1
dengan kelompoknya Baik
c. Guru membagikan LKS pada
Sangat
masing-masing kelompok untuk 1 1 1
Baik
didiskusikan
2 Merumuskan hipotesis
a. Guru meminta siswa berdiskusi
untuk mengidentifikasikan Sangat
1 1 1
masalah yang disajikan dalam Baik
LKS kegiatan A
b. Siswa dibimbing untuk
Sangat
merumuskan jawaban 0 0 0
Kurang
sementara (hipotesis)
c. Guru memberikan kesempatan
pada siswa untuk
Sangat
menyampaikan hipotesis yang 1 1 1
Baik
telah dirumuskan bersama
kelompoknya
d. Guru mengarahkan siswa pada
satu jawaban yang benar setelah Sangat
1 1 1
siswa selesai menyampaikan Baik
hipotesisnya
3 Mengumpulkan data
a. Guru meminta siswa untuk Sangat
1 1 1
melakukan pengumpulan data Baik
dengan mengerjakan soal-soal
di LKS kegiatan B berdasarkan
hipotesis yang telah dibuat
b. Guru memantau jalannya
diskusi dan membimbing
Sangat
kelompok yang mengalami 0 0 0
Kurang
kesulitan dalam mengerjakan
soal
4 Menguji hipotesis
a. Guru meminta beberapa siswa
Sangat
mewakili kelompoknya untuk 1 1 1
Baik
mempresentasikan hasil diskusi
b. Guru meminta siswa lainnya Sangat
0 0 0
menanggapi hasil presentasi Kurang
5 Menarik kesimpulan
a. Guru memberikan penguatan Sangat
1 1 1
tentang hasil presentasi tersebut Baik
b. Siswa dibimbing untuk menarik
Sangat
kesimpulan berdasarkan hasil 0 0 0
Kurang
presentasi
Penutup
1 Siswa diberi kesempatan untuk
bertanya terkait dengan materi yang
telah dipelajari pada pertemuan hari
ini
a. Menanyakan kembali jika Sangat
1 1 1
masih ada yang belum jelas Baik
b. Siswa diberi tugas untuk
Sangat
mempelajari materi yang akan 1 1 1
Baik
dibahas pada pertemuan
berikutnya
c. Guru memberikan PR pada Sangat
1 1 1
buku paket Baik
2 Guru mengakhiri pelajaran dengan
memberikan salam penutup pada
siswa
a. Memberikan pesan moral Sangat
0 0 0
Kurang
b. Mengucapkan salam penutup Sangat
1 1 1
Baik
Jumlah 17 21 19 -

Rata-Rata 0,64 0,75 0,7 Baik

Pada tabel hasil aktivitas guru di atas dapat disimpulkan

bahwa aktivitas guru selama pembelajaran pada siklus I tergolong

dalam kriteria baik.

2) Hasil observasi aktivitas siswa

Data ini diperoleh menggunakan lembar observasi siswa.

Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran pada siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I

Skor Rata-
No Kegiatan Siswa Kriteria
P1 (%) P1 (%) rata (%)
1A. Memperhatikan penjelasan
71,43 76,19 71,81 Baik
dari guru
2B. Menjawab pertanyaan dari
35,41 42,86 39,14 Kurang
guru
3C. Berkumpul sesuai dengan
Sangat
kelompok yang telah 100,00 100,00 100,00
Baik
ditentukan
4D. Berdiskusi dan bertukar
pendapat dengan teman 71,43 78,57 75,00 Baik
kelompoknya
5E. Bertanya pada guru saat
28,57 38,10 33.34 Kurang
menemukan kesulitan
6 Menemukan sendiri
pengetahuan dan 57,14 59,52 58.33 Cukup
ketrampilannya
7F. Merumuskan jawaban
sementara (hipotesis) dari 69,05 71,43 70.24 Baik
permasalahan di LKS
8G. Mampu menarik kesimpulan
42,86 47,62 45.24 Cukup
dari hasil diskusi
Jumlah 476,19 514,29 495,10
Rata-rata 59,52 64,29 61,90 Baik

Pada tabel hasil aktivitas siswa di atas dapat disimpulkan

bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus I

tergolong dalam kriteria baik.


3) Hasil tes siklus I

Hasil tes siklus I dapat dilihat pada tabel berikut,

Tabel 5. Hasil Tes Siklus I Mengenai Kemampuan Penalaran


Matematis Siswa Kelas VIII B

Hasil Tes Siklus Siklus I Kriteria

Nilai Terendah 37,5 Kurang


Nilai Tertinggi 85,4 Sangat Baik
Nilai rata-rata kelas 59,6 Cukup
Persentase ketuntasan 47,62% Belum Tuntas

Berdasarkan hasil observasi di atas terlihat bahwa untuk hasil

tes siklus pada siklus I mengenai kemampuan penalaran matematika

diperoleh persentase ketuntasan belajar 47,62%, dimana dari 42

siswa terdapat 22 siswa yang belum tuntas atau masih dibawah

KKM yaitu 71. Dan dari hasil tes siklus I tersebut dapat diketahui

rata-rata skor tiap indikator seperti table berikut,

Tabel 6. Rata-Rata Skor Tiap Indikator Dari Hasil Tes Siklus I


No. Indikator Persentase Kriteria
1 Kemampuan mengajukan dugaan 74,60 % Baik
2 Kemampuan melakukan 57,34 % Cukup
manipulasi matematika
3 Kemampuan menyusun bukti, 54,76 % Cukup
memberikan alasan/bukti terhadap
kebenaran solusi
4 Kemampuan menarik kesimpulan 51,59 % Cukup
dari pernyataan.
Rata-rata 59,57 % Cukup
Pada tabel rata-rata skor tiap indikator dari hasil tes siklus I

di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor tiap indikator

kemampuan penalaran matematika siswa pada siklus I tergolong

dalam kriteria cukup.

d. Evaluasi

1) Aktivitas guru

Dari hasil observasi guru selama proses pembelajaran pada

pertemuan pertama diperoleh skor rata-rata 0,64 dan mengalami

kenaikan pada pertemuan kedua dengan skor rata-rata 0,75 dan skor

masih dalam kriteria baik.

Karena itulah masih ada beberapa kinerja guru yang perlu

diperbaiki karena selama proses pembelajaran pada siklus I kinerja

guru belum maksimal. Kinerja guru yang memerlukan peningkatan

adalah sebagai berikut:

a) Memberikan semangat siswa. Pada tahap ini guru belum mampu

memberikan semangat kepada siswa yang bertujuan untuk

menambah kemauan dan motivasi siswa dalam menjalankan

pembelajaran.

b) Menjelaskan manfaat materi untuk kehidupan. Pada tahap ini

guru belum menjelaskan manfaat materi yang dapat berguna

dalam menyelesaikan permasalahan hidup sehari-hari.

c) Membimbing siswa untuk merumuskan jawaban sementara. Pada

tahap ini guru belum mampu membimbing siswa dalam


merumuskan jawaban sementara sehingga masih banyak siswa

belum bisa menemukan jawaban permasalahan di LKS.

d) Memantau jalannya diskusi dan membimbing kelompok yang

mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal. Pada tahap ini

guru tidak aktif dalam memantau dan membimbinng kelompok

saat sedang berdiskusi sehingga kelas menjadi tidak kondusif..

e) Meminta siswa lainnya menanggapi hasil diskusi. Pada tahap ini

guru tidak meminta siswa menanggapi hasil diskusi temannya,

sehingga guru yang lebih aktif.

f) Mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan berdasarkan hasil

diskusi. Pada tahap ini penarikan kesimpulan dari hasil diskusi

pada setiap pertemuan masih dilakukan oleh guru, sehingga

siswa belum terlihat pada tahap penarikan kesimpulan.

g) Memberikan pesan moral. Pada tahap ini guru tidak memberikan

pesan moral kepada siswa.

2) Aktivitas siswa

Dari hasil observasi rata-rata aktivitas siswa pada siklus I

adalah 61,90. Dari hasil tersebut, aktivitas siswa terhitung baik.

Meski demikian masih perlu adanya perbaikan dan peningkatan,

diantaranya yaitu indikator menjawab pertanyaan dari guru skor rata-

rata 39,14% dengan kriteria kurang, dimana siswa masih belum

mempunyai keberanian untuk mengungkapkan pendapatnya di depan

teman-temannya. Pada indikator bertanya pada guru saat


menemukan kesulitan skor rata-ratanya 33,34% dengan kriteria

kurang, siswa belum mempunyai keberanian untuk mengungkapkan

gagasan kepada teman sekelompoknya, sehingga diskusi belum

berjalan dengan baik.

Pada indikator menemukan sendiri pengetahuan dan

ketrampilannya skor rata-ratanya 58,33% dengan kriteria cukup,

siswa belum mampu memahami permasalahan yang disajikan dalam

bentuk LKS. Pada indikator mampu menarik kesimpulan dari hasil

diskusi skor rata-ratanya 45,24% dengan kriteria cukup, siswa belum

bisa meyimpulkan hasil diskusi.

3) Tes siklus I kemampuan penalaran matematika siswa

Tes siklus I diadakan untuk mengetahui sejauh mana

peningkatan kemampuan penalaran matematika siswa setelah

mengikuti pembelajaran inkuiri. Tes siklus I diperoleh nilai rata-rata

59,60 dengan ketuntasan belajar 47,62%. Adapun skor rata-rata tiap

indikator sebagai berikut: indikator pertama yaitu kemampuan

mengajukan dugaan mendapat skor rata-rata 74,60%, indikator

kedua yaitu kemampuan melakukan manipulasi matematika

mendapat skor rata-rata 57,34%, indikator ketiga yaitu kemampuan

menyusun bukti, memberikan alasan/bukti terhadap kebenaran solusi

mendapat skor rata-rata 54,76%, dan indikator keempat yaitu

kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan mendapat skor

rata-rata 51,59 %. Namun hasil tersebut belum mencapai indikator


keberhasilan dimana rata-rata skor tiap indikator minimal 61%

dengan kriteria baik dan rata-rata kemampuan penalaran matematika

siswa dapat mencapai nilai minimal 71 dengan ketuntasan belajarnya

85%.

e. Refleksi

Setelah berakhirnya pembelajaran yang dilakukan pada siklus I,

maka diadakan refleksi untuk memperbaiki kekurangan yang ada dengan

mencari solusinya. Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas guru

dalam pembelajaran menggunakan pembelajaran inkuiri diperoleh skor

rata-rata 0,68 dengan kriteria baik, namun masih ada beberapa hal yang

perlu diperbaiki. Upaya yang harus dilakukan untuk siklus selanjutnya

adalah:

1) Guru selalu memantau dan memotivasi siswa untuk aktif kerja

kelompok dalam menyelesaikan masalah yang disajikan di LKS

serta memberikan perhatian yang lebih kepada siswa.

2) Guru harus memberikan dorongan kepada siswa agar berani dan

percaya diri mengeluarkan pendapat dalam berdiskusi, betanya

kepada guru jika menemukan kesulitan.

3) Guru harus memotivasi siswa agar mempunyai inisiatif sendiri

mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas tanpa guru harus

menunjuk kelompok tertentu.


4) Guru menyerahkan sepenuhnya kepada siswa untuk menarik

kesimpulan dari hasil diskusindan akan memberikan bimbingan

sebatas yang diperlukan saja.

2. Pelaksanaan tindakan siklus II didasarkan pada hasil refleksi siklus I,

kegiatan ini menghasilkan:

a. Hasil perencanaan

Adapun hasil perencanaan yang telah disusun adalah sebagai

berikut:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3 dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4 dengan Pembelajaran Inkuiri.

2) Instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk aktivitas guru

dan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

3) Lembar Kerja Siswa (LKS) 3 dan Lembar Kerja Siswa (LKS) 4

dengan Pembelajaran Inkuiri.

4) Tes Evaluasi sebagai tolak ukur kemampuan penalaran matematis

siklus II.

b. Pelaksanaan tindakan

Dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

yang telah disusun, guru mengajarkan materi Kubus dan Balok

menggunakan pembelajaran inkuiri. Dari hasil pelaksanaan siklus II

dihasilkan :
1) Pertemuan 1

Pada pertemuan pertama, pada tahap awal sebelum

pembelajaran dimulai guru mengucapkan salam dan guru mengabsen

serta menanyakan kabar kepada siswa. Guru menginformasikan

kepada siswa materi pokok yang akan dipelajari pada pertemuan

kali ini yaitu menggunakan rumus untuk menghitung luas

permukaan balok. Kemudian guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yaitu setelah proses pembelajaran diharapkan siswa

dapat menggunakan rumus untuk menghitung luas pernukaan balok..

Guru menginformasikan bahwa pembelajaran yang akan digunakan

dalam pembelajaran adalah dengan pembelajaran inkuiri kepada para

siswa, yaitu siswa akan dibagi dalam kelompok untuk

mendiskusikan masalah yang disajikan dalam LKS 3, siswa

berdiskusi untuk merumuskan jawaban sementara (hipotesis),

mengumpulkan data, menguji hipotesis dengan presentasi, dan

menarik kesimpulan dari hasil diskusi, seluruh siswa memperhatikan

penjelasan guru. Kemudian guru menjelaskan kepada siswa tentang

manfaat materi menggunakan rumus untuk menghitung luas

permukaan balok dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dapat

digunakan untuk menghitung luas suatu benda disekitar kita yang

berbentuk balok. Guru menanyakan tugas rumah yang diberikan

pada pertemuan pelajaran sebelumnya dan menanyakan kepada

siswa adakah yang kesulitan dalam mengerjakan. Guru menawarkan


kepada siswa untuk menuliskan hasil pekerjaan rumahnya di depan

kelas, ada beberapa anak yang bersedia mengerjakan, Maya

mengerjakan soal No.1 dan Resti mengerjakan No.2 setelah itu

membahasnya bersama-sama dengan siswa. Kemudian guru

bertanya jawab dengan siswa mengingatkan kembali tentang luas

bangun datar seperti persegi panjang, para siswa menjawab dengan

antusias.

Guru meminta kepada siswa untuk menempatkan diri sesuai

dengan kelompoknya yang telah terbentuk pada pertemuan

sebelumnya. Kemudian guru dibantu peneliti membagikan LKS 3

kepada siswa untuk didiskusikan bersama kelompoknya, dan

menyampaikan kepada siswa untuk membaca secara teliti perintah

dan informasi yang terdapat di LKS. Guru meminta siswa berdiskusi

untuk mengidentifikasikan masalah yang disajikan dalam LKS 3

pada kegiatan A, siswa dihadapkan pada masalah mengenai

menemukan rumus luas balok. Guru menganjurkan kepada siswa

untuk selalu aktif dan saling bekerja sama memecahkan

permasalahan saat diskusi berlangsung, siswa mendengarkan arahan

dari guru.

Setelah waktu untuk mendiskusikan permasalahn LKS 3

kegiatan A selesai, guru bertanya kepada siswa “siapa diantara

kalian yang berani mempresentasikan hasil diskusinya di depan?”

ada beberapa siswa yang menunjuk tangannya, kemudian guru


menunjuk perwakilan kelompok 4 untuk mempresentasikan hasil

diskusinya. Setelah siswa menuliskan hasil diskusinya di papan tulis,

guru meminta siswa tersebut untuk menjelaskan kepada siswa

lainnya, siswa yang lain mendengarkan. Selesai presentasi, guru

meminta siswa lain untuk menanggapi hasil diskusi yang telah

dipresentasikan, namun tidak ada satu pun siswa yang

menanggapinya. Siswa hanya diam, ada yang sibuk menyalin

jawaban di papan tulis, ada yang mengerjakan soal di kegiatan B,

dan ada pula yang mengobrol sendiri. Guru meminta salah satu

siswa untuk memberikan kesimpulan, siswa menyimpulkan bahwa

rumus luas permukaan balok didapat dari luas gabungan sisi-sisinya:

Luas sisi depan = px t


Luas sisi belakang = px t
Luas sisi samping kanan = l x t
Luas sisi samping kiri = l x t
Luas sisi atas = px l
Luas sisi bawah = px l
+

Luas sisi balok = 2( p x t) + 2( l x t) + 2(p x l)

Setelah permasalahan LKS 3 kegiatan A selesai, guru

memberitahu kepada seluruh siswa untuk kembali mendiskusikan

LKS 3 kegiatan B tentang cara menghitung luas permukaan balok

serta menyelesaikan permasalahan yang terkait. Guru berkeliling

kelas memantau jalannya diskusi sambil memotivasi siswa untuk

berani bertanya jika mengalami kesulitan baik pada guru maupun


teman lainnya dan supaya siswa tidak malu-malu dalam

menyampaikan pendapatnya secara lisan. Setelah waktu untuk

mendiskusikan permasalahn LKS 3 kegiatan B selesai, guru

menunjuk kelompok 2, 4, dan 7 untuk mempresentasikan hasil

diskusinya (menuliskan di papan tulis). Guru juga memberikan

semangat kepada kelompok yang ditunjuk untuk maju.

Setelah itu guru membimbing untuk melakukan pengecekan

terhadap hasil presentasi temannya, seluruh siswa mengecek

jawaban. Kemudian guru meminta siswa untuk mengecek hasil

diskusi kelompoknya dan guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengatakan apakah hasil kelompoknya berbeda atau

tidak. Karena ada siswa yang memiliki jawaban berbeda maka guru

memberitahukan kelompok yang memiliki jawaban yang berbeda

untuk membacakan hasil jawabannya (kelompok 1 dan 6).

Kemudian guru mengevaluasi jawaban mana yang benar. Guru

bersama siswa membuat suatu rangkuman dengan cara meminta

siswa tenang dan memperhatikan kedepan, hasilnya yaitu

permasalahan sehari-hari yang berhubungan dengan luas permukaan

balok dapat diselesaikan menggunakan rumus luas permukaan balok

yaitu 2( p x t) + 2( l x t) + 2(p x l).

Setelah soal dibahas semua, guru meminta kepada siswa

menanyakan kembali jika ada yang belum jelas. Pada kegiatan

penutup guru memberikan PR pada buku BSE hal 214 uji


kompetensi 5 nomor 4 dan 5, dan meminta siswa untuk mempelajari

materi tentang menemukan volume balok di rumah sebagai

persiapan menghadapi pelajaran selanjutnya. Pada akhir-akhir

pelajaran guru memberikan pesan moral kepada siswa, guru

mengatakan bahwa dalam belajar kita harus dituntut untuk berlatih

teliti dan sabar dalam menyelesaikan soal matematika, karena sifat

teliti dan sabar ini sangat baik bagi kita dalam menghadapi

permasalahan hidup sehari-hari. Selanjutnya, guru mengucapkan

salam pada akhir pertemuan.

2) Pertemuan 2

Pada pertemuan kedua, pada tahap awal sebelum pembelajaran

dimulai guru mengucapkan salam dan guru mengabsen serta

menanyakan kabar kepada siswa. Guru menginformasikan kepada

siswa materi pokok yang akan dipelajari pada pertemuan ini adalah

menggunakan rumus untuk menghitung volume balok. Kemudian guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu setelah proses pembelajaran

diharapkan siswa dapat menggunakan rumus untuk menghitung

volume balok. Guru menginformasikan bahwa pembelajaran yang akan

digunakan dalam pembelajaran adalah dengan pembelajaran inkuiri

kepada para siswa, yaitu siswa akan dibagi dalam kelompok untuk

mendiskusikan masalah yang disajikan dalam LKS 4, siswa berdiskusi

untuk merumuskan jawaban sementara (hipotesis), mengumpulkan

data, menguji hipotesis dengan presentasi, dan menarik kesimpulan


dari hasil diskusi, seluruh siswa memperhatikan penjelasan guru.

Kemudian guru menjelaskan kepada siswa manfaat mempelajari

menggunakan rumus untuk menghitung volume balok yang bisa

diterapkan dalam meyelesaikan permasalahan dalam sehari-hari,

misalnya dapat mengitung volume maksimal air yang termuat dalam

akuarium atau bak kamar mandi yang berbentuk balok. Guru

menyakan pekerjaan rumah yang diberikan pada pertemuan

sebelumnya dan menanyakan kepada siswa adakah kesulitan dalam

mengerjakan. Ada sejumlah siswa yang bersedia untuk menuliskan

hasilnya di sepan kelas, guru menunjuk Ririn untuk mengerjakan

nomor 1 dan Jepri mengerjakan nomor 2 untuk menuliskan hasilnya di

depan kelas serta menjelaskannya dihadapan siswa yang lain.

Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab

dengan siswa, “Anak-anak, siapa yang masih ingat cara mencari

volume kubus?”, “Atau apakah rumus volume kubus?”, “bagaimana

bentuk kamar mandi kalian? Apakah kalian tahu volume bak mandi

kalian itu?”. Guru meminta kepada siswa untuk menempatkan diri

sesuai dengan kelompoknya yang telah terbentuk Kemudian guru

dibantu peneliti membagikan LKS 4 kepada siswa untuk didiskusikan

bersama kelompoknya. Dan guru juga menyediakan alat peraga berupa

kubus-kubus berukuran kecil kepada setiap kelompok agar membantu

siswa menemukan rumus volume balok. Setelah kelompok semua

sudah menerima LKS, guru meminta siswa berdiskusi untuk


mengidentifikasikan masalah yang disajikan dalam LKS 4 pada

kegiatan A, siswa dihadapkan pada masalah mengenai menemukan

rumus volume balok. Guru menganjurkan kepada siswa untuk selalu

aktif dan saling bekerja sama memecahkan permasalahan saat diskusi

berlangsung, siswa mendengarkan arahan dari guru. Peneliti

berkeliling kelas memantau jalannya diskusi, siswa tampak semangat

membuat bangun balok dari susunan bangun kubus untuk menemukan

rumus volume balok. Peneliti membimbimbing siswa untuk

merumuskan hipotesis yang relevan dengan masalah yang disajikan,

yaitu menemukan rumus volume balok. Guru meminta siswa secara

sukarela untuk menyampaikan hipotesis tentang rumus volume balok

berdasarkan kegiatan di LKS 4 kegiatan A. Siswa tampak ingin

mangacungkan tangannya, tetapi mereka mengurungkan niatnya itu.

Akhirnya perwakilan kelompok 3 menawarkan diri menyampaikan

jawaban awal tentang menemukan rumus volume balok. Siswa

menyebutkan bahwa berdasarkan percobaan penyusunan kubus

menjadi beberapa bentuk bangun balok didapat kesimpulan bahwa dari

beberapa jenis balok, jumlah kubus penyusun bangun balok berbeda-

beda. Kemudian guru meminta kelompok yang mempunyai jawaban

berbeda untuk berani menyampaikan jawabannya. Ada beberapa

kelompok yang menawarkan diri, kemudian guru menunjuk

perwakilan kelompok 8 untuk menyampaikan hipotesisnya. Siswa

menyebutkan bahwa dari kegiatan tersebut didapat kesimpulan bahwa


jumlah kubus penyusun balok didapat dari jumlah perkalian antara

panjang satuan x lebar satuan x tinggi satuan. Kemudian guru

memberikan penguatan terhadap jawaban siswa yang telah

disampaikan.

Setelah permasalahan LKS 4 kegiatan A selesai, guru

memberitahu kepada seluruh siswa untuk kembali mendiskusikan LKS

4 kegiatan B tentang cara menghitung luas permukaan balok serta

menyelesaikan permasalahan yang terkait. Guru berkeliling kelas

memantau jalannya diskusi sambil memotivasi siswa untuk berani

bertanya jika mengalami kesulitan baik pada guru maupun teman

lainnya dan supaya siswa tidak malu-malu dalam menyampaikan

pendapatnya secara lisan. Perwakilan kelompok 7 bertanya kepada

guru tentang bagaimana merubah volume dengan dengan satuan liter,

kemudian guru menjelaskan kepada siswa bahwa 1 dm3 sama artinya

dengan 1 liter.

Setelah waktu untuk mendiskusikan permasalahn LKS 4

kegiatan B selesai, guru meminta 3 kelompok untuk mempresentasikan

hasil jawabannya, hampir semua kelompok mengacungkan jarinya tapi

guru menunjuk kelompok 1, 5, dan 6 untuk mempresentasikan hasil

diskusinya. Kemudian guru membimbing untuk melakukan

pengecekan terhadap hasil presentasi temannya, seluruh siswa

mengecek jawaban. Kemudian guru meminta siswa untuk mengecek

hasil diskusi kelompoknya dan guru memberikan kesempatan kepada


siswa untuk mengatakan apakah hasil kelompoknya berbeda atau tidak.

Karena ada siswa yang memiliki jawaban berbeda maka guru

memberitahukan kelompok yang memiliki jawaban yang berbeda

untuk membacakan hasil jawabannya, kelompok 7 membacakan

jawabannya. Kemudian guru mengevaluasi jawaban mana yang benar.

Guru bersama siswa membuat suatu rangkuman dengan cara meminta

siswa tenang dan memperhatikan kedepan, hasilnya yaitu

permasalahan sehari-hari yang berhubungan dengan volume balok

dapat diselesaikan menggunakan rumus volume balok yaitu p x l x t.

Setelah soal dibahas semua, guru meminta kepada siswa

menanyakan kembali jika ada yang belum jelas. Pada kegiatan penutup

guru memberikan PR pada buku BSE hal 222 nomor 5, dan meminta

siswa untuk mempelajari materi tentang menemukan luas prisma di

rumah sebagai persiapan menghadapi pelajaran selanjutnya. Pada

akhir-akhir pelajaran guru memberikan pesan moral kepada siswa,

guru mengatakan bahwa dalam menyelesaikan permasalahan akan

terasa sulit jika dihadapi sendiri, dan akan terasa mudah jika harus

dihadapi bersama-sama. Selanjutnya, guru mengucapkan salam pada

akhir pertemuan.

c. Observasi

1) Hasil observasi guru dalam melaksanakan pembelajaran

Data ini diperoleh menggunakan lembar observasi guru. Dari

pengamatan diperoleh data sebagai berikut:


Tabel 7. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
Nilai Rata-
No Aktivitas Guru Kriteria
P1 P2 Rata
Pendahuluan
1 Menyiapkan kelas
a. Mengucapkan salam Sangat
1 1 1
Baik
b. Melakukan presensi Sangat
1 1 1
Baik
2 Menyampaikan tujuan dan model
pembelajaran yang digunakan
a. Menyampaikan topik tentang Sangat
1 1 1
materi yang akan dibahas Baik
b. Menyampaikan tujuan
Sangat
pembelajaran yang ingin 1 1 1
Baik
dicapai
c. Menyampaikan langkah-
langkah yang harus ditempuh
Sangat
siswa selama proses 1 1 1
Baik
pembelajaran dengan
pembelajaran inkuiri
3 Guru memotivasi siswa dengan
cara menyampaikan kegunaan
materi dalam kehidupan sehari-hari
a. Memberikan semangat siswa Sangat
0 0 0
Kurang
b. Menjelaskan manfaat materi Sangat
1 1 1
untuk kehidupan sehari-hari Baik
4 Guru menyampaikan apresepsi
dengan cara mengingatkan kembali
prasyarat pembelajaran
a. Mengulas pekerjaan rumah Sangat
1 1 1
sebelumnya Baik
b. Menanyakan apakah ada
Sangat
permasalahan mengenai 1 1 1
Baik
pekerjaan rumah sebelumnya
c. Dengan tanya jawab mengingat
Sangat
kembali materi yang terkait atau 1 1 1
Baik
yang sebelumnya
Kegiatan Inti
1 Merumuskan masalah
a. Guru membagi siswa dalam
Sangat
kelompok, 1 kelompok terdiri 1 1 1
Baik
dari 4-5 siswa
b. Meminta siswa duduk sesuai Sangat
1 1 1
dengan kelompoknya Baik
c. Guru membagikan LKS pada
Sangat
masing-masing kelompok untuk 1 1 1
Baik
didiskusikan
2 Merumuskan hipotesis
a. Guru meminta siswa berdiskusi
untuk mengidentifikasikan Sangat
1 1 1
masalah yang disajikan dalam Baik
LKS kegiatan A
b. Siswa dibimbing untuk
merumuskan jawaban 0 1 0,5 Cukup
sementara (hipotesis)
c. Guru memberikan kesempatan
Sangat
pada siswa untuk 1 1 1
Baik
menyampaikan hipotesis yang
telah dirumuskan bersama
kelompoknya
d. Guru mengarahkan siswa pada
satu jawaban yang benar setelah Sangat
1 1 1
siswa selesai menyampaikan Baik
hipotesisnya
3 Mengumpulkan data
a. Guru meminta siswa untuk
melakukan pengumpulan data
Sangat
dengan mengerjakan soal-soal 1 1 1
Baik
di LKS kegiatan B berdasarkan
hipotesis yang telah dibuat
b. Guru memantau jalannya
diskusi dan membimbing
Sangat
kelompok yang mengalami 1 1 1
Baik
kesulitan dalam mengerjakan
soal
4 Menguji hipotesis
a. Guru meminta beberapa siswa
Sangat
mewakili kelompoknya untuk 1 1 1
Baik
mempresentasikan hasil diskusi
b. Guru meminta siswa lainnya Sangat
1 1 1
menanggapi hasil presentasi Baik
5 Menarik kesimpulan
a. Guru memberikan penguatan Sangat
1 1 1
tentang hasil presentasi tersebut Baik
b. Siswa dibimbing untuk menarik
kesimpulan berdasarkan hasil Sangat
1 1 1
presentasi Baik
Penutup
1 Siswa diberi kesempatan untuk
bertanya terkait dengan materi yang
telah dipelajari pada pertemuan hari
ini
a. Menanyakan kembali jika Sangat
1 1 1
masih ada yang belum jelas Baik
b. Siswa diberi tugas untuk
mempelajari materi yang akan Sangat
1 1 1
dibahas pada pertemuan Baik
berikutnya
c. Guru memberikan PR pada Sangat
1 1 1
buku paket Baik
2 Guru mengakhiri pelajaran dengan
memberikan salam penutup pada
siswa
a. Memberikan pesan moral Sangat
1 1 1
Baik
b. Mengucapkan salam penutup Sangat
1 1 1
Baik
Jumlah 26 27 26,5 -
Sangat
Rata-Rata 0,93 0,96 0,95
Baik

Pada table hasil aktivitas guru di atas dapat disimpulkan

bahwa aktivitas guru selama pembelajaran pada siklus II tergolong

dalam criteria sangat baik.


2) Hasil observasi aktivitas siswa

Data ini diperoleh menggunakan lembar observasi siswa.

Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran pada siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Tabel 8. Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II

Skor Rata-
No Kegiatan Siswa Kriteria
P1 (%) P1 (%) rata (%)
1H. Memperhatikan penjelasan Sangat
88,10 90,48 89,29
dari guru Baik
2I. Menjawab pertanyaan dari
59,52 61,90 60,71 Baik
guru
3J. Berkumpul sesuai dengan
Sangat
kelompok yang telah 100 100 100
Baik
ditentukan
4K. Berdiskusi dan bertukar
Sangat
pendapat dengan teman 90,48 92,86 91,67
Baik
kelompoknya
5L. Bertanya pada guru saat
40,48 59,52 50 Cukup
menemukan kesulitan
6 Menemukan sendiri
pengetahuan dan 61,90 66,67 64,29 Baik
ketrampilannya
7M. Merumuskan jawaban
Sangat
sementara (hipotesis) dari 83,33 85,71 84,52
Baik
permasalahan di LKS
8N. Mampu menarik kesimpulan
69,05 78,57 73,81 Baik
dari hasil diskusi
Jumlah 592,86 635,71 614,29
Rata-rata 74,11 79,46 76,79 Baik
Pada table hasil aktivitas siswa di atas dapat disimpulkan

bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus II

tergolong kriteria baik.

3) Hasil tes siklus II

Hasil tes siklus II dapat dilihat pada table berikut,

Tabel 9. Hasil Tes Siklus II Mengenai Kemampuan Penalaran


Matematis Siswa Kelas VIII B

Hasil Tes Siklus Siklus II Kriteria

Nilai Terendah 50 Cukup Baik


Nilai Tertinggi 87,5 Sangat Baik
Nilai rata-rata kelas 72,07 Baik
Persentase ketuntasan 71,43% Belum Tuntas

Berdasarkan hasil observasi di atas terlihat bahwa untuk hasil

tes siklus pada siklus II mengenai kemampuan penalaran matematika

diperoleh persentase ketuntasan belajar 71,43%, dimana dari 42

siswa terdapat 12 siswa yang belum tuntas atau masih dibawah

KKM yaitu 71. Dan dari hasil tes siklus II tersebut dapat diketahui

rata-rata skor tiap indikator seperti tabel berikut,

Tabel 10. Rata-Rata Skor Tiap Indikator Dari Hasil Tes Siklus II
No. Indikator Persentase Kriteria
1 Kemampuan mengajukan dugaan 76,98 % Baik
2 Kemampuan melakukan 69,44 % Baik
manipulasi matematika
3 Kemampuan menyusun bukti, 71,43 % Baik
memberikan alasan/bukti terhadap
kebenaran solusi
4 Kemampuan menarik kesimpulan 70,44 % Baik
dari pernyataan.
Rata-rata 72,07 % Baik

Pada tabel rata-rata skor tiap indikator dari hasil tes siklus II

di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor tiap indikator

kemampuan penalaran matematika siswa pada siklus I tergolong

dalam kriteria baik.

d. Evaluasi

1) Aktivitas guru

Dari hasil observasi guru selama proses pembelajaran pada

pertemuan pertama diperoleh skor rata-rata 0,93 dan mengalami

kenaikan pada pertemuan kedua dengan skor rata-rata 0,96 dan skor

dalam kriteria sangat baik.

Ada beberapa kinerja guru yang perlu diperbaiki pada proses

pembelajaran pada siklus II. Kinerja guru yang memerlukan

peningkatan adalah:

- Memberikan semangat siswa. Pada tahap ini guru belum mampu

memberikan semangat kepada siswa yang bertujuan untuk

menambah kemauan dan motivasi siswa dalam menjalankan

pembelajaran.
2) Aktivitas siswa

Dari hasil observasi rata-rata aktivitas siswa pada siklus II

adalah 76,79. Dari hasil tersebut, aktivitas siswa terhitung baik.

Meski demikian masih perlu adanya perbaikan dan peningkatan,

yaitu Pada indikator bertanya pada guru saat menemukan kesulitan

skor rata-ratanya 50% dengan kriteria cukup, sebagian siswa belum

mempunyai keberanian untuk mengungkapkan gagasan kepada

teman sekelompoknya, sehingga diskusi belum berjalan dengan baik.

3) Tes siklus II kemampuan penalaran matematika siswa

Tes siklus II diadakan untuk mengetahui sejauh mana

peningkatan kemampuan penalaran matematika siswa setelah

mengikuti pembelajaran inkuiri. Tes siklus II diperoleh nilai rata-rata

72,07 dengan ketuntasan belajar 71,43%. Adapun skor rata-rata tiap

indikator sebagai berikut: indikator pertama yaitu kemampuan

mengajukan dugaan mendapat skor rata-rata 76,98%, indikator

kedua yaitu kemampuan melakukan manipulasi matematika

mendapat skor rata-rata 69,44%, indikator ketiga yaitu kemampuan

menyusun bukti, memberikan alasan/bukti terhadap kebenaran solusi

mendapat skor rata-rata 71,43%, dan indikator keempat yaitu

kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan mendapat skor

rata-rata 70,44%. Namun hasil tersebut belum mencapai indikator

keberhasilan, dimana rata-rata kemampuan penalaran matematika


siswa dapat mencapai nilai minimal 71 dengan ketuntasan belajarnya

85%.

e. Refleksi

Setelah berakhirnya pembelajaran yang dilakukan pada siklus II,

maka diadakan refleksi untuk memperbaiki kekurangan yang ada dengan

mencari solusinya. Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas guru

dalam pembelajaran menggunakan pembelajaran inkuiri diperoleh skor

rata-rata 0,95 dengan kriteria sangat baik, namun masih ada hal yang

perlu diperbaiki. Upaya yang harus dilakukan untuk siklus selanjutnya

adalah:

- Guru harus memberikan motivasi kepada siswa agar siswa

bersemangat dalam melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan dalam

proses pembelajaran

3. Pelaksanaan tindakan siklus III didasarkan pada hasil refleksi siklus II,

kegiatan ini menghasilkan:

a. Hasil perencanaan

Adapun hasil perencanaan yang telah disusun adalah sebagai

berikut:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 5 dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 6 dengan Pembelajaran Inkuiri.

2) Instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk aktivitas guru

dan aktivitas siswa dalam pembelajaran.


3) Lembar Kerja Siswa (LKS) 5 dan Lembar Kerja Siswa (LKS) 6

dengan Pembelajaran Inkuiri.

4) Tes Evaluasi sebagai tolak ukur kemampuan penalaran matematis

siklus III.

b. Pelaksanaan tindakan

Dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

yang telah disusun, guru mengajarkan materi Prisma menggunakan

pembelajaran inkuiri. Dari hasil pelaksanaan siklus III dihasilkan :

1) Pertemuan 1

Pada pertemuan pertama, pada tahap awal sebelum

pembelajaran dimulai guru mengucapkan salam dan guru mengabsen

serta menanyakan kabar kepada siswa. Guru menginformasikan

kepada siswa materi pokok yang akan dipelajari pada pertemuan

kali ini yaitu menggunakan rumus untuk menghitung luas

permukaan prisma, seluruh siswa mendengarkan arahan guru.

Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu setelah

proses pembelajaran diharapkan siswa dapat menggunakan rumus

untuk menghitung luas pernukaan prisma. Guru memberitahu kepada

siswa bahwa pembelajaran yang akan digunakan dalam

pembelajaran adalah dengan pembelajaran inkuiri kepada para siswa,

yaitu siswa akan dibagi dalam kelompok untuk mendiskusikan

masalah yang disajikan dalam LKS 5, siswa berdiskusi untuk

merumuskan jawaban sementara (hipotesis), mengumpulkan data,


menguji hipotesis dengan presentasi, dan menarik kesimpulan dari

hasil diskusi, seluruh siswa memperhatikan arahan guru dengan

seksama.

Guru membangkitkan semangat siswa dengan mengajak

siswa melakukan tepuk 1 dan tepuk 2 secara bersama-sama dengan

penuh semangat. Kemudian guru menjelaskan kepada siswa tentang

keuntungan mempelajari materi menemukan rumus luas permukaan

prisma sehingga dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan prisma. Guru menanyakan tugas rumah yang diberikan pada

pertemuan pelajaran sebelumnya dan menanyakan kepada siswa

adakah yang kesulitan dalam mengerjakan. Guru menanyakan

kepada siswa untuk menyebutkan luas persegi, persegi panjang, dan

segitiga. Guru meminta kepada siswa untuk menempatkan diri sesuai

dengan kelompoknya yang telah terbentuk pada pertemuan

sebelumnya. Kemudian guru dibantu peneliti membagikan LKS 5

kepada siswa untuk didiskusikan bersama kelompoknya, Guru

meminta siswa berdiskusi untuk mengidentifikasikan masalah yang

disajikan dalam LKS 5 pada kegiatan A, siswa dihadapkan pada

masalah mengenai menemukan rumus luas prisma. Kemudian guru

berkeliling kelas memantau diskusi yang sedang berjalan dan

membantu siswa apabila ada yang mengalami kesulitan.

Setelah waktu untuk mendiskusikan permasalahn LKS 5

kegiatan A selesai, guru menawarkan kepada siswa untuk


mempresentasikan hasil kerja diskusinya. Kemudian perwakilan

kelompok 2 menjelaskan hasil temuannya di depan kelas, dengan

menjelaskan bahwa rumus luas permukaan prisma didapat dari

penggabungan luas bangun datar penyusunnya dengan kesimpulan

bahwa Luas Prisma = (2 x luas alas) + (keliling alas x tinggi),

kelompok yang lain tampak memperhatikan jawaban temannya

tesebut. Karena jawabannya benar maka guru memberikan tepuk

tangan yang diikuti oleh seluruh siswa kepada kelompok tersebut.

Setelah permasalahan LKS 5 kegiatan A selesai, guru

memberitahu kepada seluruh siswa untuk kembali mendiskusikan

LKS 5 kegiatan B tentang cara menghitung luas permukaan prisma

serta menyelesaikan permasalahan yang terkait. Guru berkeliling

kelas memantau jalannya diskusi. Kelompok 7 bertanya kepada guru

tentang kesulitan soal pada nomor 2 yaitu siswa lupa dengan rumus

luas bangun belah ketupat, kemudian guru memancing ingatan siswa

dengan memberi petunjuk bahwa luas belah ketupat ada unsur yang

namanya diagonal 1 dan diagonal 2. Kemudian Kelompok 4 juga

bertanya kepada guru tentang kesulitan soal pada nomor 3 yaitu

siswa kebingungan untuk mencari luas bangun datar segienam

beraturan, kemudian guru memberikan pertanyaan tuntunan bahwa

“segienam beraturan terbentuk dari berapa jumlah segitiga?”, siswa

memperhatikan arahan dari guru. Dari arahan guru tersebut siswa


dapat terbantu dalam memecahkan masalah untuk bias menjawab

soal di LKS.

Setelah waktu untuk mendiskusikan permasalahn LKS 5

kegiatan B selesai, guru meminta 4 kelompok untuk

mempresentasikan hasil jawabannya, hampir semua kelompok

mengacungkan jarinya tapi guru menunjuk kelompok 2, 3, 5, dan 6

untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Kemudian guru

membimbing untuk melakukan pengecekan terhadap hasil presentasi

temannya, seluruh siswa mengecek jawaban. Kemudian guru

meminta siswa untuk mengecek hasil diskusi kelompoknya dan guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengatakan apakah

hasil kelompoknya berbeda atau tidak. Karena ada kelompok yang

memiliki jawaban berbeda pada soal nomor 4 maka guru

memberitahukan kelompok yang memiliki jawaban yang berbeda

untuk membacakan hasil jawabannya, kelompok 1 menulis dan

menjelaskan jawabannya di depan kelas. Guru bersama siswa

membandingkan kedua jawaban yang berbeda, dari jawaban yang

pertama diperoleh luas tenda dengan alas dan pada jawaban yang

kedua luas tenda tanpa alas. Dari kedua jawaban itu maka guru

mengambil kesimpulan jawaban yang kedua adalah yang benar

karena yang ditanyakan adalah luas tenda tanpa alas. Kemudian guru

bersama siswa membuat suatu rangkuman dengan cara meminta

siswa tenang dan memperhatikan kedepan, hasilnya yaitu


permasalahan sehari-hari yang berhubungan dengan luas prisma

dapat diselesaikan menggunakan rumus luas prisma yaitu (2 x luas

alas) + (keliling alas x tinggi).

Setelah soal dibahas semua, guru meminta kepada siswa

menanyakan kembali jika ada yang belum jelas. Pada kegiatan penutup

guru memberikan PR pada buku BSE hal 233 Uji Kompetensi 3 nomor

1 a dan b, dan meminta siswa untuk mempelajari materi tentang

menemukan volume prisma di rumah sebagai persiapan menghadapi

pelajaran selanjutnya. Pada akhir-akhir pelajaran guru memberikan

pesan moral kepada siswa, guru mengatakan bahwa “seberuntung-

beruntungnya manusia adalah yang bisa belajar dari kesalahannya dan

menjadi lebih baik lagi di hari esok”. Selanjutnya, guru mengucapkan

salam pada akhir pertemuan.

2) Pertemuan 2

Pada pertemuan kedua, pada tahap awal sebelum

pembelajaran dimulai guru mengucapkan salam dan diikuti jawab

salam dari seluruh siswa. Kemudian guru mengabsen serta

menanyakan kabar kepada siswa. Guru menginformasikan kepada

siswa materi pokok yang akan dipelajari pada pertemuan kali ini

yaitu menggunakan rumus untuk menghitung volume prisma,

seluruh siswa mendengarkan arahan guru. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran yaitu setelah proses pembelajaran diharapkan

siswa dapat menggunakan rumus untuk menghitung volme prisma.


Guru memberitahu kepada siswa bahwa pembelajaran yang akan

digunakan dalam pembelajaran adalah dengan pembelajaran inkuiri

kepada para siswa, yaitu siswa akan dibagi dalam kelompok untuk

mendiskusikan masalah yang disajikan dalam LKS 5, siswa

berdiskusi untuk merumuskan jawaban sementara (hipotesis),

mengumpulkan data, menguji hipotesis dengan presentasi, dan

menarik kesimpulan dari hasil diskusi, seluruh siswa memperhatikan

penjelasan guru.

Guru membangkitkan semangat siswa dengan mengajak

siswa melakukan tepuk 1 dan tepuk 2 secara bersama-sama dengan

penuh semangat. Kemudian guru menjelaskan kepada siswa tentang

keuntungan mempelajari materi menemukan volume prisma

sehingga dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

prisma. Guru menanyakan tugas rumah yang diberikan pada

pertemuan pelajaran sebelumnya dan menanyakan kepada siswa

adakah yang kesulitan dalam mengerjakan. Setelah itu guru

menanyakan kepada siswa untuk menyebutkan volume kubus dan

balok. Guru meminta kepada siswa untuk menempatkan diri sesuai

dengan kelompoknya yang telah terbentuk. Kemudian guru dibantu

peneliti membagikan LKS 5 kepada siswa untuk didiskusikan

bersama kelompoknya, Guru meminta siswa berdiskusi untuk

mengidentifikasikan masalah yang disajikan dalam LKS 6 pada

kegiatan A, siswa dihadapkan pada masalah mengenai menemukan


rumus volume prisma. Kemudian guru berkeliling kelas memantau

diskusi yang sedang berjalan dan membantu siswa apabila ada yang

mengalami kesulitan.

Setelah waktu untuk mendiskusikan permasalahn LKS 6

kegiatan A selesai, guru menawarkan kepada siswa untuk

mempresentasikan hasil kerja diskusinya. Kemudian perwakilan

kelompok 1 menjelaskan hasil temuannya di depan kelas,

berdasarkan pengamatan pada LKS 6 kegiatan A didapat bahwa


1
rumus volume prisma segitiga = 2 volume balok., atau dengan kata

lain volume prisma = luas alas x tinggi. Karena jawabannya benar

maka guru memberikan tepuk tangan yang diikuti oleh seluruh siswa

kepada kelompok tersebut.

Setelah permasalahan LKS 6 kegiatan A selesai, guru

memberitahu kepada seluruh siswa untuk kembali mendiskusikan

LKS 6 kegiatan B tentang cara menghitung volume prisma serta

menyelesaikan permasalahan yang terkait. Guru berkeliling kelas

memantau jalannya diskusi, kelompok 1, 4, dan 5 menanyakan

kepada guru tentang mencari tinggi trapesium unutuk menentukan

luas alas trapesium, kemudian guru memberikan pertanyaan

tuntunan untuk membantu siswa bahwa “tinggi trapesium dapat

dicari dengan memanfaatkan teorema pythagoras”, siswa

memperhatikan guru.
Setelah waktu untuk mendiskusikan permasalahan LKS

kegiatan B selesai, guru meminta 2 kelompok untuk

mempresentasikan hasil jawabannya, hampir semua kelompok

mengacungkan jarinya tapi guru menunjuk kelompok 2 dan 5 untuk

mempresentasikan hasil diskusinya. Kemudian guru membimbing

untuk melakukan pengecekan terhadap hasil presentasi temannya,

seluruh siswa mengecek jawaban. Kemudian guru meminta siswa

untuk mengecek hasil diskusi kelompoknya dan guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengatakan apakah hasil

kelompoknya berbeda atau tidak. Karena tidak ada yang mempunyai

jawaban berbeda, guru bersama siswa membahas bersama-sama

jawaban tersebut.

Kemudian guru bersama siswa membuat suatu rangkuman

dengan cara meminta siswa tenang dan memperhatikan kedepan,

hasilnya yaitu permasalahan sehari-hari yang berhubungan dengan

volume prisma dapat diselesaikan menggunakan rumus luas prisma

yaitu luas alas x tinggi.

Setelah soal dibahas semua, guru meminta kepada siswa

menanyakan kembali jika ada yang belum jelas. Pada kegiatan penutup

guru memberikan PR pada buku BSE hal 240 Uji Kompetensi 5 nomor

1,dan meminta siswa untuk mempelajari kembali di rumah materi luas

dan volume prisma guna menghadapi tes evalusi III pada pertemuan

selanjutnya. Pada akhir-akhir pelajaran guru memberikan pesan moral


kepada siswa, “sebaik-baik manusia adalah orang yang paling

bermanfaat bagi orang lain”. Selanjutnya, guru mengucapkan salam

pada akhir pertemuan.

c. Observasi

1) Hasil observasi guru dalam melaksanakan pembelajaran

Data ini diperoleh menggunakan lembar observasi guru. Dari

pengamatan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 11. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus III


Nilai Rata-
No Aktivitas Guru Kriteria
P1 P2 Rata
Pendahuluan
1 Menyiapkan kelas
a. Mengucapkan salam Sangat
1 1 1
Baik
b. Melakukan presensi Sangat
1 1 1
Baik
2 Menyampaikan tujuan dan model
pembelajaran yang digunakan
a. Menyampaikan topik tentang Sangat
1 1 1
materi yang akan dibahas Baik
b. Menyampaikan tujuan
Sangat
pembelajaran yang ingin 1 1 1
Baik
dicapai
c. Menyampaikan langkah-
langkah yang harus ditempuh
Sangat
siswa selama proses 1 1 1
Baik
pembelajaran dengan
pembelajaran inkuiri
3 Guru memotivasi siswa dengan
cara menyampaikan kegunaan
materi dalam kehidupan sehari-hari
a. Memberikan semangat siswa Sangat
1 1 1
Baik
b. Menjelaskan manfaat materi Sangat
1 1 1
untuk kehidupan sehari-hari Baik
4 Guru menyampaikan apresepsi
dengan cara mengingatkan kembali
prasyarat pembelajaran
a. Mengulas pekerjaan rumah Sangat
1 1 1
sebelumnya Baik
b. Menanyakan apakah ada
Sangat
permasalahan mengenai 1 1 1
Baik
pekerjaan rumah sebelumnya
c. Dengan tanya jawab mengingat
Sangat
kembali materi yang terkait atau 1 1 1
Baik
yang sebelumnya
Kegiatan Inti
1 Merumuskan masalah
a. Guru membagi siswa dalam
Sangat
kelompok, 1 kelompok terdiri 1 1 1
Baik
dari 4-5 siswa
b. Meminta siswa duduk sesuai Sangat
1 1 1
dengan kelompoknya Baik
c. Guru membagikan LKS pada
Sangat
masing-masing kelompok untuk 1 1 1
Baik
didiskusikan
2 Merumuskan hipotesis
a. Guru meminta siswa berdiskusi 1 1 1 Sangat
untuk mengidentifikasikan Baik
masalah yang disajikan dalam
LKS kegiatan A
b. Siswa dibimbing untuk
Sangat
merumuskan jawaban 1 1 1
Baik
sementara (hipotesis)
c. Guru memberikan kesempatan
pada siswa untuk
Sangat
menyampaikan hipotesis yang 1 1 1
Baik
telah dirumuskan bersama
kelompoknya
d. Guru mengarahkan siswa pada
satu jawaban yang benar setelah Sangat
1 1 1
siswa selesai menyampaikan Baik
hipotesisnya
3 Mengumpulkan data
a. Guru meminta siswa untuk
melakukan pengumpulan data
Sangat
dengan mengerjakan soal-soal 1 1 1
Baik
di LKS kegiatan B berdasarkan
hipotesis yang telah dibuat
b. Guru memantau jalannya
diskusi dan membimbing
Sangat
kelompok yang mengalami 1 1 1
Baik
kesulitan dalam mengerjakan
soal
4 Menguji hipotesis
a. Guru meminta beberapa siswa
Sangat
mewakili kelompoknya untuk 1 1 1
Baik
mempresentasikan hasil diskusi
b. Guru meminta siswa lainnya Sangat
1 1 1
menanggapi hasil presentasi Baik
5 Menarik kesimpulan
a. Guru memberikan penguatan Sangat
1 1 1
tentang hasil presentasi tersebut Baik
b. Siswa dibimbing untuk menarik
kesimpulan berdasarkan hasil Sangat
1 1 1
presentasi Baik

Penutup
1 Siswa diberi kesempatan untuk
bertanya terkait dengan materi yang
telah dipelajari pada pertemuan hari
ini
a. Menanyakan kembali jika Sangat
1 1 1
masih ada yang belum jelas Baik
b. Siswa diberi tugas untuk
mempelajari materi yang akan Sangat
1 1 1
dibahas pada pertemuan Baik
berikutnya
c. Guru memberikan PR pada Sangat
1 1 1
buku paket Baik
2 Guru mengakhiri pelajaran dengan
memberikan salam penutup pada
siswa
a. Memberikan pesan moral Sangat
1 1 1
Baik
b. Mengucapkan salam penutup Sangat
1 1 1
Baik
Jumlah 28 28 28 -
Sangat
Rata-Rata 1 1 1
Baik

Pada tabel hasil aktivitas guru di atas dapat disimpulkan

bahwa aktivitas guru selama pembelajaran pada siklus II tergolong

dalam kriteria sangat baik.

2) Hasil observasi aktivitas siswa

Data ini diperoleh menggunakan lembar observasi siswa.

Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran pada siklus III dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Tabel 12. Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus III

Skor Rata-
No Kegiatan Siswa Kriteria
P1 (%) P1 (%) rata (%)
1O. Memperhatikan penjelasan Sangat
92,86 95,24 94,05
dari guru Baik
2P. Menjawab pertanyaan dari
64,29 69,05 66,67 Baik
guru
3Q. Berkumpul sesuai dengan
Sangat
kelompok yang telah 100 100 100
Baik
ditentukan
4R. Berdiskusi dan bertukar
Sangat
pendapat dengan teman 90,48 95,24 92,86
Baik
kelompoknya
5S. Bertanya pada guru saat
57,14 66,67 61,90 Baik
menemukan kesulitan
6 Menemukan sendiri
71,43 76,19 73,81 Baik
pengetahuan dan
ketrampilannya
7T. Merumuskan jawaban
Sangat
sementara (hipotesis) dari 85,71 85,71 85,71
Baik
permasalahan di LKS
8U. Mampu menarik kesimpulan
80,95 83,33 82,14 Baik
dari hasil diskusi
Jumlah 642,86 671,43 657,14
Sangat
Rata-rata 80,36 83,93 82,14
Baik

Pada table hasil aktivitas siswa di atas dapat disimpulkan

bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus III

tergolong kriteria sangat baik

3) Hasil tes siklus III

Hasil tes siklus III dapat dilihat pada table berikut,

Tabel 13. Hasil Tes Siklus III Mengenai Kemampuan Penalaran


Matematis Siswa Kelas VIII B

Hasil Tes Siklus Siklus III Kriteria

Nilai Terendah 54,2 Cukup Baik


Nilai Tertinggi 91,7 Sangat Baik
Nilai rata-rata kelas 75,7 Baik
Persentase ketuntasan 88,10% Tuntas

Berdasarkan hasil observasi di atas terlihat bahwa untuk hasil

tes siklus pada siklus III mengenai kemampuan penalaran

matematika diperoleh persentase ketuntasan belajar 88,10%, dimana

dari 42 siswa terdapat 5 siswa yang belum tuntas atau masih

dibawah KKM yaitu 71. Dan dari hasil tes siklus III tersebut dapat

diketahui rata-rata skor tiap indikator seperti tabel berikut,

Tabel 14. Rata-Rata Skor Tiap Indikator Dari Hasil Tes Siklus III
No. Indikator Persentase Kriteria
1 Kemampuan mengajukan dugaan 78,17 % Baik
2 Kemampuan melakukan 75,6 % Baik
manipulasi matematika
3 Kemampuan menyusun bukti, 74,01 % Baik
memberikan alasan/bukti terhadap
kebenaran solusi
4 Kemampuan menarik kesimpulan 75 % Baik
dari pernyataan.
Rata-rata 75,7 % Baik

Pada tabel rata-rata skor tiap indikator dari hasil tes siklus III

di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor tiap indikator

kemampuan penalaran matematika siswa pada siklus I tergolong

dalam kriteria baik.

d. Evaluasi
Dari observasi aktivitas guru selama proses pembelajaran pada

siklus III pertemuan pertama diperoleh skor rata-rata 1 dan pada

pertemuan kedua skor rata-rata 1 dimana artinya kinerja guru sudah

termasuk dalam kriteria sangat baik.

Dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus III pada

pertemuan pertama diperoleh skorrata-rata 80,36 dan mengalami

kenaikan pada pertemuan kedua dengan skor rata-rata 83,93. Jadi skor

rata-rata pada siklus III adalah 82,14 dimana artinya aktivitas siswa

dalam kriteria sangat baik.

Tes siklus III diperoleh nilai rata-rata 75,7 dengan ketuntasan

belajar 88,10%. Adapun skor rata-rata tiap indikator sebagai berikut:

indikator pertama yaitu kemampuan mengajukan dugaan mendapat skor

rata-rata 78,17%, indikator kedua yaitu kemampuan melakukan

manipulasi matematika mendapat skor rata-rata 75,6%, indikator ketiga

yaitu kemampuan menyusun bukti, memberikan alasan/bukti terhadap

kebenaran solusi mendapat skor rata-rata 74,01%, dan indikator keempat

yaitu kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan mendapat skor

rata-rata 75%. Jika dibandingkan dengan siklus II, maka hasil penelitian

pada siklus III mengalami kenaikan dan sudah mencapai indicator

keberhasilan yaitu rata-rata kemampuan penalaran matematika siswa

dapat mencapai nilai minimal 71 dengan ketuntasan belajarnya 85%.

Dari hasil evalusai tersebut maka penelitian ini dianggap cukup.

B. Pembahasan
Hasil penelitian dari pelaksanaan siklus I sampai dengan siklus III

adalah sebagai berikut:

1. Observasi aktivitas guru

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa aktivitas guru selama

proses pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I sampai dengan

siklus III. Hal ini dikarenakan guru selalu berupaya untuk memperbaiki

kelemahan untuk meningkatkan kinerjanya demi keberhasilan peserta

didik. Dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 15. Hasil observasi aktivitas guru


Siklus Rata-rata Kriteria
I 0,7 Baik
II 0,95 Sangat baik
III 1 Sangat baik

Pada siklus I skor rata-rata aktivitas guru sebesar 0,7 dengan

kriteria baik, pada siklus II skor rata-rata aktivitas guru sebesar 0,95

dengan kriteria sangat baik, dan pada siklus III skor rata-rata aktivitas

guru sebesar 1 dengan kriteria sangat baik. Hasil perolehan skor rata-rata

aktivitas guru melalui pembelajaran inkuiri dapat disajikan dalam gambar

berikut:
Rata-rata Observasi Aktivitas Guru

1
0.9
0.8
0.7
skor 0.6
0.5 0.95 1
0.4 0.7
0.3
0.2
0.1
0
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
Rata-rata 0.7 0.95 1

Gambar 2. Rata-rata Observasi Aktivitas Guru

Pada gambar di atas, aktivitas guru melalui pembelajaran inkuiri

dari siklus I sampai dengan siklus III mengalami peningkatan. Hal ini

disebabkan karena guru sudah terbiasa mengkondisikan siswa terlebih

dahulu agar siap mengikuti pelajaran dan untuk melakukan diskusi serta

guru mempunyai kinerja yang meningkat dalam pembelajaran. Guru selalu

membimbing siswa agar siswa aktif dalam pembelajaran, membimbing

siswa dalam menyelesaikan LKS, menunjuk kelompok untuk presentasi

dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, melakukan

tanya jawab tentang hal yang belum dipahami siswa, dan membimbing

siswa dalam menyimpulkan materi. Kemudian guru sudah mampu

mengatur waktu secara efisien yang digunakan dalam pembelajaran

inkuiri, hal ini dikarenakan guru telah melakukan persiapan yang baik.

2. Observasi Aktivitas Siswa

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa aktivitas siswa mengalami

peningkatan dari siklus I sampai dengan siklus III. Hasil aktivitas siswa
kelas VIII B SMP Diponegoro 10 Pekuncen dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 16. Hasil observasi aktivitas siswa


Siklus I Siklus II Siklus III
No Aktivitas Siswa
(%) (%) (%)
V. Memperhatikan penjelasan dari
1 71,81 89,29 94,05
guru
W.
2 Menjawab pertanyaan dari guru 39,14 60,71 66,67
X. Berkumpul sesuai dengan
3 100,00 100 100
kelompok yang telah ditentukan
Y. Berdiskusi dan bertukar pendapat
4 75,00 91,67 92,86
dengan teman kelompoknya
Z. Bertanya pada guru saat
5 33.34 50 61,90
menemukan kesulitan
Menemukan sendiri pengetahuan
6 58.33 64,29 73,81
dan ketrampilannya
AA. Merumuskan jawaban sementara
7 (hipotesis) dari permasalahan di 70.24 84,52 85,71
LKS
BB. Mampu menarik kesimpulan dari
8 45.24 73,81 82,14
hasil diskusi
Jumlah 495,10 614,29 657,14
Rata-rata 61,90 76,79 82,14

Pada siklus I skor rata-rata aktivitas siswa sebesar 61,90% dengan

kriteria baik, pada siklus II skor rata-rata aktivitas siswa sebesar 76,79%

dengan kriteria baik, dan Pada siklus III skor rata-rata aktivitas siswa

sebesar 82,14% dengan kriteria sangat baik, hasil perolehan skor rata-rata
aktivitas siswa melalui pembelajaran inkuiri dapat disajikan dalam gambar

berikut:

100
90
80
70
60 Siklus 1
50 Siklus 2
40
Siklus 3
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8

Gambar 3. Peningkatan Aktivitas Siswa Kelas VIII B SMP Diponegoro 10


Pekuncen

3. Hasi Tes Siklus Siswa

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa hasil tes siklus mengenai

penalaran matematis siswa selama proses pembelajaran mengalami

peningkatan dari siklus I sampai dengan siklus III. Hal ini membuktikan

bahwa pembelajaran inkuiri mampu meningkatkan penalaran matematis

siswa. Hasil tes siklus mengenai penalaran matematis siswa dapat dilihat

pada table berikut:

Tabel 17. Hasil Tes Siklus Siswa

Hasil Tes Siklus Siklus I Siklus II Siklus III


Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen
Siswa tase Siswa tase Siswa Tase
Nilai < 71 22 52,38% 12 28,57% 5 11,90%
Nilai ≥ 71 40 47,62% 30 71,43% 37 88,10%
Nilai rata-rata 59,6 72,07 75,7

Dan dari hasil tes siklus I sampai dengan siklus III tersebut dapat

diketahui rata-rata skor tiap indikator :

1) Kemampuan mengajukan dugaan. Hasil perolehan skor rata-rata pada

indikator ini disajikan dalam gambar berikut:

Indikator 1
100
90
80
70 76.98 78.17
74.6 Skor rata-rata
60
50
40
Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar 4 . Grafik skor rata-rata indikator 1

Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata

indikator pertama dari siklus I ke siklus II, siklus II ke siklus III

mengalami kenaikan, yaitu dari rata-rata skor 74,6% ke 76,98%,

dan dari 76,98% menjadi 78,17%.

2) Kemampuan melakukan manipulasi matematika. Hasil perolehan skor

rata-rata pada indikator ini disajikan dalam gambar berikut:


Indikator 2
100
90
80
70 75.6
69.44 Skor rata-rata
60
50 57.34
40
Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar 5 . Grafik skor rata-rata indikator 2

Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata indikator

kedua dari siklus I ke siklus II, siklus II ke siklus III mengalami

kenaikan, yaitu dari rata-rata skor 57,34% ke 69,44%, dan dari 69,44%

menjadi 75,6%.

3) Kemampuan menyusun bukti, memberikan alasan/bukti terhadap

kebenaran solusi. Hasil perolehan skor rata-rata pada indikator ini

disajikan dalam gambar berikut:

Indikator 3
100
90
80
70 71.43 74.01 Skor rata-rata
60
50 54.76
40
Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar 6 . Grafik skor rata-rata indikator 3

Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata indikator

ketiga dari siklus I ke siklus II, siklus II ke siklus III mengalami


kenaikan, yaitu dari rata-rata skor 54,76% ke 71,43%, dan dari 71,43%

menjadi 74,01%.

4) Kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan. Hasil perolehan

skor rata-rata pada indikator ini disajikan dalam gambar berikut:

Indikator 4
100
90
80
70 75
70.44 Skor rata-rata
60
50
51.59
40
Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar 7 . Grafik skor rata-rata indikator 4

Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata

indikator keempat dari siklus I ke siklus II, siklus II ke siklus III

mengalami kenaikan, yaitu dari rata-rata skor 51,59% ke 70,44%,

dan dari 70,44% menjadi 75%.

Secara keseluruhan siswa sudah semakin dapat menyesuaikan diri

dengan pembelajaran inkuiri, hal tersebut terlihat dari akumulasi skor rata-rata

indikator penalaran matematis siswa yang selalu meningkat di tiap siklusnya,

yang menggambarkan bahwa siswa lebih bersemangat untuk belajar

matematika.

Hal ini dikarenakan siswa sudah terbiasa menemui pembelajaran yang

dilaksanakan, siswa diberi banyak kesempatan untuk lebih aktif dalam proses

pembelajaran. Dalam hal ini siswa sudah dapat menyesuaikan diri dengan
pembelajaran yang digunakan oleh guru serta sikap siswa yang bersedia

bekerja sama selama proses pembelajaran dengan mengikuti pelajaran dengan

baik.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

inkuiri dapat meningkatkan penalaran matematis siswa kelas VIII B SMP

Diponegoro 10 Pekuncen pada pokok bahasan kubus, balok dan prisma.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika

siswa kelas VIII B SMP Diponegoro 10 Pekuncen. Hal ini dibuktikan

dengan peningkatan aktivitas siswa dari siklus I sampai dengan siklus III.

Skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus I 61,90% dengan kriteria baik,

skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus II 76,79% dengan kriteria baik,

dan skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus III 82,14% dengan kriteria

sangat baik.

2. Pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan penalaran matematis siswa kelas

VIII B SMP Diponegoro 10 Pekuncen khususnya pada pokok bahasan

kubus, balok,dan prisma. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata nilai siswa

pada tes siklus I yaitu 59,6 dengan ketuntasan belajar 47,62%, rata-rata

nilai siswa pada tes siklus II yaitu 72,07 dengan ketuntasan belajar

71,43%, dan rata-rata nilai siswa pada tes siklus III yaitu 75,7 dengan

ketuntasan belajar 88,10%.

B. Saran
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas VIII

B SMP Diponegoro 10 Pekuncen, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai

berikut :

1. Pembelajaran inkuiri dapat digunakan sebagai salah satu alternatif

pembelajaran untuk meningkatkan penalaran matematis siswa.

2. Perlunya mengoptimalkan waktu dalam prose pembelajaran menggunakan

pembelajaran inkuiri.

3. Perlunya interaksi yang lebih terhadap siswa agar dalam pembelajaran

tercipta suasana yang menyenangkan.

4. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lanjutan

pada waktu mendatang.

Anda mungkin juga menyukai